Chereads / Terjerat Kawin Kontrak / Chapter 36 - Ciuman ke Dua

Chapter 36 - Ciuman ke Dua

Melihat Ayu yang hanya diam saja dan melihat bibir Ayu dari jarak dekat yang begitu menggodanya sehingga timbul keberanian Rashid untuk melanjutkan kembali aksinya.

Dipeluknya Ayu ke arahnya sehingga dada mereka saling bertemu dan jarak mereka semakin dekat. Kepala Rashid dimiringkan sedikit lalu menunduk untuk mencium bibir Ayu kembali.

Ciuman kali ini sedikit berbeda, Rashid semakin berani dengan membuka sedikit bibirnya sehingga bibir Ayu dilahapnya. Dikulumnya bibir Ayu dan dengan perlahan digigitnya dengan lembut bibir bawahnya yang lebih tebal itu lalu diganti dengan lidah Rashid yang menjilat bibir bawah Ayu seakan mengobati luka akibat gigitannya tadi.

Ayu sedari tadi yang diam mematung, akhirnya memejamkan matanya mulai menikmati ciumannya itu.

Rashid yang melihat mata Ayu akhirnya tertutup, menjadi semakin berani untuk melanjutkan ciuman mereka ke tahap selanjutnya.

Lidah Rashid berpindah dari bibir bawah Ayu ke celah bibir Ayu dan mendorong lidahnya memasuki mulut Ayu.

Ayu yang terbuai dengan ciuman dan pelukan Rashid yang terasa nyaman baginya sehingga tanpa sadar membuka mulutnya menjawab permintaan Rashid tanpa kata yang ingin memasuki mulutnya.

Setelah mulut Ayu terbuka sedikit yang memberinya akses masuk, Rashid tak membuang kesempatan untuk memasuki mulut Ayu.

Lalu lidahnya bebas bergerilya mengeksplore ke dalam mulut Ayu. Tiap gigi Ayu dibelainya dengan lidahnya yang lihai hingga lidah Ayu pun dirayunya dengan belaian yang membuat Ayu mengerang menikmati ciuman panasnya.

Mendengar erangan Ayu yang terdengar begitu merdu ditelinganya, membuat Rashid semakin lupa diri. Dalam keadaan masih berciuman, diangkatnya tubuh Ayu sehingga didudukannya di atas meja kerja dan dibukanya kakinya Ayu sehingga Rashid dapat berdiri diantara kaki Ayu.

Mata Ayu semakin terbelalak merasakan sesuatu yang keras diantara pahanya. Walaupun pakaian mereka masih lengkap tapi sesuatu yang keras itu tetap terasa dengan jelas.

Keadaan mereka yang sudah terlalu jauh itu membuat Ayu tersadar dari rasa syoknya sehingga dengan sekuat tenaga Ayu mendorong tubuh Rashid.

Rashid yang terlena dengan ciumannya tak memprediksi gerakan Ayu yang tiba - tiba itu sehingga ia terjungkal jatuh ke belakang dan mendarat di lantai.

Ayu yang dalam posisi duduk di pinggir meja, turun dan berdiri merapikan pakaiannya yang sebenarnya tidak kusut. Lalu sebelah tangan berkaca pinggang sedangkan tangannya yang lain menunujuk ke arah Rashid dengan menampilkan wajah yang marah dan mata yang melotot saking marahnya.

"Kau.. Kau.. Berani sekali mencuri ciuman pertamaku" tuduh Ayu.

Rashid yang mendengar tuduhan Ayu, hanya nyengir penuh kemenangan, lalu berkomentar

"Nona, kita bukan hanya sekali berciuman. Ya memang kuakui ciuman pertama memang dipaksa, tapi ciuman kedua kau menikmatinya hingga mengerang yang terdengar sangat menggoda. Aku sebagai pria normal jadi wajar lupa diri" jawab Rashid membela diri.

"Pria brengsek" maki Ayu.

Ayu mau menendang Rashid yang masih duduk dilantai, tapi kaki Ayu ditahan Rashid sehingga Ayu terjatuh menindih Rashid yang ditangkap Rashid sehingga Ayu mendarat di pelukan Rashid.

Mereka berpelukan di lantai. Ayu segera mengubah posisinya sehingga duduk di sebelah Rashid yang masih terlentang di lantai.

Rashid hanya merubah sedikit posisinya dengan tangan dibelakang kepala yang dijadikannya pengganti bantal dan tidur - tiduran terlentang dengan santai di lantai yang arah matanya menatap Ayu. Dengan jahil Rashid berkomentar dengan nada menggoda

"Tuh kan apa ku bilang, kau menikmatinya sehingga kamu sendiri yang bahkan tak rela berjauhan lama - lama dariku sehingga memelukku lagi padahal aku dari tadi diam saja kan disini"

"Heh kau sendiri yang menjegal kakiku sehingga aku terjatuh" jawab Ayu dengan marah.

"Masa sih? Bukannya kamu ingin kakimu dibelai olehku?" kata Rashid dengan pedenya.

"Kau.. Kau.. Dasar tak tahu malu" kata Ayu yang kehabisan kata - kata.

"Hanya dihadapanmu kemaluanku selalu mengeras" dibalas Rashid dengan menggoda.

