Chereads / amarah bahagia / Chapter 47 - Tatapan terdalam.

Chapter 47 - Tatapan terdalam.

Bani menatap sebuah gelang berlian yg pernah di pesannya khusus untuk sang kekasih.

Berencana akan memberikannya pada saat gadis itu berultah, gelang Berlian mempunyai inisial B, berkilau sangat indah menyilaukan jagat raya.

Bani menyimpannya ke dalam kantong Hoodie yg membuatnya terlihat cute di pagi yg buta.

Sayang hatinya tengah remuk, meski ragu Bani tetap menuruti keinginan Fauziah mencarikan supir untuknya dan menghampiri gadis itu.

Mobil Bani melaju dg kekuatan penuh hingga akhirnya sampai di tempat Fauziah.

"Sayang.."Panggil Bani dg sangat pelan di depan pintu rumah Fauziah, pagi ini buta, suasana hening di tambah lagi anginnya sayup2 menambah gundah di hati mereka.

"Ya sayang..."Jawab Ziah lirih, menatap kekasihnya dg wajah sendu, mereka melangkah pelan dan duduk bersama di sofa.

"Kenapa?"tanya Bani lembut.

"Apa kakak dapat supirnya?"Ziah balik bertanya, wajahnya jelas nampak khawatir.

"Ya sebentar lagi dia datang, tunggu ya"jawab Bani menggenggam jemari sang kekasih, menguatkan meski tau dia yg sebenarnya butuh kekuatan saat ini.

"Kakak mau minum?"

"Tidak sayang, kamu disini aja, ok!"Bani mengeluarkan gelang yg ada di kantong Hoodie nya.

"Apa ini kak?"Ziah terkaget melihat tangan Bani mengulurkan gelang tsb ke padanya.

"Gelang sayang"Bani tersenyum tipis.

"Ya tau, tapi buat apa?"Dahi Ziah berkerut.

"Buat kamu lah, di pake ya?"Bani langsung melingkarkan gelang itu di tangan kekasihnya.

Ziah menatap gelang nya dan sangat takjup melihat keindahan gelang itu.

"Kak ini mahal kan kak? apa ini asli?"

"Tidak sayang, itu hanya imitasi"jawab Bani berbohong.

"Hmm baiklah, tapi ini dalam rangka apa?Kenapa kakak tiba2 memberikan ini sama aku?"Ziah mengerinyit heran.

"Gak ada apa2 cuman pengen ngasih kamu aja, di pake ya, jangan pernah di lepas, ada inisial B disitu, agar kamu selalu ingat sama cowok ganteng mu ini"Bani menyeringai.

"Ya baiklah, I love you sayang"Ziah tersenyum sangat manis di tengah gundahya, berusaha menenangkan Bani agar laki2 itu tak mencurigainya.

"Love you more, sayang"Balas Bani dia kemudian merangkul Ziah dan membawa gadis itu kepelukannya, Ziah merasakan nyaman nya aroma tubuh Bani hingga memejamkan mata.

Bani yg di Landa gundah tidak menemukan kenyamanan itu, bahkan dia merasa yg di peluknya bukanlah kekasihnya tapi milik orang lain.

"Jadi, sekangen itu kah sama ibu, sampai2 jam segini pengen pulang juga"sindir Bani, mata Ziah melebar.

"Maaf ya kak"

"Kenapa sayang? Kenapa kamu minta maaf? Kamu melakukan kesalahan sama aku?"Bani mengerinyit.

"Ya aku punya banyak kesalahan, dan aku tidak bisa menjelaskan nya sekarang, tapi aku janji kalau waktu nya nanti tepat aku pasti akan menjelaskan nya"

"Ok! kakak gak akan maksa kamu"jawab Bani.

Mereka sama2 terdiam suasana semakin hening, sesekali Ziah menarik nafasnya mencoba menenangkan hatinya yg khawatir.

Bani menyadari hal itu, betapa sakit dan hancurnya perasaan Bani saat ini.

