Marco keluar dari bandara dan Artawan sahabatnya telah menunggu di terminal kedatangan domestik.
Mobil melaju di jalanan menuju ke hotel tempat teman Artawan membuka pub.
"kamu tidak membawa istri imutmu ?" tanya Artawan saat mereka di lampu merah
"tidak" jawab Marco singkat, alisnya sedikit terangkat saat mendengar sahabatnya menyebut istrinya 'imut'
Artawan mendesah kecewa "ku pikir karna hari minggu kamu akan membawanya"
Mendengar nada kecewa sahabatnya Marco meliriknya curiga.
"bro jujur aku masih penasaran bagaimana kamu bisa tiba-tiba menikah dan bagaimana kamu jatuh cinta pada Chloe" Artawan melirik sahabatnya penasaran
"kenapa ?" Marco mengangkat sebelah alisnya
"hah...kenapa ? dengan EQ sepertimu perempuan mana yang bisa bertahan menjadi istrimu, yah...kamu memang tampan, tajir dan itu bisa menjadi magnet untuk gadis-gadis berbondong-bondong mengejarmu tapi kamu tidak punya perasaan, dingin dan angkuh jadi aku dulu berpikir kamu tidak akan pernah jatuh cinta pada gadis mana pun dan kalau pun akhirnya kamu menikah kamu akan menikah tanpa cinta....."
"dia yang melamarku duluan" potong Marco
"pfftt.....serius ?"
"apa aku terlihat bercanda ?"
"dan kamu langsung menerimanya begitu saja atau kamu memang sudah jatuh cinta duluan padanya ?"
"tidak.....belum...awalnya aku hanya ingin mengambil keuntungan darinya atas pernikahan ini tapi sekarang...."sorot mata Marco menjadi lembut saat dia menjelaskan itu
"ck.....ck...ck....lihat dirimu, kamu benar-benar tenggelam dalam perangkap cinta, bahkan saat bicara saja auramu penuh cinta" sindir Artawan.
Sementara itu di lain kota
Chloe baru pulang dari jogging saat dia hendak membuka pintu ponselnya berdering nama Marco terpampang di layar
"ya ?"
"kamu di mana ?"
"baru sampai rumah"
"dari ?"
"jogging"
Chloe membuka pintu rumah dan terdiam dengan mulut terbuka syok. Rumah berantakan mirip kapal pecah, bungkus makanan ringan terhambur di meja dan lantai di depan televisi, meja makan berantakan, dan Stefan dengan santai duduk manis di sofa sambil nonton film, hmm.....apa yang terjadi selama dia pergi jogging ? setelah sadar tanpa menutup telpon dia berteriak
"STEEEFFFAAANNN....."
Marco menjauhkan ponsel dari telinganya, bahkan Artawan yang sedang menyetir bisa mendengar auman Chloe.
"BERSIHKAN RUMAH SEKARANG ATAU AKU AKAN MEMATAHKAN SEMUA TULANGMU"
Marco dan Artawan yang mendengar teriakan Chloe lewat ponsel langsung bergidik ngeri
"apa yang terjadi ?" tanya Marco lembut
Alis Chloe menyatu "selesaikan urusanmu di situ dan cepat pulang, aku akan memberes kan sepupumu"
"apa kamu sudah merindukanku ?" goda Marco
Chloe mendengus dan alisnya makin berkerut "Marco cepat bangun dan cuci muka, jangan terus bermimpi" jawab Chloe lalu menutup telpon.
Artawan terbahak mendengar Chloe mengakhiri panggilan.
Marco mengiriminya tatapan mematikan.
"ini pertama kalinya aku melihat seorang gadis menggertakmu"
"dia tidak menggertak" jawab Marco santai "dia hanya malu mengakuinya"
"bah.....ha....ha.....ha.....aku salut pada istrimu....dia bisa merubahmu dari manusia batu menjadi manusia normal"
Marco mengabaikan sahabatnya dan menatap jalanan.
