Chereads / the faraway paladin / Chapter 3 - bagian 3

Chapter 3 - bagian 3

Saat aku terbangun, seorang pria tua bewajah sinis dengan hidung terkait tengah

menatap ku. Rupanya biru pucat dan agak tembus pandang. Itu, aku bisa

setengah melihat menembus dirinya. Dia tanpa diragukan lagi adalah seorang

hantu.

Aku menahan teriakanku.

Kemudian, aku diangkat. Aku mengadah dan melihat seorang wanita yang

semua kulit dan tulangnya, semuanya kering tanpa kecuali. Itu, dia adalah

seorang mummy.

Aku mati-matian menahan teriakanku.

Sesuatu muncul di depan wajahku dan mengamatiku. Dia adalah kerangka yang

telah kutemui sebelum aku tertidur.

"Waaaaaah?!" Akhirnya, aku tak bisa lagi menahan teriakanku. Aku menjerit.

Aku meratap, menendang, dan berontak. Namun mungkin karena keadaan

tubuhku saat ini, aku langsung lelah dan lapar. Tenaga yang aku butuhkan untuk

bertahan sekuat tenaga menjadi layu.

"$##&&&$@$&…?" Hantu orang tua itu menatap wajah ku, lalu membuat

suara yang tidak jelas ke mummy. Mummy itu kemudian membawa mangkuk berisi semacam bubur putih dari tempat yang tidak diketahui. Setelah

mengaduknya dengan sendok, dia kemudian membawanya ke mulutku. Yang

cepat-cepat aku tutup, tanpa pikir ulang.

Maksudku, bukan hal bagus kalau aku membuka mulutku kan?

Tak ada seorangpun yang ingin mendengar "Buka yang lebar!" menerima

sesuatu yang entah apa itu dari mummy tua yang kurus kering.

Apa yang kulihat saat ini sama sekali tidak mirip dengan gambaran petapa yang

selalu kalian lihat di buku-buku sejarah, yang membuat diri mereka sendiri

kelaparan agar mencapai pencerahan. Dia adalah keaadan akhir dari hancurnya

bentuk manusia, kering layaknya pohon mati.

Siapa yang ingin mengalami "katakan aaaa" dengan salah satu dari mereka? Aku

tidak bisa bayangkan bahkan satu orang pun mau melakukan itu. Dan jika orang

semacam itu benar-benar ada, aku menjadi salah – satunya yang tidak mau

berteman dengan mereka.

Saat ini, seperti yang kubilang sebelumnya, aku merasakan lapar yang tak

tertahankan. Dan jelas tidak ada jalan lain bagiku untuk mendapatkan makanan

lain di situasiku saat ini. Rasa laparku karena kelelahan dan hasil dari bangun

tidur sangat kuat, mungkin ini disebabkan karena tubuhku yang menjadi lebih

muda. Jadi, aku pikir-pikir, persetan bangsat! Aku menelan sesendok penuh.

Rasanya cukup enak. Ingatanku memberitahuku kalau makanan bayi itu hambar,

meskipun kupikir lidahku kurang berkembang dibandingkan bagian tubuhku

yang lain.

Kerangka itu membelai kepalaku, seolah mengatakan, "Anak baik."

Saat aku terbangun, seorang pria tua bewajah sinis dengan hidung bengkok

tengah menatap ku. Rupanya biru pucat dan agak tembus pandang. Itu, aku bisa

setengah melihat menembus dirinya. Dia tanpa diragukan lagi adalah seorang

hantu.

Aku menahan teriakanku.

Kemudian, aku diangkat. Aku mengadah dan melihat seorang wanita yang

semua kulit dan tulangnya, semuanya kering tanpa kecuali. Itu, dia adalah

seorang mummy.

Aku mati-matian menahan teriakanku.

Sesuatu muncul di depan wajahku dan mengamatiku. Dia adalah kerangka yang

telah kutemui sebelum aku tertidur.

