Lama Rashid tak menjawab tawarannya itu sehingga membuat Ayu kesal.
"Bukankah kau suamiku? Seharusnya sebagai seorang suami harus membantu istrinya disaat susah dan mengabulkan tiap permintaannya" tanya Ayu
"Kita bukanlah suami istri sungguhan" jawab Rashid.
"Bukan suami istri bagaimana? Aku kan sudah menandatangani surat firmulir pernikahan, tanda tangan dan namamupun tercantum di situ" kata Ayu.
"Kau tidak tahu konsep kawin kontrak?" tanya Rashid tiba - tiba
"Memangnya ada ya kawin kontrak itu?" Ayu tanya balik.
"Di sekitar sini hal ini menjadi hal yang banyak dilakukan" jawab Rashid walaupun sebenarnya tak memerlukan formulir pendaftaran pernikahan sungguhan dari KUA, hanya kata - kata ijab kabul tanpa dari penghulu yang sebenarnya. Tapi Ayu tak mengetahui hal ini, jadi dia hanya bisa mengangguk saja, pura - pura paham.
"Oh begitu. Tapi tetap saja kita sudah menikah" jawab Ayu.
"Bodoh. Itu kan hanya formulirnya doang tanpa surat resmi nikah atau buku nikah yang berlaku disini. Bahkan tak ada ijab kabul dari penghulu" Jawab Rashid.
"Begitu ya.. Tapi kan aku mana tahu. Usiaku kan baru 18 tahun, banyak hal yang belum kupahami" jawab Ayu.
Rashid kaget setelah mendengar usia Ayu yang masih terlalu muda baginya. Astaga.. bagaimana mungkin ia terpincut dengan gadis remaja, pikirannya pasti sudah gak waras.
"Kamu terlihat dewasa bagi gadis seusiamu" komentar Rashid.
"Begitulah. Keadaan yang membuatku dewasa sebelum waktunya" jawab Ayu.
"Jadi bagaimana tawaranku, mau tidak?" tanya Ayu lagi.
"Tawaran yang menarik. Sebenarnya rencanaku awalnya hanya membuatmu menemaniku di setiap acara yang akan kuhadiri. Tapi kini aku menginginkan lebih, sebagai imbalan membantumu lepas dari germo yang menahanmu" jawab Rashid.
"Benarkah rencanamu sebelumnya seperti itu?" tanya Ayu yang kaget mendengar tujuan Rashid yang sebenarnya.
"Kenapa tidak memberitahuku daritadi? Kalau gitu kan aku bersedia sekali menemanimu disetiap acara dari pagi hingga malam, bahkan 24 jam pun boleh" kata Ayu dengan wajah bahagia karena tak perlu tidur bersama dengan Rashid. Ia hanya butuh menunggu 3 bulan, lalu Rashid akan melepaskannya dari germo itu.
Mendengar Ayu yang bahagia, membuat Rashid kesal. "Tapi sekarang pikiranku berubah" jawab Rashid yang membuat kebahagiaan Ayu seketika padam.
"Eits eits.. kamu gak bisa gitu donk. Perkataan seorang pria itu tak boleh dicabut kembali! Bukan Gentleman namanya" kata Ayu mengingatkannya.
"Bukankah kau ingin menjebloskan germomu segera sehingga teman - temanmu bisa terbebas secepatnya?" tanya Rashid yang mengingatkan akan ucapan Ayu sebelumnya.
"Iya juga sih, kasihan mereka. Tak semuanya wanita nakal. Mereka menjalaninya karena terpaksa, keadaan yang memaksa mereka melakukan hal itu. Hmm.. Baiklah kau menang. Jadi pikiranmu berubah dalam hal apa?" tanya Ayu.
"Kau tidur bersamaku selama yang ku inginkan" jawab Rashid.
"Apa katamu? Apa kamu sudah gila? Bagaimana dengan kebebasanku?" tanya Ayu dengan raut wajah syok dan mata yang melotot keluar.
"Kau akan jadi istriku yang sesungguhnya. Jadi sesuai perkataaanmu, sebagai seorang suami maka akan membantu istrinya disaat susah dan kukabulkan semua permintaan istriku" jawab Rashid.
"Tapi mengapa kau berubah pikiran?" tanya Ayu.
"Kau tahu siapa aku sebenarnya" tanya Rashid tiba - tiba.
"Hei jangan mengalihkan pembicaraan, jawab dulu pertanyaanku donk!" Perintah Ayu
"Ini menyangkut pertanyaanmu tadi" jawab Rashid.
"Baiklah kalau begitu. Jawabannya meneketehe. Kita baru saja kenalan, dan kau orang asing. Kalau artis selebritis yang sering muncul di tv sih bakalan dikenal" jawab Ayu
"Aku walaupun bukan selebriti, tapi pernah beberapa kali tampil di layar tv. Bahkan wartawan sering jadi paparazi" jawab Rashid.
"Wow pede sekali kau. Memangnya kamu orang penting?" Tanya Ayu.
"Ya memang penting. Bahkan kalau saja pemerintahmu tahu kedatanganmu ke negeri ini, mereka akan menyambutku dengan baik" jawab Rashid dengan pedenya.
