Lama, suasana menjadi canggung. Meta hanya bisa membisu tanpa bisa berkata apa pun. Di hatinya benar-benar bergejolak, antara bingung mau menjawab apa pertanyaan teman-temannya setelah ini, dan terlebih bagaimana dia harus mengenalkan Yoga di depan teman-temannya. Dia benar-benar bingung sekarang, meski jujur kalau dia sendiri merasa bangga bisa melihat wajah memerah Almira juga pacarnya. Wajah malu yang luar biasa, dan wajah yang benar-benar lebih kesal dengannya dari yang sebelumnya.
Terlebih sekarang, ada Pak Cipto yang mendekat sembari setengah berlari. Orang kepercayaan Yoga yang pasti banyak orang yang sudah mengenalnya juga.
"Pak Yoga, ada apa?" tanyanya, setelah dia menunduk dengan sungkan.
"Pulanglah dulu, aku ingin pulang berdua dengan Tita."
"Baik, Pak,"