"Begitulah kisah kakekku yang berhasil menyelamatkan diri dari desanya hingga akhirnya merantau dan mengadu nasib di Jakarta" ucap Aminah yang mengakhiri ceritanya.
"Sepertinya aku, Kirana dan Aminah itu korban dari politik dan oknum pelaku kejahatan yang seharusnya melindungi rakyatnya namun demi kekuasaan menghalalkan segala cara" ujar Xinxin.
" Hal ini sesuai dengan kata - kata {Power tends to corrupt, absolute power corrupts absolutely} yang artinya kekuasaan cenderung untuk korup, kekuasaan mutlak akan korupsi secara mutlak pula. Jadi kekuasaan harus seimbang biar tidak terjadi korupsi" kata Ayu yang mengutip kata - kata sejarawan Inggris Lord Acton.
"Ya betul banget. Tiap penguasa ada kelebihan dan kekurangannya, selama mereka tidak berkuasa mutlak sehingga tidak akan terjadinya penyimpangan" tanggapan Xinxin.
"Sedangakan Ayu korban keserakahan harta, bagaikan kata-kata yang pernah diucapkan Aa Gym {orang serakah tak akan merasakan lezat dan manisnya kenikmatan. Dia bagai orang makan yang tak pernah merasakan kenyang dan nikmat} " kata Aminah yang pernah mengikuti ceramahnya beliau.
"Gak seperti pepatah yang dianut orang Jawa {Aja ketungkul marang kalungguhan, kadoyan, lan kemareman} yang artinya jangan terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan memiliki harta dan kepuasan duniawi. Jadi alangkah indahnya jika hidup tak terkungkung berbagai keserakahan, sebab seringkali serakah membuat kerusakan pada diri sendiri dan orang lain, setuju kan?" kata Kirana.
serempak menjawab "setuju..".
"Maka dari itu kita harus menjadi orang kuat dan berhasil dengan bersatu saling bantu membantu demi menjadi orang yang sukses agar kita tidak akan tertindas lagi" ujar Kirana menyemangati teman - temannya.
mereka semua menyetujuinya sehingga sejak saat itu hubungan pertemanan mereka menjadi semakin erat.
- * * * -
Waktu terus berjalan, mereka sering menghabiskan waktu bersama. Bahkan waktu libur weekendpun mereka habiskan bersama, apalagi bibi dan sepupu Ayu sering bepergian ke luar kota dan luar negeri tanpa mengajaknya.
Mereka berkumpul bersama tidak seperti kebanyakan anak muda lainnya yang menghabiskan waktu berbelanja di mall atau nonton film bareng. Namun mereka saling menyalurkan kelebihannya masing - masing dalam hal pelajaran sehingga mata pelajaran yang kurang mereka kuasai dapat dibantu arahkan oleh teman lainnya. Mereka juga mengajarkan kelebihan lain di luar sekolah yang mereka kuasai seperti Ayu dan Aminah yang mengajarkan memasak, Ayu dan Kirana yang mengajarkan ilmu bela diri, Xinxin yang mengajarkan pengobatan darurat dalam luka ringan dan bermain musik piano. Sedangkan Ayu menerima bantuan finansial dari teman-temannya dalam memulai berdagang sehingga Ayu dapat menghasilkan uang yang ditabungnya di bank.
Kegiatan Ayu yang berdagang di sekolah akhirnya diketahui oleh guru dan kepala sekolah dua bulan kemudian sehingga suatu hari Ayu dipanggil oleh wakil kelasnya pak guru Josef sehingga Ayu pergi ke ruang guru.
'tok tok tok' bunyi ketukan pintu.
"Silahkan masuk tidak dikunci" sahut guru lain yang duduknya dekat dengan pintu masuk.
"Permisi, aku dipanggil menghadap Mister Josef, apakah beliau ada di ruangan?" tanya Ayu.
"Oh ada, ruangannya di sebelah sana" sahut guru tersebut yang menunjuk arah meja ruang pak guru josef.
Ayu masuk dan berjalan 14 langkah menuju meja pak Josef sesuai petunjuk. Ternyata guru tidak memiliki ruangan pribadinya masing - masing, semua guru ditempatkan di 1 ruangan khusus guru yang ruangannya berukuran luas dan bersekat - sekat papan kayu setinggi 150cm, tiap sekat terdapat 1 meja, 3 kursi dan 1 lemari sehingga tiap guru ada tempat privasinya masing - masing. Tiap meja terdapat buku - buku yang bertumpukan dan alat tulis yang rapih dimasukan ke tempat alat tulis yang diletakan di atas mejanya, bahkan ada beberapa laptop dan komputer hingga bunga dan bingkai foto menghiasi mejanya.
Sama seperti yang berada di meja pak guru Josef terdapat buku yang bertumpukan, alat tulis dan bingkai foto. Setibanya Ayu dimeja pak guru Josef, guru yang bersangkutan tak ada di tempat. Ayu langsung duduk saja di kursi sebrangan meja pak Josef karena merasa dipanggil sehingga akan menunggu gurunya disana. Sewaktu menunggu, Ayu penasaran foto apa yang dipajang di meja pak guru Josef yang arahnya membelakangi Ayu sehingga ia tak dapat melihat fotonya, maka ia dengan iseng menggeser bingkai fotonya sehingga dapat melihatnya. Ternyata bingkai foto itu menampilkan foto pak Josef bersama dengan ibu Nia yang tak lain adalah kepala sekolah mereka. Kagetlah Ayu yang tak sengaja mengetahui hubungan rahasia mereka karena di foto itu mereka berpose berpelukan sangat mesra.