"Waaaaaah?!" Akhirnya, aku tak bisa lagi menahan teriakanku. Aku menjerit.

Aku meratap, menendang, dan berontak. Namun mungkin karena keadaan

tubuhku saat ini, aku langsung lelah dan lapar. Tenaga yang aku butuhkan untuk

bertahan sekuat tenaga menjadi layu.

"$##&&&$@$&…?" Hantu orang tua itu menatap wajah ku, lalu membuat

suara yang tidak jelas ke mummy. Mummy itu kemudian membawa mangkuk

berisi semacam bubur putih dari tempat yang tidak diketahui. Setelah

mengaduknya dengan sendok, dia kemudian membawanya ke mulutku. Yang

cepat-cepat aku tutup, tanpa pikir ulang.

Maksudku, bukan hal bagus kalau aku membuka mulutku kan?

Tak ada seorangpun yang ingin mendengar "Buka yang lebar!" menerima

sesuatu yang entah apa itu dari mummy tua yang kurus kering.

Apa yang kulihat saat ini sama sekali tidak mirip dengan gambaran petapa yang

selalu kalian lihat di buku-buku sejarah, yang membuat diri mereka sendiri

kelaparan agar mencapai pencerahan. Dia adalah keaadan akhir dari hancurnya

bentuk manusia, kering layaknya pohon mati.

iapa yang ingin mengalami "katakan aaaa" dengan salah satu dari mereka? Aku

tidak bisa bayangkan bahkan satu orang pun mau melakukan itu. Dan jika orang

semacam itu benar-benar ada, aku menjadi salah – satunya yang tidak mau

berteman dengan mereka.

Saat ini, seperti yang kubilang sebelumnya, aku merasakan lapar yang tak

tertahankan. Dan jelas tidak ada jalan lain bagiku untuk mendapatkan makanan

lain di situasiku saat ini. Rasa laparku karena kelelahan dan hasil dari bangun

tidur sangat kuat, mungkin ini disebabkan karena tubuhku yang menjadi lebih

muda. Jadi, aku pikir-pikir, persetan bangsat! Aku menelan sesendok penuh.

Rasanya cukup enak. Ingatanku memberitahuku kalau makanan bayi itu hambar,

meskipun kupikir lidahku kurang berkembang dibandingkan bagian tubuhku

yang lain.

Kerangka itu membelai kepalaku, seolah mengatakan, "Anak baik."

"Wah…?"

Pada saat itu, tanpa sadar. Aku menelan sesuatu yang ditempatkan di mulutku

begitu saja. Tidak ada gigi disana. Tidak aneh kalau saat aku mencoba untuk

bicara, suara yang keluar terdengar lucu.

Aku baru ingat. Kalau bayi itu tidak mempunyai gigi. Yah, ini pertama kalinya

bagiku. Jika aku mempunyai pengalaman membesarkan anak, aku mungkin bisa

memanfaatkan itu untuk mencari tahu perkembangan ku saat ini. Ah! Tidak ada

gigi, namun tidak menyusui, itu artinya usia ku sudah beberapa bulan! Semacam

itu. Namun sesuatu seperti kehangatan keluarga tidak ditemukan dalam

ingatanku. Aku tidak tahu apa yang kalian harapkan dari para orang dewasa

yang berpikir rasional.

Tak banyak bagiku, pikirku.

Aku telah mati setelah mengumpulkan tak lebih dari pengetahuan dangkal dan

tahun-tahun tanpa melakukan hal yang bermanfaat.

"Ah-" —Tentu saja

Aku sudah mati.

Aku pasti sudah mati sebelumnya.

Meskipun semuanya terasa samar, karena disebabkan ingatan ku yang kabur,

namun rasa sakit akan kematian masih membekas di dalam diriku.

Entah tempat apa ini, kenapa aku dikelilingi mayat hidup, apa ini akhirat?

Jika Tuhan memang ada, apakah ini merupakan hukuman dari-Nya?