Rashid malam itu bermimpi. Di dalam mimpinya, ia seperti berada di tanah kelahirannya di Qatar. Mimpinya bermula disaat ia sedang bepergian jalur darat bersama rombongannya menyebrangi daerah padang pasir yang panas melebihi 40 derajat selsius, sepanjang mata memandang yang dilihatnya hanya padang pasir tak berujung, tak ada tempat untuk meneduh dari teriknya sinar matahari.
Suatu ketika, ia menemukan oasis besar bagaikan sebuah pulau kecil yang ditengahnya terdapat danau dan daerah sekitarnya ditumbuhi tanaman, sedangkan padang pasir bagaikan pengganti laut.
(Oasis merupakan tempat dimana mata air keluar berupa danau terpencil yang berada di tengah gurun yang gersang, sehingga daerah tanah sekitarnya menjadi subur).
Walaupun perbekalan mereka masih ada, tapi ia memutuskan untuk bermalam karena hari sudah menjelang sore dan sebentar lagi malam akan tiba.
Mereka mendirikan 3 tenda karena rombongannya terdiri dari 8 orang merupakan pengikut setianya yang biasa ia bawa ketika sedang berburu ataupun mengawalnya ketika ia melakukan perjalanan darat. Tak butuh waktu lama, tendapun berdiri tegak. Setelah tenda berdiri tegak, maka mereka berburu hingga matahari terbenam.
Selanjutnya membuat api unggun bersiap memasak makan malam dengan hasil perburuan mereka yaitu kadal dhabb atau kadal berduri yang mirip seperti biawak tapi ukurannya kecil, bersisik dan berekor kasar serta hidup di padang pasir namun termasuk hewan herbivora yang memakan rerumputan di sekitar oasis ini sehingga termasuk hewan yang halal untuk dimakan.
Walaupun mereka menemukan biawak ketika berburu, tapi tidak mereka tangkap karena biawak memiliki taring sehingga termasuk binatang yang haram dimakan karena termasuk hewan karnivora dan predator yang memakan daging hewan lain dan bangkai.
Saat itu hasil perburuan dhabb mereka berjumlah 4 ekor, walaupun ia berhak memakan semua dhabb karena perbekalan mereka masih ada, tapi ia memberikan 3 ekor kepada para pengawalnya. Daging dhabb sungguh lezat dan orang akan ketagihan apabila pernah menyantapnya.
Setelah mereka makan malam mengelilingi api unggun, maka mereka memasuki tendanya masing - masing. Ia menempati tenda pribadi, sedangkan sisa tenda lain para pengawalnya saling berbagi tenda.
Seharusnya ada salah satu pengawal yang bertugas giliran jaga malam sehingga mereka akan aman dari ancaman musuh maupun binatang buas yang menyerang ketika malam hari, tetapi ia menyuruh mereka untuk tidur.
Saat itu ia tak bisa tidur, sehingga keluar dari tendanya. Ia menyuruh pengawal yang sedang berjaga untuk istirahat karena ia yang akan menggantikannya bertugas jaga malam. Pengawalnya menolaknya tapi ia memaksa sehingga menurut juga.
Ia memutuskan untuk duduk di pinggir danau itu sambil menikmati pemandangan sekitar oasis. Beberapa lama kemudian terdengar suara derap unta dari arah padang pasir. Ia langsung bersiap - siap mengambil senjatanya berupa pistol dan pedang Simitar (pedang panjang tapi bentuknya melengkung khas serdadu umat muslim).
Ia akan membangunkan semua pengawalnya tapi ditahannya karena hanya terdengar seperti satu unta saja yang mendekati oasis tempat mereka bermalam. Maka Rashid hanya mencari tempat berlindung dan mengintip di antara pepohonan besar yang tumbuh di dekat danau.
Semakin lama semakin terlihat bahwa yang menaiki unta memakai pakaian serba hitam. Biasanya pakaian hitam dipakai oleh wanita yang disebut abaya. Ia semakin waspada, siapa tahu musuh pria yang pura - pura memakai pakaian wanita.