Dalam keadaan masih syok, pak guru Josef datang dan duduk di kursi mejanya yang menghadap Ayu.
"Sorry lama menunggu ya" kata pak guru Josef.
"Ah tidak apa - apa, tidak lama kok pak" kata Ayu dengan buru - buru merubah sudut foto seperti semula.
pak guru Josef yag melihat gerakan Ayu dan ekspresinya itu, lalu ia berkomentar "Tidak usah kaget begitu, para guru sudah mengetahui pertunangan kami, tapi mungkin murid - murid belum mengetahuinya. Bagaimana menurutmu? kami pasangan serasi tidak?" tanya pak guru Josef.
"Serasi banget pak, hanya saja tidak pernah menduganya. Kalian tidak pernah terlihat jalan bareng di sekolah" komentar Ayu.
Tiba - tba pak guru Josef tertawa mengagetkan Ayu
"Hahaha.. kami kan guru jadi harus memberikan contoh yang baik kepada anak didiknya. Lagipula kami sudah tua, tidak pantas juga bermesraan di depan umum" ucap pak guru Josef.
"Cie..cie.. berarti kalau berduaan gak ada siapa - siapa pasti mesra - mesraan, disaat itu kalian ngapain aja?" usil Ayu.
"Hush.. anak kecil tau apa" kata pa guru Josef.
"hehehe.. maaf pak. Semoga berhasil menuju sampai ke pelaminan" ujar Ayu.
"kami memang dua bulan lagi akan menikah" kata pak guru josef blak - blakan.
"Wah.. Selamat ya pak. Nanti saya diundang enggak pak? Kalau tidak diundang, gosip ini akan Ayu sebar ke semua murid kelas lho" ancam Ayu.
"Tentu saja dundang, muridpun semuanya diundang. Nanti kartu undangannya kalau sudah jadi dicetak, tolong sebarin ya!" perintah pak guru josef.
"yes sir, ok sir" jawab iseng Ayu sambil melakukan hormat ala militer.
"kau ini.." pak guru yag kehilangan kata - kata akibat ulah ayu.
"Ngomong - ngomong pak, ada apa bapak memanggil Ayu datang menghadap bapak?" tanya Ayu.
"Oh iya baru inget, menurut laporan beberapa murid dan guru, Sekarang Ayu jualan di sekolah ya?" tanya pak guru Josef.
"Iya pak, memangnya tidak boleh ya pak?" tanya Ayu.
"Bukannya tidak boleh, tapi disini kan ada Koperasi sekolah, apalagia koperasi sekolah tidak ada petugas siswa yang menjaganya karena siswanya tidak ada yang mau menjadi petugas jaganya. Kenapa tidak Ayu saja yang menjadi petugas koperasi sekolah?"
"Koperasi sekolah ya.." ucap ayu sambil mikir - mikir.
"Kenapa? apakah Ayu sedang mengalami kesulitan ekonomi sehingga berjualan di sekolah?" taya pak guru. Tapi Ayu diam saja tak menjawabnya.
"Maaf bapak tidak tahu kesulitan apa yang sedang dialami. Maukah Ayu bercerita kepada Bapak? Bapak kan wakil kelasmu, jadi bapak bertanggung jawab atas semua murid di kelas VIII A, termasuk kamu. Kalau bersedia bercerita, mungkin bapak ada solusi atas permasalahan yang sedang dialami Ayu, atau kalaupun bapak tidak dapat membantu, setidaknya dapat meringankan beban di hati" bujuk pak Josef.
Akhirnya Ayu menceritakan kisah hidupnya agar wali kelasnya dapat memperbolehkannya berjualan di sekolah.
Beberapa lama setelah Ayu bercerita, pak guru josef yang diam mendengarkan dengan seksama akhirnya berkomentar "Jadi begitu, di usiamu yang muda ternyata cobaanmu berat ya. Pantesan sikapmu terlihat dewasa dibandingkan dengan teman sekelasmu, hampir mirip dengan Xinxin yang pendiam. Bapak turut prihatin, nanti kalau Ayu butuh bantuan apapun, jangan sungkan bilang ke bapak ya! Ini nomor telepon bapak, simpan ya!" ucap pak Josef yang mengeluarkan kartu namanya lalu diambil Ayu dan dimasukan ke saku bajunya.
"Kalau urusan koperasi, nanti biar bapak berunding dulu dengan guru pengawas koperasi dan kepala sekolah. Ada pertanyaan?" tanya pak Josef.
"Tidak ada pak" kata Ayu.
"Baiklah, sekarang Ayu boleh masuk kelas lagi" kata pak Josef yang menyudahi pembicaraan mereka.
"Kalau begitu Ayu permisi dulu" pamit Ayu lalu keluar ruang guru.