Mereka sampai di hotel dan naik ke lantai 12. Teman Artawan sudah menunggu di kantornya, dia seorang wanita berusia sekitar tiga puluhan dan meski menggunakan blazer kantor dia tetap terlihat seksi dan menawan.
Melihat Artawan dan Marco memasuki kantornya wanita itu mengulurkan tangan
"hallo aku Zareena" katanya memperkenalkan diri.
Marco menerima uluran tangannya dan mengangguk acuh lalu melepaskan tangannya.
"silakan duduk" kata Zareena ramah "Pak Marco mungkin saya tidak perlu basa-basi, Artawan sudah pernah cerita bahwa perusahaan anda adalah perusahaan IT terbaik di kota anda saya mau memakai jasa perusahaan anda, saya akan sudah memutuskan kontrak dengan perusahaan IT yang lama, karna beberapa waktu lalu semua sistem di pub saya di retas dan beberapa rekaman kamera cctv hilang dan perusahaan IT tidak mau bertanggung jawab, alasannya karna si peretas lebih hebat dari mereka, beberapa waktu lalu ada kejadian penusukan di club saya dan ketika polisi menyelidiki dan meminta rekaman kamera cctv ternyata rekaman hari itu telah di hapus, club saya jadi di curigai oleh pihak berwajib, kami di awasi selama beberapa waktu dan itu membuat pelanggan saya merasa tidak nyaman dan tentu saja itu mempengaruhi pendapatan club kami" jelas Zareena panjang lebar
"jadi singkatnya apa yang anda inginkan untuk saya bantu ?" tanya Marco
"bisakah rekaman cctv yang telah di hapus di pulihkan, kalau bisa saya akan menyerahkannya ke polisi supaya mereka bisa melanjutkan penyelidikannya, karna korban penusukan adalah keluarga dari orang yang berpengaruh jadi saya takut akan berimbas pada club saya"
"oke.....saya coba" Marco membuka laptopnya dan mulai mengetik dengan lincah
"eh...apa tidak perlu password saya ?" tanya Zareena setelah beberapa menit
"dia tidak perlu itu" seringai Artawan
"oh" Zareena lalu menatap Marco dengan penuh ke kaguman.
Lima belas menit kemudian Marco berhenti, membalikkan laptopnya ke depan Zareena dan memutar rekaman cctv yang telah terhapus.
"sudah selesai ?" Zareena terpana "ya ini rekaman yang telah terhapus.
Artawan ikut mengintip rekaman cctv tepat saat adegan penusukan di putar "tunggu....tunggu...ulang lagi" perintahnya pada Zareena, dengan paruh Zareena memutar ulang adegan itu, Artawan berteriak "Mar....Marco bukankah perempuan yang di tusuk itu Jocelyn ?"
Marco membalik layar laptop ke arahnya kembali dan kedua alisnya mengerut, lalu tangannya kembali mengetik dengan cepat setelah setengah jam Marco menyeringai puas.
"aku sudah memulihkan rekaman cctvmu, dan aku minta salinannya, untuk kerjasama dengan perusahaan, besok aku akan mengirim orang untuk memgerjakannya, oke urusan kita sudah selesai aku pergi dulu" Marco memasukkan laptop ke dalam ranselnya dan berdiri, memberi kode pada Artawan untuk pergi.
"eh ini sudah hampir jam 12 bagaimana kalau kita makan siang dulu" tanya Zareena "sebagai ucapan terima kasih saya"
"kalian saja....."
"iya kami setuju" potong Artawan mengabaikan Marco yang berniat menolak
"bagaimana pak Marco, tolong hargai ucapan terima kasih saya yang tidak seberapa" pinta Zareena
Marco melirik Artawan yang tengah memberi kode padanya untuk menyetujui permintaan Zareena.
"baiklah" jawab Marco akhirnya, Artawan tersenyum penuh makna. Marco menggelengkan kepalanya, tampaknya sahabatnya ini naksir Zareena.
