Chereads / amarah bahagia / Chapter 4 - Baper.

Chapter 4 - Baper.

"Zi tunggu..cepat amat sih jalannya?"Al berteriak mengejar Fauziah di hamparan jalanan desa.

"Ayo buruan, laki laki kok lelet"Ziah menghentikan langkah nya, dan menoleh ke arah laki laki itu.

"Ha..kamu ini, jadi cewek anggun sedikit kenapa?"Al mendekat ke arah gadis itu hingga kini mereka berpaspasan langkah, sama sama seayun.

"Gak bisa, aku masih SMP belum saat nya menjadi wanita yg ayu anggun, seperti yg kamu bilang"

"Ya baiklah, terserah kamu saja lah gadis"Al mengalah begitu saja, karna tidak ada gunanya berdebat dg gadis keras ini, yg ada Al bisa bisa di tendang ke sawah.

"Ngomong ngomong sebentar lagi kan kita lulus, kamu mau lanjut kemana Al?"

"Aku mau mekanik deh Zi, aku hobi bangat ngebengkel, memodifikasi kendaraan juga, kalau kamu Zi?"

"Aku mau bisnis management Al, aku Ingin bekerja di sebuah perusahaan nantinya" langkah mereka terus berayun sepanjang jalanan yg di kelilingi hamparan tumbuhan padi.

"Wah, bagus itu aku ngedukung kamu 100 persen"Al tersenyum lebar.

"Ya makasih"Ziah membalas senyum itu.

"Kamu tau Zi apa isi hati aku tentang kamu?"

"Apa?"Ziah berkerut kening.

"Kalau aku lulus mekanik aku Ingin buka bengkel sendiri, bengkel besar di tengah kota, terus aku banggakan bapak sama ibu, terus aku akan menunggu kamu setiap harinya hanya demi membawakan bekal makan siang untuk ku"dg semangat nya Al berucap.

Ziah kesusahan mencerna omongan dari laki laki yg menggemaskan ini.

"Maksudnya?"

"Ya iya, kalau aku berhasil dg bengkel ku, aku akan kerumah orang tua mu, aku akan melamar kamu, itu maksud nya, hehe..."sebuah kata kata yg terdengar sepele bagi telinga orang dewasa bahkan cendrung menggelikan telinga.

Tapi tidak pada si lugu dia terperangah mulutnya membentuk huruf O besar nyaris sempurna, apa kira2 pemikiran gadis ini ya saat mendengar lawakan warung barusan?

"Ngacok, ah.."

"Aku serius gak becanda Zi"Al dan Fauziah menghentikan langkah mereka dan terdiam bersamaan.

"Kau menyukai ku?"terang gadis polos ini kemudian.

"Iya, aku suka sama kamu, bukan sahabat, bukan, aku cinta kamu Zi"dalam mimik wajah yg menggemaskan kata kata itu seperti lelucon saja, tapi mereka serius bukan lucu lucuan.

"Apa?"mata Fauziah seketika terbelalak.

"Ya kamu gak perlu jawab sekarang aku akan menunggu sampai kita besar"

"Iya iya, suka suka kamu ajalah Al?"jawab gadis itu dg polos nya.

"emang kamu gak suka sama aku?"mereka kembali mengurai langkah .

"Suka?"

"Iya?"

"Hmm gimana ya?"gadis itu kini memilin milin rambut yg di cepol satu pertanda dia sedang bingung.

"Ayo jawab?"Al mengotot langkah mereka kembali terhenti.

"Baiklah aku juga suka sama kamu hehe"

"Apa? serius my Zi?"

"Iya"gadis itu mengangguk tersenyum malu,

wajahnya merona merah bak kepiting yg di rebus .

Al berlari kegirangan tak peduli warga desa yg mencibirnya, semua serasa miliknya sendiri.

Katakanlah mereka memang ABG tapi bukankah pemikirannya cukup baik, mereka mau menjalin hubungan saat dewasa nanti dan memilih tidak berpacaran untuk saat ini, waw interesting.

"Al..."Ziah berteriak histeris teman laki laki nya itu tiba tiba terpeleset dan hilang keseimbangan hingga tubuh nya menyunsup ke selokan, apa lagi selokan nya penuh terisi air aliran dari sawah.

