Setelah puas menghirup dalam - dalam wangi tubuh Ayu di kulit belahan dadanya, Rashid berlanjut mencium dua bukit milik Ayu. Dalam keadaan duduk, payudara Ayu terlihat ukurannya tak terlalu besar tapi juga tak terlalu kecil tapi pas ditangannya yang tak sabar langsung menangkupnya.
Tangan yang satu lagi ingin merasakan hal yang sama, tapi tertutup oleh tangan Ayu.
"Kenapa ditutup Sayang? Abang kan pengen melihat payudara Neng yang indah" bujuk Rashid.
Wajah Ayu yang memerah dan mengigit sudut bibir Ayu sendiri tanpa menjawab, sehingga membuat Rashid kembali mencium bibir Ayu. Tangan Rashid menangkap tangan Ayu lalu diangkatnya tangan Ayu ke samping. Tangan Ayu yang sebelumnya menutup payudaranya, digantikan oleh tangan Rashid yang bebas mempermainkan payudara Ayu bagaikan mendapatkan mainan baru dengan meremas - remas dan memainkan puting Ayu.
Tangan Rashid diganti oleh mulutnya yang melahap payudara Ayu dengan rakusnya. Ia mendorong pelan Ayu sehingga Ayu dalam keadaan terlentang, sedangkan Rashid diatasnya yang mulut dan lidahnya sibuk mempermainkan puting Ayu yang kecil dan keras. Tangan Rashid berpindah turun ke bawah ke bagian daerah kewanitaan Ayu yang ternyata sudah basah akibat kejahilan Rashid yang lihai mempermainkan tubuh Ayu.
Dengan tak sabar, Rashid menurunkan celana dalam Ayu yang seksi itu, lalu tangannya menyusup lagi ke celah diantara kedua kaki Ayu lalu naik hingga kebagian miss V Ayu yang basah. Dengan lihai Rashid memainkan jari jemarinya dibagian kewanitaan Ayu dengan mengurut bibir luar vulva dengan sesekali mengelus klitoris hingga tubuh Ayu bergelinjang geli - geli nikmat dari sentuhan Rashid.
Setelah dirasa Ayu siap, Rashid mulai memasukan satu jarinya ke dalam miss V Ayu lalu berlanjut ke dua jari, tapi reaksi Ayu terlonjak kaget. "Pelan - pelan" kata Ayu.
"Kenapa sayang? Apakah pemanasannya kurang lama?"tanya Rashid.
"Bukan begitu, aku.. aku.. Ah..." kata Ayu.
Rupanya tangan Rashid kembali mempermainkan miss V Ayu dengan memutar mutarkan jari jemarinya dibagian klitoris Ayu yang membuat Ayu merasakan kenikmatan hingga mencapai puncak.
Ketika Ayu mencapai puncak, Rashid kembali memasukan dua jarinya lalu bertambah satu jari lagi. Miss V Ayu walau basah tapi terasa sangat sempit, Rashid meragukan kejantanananya akan berhasil masuk ke dalamnya.
Ayu kan sudah tak perawan lagi, tapi tetap terasa sempit. Apakah miss V wanita sini sempit semua? Bagaimana kalau tidak bisa masuk? Tidak, ia harus membuat jalan akses supaya bisa muat.
Dengan pikiran itulah, Rashid semakin gencar merangsang Ayu hingga Ayu mendapatkan puncak ke 2 kalinya. Barulah Rashid mencoba memasuki Ayu tapi sempit sekali hingga Ayu kesakitan padahal hanya kepalanya baru memasukinya. Tak tega melihat Ayu kesakitan dan ia sudah tak kuat menahannya lagi, akhirnya Rashid hanya menggesek - gesekan batang kejantanannya di bibir kewanitaan Ayu berkali - kali dengan tempo kian lama kian cepat hingga keduanya mencapai puncak bersama - sama.
Setelah itu Rashid berguling ke samping agar tak menindih Ayu dengan berat badannya, lalu ia memeluk Ayu dari samping. Napas mereka masih terengah - engah hingga beberapa saat lamanya napas mereka mulai kembali teratur, Rashid menyadari bahwa Ayu sudah tertidur.
Rashid menyadari bahwa di selangkangan Ayu lengket dari spermanya yang tadi dimuncratkannya di luar. Ah.. istriku ini, dalam keadaan seperti itu masih bisa tidur, nanti bakalan kemana - mana bekasnya itu. Sebaiknya dibersihkan dulu sebelum tidur.
Mau diangkatnya Ayu ke dalam kamar mandi untuk dibersihkan, tapi melihat Ayu yang tidurnya sangat lelap, ia jadi tak tega takut Ayu terbangun. Jadi dicarinya tisu yang kebetulan ada di meja lampu samping ranjangnya, diambilnya beberapa helai tisu lalu dilapnya selangkangan Ayu dan beberapa tetes yang jatuh di seprai. Nanti saja seprai mereka diganti ketika mereka turun ke resepsi pernikahan. Dengan pemikiran itu, mereka tidur siang bersama sambil meluk Ayu dari samping.
- * * * -
Jam 4 sore Ayu bangun dari tidur siangnya. Ia bermimpi digencet gunung besar hingga megap - megap nafasnya. Setelah terbangun, ternyata ia tidur tengkurap dan terasa ada tubuh yang menindihnya. Sesaat ia lupa akan pernikahannya dan ia tak tahu siapa yang menindih tubuhnya dari belakang, ia malah mengingat pria - pria hidung belang yang mencoba memperkosanya.