Saat Artawan mengambil mobilnya Marco dan Zareena menunggu di loby, mereka tidak menyadari ada seseorang yang mengambil foto mereka.
💞💞💞💞💞
Chloe duduk di depan televisi sambil nonton drama korea sementara Stefan sedang membersihkan dapur dan ruang makan.
"C....memangnya kamu tidak berniat memasak ? kenapa aku harus membersihkan dapur ?" protes Stefan dari dapur
"tidak aku lagi diet" jawab Chloe tanpa mengalihkan mata dari televisi
"lalu bagaimana aku makan ?" Stefan menunjuk hidungnya
"terserah kamu, yang jelas bersihkan rumahku sampai mengkilap baru kamu boleh makan"
"cih...kamu memang nyonya rumah yang sadis" gerutu Stefan, tapi Chloe mengabaikannya.
Stefan punya ide, dia mengeluarkan ponselnya dan melakukan panggilan video ke sepupunya
"apa ?" tanya Marco begitu video tersambung, Stefan memutar kamera dan menunjukkan Chloe yang tengah nonton televisi sambil bersila di atas sofa
"lihat istrimu, dia menyuruhku membersihkan seluruh rumah, sementara dia duduk manis di depan tipi..." keluh Stefan
"jangan mengeluh, aku mendengarmu, cepat selesaikan kerjaanmu sebelum filmku berakhir" sela Chloe
"kapan kamu pulang, menyiksaku.....cepat pulang bro tolong bro selamatkan aku" rengek Stefan dengan dramatis.
Sementara Stefan merengek Chloe menatap layar televisi dengan tangan terkepal, adegan di dalam sangat mempengaruhi emosinya, pemeran utama perempuan sedang memergoki suaminya selingkuh. Dalam keadaan masih emosi ponselnya yang tergeletak di sebelahnya bergetar menunjukkan sebuah pesan masuk, tanpa mengalihkan mata dari televisi jari-jari Chloe dengan lancar membuka pesan, tepat saat jeda iklan Chloe menundukkan kepalanya dan mengeryitkan alisnya melihat isi pesan.
Tidak ada kata-kata dalam pesan hanya sebuah foto Marco dan seorang perempuan cantik keluar dari hotel bersama.
Dan bertepatan saat itu dari ponsel Stefan yang masih melakukan panggilan terdengar suara perempuan "Marco mau pesan apa ?"
Telinga Chloe langsung berdiri, Stefan juga langsung melirik Chloe. Dengan hitungan detik Chloe menyambar ponsel Stefan
"kamu makan dengan siapa ?" tanya Chloe ganas
"Artawan" jawab Marco biasa
"tunjukkan dengan siapa saja kamu makan, aku mau lihat dengan mata kepalaku sendiri" nada bicara Chloe terlihat menahan amarah
Dengan patuh Marco memutar kamera, menunjukkan wajah Artawan lalu seorang perempuan cantik, perempuan yang sama yang di dalam foto, mata Chloe langsung memerah lalu dia menggeram "Marco kamu mati" dan Chloe mematikan ponsel lalu melemparkannya pada Stefan.
"eh.....C...jangan marah dulu, mungkin hanya salah paham, mungkin itu hanya rekan bisnisnya" Melihat ekspresi Chloe Stefan berusaha meredakan amarahnya
Chloe tidak menjawab, dia hanya melemparkan tatapan kematian seakan mengatakan 'diam' pada Stefan.
Ponsel Chloe berdering, Chloe melirik dan melihat nama Marco terpampang, dia menolak panggilan dan memasukkan nomor Marco ke dalam daftar hitam.
Ganti ponsel Stefan yang berdering setelah menerima panggilan dia menyerahkannya pada Chloe "suamimu"
"huh...aku tidak mau bicara, katakan padanya aku akan memanggil Febiola ke rumah" kata Chloe dingin.
Stefan menatap ponselnya yang masih tersambung dan menggaruk kepalanya.