Resepsi ke dua akhirnya selesai juga saat jam menunjukan jam 11 malam. Badan Ayu sangat letih dan menurut saja ketika Rashid menggendongnya menaiki tangga menuju kamar Rashid di villa yang sudah diubah perabotannya disesuaikan netral bagi pasangan suami istri yang berwarna putih dengan tambahan unsur kayu alami dan sentuhan foto mereka berdua yang dipajang di dekat ranjang dan meja rias Ayu serta dekat sofa tv.
Kamarnya hanya terdiri dari kamar tidur dan kamar mandi sehingga lemari pakaian dan meja riasnya menyatu dengan kamar tidur.
Ayu diletakan di kursi meja rias yang ada sandarannya. Ketika Rashid akan membuka jarum pentul yang terpasang di kerudung Ayu, Ayu mencegahnya dengan memegang lengan Rashid "Tidak usah, makasih atas bantuannya. Neng juga bisa membukanya, Abang juga pasti lelah sudah menggendong Neng kemana - mana" kata Ayu.
"Baiklah kalau begitu, tapi kalau butuh sesuatu, panggil saja ya" kata Rashid diakhiri dengan senyuman.
Dibalas Ayu dengan senyuman juga dan anggukan kepala.
Rashid berganti pakaian ke piama yang nyaman berlengan pendek dan setelan celana panjangnya, hanya butuh waktu sebentar untuk berganti pakaian sedangkan Ayu masih berkutat membuka kerudung dan riasan wajahnya. Lalu Rashid duduk di sofa tv kamar tidur mereka dan menyalakan tv untuk melihat siaran berita terbaru sambil menunggu Ayu selesai ganti baju.
Sewaktu Ayu selesai membuka kerudungnya, menyisir rambut dan menghilangkan riasannya menggunakan pembersih muka dan toner, ia bangkit dan berjalan ke kamar mandi tapi Rashid menghadangnya.
"Sudah tengah malam, sebaiknya langsung tidur saja" kata Rashid.
"Tapi Neng belum shalat dan gak enak kalau gak mandi, nanti Abang sesak napas lagi kecium bau Neng" kata Ayu.
"Abang takut nanti Neng jadi sakit kalau mandi malam - malam" kata Rashid.
"Itu hanya mitos, justru mandi malam kalau dengan air hangat tidak menyebabkan paru - paru basah, juga tidak menyebabkan rematik, malah dapat meningkatkan kualitas tidur" terang Ayu.
"Baiklah kalau begitu, yuk mandi bareng" ajak Rashid.
Sebelum Ayu bereaksi, digendongnya Ayu dibahunya seperti mengangkat karung beras saja, badan bagian atas Ayu di belakang punggung Rashid sedangkan badan bagian bawah Ayu di depan dada Rashid.
"Turunkan aku! Dasar barbar" kata Ayu yang kakinya digerak - gerakan menendang dada Rashid dan tangannya memukul mukul punggung Rashid.
Sedangkan Rashid membekap kaki Ayu dengan sebelah tangannya sedangkan tangan yang lain memukul ringan pantat Ayu "Sayang nakal, memukul dan menendang suamimu sendiri. Jadi harus dihukum, siap - siap ya terima hukumannya" kata Rashid dengan wajah menyeringai.
"Abang yang salah duluan menggendong Neng kaya orang purba aja" kata Ayu dengan wajah cemberut.
"Yah Abang memang manusia purba yang mau memandikan pasangannya" kata Rashid.
"Neng juga bisa mandi sendiri tau" kata Ayu.
Mereka tiba juga di kamar mandi.
"Mau di shower atau bathub?" tanya Rashid.
Sebelum Ayu jawab, disela Rashid "Bathub saja, tadi siang kau sangat menggodaku di jacuzi. Sekarang saatnya pembalasan" kata Rashid.