Setelah unta itu berada di tepi danau, orang yang menaiki unta itu turun dan berjalan mendekati danau hingga kakinya menyentuh air. Orang itu jongkok dan seperti meminum air danau lalu tiba - tiba diluar dugaannya orang itu malah membuka Abayanya.
Kagetlah Rashid ternyata dibalik abaya itu, seorang wanita tulen. Wanita itu tak mengenakan pakaian lain sehingga dia telanjang lalu lompat terjun ke air danau. Padahal biasanya tiap wanita mengenakan baju dan gaun mahal bermerk hingga limited edition dibalik abaya yang dikenakannya. Tapi wanita ini hanya mengenakan abaya saja.
Tak lama muncul kepala wanita itu yang ternyata wanita berambut cokelat dan bermata cokelat. Ketika itu bulan purnama sehingga cahaya malamnya terang dan terpantul ke air danau menjadi semakin terang memperlihatkan keelokan wajahnya yang sangat cantik jelita. Bibir wanita itu juga sangat menggodanya terutama bagian bawah bibirnya yang penuh dan berwarna alami merah muda seakan memohonnya untuk dikecup.
Wanita itu menyapukan rambutnya ke arah belakang yang sebelumnya rambutnya berada di depan menutup sebagian wajahnya sehingga kedua tangannya terangkat ke atas memperlihatkan payudaranya yang kencang dan putingnya yang mengeras akibat udara malam yang terasa dingin.
Apa wanita itu tidak masuk angin mandi malam - malam begini? tanya Rashid dalam hati. Walaupun ia menguatirkan akan kesehatan wanita itu, tapi ia tak dapat melepaskan pandangannya darinya bahkan juniornya sedang aktif - aktifnya berontak dari kekangan celana yang mengurungnya.
Ketika wanita itu berjalan ke tepi danau mendekati ke arah pohon dimana ia berada dibaliknya, Rashid bergerak menjauhi tempatnya bersembunyi, tapi kakinya malah menginjak ranting pohon yang berada di bawah pohon itu sehingga tertangkap basahlah akan keberadaannya di situ.
Wanita itu setelah menyadari bahwa dia tak sendiri, dia lari ke arah abayanya berada. Wanita itu dengan hanya menutupi bagian depan tubuhnya yang terekspose dengan kain abaya yang dipegang di bagian dadanya tanpa memakainya, wanita itu bertanya "Siapa di sana?" tanyanya
"Maaf nona, bukan maksudku untuk mengintip tapi awalnya aku mengira bahwa kau adalah musuh yang akan menyerang kelompok kami" jawab Rashid yang muncul dari tempat persembunyiannya dengan kedua tangan kosong kearah atas sebagai tanda bukan orang jahat.
"Tetap saja kau sudah mengintipku yang sedang mandi. Setidaknya kau bilang donk sebelum aku mandi. Dasar pria mesum" tuduh Ayu dengan marah.
Dituduh begitu, semakin membuat Rashid merasa tertantang. Biasanya para wanita dengan sukarela menyerahkan tubuh mereka untuk dinikmati olehnya. Awalnya iapun tadi mengira wanita ini sengaja mandi untuk membuatnya terangsang, dan wanita ini berhasil membuatnya sangat terangsang. Akan tetapi ternyata wanita ini tidak sengaja.
Walaupun begitu, ia sudah tak peduli lagi wanita ini sengaja atau bukan karena ia tak sabar akan mendapatkan tubuhnya untuk dinikmati. Tak pernah ia merasakan tubuhnya bereaksi seperti ini terhadap wanita manapun.
Dengan pikiran diliputi kabut gairah, Rashid mendekati wanita ini. Tetapi wanita ini malah berjalan mundur menjauhi Rashid dengan raut wajah ketakutan. Sebelum wanita ini lari, Rashid berhasil menangkapnya. Wanita ini berontak tapi Rashid tetap memegang kuat kedua tangannya sehingga mereka berdua terjatuh dengan posisi Rashid berada di bawah.
