Jakarta, Indonesia.
Di dalam sebuah cafe yang bernuansa romantis, duduklah seorang wanita muda yang sedang memandang keluar jendela.
Senyuman indahnya merekah indah karena dia sedang menunggu seseorang yang sebentar lagi akan menjadi suaminya.
Wanita cantik itu bernama Airin.
Dia terus tersenyum dan sesekali dia melihat ponselnya, dia begitu bahagia karena empat hari lagi dia akan menikah dengan pria yang sangat dekat dengannya sejak kecil. Pria yang selalu dia panggil kakak dan setiap hari mereka sering bersama bahkan keluarga mereka sangat dekat, sehingga mengikatnya dalam sebuah ikatan pertunangan sejak dia berumur 14 tahun. Airin sangat menyukainya bahkan dia sudah menganggap jika pria yang bernama Gavin Airlangga adalah kakak kesayangannya dan juga pria yang sudah menjadi pria impian untuk seorang Airin.
Airin sangat menyukainya karena mereka selalu bersama dan Gavin selalu ada untuk Airin disaat dia sedang membutuhkannya. Karena sikap inilah yang membuat Airin memiliki perasaan yang lebih dari sekedar menganggapnya sebagai kakak, entah itu perasaan cinta kah atau hanya karena terbiasa, yang pasti, Airin hanya ingin menikah dengan kak Gavin, karena kak Gavin lah yang selalu ada untuknya. begitu pula dengan Gavin, dia menyayangi Airin tapi bukan sebagai kekasih melainkan sebagai adiknya saja, dia tidak menginginkan pernikahan ini karena ternyata diam-diam Gavin memiliki hubungan terlarang bersama suadara tirinya yaitu Felly, dia seorang Aktris pendatang baru yang sedang bersinar. Tentunya Airin tidak mengetahui semua ini, karena bagi Airin, kakak Gavin nya adalah pria yang paling terbaik yang pernah dia temui.
Airin menyesap kopi nya dan tidak terasa dia sudah menghabiskan dua cangkir kopi diatas mejanya. Airin melihat jam di ponselnya sudah lewat satu jam dia menunggu Gavin tapi Gavin belum muncul juga.
Airin merasa sangat khawatir, dia takut sesuatu yang buruk terjadi pada kak Gavinnya.
Airin mengirim pesan kepada Gavin dan menanyakan saat ini dia ada dimana, namun semua pesannya tidak dia baca sama sekali.
Airin yang merasakan perasaannya sudah tidak menentu, dia pun langsung menelpon Gavin, namun panggilan itu tetap tidak diangkat sama sekali.
Perasaan dan hati Airin semakin tidak menentu, dia pun bangun dan pergi meninggalkan tempat itu. Airin mengambil mobilnya dan segera menyalakan mesin mobilnya.
" kak, kamu dimana? Kenapa tidak ada kabar sama sekali? Aduhh, perasaan aku benar-benar sangat tidak nyaman," ucap Airin dengan nada lirih, dia pun melanjutkan ucapannya, "Ya Tuhan, semoga kak Gavin baik-baik saja!" ucap Airin, Namun hati dan piikirannya semakin gelisah.
Saat Airin hendak menelpon ke rumah Gavin, tiba-tiba ada pesan masuk dan itu adalah pesan dari Gavin.
Airin tersenyum cerah, dia langsung membuka pesan itu.
Isi pesan itu adalah
"Airin, kakak sedang berada di hotel king, nomor kamar 412. Kakak tunggu kamu disini."
Selesai membaca pesan itu, Airin menaikan alisnya dan berkata, "hotel king? Sedang apa kak Gavin disana? Apakah dia sedang menyiapkan kejutan untuk aku? Mana mungkin? Tapi kak Gavin kan selalu seperti itu! Hehehe …," ucap Airin, dia pun tersenyum sendiri karena dia menyangka jika Gavin akan melakukan itu untuknya.
Airin melanjutkan ucapannya, "Aku jadi penasaran, apa yang akan kak Gavin berikan untukku ya? Ahh … lebih baik aku kesana sekarang, aku sangat penasaran sekali," ucap Airin, dia pun langsung menginjak gas dan segera meluncur menuju tempat yang Gavin kirimkan padanya.
Dengan wajah penuh kebahagiaan, Airin membayangkan jika Gavin akan memberikan kejutan manis sebelum hari pernikahan mereka.
Sementara Airin yang sedang dijalan menuju tempat itu.
---
Di dalam kamar hotel nomor 412.
Sepasang pria dan wanita sedang bercuumbu mesra, pakaian mereka sudah berantakan karena mereka sudah terbakar hasrat yang membara dan pria itu Gavin dan juga Felly.
Tangan Gavin yang sudah menjelajahi seluruh tubuh Felly kini mulai melepaskan pakaiannya satu persatu.
"uuh … kakak, apakah ini tidak apa-apa?'ucap Felly dengan suara terengah-engah.
Gavin yang sedang memainkan kedua gundukan kenyal milik Felly, terus sibuk dan tidak mengingat apapun, yang sekarag dia pikirkan adalah bercinta dengan Felly hingga dia merasa sangat puas.
" mmm … sayang, jangan pikirkan yang lain lagi, ayo kita nikmati bersama, ahh … kamu sangat nikmat sayang!" ucap Gavin dia terus memberi banyak ciiuman panas disetiap inci kulit Felly dan semua tanda cinta banyak tertinggal disana, Felly yang sudah hilang kendali karena ciiuman panas yang Gavin berikan padanya, hanya bisa menikmatinya dan tubuhnya terus menggeliat meminta lebih daripada itu.
