Chereads / Terjerat Kawin Kontrak / Chapter 17 - Perkara Persidangan Hak Asuh Ayu

Chapter 17 - Perkara Persidangan Hak Asuh Ayu

Keesokan harinya ketika Ayu sedang istirahat di kantin, Ayu dipanggil ke ruang kepala sekolah. Segera Ayu menghabiskan makanannya dan pergi ke ruang guru.

'tok tok tok..' bunyi pintu.

"Masuk.." terdengar jawaban dari dalam ruangan. Maka Ayu masuk dan di dalamnya ada wali kelasnya dan ibu kepala sekolah.

"Permisi.. Apakah Ayu dipanggil ke sini?" tanya Ayu

"Ayo ke sini dan duduklah dikursi itu" pinta ibu kepala sekolah dengan ramah.

"Ada apa ya bu?" tanya Ayu.

"Ini mengenai dagangamu. Sebenarnya kami secara pribadi tidak keberatan bahwa siswa berjualan di sekolah asal tidak mengganggu jam belajar, malahan bagus untuk memupuk dan membina jiwa wirausaha sedini mungkin. Namun hal ini terbentur dengan peraturan sekolah mengenai koperasi sekolah karena tujuan terbentuknya koperasi itu untuk menumbuhkan jiwa kerjasama dan menerapkan ilmu ekonomi di lingkungan sekolah dengan tujuan membentuk jiwa wirausaha di kalangan para siswa. Akan tetapi penerapannya disini tak ada siswa yang mau mengelola secara langsung koperasi sekolah sehingga guru pengawaslah yang menjalankannya. Jadi apabila Ayu ingin berjualan di sekolah, jadilah anggota koperasi sekolah dan kelolalah sebagai pengurus koperasi sekolah. Apabila ada barang yang tidak ada di koperasi, maka Ayu boleh menambahkan barang dengan modal sendiri dan hasil penjualannya untuk pribadi. Namun apabila ada barang yang dijual di koperasi maka pembagian keuntungan sesuai ketentuan. Apakah Ayu mengerti dan ada pertanyaan?" terang ibu Nia sebagai kepala sekolah.

"Ya mengerti. Baiklah Ayu mau mendaftar menjadi anggota koperasi, terima kasih atas kesempatannya. Tapi Ayu belum pernah mengelola koperasi sekolah, takut salah mengelolanya" jawab Ayu.

"Tenang saja, nanti ada guru yang membimbing kamu" jawab pak guru Josef sebagai wali kelas.

"Owh begitu. Bagaimana dengan ATK yang masih tersisa yang belum habis terjual?" tanya Ayu lagi.

"Apabila Ayu memiliki barang yang akan dijual namun sama bentuknya maka silahkan berjualan di luar sekolah. Berapa lagi yang belum terjual? Nanti bawa ke ibu ya! Ibu mau beli untuk keponakan ibu" jawab ibu kepala sekolah.

"Terima kasih bu atas bantuannya" ucap Ayu.

"Kau anak yang baik ya. Belajarlah yang rajin dan raih cita - citamu. Kalau kedepannya Ayu menemui kesulitan, hubungi saja nomor telepon di kartu nama yang sudah wali kelasmu berikan. Nanti terhubung dengan ibu" ucap bu Nia.

"Oh iya, kartu undangan pernikahan kami sudah jadi cetakannya kemarin malam. Nanti tolong Ayu sebarkan ke murid di kelas ya!" kata pak guru Josef yang menyerahkan 30 kartu undangan pernikahannya.

"Terima kasih pak guru dan ibu Kepala Sekolah. Kalau begitu Ayu permisi dulu" Ayupun keluar ruangan kepala sekolah.

Sesampainya di kelas, Ayu menyebarkan kartu undangan yang dititipinya kepada teman - teman sekelas. Hubungan Ayu dan teman - temannya di kelas menjadi semakin baik, berkat ia menawarkan barang dagangannya sehingga mereka mengobrol dan ternyata awalnya banyak dari mereka mengira bahwa Ayu dikira anak yang sombong bagaikan peribahasa {tak kenal maka tak sayang}, tapi ada saja beberapa yang menghina 'cantik - cantik tapi miskin' dari siswi yang iri akan kecantikannya.

Setelah mereka membaca kartu undangannya, sontak mereka heboh di kelas setelah membaca siapa calon mempelainya yang ternyata guru dan kepala sekolah idola mereka. Berita itu langsung tersebar cepat ke seluruh murid sekolah.

- * * * -

Dua bulan kemudian, Ayu dan kawan - kawan menghadiri pernikahan wali kelas dan kepala sekolahnya pada saat setelah selesai ujian dan sebelum liburan sekolah.

Pada saat liburan sekolah, bibi dan sepupunya liburan panjang keliling Eropa sehingga Ayu dan teman - temannya mengisinya dengan menginap bersama berpindah - pindah dari rumah satu ke rumah yang lain sehingga hubungan mereka semakin erat, bahkan mereka juga jadi lebih dekat dengan keluarga temannya masing - masing kecuali Ayu, bibinya tidak mengetahui kegiatannya di luar rumah karena bi Inem dan pak Udin tidak memberitahu majikannya mengenai kegiatan yang dilakukan Ayu secara diam - diam keluar rumah bersama teman - temannya.

