"Lusa, Paman mengadakan pertemuan keluarga. Orangtuamu sudah Paman undang untuk datang, dan media juga. Bukankah ini sangat bagus untuk karirmu, media akan tahu hubunganmu dengan perempuan itu secara resmi, terlebih keluarga besarmu juga?"
Pandangan Om Doni tampak menantang Yoga, seolah ia sudah mendapatkan hal yang tepat untuk menjatuhkan, atau bahkan mempermalukan keponakannya itu di depan banyak orang. Dan dia benar-benar sudah tidak sabar untuk sekadar menantikan waktu itu segera tiba.
Namun Yoga tampak tersenyum, setelah sesaat menunduk ia pun memandang Om Doni dengan ekspresi ramahnya. Bahkan, nyaris tidak ada ekspresi kaget, dan ketegangan di sana. Yoga, benar-benar tampak begitu santai sama sekali.
"Oke, atur sesuka Paman," jawabnya mantab. Kemudian, ia berdiri dari tempatnya, melirik ke arah Pak Cipto sekilas. "Kita pergi ke ruang rapat," ujarnya kemudian, keluar mendahului dua omnya itu, dan meninggalkan keduanya di ruangannya.