Wanita ini segera bangkit berdiri tapi ditarik lagi tangannya lalu digulingkannya wanita ini ke tanah sehingga kini Rashid berada di atasnya dengan kedua tangan wanita ini dikurung keatas oleh tangan Rashid.
"Mau apa kau?Lepaskan aku" perintah wanita ini dengan galaknya.
"Jangan galak - galak donk nona! Seharusnya wanita itu lemah lembut selembut kulit nona. Kau tadi menuduhku sebagai pria mesum, kalau pria mesum maka akan melakukan ini" kata Rashid.
Diciumnya wanita ini dengan ciuman yang panas. Wanita ini bagaikan mata air dan ia merasakan rasa haus yang amat sangat, berapa kali diminumpun masih membuat kerongkongannya kering kehausan yang tak ada akhirnya.
Setelah sejenak puas mencium bibirnya, ciumannya berpindah ke bagian tengkuk leher wanita ini lalu dibisikinya di telinganya "Siapa namamu nona?" tanyanya.
"Ayu" jawab wanita ini dengan nada terengah - engah kehabisan napas akibat ciumannya tadi.
"Hallo nona Ayu, perkenalkan namaku Rashid" jawabnya.
Abayanya entah berada dimana sehingga Rashid dapat langsung menyentuh tubuhnya. Tangan Rashid berpindah ke salah satu payudara Ayu dan bermain - main di sana memainkan putingnya. Terdengar erangan Ayu dan tubuh Ayu menggeliat sehingga tubuh Rashid tergesek - gesek oleh tubuh Ayu sehingga membuat Rashid semakin gila.
Mulut Rashid mengulum payudara Ayu yang lain dan lidahnya memutar - mutar putingnya sehingga membuat Ayu semakin menggila dan membuka kedua kakinya dan mengapit tubuh Rashid diantara kakinya.
Tangan Rashid yang lain menyentuh inti kewanitaan Ayu yang ternyata sudah sangat basah. Ditesnya kewanitaan Ayu dengan memasukan satu jari kemudian diikuti jari - jarinya yang lain, dipompanya Ayu dengan jarinya hingga Ayu mencapai puncak kenikmatannya.
Ketika Ayu masih dalam keadaan di awan - awan, segera dimasukannya kejantanannya ke dalam lubang kewanitaan Ayu. Walaupun sempit tapi dipaksanya memasukinya karena ia sudah tak kuat ingin mencapai puncak.
Dengan sekali hentakan yang kuat, akhirnya berhasil masuk juga kejantanannya pulang ke rumah. Setelah itu ia memompa Ayu dengan tempo lambat karena ia merasakan ketidaknyamanan Ayu. Dengan penuh kesabaran dipompanya Ayu terus menerus hingga akhirnya ia merasa bahwa Ayupun mulai menikmatinya, barulah ia merubah ke tempo lebih cepat hingga akhirnya ia berhenti memompa ketika Ayu mencapai puncak kembali yang disusul Rashid sehingga mereka mencapai puncak bersama - sama.
Beberapa saat lamanya, walaupun ia telah mencapai klimaks tapi ia merasa enggan untuk menarik kejantanannya dari dalam tubuh Ayu. Mereka saling berpelukan.
Hingga akhirnya ia merasakan dicubit dengan tenaga cubitan yang kuat hingga Rashid pun tersadar dari alam mimpinya.
Ternyata ia bukan berada di oasis, tapi berada di penthouse mereka dan barulah ia mengingat bahwa mereka sudah menikah.
Ayu yang dalam dekapannya menangis di dadanya. Ah mungkin ia tidur tak sengaja menindih Ayu dengan badannya yang besar sehingga Ayu megap - megap kehabisan udara. Maka Rashid segera menjauhi tubuh Ayu, tapi ternyata ia mendapati bahwa kejantanannya tadi berada di dalam kewanitaan Ayu.
Berarti tadi mimpi bercinta dengan Ayu bukanlah hanya mimpi, tapi kenyataan.