Suara erangan dan deesahan kecil mulai meluncur dari bibir merahnya yang seksi, tapi didalam hatinya dia merasa sangat puas karena Gavin sudah menjadi miliknya dan sebentar lagi Airin akan datang dan akan menemukan mereka sedang bercinta, Felly berharap pernikahan mereka akan batal dan dirinyalah yang akan menggantikan Airin untuk menjadi istri dari seorang Gavin Airlangga.
Felly menggeliat dan terus menggosokkan tubuhnya ke tubuhnya Gavin karena saat ini mereka sama-sama sudah tidak memakai apapun.
" kakakhhh … aku tidakhh tahan lagihh, ahhh … aku menginginkan kamuhh kak!" ucap Felly dan suara yang terdengar sangat seksi dan sangat menggoda, membuat Gavin semakin bergairah.
Gavin menghentikan aksinya dan dia menatap kearah Felly yang sudah penuh dengan keringat dan dia terus meminta Gavin untuk segera melakukan puncak percintaannya secepatnya.
"sayanghhh … kamu benar-benar sudah tidak sabar lagi ya?" ucap Gavin dengan suara Berat dan terengah-engah, dia sudah dikuasai api hasrat yang ingin segera memakan Felly saat ini juga.
" ahhh … kakak, akuhhh … akuhh … ahhh, aku sudahhh tidak tahan lagihh," Felly terus meminta untuk melakukan puncak percintaannya,
Gavin langsung menggendong Felly dan menaruhnya diatas tempat tidur, dia juga sudah tidak bisa menahannya lagi, logika dan ingatannya tentang janjinya yang akan bertemu Airin sudah dia lupakan, karena yang dia pikirkan saat ini memuaskan hasratnya dan memakan Felly sampai dia merasa puas saat ini.
Dengan sangat agresifnya, Gavin langsung meniindih tubuh Felly dan mulai menciium bibirnya dengan penuh gairah, dia memasukkan miliknya ke dalam tubuh Felly dengan sangat cepat.
Merasakan ada benda asing masuk ke dalam tubuhnya, membuat Felly langsung mengerang keras, dia merasakan kenikmatan surga cintanya bersama Gavin, apalagi saat Gavin menggerakkan dengan ritme yang semakin cepat membuat Felly semakin menggila, suara erangan dan deesahan keras memenuhi ruangan itu, Gavin dan Felly saling berteriak dan terus memanggil nama mereka masing-masing.
" ahhh …. Kak … ahhhh, aku syanghh kamu kak, ahhh…," erangan Felly semakin kencang seiring gerakan Gavin yang semakin bertambah cepat.
"ahhh … sayang, kamuhh sangathh nikmathh sayanghh, ahhhhh …"
Gavin mengerang keras bagaikan harimau yang mengaung untuk menakuti mangsanya.
Felly yang semakin menggila saat mendengar suara Gavin yang sangat seksi dan begitu puas saat bercinta dengannya.
Sementara mereka berdua yang sibuk dengan dunia cintanya.
---
Airin yang baru sampai di depan pintu masuk hotel langsung memarkirkan mobilnya di parkiran, dia tersenyum bahagia, karena dia benar-benar sudah tidak sabar untuk mengetahui kejutan apa yang akan Gavin berikan padanya.
Dengan suasana hati yang luar biasa bahagia, Airin pun melangkah masuk dan segera masuk ke dalam lift, dia sudah sangat tidak sabar lagi.
Ding …
Pintu lift pun terbuka, Airin pun segera keluar dari sana, dia berjalan mencari nomor yang ada di dalam pesan itu.
Setelah mencarinya cukup lama akhirnya dia menemukannya, Airin ingin mengetuk pintu tapi pintu itu ternyata tidak dikunci.
Airin tersenyum kembali, hatinya semakin penasaran tentang kejutan yang sudah disiapkan Gavin untuknya. Sambil memegang gagang pintu, Airin pun berkata, "sepertinya kak Gavin sengaja tidak menguncinya supaya aku bisa masuk dengan mudah," ucap Airin dan dia pun membuka pintu itu.
Respon pertama Airin saat membuka pintu itu adalah, dia sangat terkejut saat mendengar suara deesahan dan erangan yang sangat keras didalam ruangan yang terlihat redup. Bukan hanya suara erangan dan deesahan saja yang terdengar tapi aroma penuh hasrat menyebar didalam ruangan itu.
Airin berjalan perlahan dan melihat sepasang pria dan wanita yang sedang bercinta diatas tempat tidur, mereka terlalu terbuai dengan dunia cintanya sehingga mereka tidak tahu jika Airin sudah berdiri tepat dibelakangnya sambil menatap tidak percaya karena pria itu adalah kakak Gavin nya dan wanita yang bercinta dengannya adalah Felly.
Airin berdiri kaku, dia merasa jika ini seperti sebuah mimpi, dia mencubit tangannya dan itu memang terasa sangat sakit, jadi ini adalah sebuah kenyataan.
Airin tertawa sambil menitikkan air matanya, dia tidak menyangka jika kak Gavin yang paling dia sukai ternyata mengkhianatinya, bukan dengan wanita lain melainkan dengan saudara tirinya yang selalu merebut barang miliknya , bahkan kak Gavin adalah calon suaminya sendirinya pun berhasil di rebut olehnya.
Kaki Airin langsung terasa lemas serta seluruh tubuhnya gemetar hebat.
Tatkala dia harus menyaksikan sesuatu yang tak pernah dia duga.
"Kak!" Ucap Airin dengan bibir gemetar serta air mata pun mulai membasahi wajahnya saat ini.
Hatinya benar-benar sangat sakit, sangat sakit sampai rasa itu benar-benar hancur berkeping-keping.
Karena pria yang sebentar lagi, akan menjadi suaminya, telah mengkhianatinya yang di saksikan oleh mata kepalanya sendiri dan itu bukti yang nyata yang tak terbantahkan lagi.