Ibunya Kirana yang berprofesi sebagai tukang jahit dan kerajinan craft, bahkan senang mengajarkan mereka cara menjahit, menyulam terutama Ayu yang ternyata berbakat dan cepat menguasainya dibandingkan dengan anaknya Kirana yang malahan tak berbakat mewarisi keahlian ibunya. Sedangkan Ayu mengajarkan cara bertanam kepada ibunya Kirana dan kakek Xinxin. Ayupun membantu berdagang di toko baju orang tuanya Aminah, dan toko perhiasan milik kakek neneknya Xinxin. Sehingga kedekatan hubungan Ayu dengan keluarga teman - temannya bagaikan seperti keluarga sendiri menggantikan sosok keluarga Ayu yang telah lama tiada.

Karena kedekatan Ayu dengan cucunya Xinxin, kakek Xinxin memutuskan untuk menggugat bibi Ayu dalam hak asuh di meja persidangan yang berlangsung 1 bulan lamanya hingga hakim memutuskan bahwa mereka kalah karena mereka tidak memiliki hubungan darah dan bibinya memiliki alat bukti kuat dengan adanya surat wasiat dari pamannya itu.

Bahkan bibinya menuntut balik atas dasar mencemarkan nama baik dan kasus penculikan anak karena selama mereka diluar negeri dengan alasan berobat bibinya tapi Ayu tak ada dirumah walaupun bibinya tak ada dirumah. Bibinya mengetahui rahasia Ayu ketika kakek nenek Xinxin mengajukan hak asuh di persidangan, sehingga bibinya curiga dan menginterogasi bi Inem dan pak Udin untuk mengaku, kalau tidak maka mereka akan dipecat dan dimasukan ke penjara. Gara - gara ancaman itu, akhirnya bi Inem dan pak Udin mengaku juga padahal ancaman masuk penjara hanyalah bualan semata karena tak berdasarkan hukum.

Sedangkan laporan bibinya terhadap kakek Xinxin mengandung kekuatan hukum sehingga kakek Xinxin dipenjara selama masa persidangan hingga memakan waktu 3 bulan lamanya hingga hakim memutuskan bahwa mereka bersalah dan dijatuhi hukuman penjara setahun lamanya dikurangi masa tahanan selama persidangan beserta membayar sejumlah uang.

Dua hari setelah keputusan pengadilan, Kakek Xinxin mengajukan banding sehingga pengadilan berlanjut kembali yang akhirnya keputusan akhir bahwa kakek Xinxin terbebas dari tuduhan, namun selama masa pengadilan, ia telah ditahan total selama 7 bulan lamanya.

Ayu merasa bersalah sekali karena gara - gara dia, Kakek Xinxin dipenjarakan disatukan bersama para penjahat dalam satu sel sedangkan usianya sudah tua yang seharusnya dinikmatinya bersama keluarganya.

- * * * -

Tak lama selesai perkara persidangan itu, bibinya menikahi pengacaranya itu.

Dan sejak saat itu, rumah Ayu dipasangi CCTV dan kamar Ayu dipindahkan dari rumah utama ke rumah sebelah yang khusus dihuni oleh para pekerja di rumahnya. Bi Inem dan pak Udin dipecat, digantikan dengan supir baru bernama Otong berusia muda karena bibinya malas menyetir mobilnya.

Sejak masa proses pengadilan waktu itu Ayu jadi harus berada di rumah terus kecuali pada saat jam sekolah. Bibinya sebenarnya malahan ingin Ayu keluar sekolah, namun karena ada kasus persidangan itu, ia takut nanti akan disidangkan kembali dengan perkara lalai tak menyekolahkan keponakannya sebagaimana seharusnya.

Kini Ayu sudah duduk di kelas IX, pemerintah mulai memberlakukan kurikulum baru dengan kurikulum 2013 dan sekolah mereka menjadi sekolah percontohan yang menerapkan kurikulum 2013 pertama kalinya. Kedepannya kurikulum ini menuai kontroversional karena banyak pihak yang merasa keberatan dengan penerapannya. Hal ini disebabkan karena banyak pihak yang kurang memahami pembelajaran kurikulum 2013 baik guru maupun siswanya, karena rumusan kurikulum yang tidak kunjung disosialisasikan oleh pemerintah sehingga konsepnya tidak ditangkap secara parsial bahkan disalahmengerti, dan ketergesaan penerapan menyebabkan ketidaksiapan pencetakan serta peredaran buku yang terlambat.

Selain itu banyak guru yang gagap teknologi sehingga guru tidak siap dalam penerapan pembelajarannya dalam waktu singkat yang menyebabkan beban tertumpuk pada siswa dengan banyak PR tiap hari. Gurupun dituntut untuk menilai perilaku tiap siswanya padahal penilaian perilaku dianggap lebih berat menilainya daripada menilai hasil ulangan murid dalam lembar jawab ulangan

Sedangkan bagi siswanya yang sebelumnya jarang dilatih untuk melakukan pengamatan dan percobaan melalui berfikir ilmiah karena terbiasa mencatat dan menghapal yang materinya disampaikan oleh guru dan juga terbiasa membahas serta menyelesaikan soal yang terdapat di LKS. Sekarang dengan kurikulum baru yang hakikat pembelajarannya harus berpusat pada siswa sehingga siswa dipaksa untuk menjadi akfif.

Namun bagi Ayu dan kawan-kawan, tak masalah karena mereka sering berperan aktif pada saat jam pelajaran sekolah. Kurikulum barupun menambah jam pelajaran sekolahnya sehingga otomatis jadi lebih sedikit waktu berada di rumahnya yang dimanfaatkannya untuk mengurus koperasi dan mengembangkan bakat bersama teman - temannya serta mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian nasional dan masuk sekolah SMA favorit mereka.