"Hey" sebelum Ayu melanjutkan kata - katanya, mulutnya keburu diserang oleh Rashid. Tapi tak butuh waktu lama, Ayu luluh juga dengan ciumannya.
Mereka berciuman bagaikan tak ada hari esok, mulut dan bibir mereka saling berpagutan dan tangan yang sibuk saling meraba tubuh pasangannya.
Tangan Rashid meraba - raba pungung Ayu dikulitnya dengan bebas dengan gerakan naik turun yang resleting dan kaitan behanya sudah dibukanya daritadi. Lalu ditariknya gaun Ayu beserta beha ke depan melewati bahu dan lengannya sehingga payudara Ayu terekspose untuk dinikmati oleh Rashid.
Gaun atasan Ayu menumpuk di pinggulnya karena gaunnya menyatu dengan roknya. Dengan tak sabar, Rashid mensibak rok Ayu hingga pinggulnya sehingga terlihat stoking setinggi setengah paha dan celana dalam g-string yang dipakai Ayu. Dengan tak sabar, disobeknya g-string yang berbahan tipis. Lalu dielus - elus bibir kewanitaan Ayu juga klitorisnya hingga basah.
Setelah basah, diperiksanya kesiapan Ayu dengan jemarinya. Beberapa saat kemudian setelah dirasa Ayu siap menerimanya, Rashid buru - buru melepaskan piayamanya dan gaun Ayu diangkat ke atas sehingga keduanya tak berbusana, lalu diangkatnya Ayu dan mereka bersama masuk bathub dengan posisi Rashid masuk duluan, disusul Ayu ditempatkan punggungnya Ayu menyandar ke dadanya.
Bersamaan Ayu masuk ke dalam air, kejantanan Rashid memasuki Ayu dari belakang. Berkat kesiapan Ayu dan bantuan air bathub sehingga muluslah akses masuknya. Punggung Ayu melengkung ke depan dan tangannya mencengkram pinggiran bathub.
Kepala Ayu bersandar pada bahu Rashid yang dimanfaatkan oleh Rashid dengan merangsang salah satu titik sensitip Ayu melalui gigitan ringan dan jilatan di telinga Ayu. Kedua tangan Rashid juga merangsang titik sensitip lainnya dengan meremas dan memijit payudara Ayu serta kedua jari telunjuk dan jempol Rashid memainkan puting Ayu yang telah mengeras.
Selama Rashid memasuki Ayu, Rashid sengaja diam menahan diri supaya Ayu dapat menyesuaikan diri dengan besarnya kejantanannya hingga Ayu sendirilah yang secara tak sadar memulai menggerakan pinggulnya secara perlahan dengan ritme naik turun.
Selama Ayu bergerak, Rashid tak menghentikan aksinya bahkan semakin gencar merangsangnya sehingga tempo genjotan Ayu semakin lama semakin cepat hingga Ayu terdiam dan menegang mencapai puncaknya yang disusul oleh Rashid yang menahan diri daritadi menunggu Ayu sehingga mereka mencapai puncak bersama - sama.
Beberapa saat lamanya ketika Rashid selesai menumpahkan benihnya kedalam tubuh Ayu, ia segera bangkit berdiri dan memandikan Ayu dan dirinya di shower dengan cepat karena mereka sudah lama berada di kamar mandi, kulit jari tangan Ayu sudah keriput.
Dalam keadaan mengantuk, Ayu memaksakan diri untuk shalat isya, bahkan sebelum membuka mukena, ia tertidur di sajadah. Rashid yang membuka mukena dan menggendongnya ke ranjang mereka.
Rashid bertanya - tanya bagaimana Ayu bisa menjaga kesuciannya selama ini kalau saat Ayu bersamanya, Ayu sering tertidur. Kalau pria lain pasti akan memanfaatkan momen menjamahi tubuh istrinya saat Ayu tak sadarkan diri. Jadi sungguh kejutan istimewa didapatkannya ketika mengetahui bahwa Ayu masih perawan padahal ia sudah siap dengan keadaan Ayu yang sudah tak perawan lagi. Lain kali ia harus mengorek detail informasi itu dari Ayu.