"Kenapa kau melakukan itu?" tanya Ayu yang mengusap bibirnya berkali - kali seakan - akan dengan melakukannya maka akan hilang ciumannya.

"Hentikan mengusap bibirmu yang lembut itu! nanti lecet. Kasihan kan bibir indah itu jadi terluka" kata Rashid dengan nada dan raut wajah sedih.

"Cukup! hentikan kata - kata konyolmu itu! dan jawab pertanyaanku" desak Ayu.

"Baiklah, kau mau tau kenapa aku melakukannya? Memangnya harus ada alasan kenapa menciummu?" Tanya balik Rashid dengan heran.

Dijawab Ayu dengan anggukan kepala.

"Karena aku menginginkannya saat itu. Nah sudah dijawab kan" kata Rashid dengan santainya.

Ayu tak percaya pria itu dengan mudahnya menciumnya karena alasan menginginkannya saat itu.

"Lantas kenapa kamu memilihku?" tanya Ayu

"Kau sudah tahu jawabannya" jawab Rashid seolah - olah dia sudah mengatakannya dengan jelas.

"Apa? Sebelumnya kau tak menjelaskannya" desak Ayu.

"Kau pura - pura bodoh atau apa? anak TK saja sudah tahu jawabannya, itu karena aku menginginkanmu sayang" jawab Rashid dengan sabar.

Ayu yang mendengar hal itu hanya diam mematung ditempat dengan mulut yang terbuka dan mata yang terbelalak.

"Sayang, kau mau ku cium lagi? Mulut menggodamu itu terbuka seakan meminta isyarat dicium lagi. Aku sih tak masalah. Berapa kalipun kau mau dicium, aku pasti bersedia" goda Rashid lagi.

"Arkh... Aku bisa gila kalau lama - lama dekat denganmu" teriak Ayu lalu lari meninggalkan ruang kerja itu menuju kamarnya.

"Aku sudah gila sayang, karenamu" teriak balik Rashid dari arah ruang kerja.

- * * * -

Ayu duduk di lantai dibalik pintu kamarnya yang tertutup. Terbayang kembali kejadian ciuman panas yang terjadi di ruang kerja itu, dadanya berdebar keras dan tubuhnya lemas tak bertenaga untuk dapat berdiri. Ia merutuki diri sendiri yang kalah hanya berdiam diri mematung sehingga ada kesempatan bagi pria itu untuk menciumnya, bahkan sampai 2X. Bayangkan 2X!

Ia tak pernah sekalipun dicium oleh orang lain bahkan para pelanggannya pun tak bisa menciumnya. Mereka hanya meraba punggung dan pahanya saja, itupun rasanya ingin ia hajar habis - habisan sehingga mereka tak bisa melakukannya. Tapi demi penyamarannya berhasil, ia harus menahan diri untuk tidak bergidik ngeri ataupun muntah dari belaian mereka.

Namun pria ini, selain ia diam saja, bahkan ciumannya untuk sesaat dinikmatinya hingga mengerang. Jelas, sumber erangan itu berasal dari dirinya. Ada apa dengannya? Kenapa gairah seksualnya hanya bisa dibangkitkan oleh pria itu?

Sedangkan pria itu pasti dapat dengan mudah mendapatkan wanita yang diinginkannya. Selain kedudukannya sebagai pangeran dan kekayaannya yang melimpah, tubuhnyapun ideal idaman setiap wanita.

Tapi kenapa dia memilihku? Oh iya dia kan asalnya dari Qatar, pria Qatar pasti sama asalnya dengan orang Arab yang memperbolehkan seorang pria beristrikan lebih dari satu, dengan kekayaan yang dimilikinya pasti bisalah punya istri banyak. Secara agama pun dibolehkan asalkan berlaku adil. Jadi tak masalah baginya memperistriku yang muda dan kurang pendidikan ini. Istri yang akan dibanggakannya di hadapan publik pasti wanita lain, aku hanyalah pemuas nafsunya. Ya pasti itu alasannya, renung Ayu dengan yakin.

Kalau itu yang menjadi satu - satunya jalan untuk membebaskan wanita tahanan lainnya, dan wanita lain yang dijadikan kawin kontrak seperti dirinya, maka ia akan menikahi pria itu. Karena ia benci pria germo itu yang bebas berkeliaran dan hidup enak dari hasil jerih payah wanita lemah yang menjual tubuhnya kepada pria hidung belang.

Tak sedikit wanita yang luka - luka dari para pelanggan yang main kasar dan dirinya yang bisa berkelahipun tak dapat berbuat apa - apa dari si germo gendut dan algojo - algojonya itu. Bahkan ia pernah mendengar cerita dari kawan - kawannya sesama tahanan bahwa ada 3 tahanan wanita yang meninggal karena mereka mencoba melarikan diri. Beruntungnya ia cuma babak belur doang.

Jadi untuk menghukum germo itu ke penjara, ia harus menikahi Rashid. Daripada menunggu waktu 3 bulan, Rashid hanya membebaskannya dengan membayarnya, sedangkan si germo keenakan dapat uang dan bebas berkeliaran, tahanan wanita lainpun akan selamanya terkurung jadi korban mereka.