"Al..."Ziah terbangun, nafas memburu saling beradu dg keringat yg bercucuran.

di depannya ternyata sang kakak telah duduk dg senyum menyeringai di bibir merah nya.

"Kak..."Ziah masih ngos ngosan bahkan suaranya nyaris tersedak.

"Apa? masih menyangkal tentang cinta laki laki itu? apakah cinta nya itu palsu?"sindir sang kakak.

"Kak, cuman mimpi kakak jangan baper lah?"

"Owh jadi barusan kamu ngigok itu mimpi ya, mimpi dg Al lagi dan lagi ok kakak paham sekarang"Ariska terus mengorek ngorek hati adik nya itu.

"Maaf kak?"Ziah menyendu seketika

"Kenapa? apa Bani sudah tidak berharga?"

"Kak, jangan bicara seperti itu, dia sangat berharga buat aku, aku hanya mimpi kak, jangan berfikiran lain lah"elak sang gadis lugu.

"Terserah kamu lah dek, cinta kamu yg memilih nya sendiri, kakak hanya berharap kamu tidak mempermainkan Bani, dia bahkan terlalu baik buat kamu"

Ziah terdiam, menarik nafasnya dalam dalam, dan menenangkan diri.

Di tatapnya sang kakak yg penuh kekecewaan terhadap adiknya itu, dia seperti seorang gadis dewasa yg belum juga mempunyai komitmen dalam kehidupannya, padahal dia gadis yg pintar tapi belum cukup bijak.

"Ya sudah buruan mandi, sebentar lagi sopirnya datang tuh"titah Ariska kemudian dg wajah yg masih masam, membuat Ziah sedikit bergidik.

Anggukan pelan saja, membuat sang kakak mengerti dan berlalu dari hadapan rahara yg bimbang ini.

Ziah mengambil ponselnya dan menelp seseorang dari sana.

"Hallo ..."ucap Ziah pelan, wajah gadis itu begitu murung

"Iya sayang, why...Are you ok dear?"

suara khas itu lagi, kekasih Fauziah.

"Apa kita bisa ketemu?"

"Hei pertanyaan macam apa itu, sebentar lagi sayang kita pasti ketemu kok, aku udah ngirim supir kan buat kamu, kenapa sayang kamu kangen betul ya sama aku?"

"Kalau aku bilang, yeah?"Ziah mulai sedikit mengurai lengkungan indah di bibirnya.

"Aku bilang, patient"

"Baiklah, kamu mau dengar sebuah ungkapan?"

"Apa sayang? jelas aku mau"

"Kak, aku pernah bermimpi, mimpi itu sangat tinggi, sehingga akhirnya aku jatuh, aku jatuh terlanjur kedalam sebuah jurang, jurang yg dalam, siapa pun tak mungkin bisa menemukan aku, hanya takdir sang kuasa lah mempertemukan aku kembali dg takdir hidupku, dialah seseorang itu, seseorang yg terasa semu namun sangat nyata, dialah yg setia mengenalkan ku pada dunia, dan sekarang mataku telah terbuka jika aku boleh berandai bahkan setelah kehidupan ini aku tidak ingin memilih yg lain selain ..."

"Stop stop hentikan itu, jangan bicara lagi itu kata kata jangan pernah di ulang lagi, kakak mohon sama kamu ok!"

Fauziah seketika berkerut aneh kenapa dia bersikap berlebihan begini hanya karna ungkapan hati, kenapa sang kekasih malah menyuruh nya untuk diam.

Mencurigakan pasti ada sebab di balik ini semua, tapi apa?

Semua nya benar benar gelap, pertanyaan di benak gadis ini tidak akan ada jawabnya sampai waktu sendiri yg akan membawa dia menuju masa itu.

"Ya udah kak, aku siap siap dulu ya"Fauziah mengalah dan tidak ingin melanjutkan lagi.

Hanya perdebatan yg tak akan usai kalau terus di bahas tanpa kejelasan yg pasti.

"Ok, see you, dear"

"Hmm..."

Setidaknya tinggalkan pesan menarik di hati gadis ini, agar dia tak kembali di terpa kegalauan tapi laki2 ini malah sebalik nya, haduh?