Chapter 41 - Di Culik Lagi ? (1)

Hari kamis malam setelah memeras keringat bersama, mereka berbaring tanpa busana. Marco memeluk pinggang istrinya dengan erat, sambil sesekali mencium tengkuknya.

"besok malam ulang tahun nenek, mereka membuat acara keluarga di hotel, hanya makan malam bersama sih, jadi apa kamu bisa datang" tanya Chloe

Marco mencium puncak kepala istrinya "aku akan kembali dengan penerbangan jam lima sore"

"oke, aku akan menjemputmu di bandara, setelah itu kita langsung ke hotel"

"hhmmm..." gumam Marco.

πŸ’žπŸ’žπŸ’žπŸ’žπŸ’ž

Seharusnya hari ini Chloe masuk sore, tapi karna di malam hari ada acara keluarga jadinya Chloe tukar shift dengan Willy.

Chloe selesai menggambar dinding dan naik ke lantai dua untuk mengganti bajunya, dia berpapasan dengan Sam di tangga

"Chloe...kamu sakit ?"

"tidak"

"kamu terlihat pucat" jelas Sam

Chloe cuma menjawab dengan "oh" lalu dia melanjutkan langkah menaiki anak tangga menuju lantai dua.

Chloe baru duduk di balik kemudi, ponselnya berdering

"hallo"

"sayang, aku sudah di pesawat, apa kamu masih di toko ?" tanya Marco

"oke, hati-hati berkendara, jangan ngebut" peringat Marco

"hhmm..." gumam Chloe lalu mengakhiri panggilan.

πŸ’žπŸ’žπŸ’žπŸ’žπŸ’ž

Marco keluar dari pintu kedatangan domestik dan mengedarkan pandangan mencari keberadaan istri mungilnya, tapi dia tidak menemukannya.

Marco melihat jam tangannya, tepat satu jam setelah Chloe berangkat. Berdasarkan cara istrinya yang tidak sabaran saat mengendarai mobil, seharusnya dia sudah sampai di bandara beberapa menit yang lalu, tapi mengapa setelah lima menit menunggu di luar pintu kedatangan wajah mungil istrinya belum juga kelihatan.

Marco mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan menelpon Chloe. Terdengar nada dering menunjukkan bahwa panggilan tersambung, namun setelah beberapa kali panggilan tidak ada jawaban.

Marco mengerutkan kening dan menyalakan program GPS di ponsel untuk mengecek keberadaan istrinya.

Kerutan di kening Marco makin ketat saat melihat keberadaan istrinya bukan di bandara, tapi bergerak di jalan menjauhi bandara.

Perasaan Marco langsung tidak nyaman, firasat buruk terlintas di kepalanya. Tapi Marco berusaha menjaga hatinya tenang untuk bisa tetap berpikir secara rasional.

Marco naik taksi dan kembali menelpon Chloe tapi kali ini terdengar pemberitahuan bahwa ponselnya tidak aktif. Marco kembali mengecek posisi Chloe tapi sudah hilang, menunjukkan ponselnya benar-benar mati.

Perasaan Marco makin tidak nyaman, sama seperti terakhir kali Chloe di culik, mengapa setiap kali di keluar kota selalu ada sesuatu yang tidak menyenangkan yang terjadi pada Chloe ?.

Namun kali ini Marco langsung menghubungi om Jerry. Untung om Jerry masih ada di kantornya, jadi Marco memberitahu bahwa dia akan ke sana secepatnya.

Dalam perjalanan ke kantor polisi Marco memanggil Stefan.

"yo....ada apa ?" sapa Stefan

"Willy bisa handle toko kan ?"

"hhmmm.....kamu mau mengajakku ke mana ? bukannya kamu mau pergi ke ulang tahun nenek Margono ?" tanya Stefan heran

"pergi ke kantornya om Jerry sekarang ! kita ketemu di sana ?" Marco mengabaikan pertanyaan Stefan dan memberikan perintah seperti kaisar.

"apa yang terjadi ?" tanya Stefan curiga, tapi Marco tidak menjawab, dia mematikan telpon.

Stefan menatap ponselnya sebentar, lalu bergegas menuruni tangga.

Stefan sampai di pintu kantor polisi bersamaan dengan Marco.

"apa yang terjadi ?.....hei.....bukankah Chloe menjemputmu ? mana dia ?" Stefan mencerca Marco dengan banyak pertanyaan, tapi Marco tidak menjawab.

Sekretaris om Jerry sudah menunggu mereka dan membawanya ke kantornya.

"Sore om" sapa Marco begitu dia masuk ruangan.

"Sore" balas om Jerry.

Marco dan Stefan masuk dan duduk di depan om Jerry, sekretaris om Jerry keluar sambil menutup pintu.

"apa situasinya ?" tanya om Jerry sambil menatap tajam ponakannya.

"om, maaf saya harus merepotkan om, saya membutuhkan sumber daya kepolisian, tapi saya tidak bis melapor secara resmi" jawab Marco tanpa basa basi seperti biasa.

"untuk apa ?"

"istriku di culik !"

"hah ?" Stefan terperangah "bagaimana bisa ?, bukannya dia menjemputmu di bandara ?"

"kapan dia di culik ?" om Jerry masih menatap Marco tanpa gejolak emosi apa pun

"beberapa jam yang lalu"

"apa kamu yakin dia hilang ?" Marco mengangguk. "apa ada buktinya ?"

