Chereads / Sagitarius Girl / Chapter 14 - Chapter 10. Konklusi Pertarungan dan Pertemuan Tidak Biasa (Part 3)

Chapter 14 - Chapter 10. Konklusi Pertarungan dan Pertemuan Tidak Biasa (Part 3)

Kelopak mata Aisyah terbuka perlahan-lahan. Dia melihat langit putih. Lampu putih terpasang disertai kipas angin berputar searah jarum jam. Sejuk dan menenangkan.

Aisyah melihat sekujur tubuhnya dipenuhi perban. Pergelangan tangan dipenuhi luka-luka. Dia mencoba memeriksa kondisi tubuhnya. Saat mencoba untuk bangkit dari kasur, terasa nyeri pada bagian dalamnya. Darah merembes membasahi perbannya. Aisyah meringis kesakitan.

"Jangan bergerak dulu,"

Muncul Fanesya yang sibuk membawa baskom dan kompresan air hangat. Dia menekan luka tersebut sambil menjahit luka pada Aisyah.

"Di mana aku?" tanya Aisyah.

"Kau ada di ruang UKS," balas Fanesya.

Aisyah melirik Ivan yang sibuk mengompres luka pada Florensia. Luka yang diterima sama parahnya dengan apa yang dialami. Fanesya mengambil kawat besi untuk menjahit. Meski cara tersebut kurang efektif, paling tidak mengurangi pembuluh darah keluar dari tubuhnya.

Fanesya terus menjahitnya tanpa henti. Matanya tidak lepas dari kedua tangan. Aisyah menggigit kayu yang dibawakan oleh Fanesya.

"Maaf ya sudah merepotkanmu, Sya. Karena aku, kalian—"

"Tidak perlu dipikirkan. Yang penting kau sudah selamat saja itu sudah cukup bagiku," Fanesya tersenyum pahit.

Namun disisi lain, Aisyah merasa bersalah telah nyaris merenggut nyawa Florensia. Kedua tangan dikepal, mencengkram selimut hingga kusut. Fanesya berhenti merajut, menatap penuh kasih sayang.

"Aisyah, dengarkan aku. Apapun yang kaulakukan, itu bukan salahmu. Sama halnya dengan Florensia. Kalian berdua merupakan petarung yang sangat hebat. Bahkan kami semua dibuat takjub oleh aksi kalian," puji Fanesya.

"Memujiku tidak akan membuat hatiku lega, kau tahu?"

"Aku tahu kok. Hanya saja … tidak ada orang yang berani berbuat nekat seperti ini …" Fanesya berhenti berbicara. Kemudian dia melanjutkan kembali sambil menjahit luka pada Aisyah. "Lagipula, para guru pasti mempertimbangkan dirimu untuk ikut serta dalam perlombaan."

Perlombaan? Aisyah hampir lupa akan ada kompetisi panahan di Surabaya. Pasti orang tua Aisyah tidak akan mengijinkan dalam luka seperti ini.

"Tenang saja. Aku akan menemanimu kok. Kali ini, kau berhutang budi padaku lho untuk membelikanku kaset konser favoritku lho," nyengir Fanesya.

"Ya, ya. Aku akan mencarikannya untukmu," katanya meringis kena jahitan.

Kehidupan sejenak berubah menjadi sunyi. Berharap bisa sampai seterusnya. Tidak ada yang merecoki kehidupan pribadi atau pertanyaan seputar pertarungan barusan.

To be Continued