"Baiklah sayang, jangan di tahan." Ujar kak Verra kembali dengan permainannya.
"Ahhh... Kak,, ini benar benar nikmat." Tubuhku menggeliat.
Aku merasa ada sesuatu yang sangat nikmat.
Ini benar benar rasa yang tak pernah ku rasakan.
Setelah itu, kak Verra merebahkan tubuhnya di sebelahku.
"Terimakasih sayang."
"Kakak tak akan meninggalkanmu, kamu adalah segalanya bagi kakak." Ujar kak Verra seraya mencium keningku.
Aku tak menjawab perkataan kak Verra.
Aku hanya tersenyum dan memeluk kam Verra dengan erat.
Wanita tampan ku ini benar benar nakal.
Rasanya aku tak sanggup jauh darinya.
Aku tak lagi perduli apa yang di katakan Randi tadi siang.
Aku kini hanya perduli dengan kak Verra dan hubungan terlarangku saja.
Andai saja ini bukan cinta yang salah.
Aku pasti akan benar benar bahagia dengan kak Verra.
Pagi mulai menyambutku.
Kini aku yang lebih dulu bangun.
"Kak, bangun." Pintaku.
"Ayoo kita joging kak." Rengekku padanya.
"Sebentar sayang." Jawabnya lalu menarikku kedalam pelukkannya.
"Ini sudah jam 6.20 kak, lalu kapan lagi kita pergi?" Tanyaku.
"Sebentar lagi sayang, beri aku 5 menit saja." Jawab kak Verra dengan nada memohon.
"Baiklah hanya 5 menit ya." Ujarku dan membalas pelukan kak Verra.
Pelukan ini membuatku sangat nyaman.
Rasa tak ingin melepaskan pelukan ini selalu muncul kala kak Verra memelukku.
Aku benar benar menggilai kak Verra saat ini.
Hari ini libur jadi tak ada aktivitas yang akan kami lakukan.
"Kak ini sudah jam 7 kapan kita joging.?" Rengekku.
"Bayi ku, bisakah kita berolahraga di sini saja. Kakak masih lelah." Jawabnya.
Aku pura pura merajuk pada kak Verra agar pernintaanku di lakukannya.
Aku pura pura meronta untuk melepaskan pelukan yang sangat nyaman ini.
"Baiklah baiklah, ayo pergi."
"Kakak cuci muka dan sikat gigi sebentar." Lanjutnya sambil beranjak menuju kamar mandiku.
Aku tersenyum puas.
'aku sungguh menyayangimu kak, aku harap kita takkan pernah terpisah.' batinku.
Tak berapa lama kak Verra datang dan langsung mengajak ku berangkat.
Seperti biasa dengan mengendarai mobil kesayangan kak Verra, kami menuju taman kota agar bisa berlari lari santai mencari keringat.
Aku selalu melakukan ini saat liburan.
Kak Verra pun selalu menemaniku, jadi tak ada alasanku untuk tidak melakukan ini.
Hitung hitung, ini adalah olahraga sambil pacaran.
"Cari makan yuk." Ajak kak Verra.
"Ayo kak, aku juga sudah lapar."
"Kira kira makan apa ya?" tanyaku pada kak Verra.
"Apa saja sayang apa yang kamu mau." Ujar kak Verra.
"Makan bubur ayam mau?" Tanyaku.
"Apa saja sayang, apa saja yang kamu mau." Ujarnya sambil mengacak acak rambutku.
Kami pun menuju warung bubur ayam langganan kami.
Bubur ayam terenak bagi kami berdua, dan juga menjadi tempat yang penuh kenangan.
Hubunganku dan kak Verra semakin hari semakin dekat.
Aku membuatku makin jatuh cinta dengannya, kak Verra selalu membuatku berharga.
Kak Verra segalanya bagiku.
Saat libur sekolah pun kami enggan untuk pulang ke rumah masing masing.
Kadang aku dengan berat hati meninggalkannya pulang kampung.
Selama ku di kampung, aku selalu ingin segera kembali.
Kak Verra benar benar membuatku di mabuk cinta.
Kak Verra selalu memperlakukan ku layaknya wanita paling berharga di hidupnya.
Tapi semua hilang ketika kak Verra terhasut oleh Randi.
Laki laki sialan itu menunjukkan chatting palsu ke kak Verra.
Isi chatting itu berisi tentang aku yang berencana untuk meninggalkan kak Verra.
Kak Verra awalnya tak percaya, tapi lama kelamaan akhirnya dia percaya.
Setelah kejadian itu kak Verra lambat laun menjauh dan itu sungguh melukaiku.