"itulah alasannya saya mencari om, untuk mendapatkan buktinya" Marco mengeluarkan laptopnya dan mengklik layar yang sudah dalam ke adaan stanby

Di layar laptop tampak rekaman gambar di sebuah mobil BMW baru saja masuk ke lapangan parkir bandara, setelah mobil berhenti dan terparkir tampak Chloe keluar dari mobil dan mengunci pintu, ketika dia berbalik seorang pria mengenakan celana dan jaket hitam, dan topi hitam menyergap dan membiusnya.

Sama sekali tidak ada perlawanan, dalam hitungan detik Chloe lemas dan di masuk ke dalam mobil yang sudah menunggu di belakang mereka.

Lalu mobil keluar dari tempat parkir dan pergi meninggalkan bandara.

Marco mempercepat rekaman dan memulai lagi saat mobil masuk ke dalam kompleks perumahan.

"eh....bukannya ini perumahan tempat kalian ?" gumam Stefan, Marco mengangguk.

Mereka mengawasi mobil itu kembali. Memang mobil masuk ke kompleks perumahan mereka tapi dia berbelok di dua blok sebelum blok rumah Marco.

Mobil berhenti di depan sebuah rumah besar yang tampak seram dan tak berpenghuni, tiga orang keluar dari mobil, salah satu dari mereka memanggul Chloe yang masih tidak sadar dan membawanya masuk ke dalam rumah.

"bagaimana kamu bisa mendapatkan semua rekaman ini ?" tanya om Jerry curiga.

"saya memakai google satelit, karna tidak ada kamera cctv di parkiran bandara"

Om Jerry mengambil topinya di atas meja dan memakainya "oke kita sergap mereka, om akan pergi bersama kalian.

Mereka mengikuti om Jerry keluar dari ruangan. Om Jerry memerintahkan lima personil polisi untuk pergi bersama mereka.

πŸ’žπŸ’žπŸ’žπŸ’žπŸ’ž

Chloe membuka matanya pelan-pelan dan menyesuaikan dengan cahaya di ruangan. Chloe berniat untuk duduk tapi dia mendapati tangan dan kakinya terikat, dia terbaring meringkuk di lantai yang berdebu.

Dengan mata terpicing Chloe mengamati ruangan dengan pencahayaan remang-remang, banyak sarang laba-laba di atap dan dinding, tampaknya tempat ini sudah lama kosong, perasaan Chloe langsung tidak nyaman.

Lalu terdengar suara langkah kaki mendekat, suara sepatu berhak tinggi mengetuk lantai dengan suara yang menggema di ruangan yang kosong.

Mendengar suara itu pikiran horor langsung terlintas di kepalanya, dan dia langsung merinding.

Ketika langkah kaki itu berhenti di luar ruangan dan terdengar suara pintu di buka, Chloe memejamkan kembali matanya.

Langkah kaki kembali terdengar memasuki ruangan dan bergerak mendekati Chloe.

Chloe makin merapatkan matanya, badannya gemetar ketakutan, butir-butir keringat muncul di keningnya 'sial.....' umpatnya dalam hati 'bagaimana ini bisa terjadi padaku ?'

Langkah kaki itu berhenti tepat di depannya.

"aku tahu kamu sudah bangun" terdengar suara dingin seorang wanita, suara itu lembut tapi mengandung kebencian di dalamnya, membuat Chloe makin merinding.

"buka matamu !" perintah suara itu makin dingin.

Chloe tidak berani membuka matanya, dia makin merapatkan matanya sambil menggumamkan semua doa.

"aku bilang buka matamu !" wanita itu mendesis di sela giginya sambil menarik rambut Chloe.

Chloe menahan suara jeritannya di tenggorokan, dia juga tetap memejamkan matanya, dalam hati dia mengucapakan semua doa dengan cepat.

"PLAKKK...."sebuah tamparan menyambar pipi Chloe, rasa panas menyebar di pipinya "buka matamu, atau aku akan mencungkil matamu"

Punggung Chloe terasa dingin, air mata sudah mengantri di sudut matanya, tapi dengan takut-takut Chloe pelan-pelan membuka matanya.

Saat mata benar-benar terbuka yang muncul di depannya ada sebuah wajah wanita cantik, berkulit putih mulus seperti porselen, eh.....mayat, bibirnya merah, semerah darah sangat kontras dengan kulit putihnya, rambut hitamnya tergerai dan menutupi setengah wajahnya, mata hitamnya melotot sampai pupil matanya hampir keluar....

"Wwaaaaaaa.......kuntilanak..........." akhirnya rasa takut dan teriakan yang di tahan sejak tadi keluar.

Chloe berteriak sekuatnya sambil memejamkan matanya lagi, dia hampir kencing di celana.

"wwaaaa....bruk..." wanita itu juga berteriak dan melepaskan rambut Chloe karna kaget dengan teriakan Chloe.

Beberapa saat kemudian wanita itu menyadari ada sesuatu yang salah, lalu menarik kembali rambut Chloe dan "PLAKK...apa kamu bilang, kuntilanak ?......PLAKK........siapa yang kamu bilang kuntilanak ?........PLAKK.......buka matamu dan lihat baik-baik" Sampil protes wanita itu terus menampar Chloe dengan ganas.

"ampun.....kuntilanak....ampun....jangan ganggu saya......jangan makan saya......" jawab Chloe dengan badan gemetar karna takut.

"SIALAN......BUKA MATAMU DAN LIHAT BAIK BAIK......" teriak wanita itu murka.

Dengan mata bergetar Chloe membuka matanya dan sekali lagi melihat wajah di depan matanya dia berteriak dengan wajah pucat "uuuuwwwwaaaaaa........" dan kemudian dia pingsan.