Astaga.. akhirnya ia sudah tak perawan lagi, keperawanannya telah direnggut oleh pria mesum. Seketika Ayu menangis sejadi - jadinya, tangisannya teredam oleh bantal dan air matanya membasahi bantalnya.
Rashid yang merasa sedikit terganggu dari gerakan Ayu, akhirnya terbangun. Ia kaget mendapati Ayu menangis hingga badannya berguncang akibat cegukan, maka dibaliknya tubuh Ayu dari tengkurap menjadi terlentang. Ia ingin melihat wajah Ayu tapi tangan Ayu malah menutupi wajahnya, bahkan tangan itu tetap diposisinya walaupun Rashid mencoba mengangkatnya dari wajahnya.
"Sayang.. Kenapa menangis? Ayo ceritakan ke Abang! Siapa yang membuatmu menangis? Ataukah Abang yang sudah membuatmu sedih? Kalau begitu marahlah kepada Abang! Lampiaskan kemarahanmu!" ucap Rashid membujuk.
Ketika Ayu mendengar suara Rashid, seketika ia mengingat peristiwa yang telah terjadi. Ternyata orang yang telah merenggut keperawanannya adalah suaminya. Kenapa ia bisa lupa?
Ia mengintip dari celah jarinya, ternyata benar Rashid. Dengan perasaan malu, badan Ayu berbalik tengkurap lagi.
Sebelum Ayu tengkurap, Rashid melihat wajah Ayu memerah, ia jadi semakin penasaran.
"Bukan salahmu" Ayu berkata.
"Kalau bukan salahku, kenapa kau menangis? Apakah kau menyesali pernikahan ini? Katakan padaku, dimana kurangnya? Abang akan berusaha memenuhi apa yang Ayu inginkan" Kata Rashid yang tak mengerti jalan pikiran istrinya.
"Aku... Neng hanya bermimpi buruk" jawab Ayu akhirnya.
"Apa kau yakin itu hanya mimpi buruk? Bukan karena juniorku yang terlalu besar kan hingga kau trauma?" tanya Rashid dengan nada cemas.
Mendengar Rashid yang cemas, Ayu segera menoleh ke belakang dan memegang tangan Rashid "Bukan, Abang begitu baik mau memperistriku" kata Ayu yang berusaha meyakinkan Rashid.
"Benarkah?" tanya Rashid yang wajahnya berubah cerah.
"Benar" kata Ayu sambil tersenyum.
Melihat senyuman Ayu, junior Rashid langsung bereaksi. Langsung diterkamnya Ayu, diciumnya bibirnya lalu berpindah ke payudaranya. Satu tangan Rashid meremas payudara Ayu yang lain, sedangkan tangan yang lain turun menuju selangkangan Ayu hingga menemukan inti kewanitaan Ayu lalu jari jemarinya dimainkannya di sana hingga Ayu bergelinjang di ranjang mencapai puncaknya.
Saat Ayu masih melayang - layang di awan, Rashid siap - siap akan memasuki Ayu. Akan tetapi tiba - tiba mereka diganggu oleh bunyi telepon di samping ranjang mereka. Ingin rasanya Rashid mengabaikan telepon itu, tapi Ayu berkata "Ada yang nelepon, angkat dulu ya".
Junior Rashid seketika langsung menciut lagi. Dengan sekali menarik napas panjang, Rashid menuruti Ayu, maka diangkatnya teleponnya "Hallo.. Ini siapa?" kata Rashid dengan nada marah tak sabar.
"Wah wah wah mentang - mentang pengantin baru, sampai lupa nanti malam ada resepsi pernikahannya sendiri. Mau sampai berapa ronde kawinnya? Kasihanilah Ayu, beri dia waktu bernapas dulu. Nanti bisa - bisa dia tak bisa berjalan lagi gara - gara kau gempur habis - habisan" ejek Fahd.
"Itu bukan urusanmu. Resepsinyakan malam, sekarang masih sore" kata Rashid yang kesal dinasehati oleh sahabatnya.
"Aduh kau ini, sensi sekali bagaikan wanita yang sedang mengalami menstruasi. Kau lupa ya, kalau pengantin itu dandannya lama...sekali. Jam 5 Ayu sudah harus mulai di dandani lho" komentar Fahd.
"Baiklah kalau begitu, kau menang. Jam 5 antarkan perias kemari. Biar Ayu dirias disini saja" perintah Rashid.
"Ok. Gitu donk bos. Bye" kata Fahd.
Telepon ditutup Rashid.
"Dari Fahd? Apa katanya?" tanya Ayu.
"Kita harus siap - siap, jam 5 Neng harus mulai di rias" kata Rashid yang menyampaikan berita telepon tadi.
"Oh gitu, ya sudah Neng siap - siap duluan ya" kata Ayu.
Ayu pergi ke kamar mandi. Penyekat kamar mandi dengan kamar tidur hanya berupa kaca tebal transparan tanpa hordeng yang menghalanginya sehingga Ayu terlihat di dalam kamar mandi. Mereka saling bertatap dihalangi kaca. Dari raut wajah Ayu, Rashid mengerti Ayu malu sehingga diam tak langsung mandi.
Maka Rashid memakai piama dan keluar kamar pindah ke kamar mandi sebelah untuk memberi Ayu privasi. Waktu mereka sempit jika ia mandi bareng Ayu, bisa - bisa ia tak tahan ingin menerkam Ayu sehingga seks mereka akan berlanjut di kamar mandi dan mereka akan telat dalam acara resepsi pernikahan mereka. Akan lucu jadinya jika resepsi pernikahan tanpa kehadiran sang pengantin, jadi kali ini Rashid mengalah.