Untung saja Ayu sudah mengenakan lingerie kimono seset dengan g - stringnya sehingga Rashid tak perlu memakaikan pakaian tidur untuknya, kalau tidak maka Rashid mungkin akan susah tidur dengan juniornya aktif yang mengetahui Ayu tak mengenakan pakaian. Walaupun baju tidur yang kini sedang dikenakan Ayu lebih seksi mengundang, tapi setidaknya ada bahan yang memisahkan mereka berdua.
Ayu tanpa pakaianpun tak masalah baginya Sedangkan Rashid mengenakan celana panjang piyama tanpa atasan. Mereka tidur dalam keadaan saling berpelukan.
Keesokan harinya, Ayu terbangun dalam posisi memeluk dan bersandar di dada Rashid yang telanjang sehingga kepala dan tangan Ayu menyentuh langsung kulit dada dan perut Rashid yang bidang dan berkotak - kotak.
Ayu sedikit bangkit dari posisinya untuk melihat keseluruhan dada Rashid, namun tetap dalam keadaan rebahan. Sebelah tangan Ayu menopang kepalanya dan menghadap miring ke arah Rashid yang masih dalam keadaan sedang tidur.
Hmm.. Yummy.. Pagi - pagi bangun langsung disuguhi otot dada dan perut yang berkotak - kotak sempurna tanpa ada bulu dadanya dengan warna kulit cokelat mengkilap, terlihat bagaikan roti sobek yang membuat air liurnya menetes ingin memakannya.
Untuk ukuran orang Timur Tengah, kebanyakan dada prianya berbulu, tapi Rashid tidak. Mungkin karena percampuran Qatar - Indonesia sehingga membuatnya begitu. Tapi dari segi penampilan, Rashid terlihat orang Timur Tengah banget apalagi dengan jenggot dan kumisnya, tubuhnya juga tinggi besar, apalagi ukuran Mr.P nya bukan ukuran pria lokal.
Mengingat itu, wajah Ayu seketika memerah dan pandangannya turun ke bawah, ke depan celana piyama Rashid. Terkejutnya Ayu ternyata celana depan Rashid menonjol ke atas yang tak lain dibalik celana itu adalah Mr. P bangkit berdiri. Itu artinya sang pemilik telah sadar.
Langsung arah mata Ayu berpindah ke wajah Rashid dan benar saja Ayu melihat cengiran Rashid yang penuh kebanggaan atas tubuhnya yang bagus itu, dan memang benar bagus sih. Tapi tetap saja membuat Ayu sedikit sebal dengan cengirannya itu.
"Air liurmu hampir menetes tuh. Gigit saja kalau lapar" kata Rashid yang nyengir lagi.
"Bisakah cengiran Abang dihapus dari wajahmu? Sebel tau lihatnya" kata Ayu yang bangkit dan duduk sambil mendekapkan kedua tangannya.
"Ehem - ehem baiklah. Habisnya raut wajah Ayang ngegemesin sih" kata Rashid yang mencubit pipi kanan Ayu.
Ketika Ayu mau berdiri meninggalkan ranjang, tangannya dipegang oleh Rashid sehingga Ayu berhenti.
"Mau ke mana sayang?" tanya Rashid.
"ke kamar mandi" kata Ayu.
"Yuk" kata Rashid yang bersemangat malah menarik Ayu ke arah kamar mandi.
"Mau ngapain? Udah kebelet pengen pipis nih" kata Ayu.
"Abang juga kebelet nih" kata Rashid yang mengedipkan matanya lalu menyeringai bagaikan serigala.
"Ga mau, nanti kesiangan subuhannya. Bentar lagi jam 6" kata Ayu yang mengingatkan.
"Oh ya? Baiklah kita shalat dulu" kata Rashid.