"Entah kenapa Ziah, aku merasa hari ini terakhir kali kita bersama, aku merasa kamu tidak akan kembali lagi, untuk pertama kali nya aku melihat keraguan di mata kamu, kenapa kamu tidak jujur sayang? Setakut itukah kamu menyakiti aku?"batin Bani, menatap Ziah dg sendu.

"Kak, itu seperti suara mobil, pasti itu sopirnya udah datang, aku kesana dulu ya kak"ujar Ziah wajahnya sedikit melega, karna mendengar suara mobil yg datang dari luar, Bani menghembuskan nafasnya dg kasar.

"Ziah tunggu"sergah Bani, Ziah menghentikan langkahnya dan berbalik.

"Ya kak?"Ziah mengerinyit heran

"Berjanjilah satu hal sama kakak"Bani menatap Ziah, tatapan itu begitu dingin, membuat Ziah seakan menggigil.

"A..Apa kak?"jawab Ziah terbata bata, melihat ekspresi serius seorang Bani Ziah merasa gugup.

"Kamu akan kembali ke sini dalam waktu tidak lebih dari 2 Minggu, jika kamu tidak kembali kakak menganggap kamu sudah melupakan janji kita, dan kamu di cap berkhianat, kecuali kamu memberikan kabar, kakak bukannya mengatur atau sok merasa memiliki kamu dan berhak atas diri kamu, tapi ini perlu karna tidak menutup kemungkinan kamu meninggalkan kakak begitu saja karna alasan yg tidak bisa kamu jelaskan, dan kamu tau kenapa kakak berkata seperti ini karna kakak takut kehilangan kamu "tegas Bani, wajahnya begitu serius, Ziah tenggelam di mata coklat sang kekasih membawanya ke dalam dilema yg Bani rasakan.

ziah merasakan ke khawatiran sang kekasih, dan cinta yg teramat besar untuknya.

Ziah pun menyipitkan mata dan membukanya lebar lalu mengangguk, Bani tersenyum wajah dingin yg tadi ia perlihatkan lenyap begitu saja.

suasana semakin hangat ketika Fauziah begitu berani menyentuh bibir Bani dg bibirnya.

Sontak mata Bani terbelalak tidak menyangka Ziah senekat ini, lama2 Bani menikmati sentuhan itu menghangatkan kebekuan dalam dirinya.

"Aku mencintai mu"ucap Ziah yg kini beralih memeluk Bani sangat erat, air mata pun mengaliri pipi mulusnya, Bani mengusap rambut Ziah membelainya dan menciuminya.

"Kamu tau sayang, tindakan kamu ini membuat aku semakin takut kehilangan kamu"ucap Bani lirih.

"Kenapa? jangan 2 Minggu, aku akan kembali dalam 3 hari, kakak tidak perlu khawatir seluruh cinta aku milik kakak ok!"Ziah menghapus air matanya dan melepaskan pelukan mereka, Ziah tersenyum menatap Bani, mencoba menenangkan perasaan laki2 itu.

"Ya aku percaya"jawab Bani tersenyum manis.

"Sekarang boleh Ziah keluar? Kasian supir nya pasti nungguin tuh "

"Gak?bsebentar lagi"cegah Bani manja

"Eh, hey sayang...Are you ok?"Ziah memegang sebelah pipi Bani, Bani mengambil tangan Ziah dan menciumi punggung tangan gadis itu.

"Please..."pinta Bani kemudian, Ziah terdiam dan menghembuskan nafasnya dg kasar.

"Apa lagi sayang? Aku gak pergi selamanya, aku ke tempat ibu, setelah urusan nya selesai aku kesini lagi kok, kamu mau kita menikah ok kita akan menikah setelah ini, jangan khawatir ya, Bani ku tidak pernah sebelumnya seperti ini, dia cowok paling keren di dunia yg sangat aku cintai"ucap Ziah seraya tersenyum meyakinkan Bani, tapi Bani terlanjur ragu karna memang dia melihat kebohongan di mata sang kekasih.