"Memangnya kau siapa? Besar kepala sekali sampai segitunya" tanya Ayu.
Rashid hanya menyodorkan handphonenya ke depan meja dihadapan Ayu.
"Cek saja namaku di google, pasti langsung ketemu. Jawabannya ada disitu. Apa perlu kusebutkan namaku secara lengkap?" tanya Rashid.
Ayu yang bengong hanya bisa mengangguk kecil lalu menggelengkan kepala "Tidak usah, aku sudah tahu namamu sewaktu menandatangani formulir pernikahan" jawab Ayu.
Tangannya mengambil hp Rashid lalu membuka layarnya. Ternyata hpnya tak terlindungi kode pasword, langsung terlihat menu - menu yang tersedia di hpnya. Hp keluaran terbaru yang pernah Ayu lihat di tv.
Tapi bagi Ayu, hp jaman sekarang semua sama saja dengan tipe yang sama. Tidak seperti hp dulu yang model - modelnya kreatif berbagai macam model dan warna serta ukuran sehingga dari jarak jauhpun terlihat jelas tipe dan merk hp seseorang.
Tangan Ayu mencari menu google lalu ia mengetik nama Rashid bin Ali Al Muhtarom di dalam pencariannya. Sedetik kemudian langsung muncul artikel - artikel tentangnya, foto dan video yang pernah diwawancara. Maka dibukanya satu persatu artikel mengenai Rashid beserta keluarganya.
Ternyata dia seorang pangeran, bayangkan PANGERAN!!! Bagaimana mungkin pangeran tersesat sampai negri ini bahkan di hadapannya? Bagaikan mimpi saja. Bahkan mimpi dan khayalannyapun tak pernah sampai bertemu seorang Pangeran. Tapi bukan sembarangan pangeran, pangeran ini dari negeri yang katanya Terkaya di Dunia. Bahkan disana tak ada pengangguran dan gaji seorang babu pun digaji dengan sangat tinggi. Jadi bagaimana ini sampai terjadi?
Ayu yang dalam keadaan sangat syok, kaget karena bahunya ditepuk dari belakang oleh Rashid.
"Minumlah air ini dulu!" Rashid menyerahkan segelas air putih untuk sedikit menenangkan rasa syok Ayu.
"Terima kasih" tanpa pikir panjang langsung diminumnya. Setelah habis baru sadar dan takut air yang diminumnya mengandung campuran obat tidur karena hal ini sering dilakukannya kepada para pelanggan.
Melihat wajah Ayu yang berubah menjadi curiga, Rashid berkata " Kenapa wajahmu begitu? Takut airnya berisi sesuatu ya? Tenang saja, air itu murni ko tanpa campuran apapun. Lagipula aku seorang pangeran, banyak wanita yang bahkan ingin menaruh sesuatu diminumanku supaya dapat menikmati tubuhku dan menikmati kedudukan serta hartaku dengan memerasku" jawab Rashid.
"Maaf aku sudah mencurigaimu" jawab Ayu.
Lalu ia ingat akan pertanyaan selanjutnya.
"Kalau kau seorang pangeran, pasti banyak yang ingin berlomba menjadi istrimu. Kenapa justru memilihku?" Tanya Ayu.
"Justru wanita lain banyak maunya, sangat matre dan aku tak mau terjebak oleh jebakan mereka" jawab Rashid.
"Kata siapa aku tak matre? Aku juga matre ko. Tiap hari akan ku peras uangmu sampai habis, aku akan maen serong dengan tiap pria yang kutemui, dan aku tak mau terkekang dengan tata krama peraturan kerajaan atau apapun itu bahkan aku akan mempermalukanmu di depan umum hingga kau kehilangan muka" Ayu menakuti Rashid supaya tak memilihnya.
"Coba saja kau lakukan. Kutantang kau" tantang Rashid.
"Kau.." kata Ayu yang kehabisan kata - kata sehingga berdiri dari duduknya.
Rashid yang setelah memberi Ayu minum, tak kembali ke kursinya. Ia malah menyandarkan badannya ke ujung meja kerja di samping Ayu. Melihat Ayu yang berdiri dekat dengannya, tanpa pikir panjang Rashid melakukan gerakan tiba - tiba yang bahkan tidak Ayu pikirkan bahkan dalam mimpi liarnya sekalipun
Dengan gerakan cepat Rashid memegang tengkuk Ayu dan menariknya mendekatinya, sedangkan tubuh Rashidpun semakin mendekat dan membungkukan wajahnya sehingga mereka berciuman.
Kejadiannya sangat cepat dan tak ada waktu untuk Ayu menghindarinya sehingga bibir Rashid mendarat di bibir Ayu.
Ciuman awal mereka hanya bibir bertemu dengan bibir dan mata terbuka dan saling memandang satu sama lain dengan waktunya begitu singkat.
Lalu Rashid menyudahi ciumannya, kepalanya sedikit menjauhi namun tubuh mereka masih dalam jarak yang begitu dekat. Rashid ingin mengetahui bagaimana respon Ayu mengenai ciumannya itu. Tapi Ayu hanya diam mematung karena begitu syoknya dan tak menyangka dengan apa yang telah dilakukan oleh Rashid barusan. Mereka saling bertatapan mata.