Chereads / Tuan, Jangan Kejar Aku! / Chapter 17 - Menyinggung Calon Bos Wanita Kami!

Chapter 17 - Menyinggung Calon Bos Wanita Kami!

"Aku akan pergi melihatnya!" kata Yang Liwei. Masalah ini membuatnya merasa sangat kesal dan tidak bisa menelan amarahnya hingga ia membuka pintu mobil dan pergi.

Ketika pelayan Ruyi Xuan yang berdiri di pintu melihat seseorang turun dari mobil, terdengar suara dari headset interkom yang tergantung di telinganya. Matanya sedikit berubah dan ia segera mematikan mesin pencetak nomor di depan mata Yang Liwei.

Langkah kaki Yang Liwei terhenti dan amarahnya meledak dalam benaknya, Ini jelas disengaja! Ia lanjut berjalan ke pelayan sambil menggertakkan giginya, lalu bertanya dengan dingin, "Apa maksud toko kalian ini? Mengapa Anda menarget kami seperti ini? Kalian masih memilih-milih pelanggan dalam menjalankan bisnis?"

Pelayan itu memberikan senyum formalitas dan menjawab dengan sopan, "Iya, Nyonya. Tapi, Anda satu-satunya pelanggan yang sudah kami target sejauh ini di toko kami!"

Yang Liwei menghentak-hentakkan kakinya sampai ia nyaris terduduk di lantai. "KaI-kalian… Aku.. Aku ingin melaporkan kalian!"

"Silahkan Nyonya lakukan saja sesuka Nyonya sendiri," jawab pelayan itu sambil tersenyum dengan sopan.

Penuturan pelayan itu menunjukkan bahwa Ruyi Xuan jelas tidak peduli jika dilaporkan untuk hal-hal seperti itu. Namun, inilah yang membuat Yang Liwei sedikit ragu dan tidak berani bertindak gegabah. Ruyi Xuan bukan tempat yang sederhana dan telah berdiri selama bertahun-tahun sehingga tentu saja mereka memiliki alasan. Bahkan, seorang pegawai rendahan bisa bertindak begitu sombong dan arogan. Yang Liwei pun bertanya-tanya siapa pemilik toko ini, tetapi—

"Kami tidak membuat masalah denganmu. Mengapa kami diperlakukan dengan begitu berbeda?" tanya Yang Liwei dengan nada menuntut. Ia sudah lebih bisa mengontrol emosinya dengan jauh lebih baik dari sebelumnya, tetapi hatinya masih marah.

"Kalian telah menyinggung calon bos wanita kami."

Yang Liwei segera membeku dan wajahnya menunjukkan ekspresi bingung. Padahal, sebenarnya bukan hanya ia yang terkejut. Namun, pelayan yang menyampaikan kalimat barusan hanya bisa diam dan tidak menanggapinya lagi. Pelayan itu hanya berbicara mengikuti apa yang diinstruksikan oleh suara dari headset interkom. Lagi pula, pelayan itu hanya tahu manajer toko ini, tetapi ia benar-benar tidak tahu siapa bos toko ini. Jelas ia lebih tidak tahu soal siapa calon bos wanita mereka.

Setelah Yang Liwei membeku untuk waktu yang lama, ia bertanya, "Siapa calon bos wanita kalian?"

Pelayan hanya bisa menjawab, "Tidak ada komentar!"

Yang Liwei kembali merasa marah sampai wajahnya memerah. Ia menggertakkan giginya dan saat ia baru saja ingin berbalik untuk pergi, ia melihat dua pegawai keluar dari toko. Salah satu pegawai toko membawa seekor anjing Tibetan Mastiff berbulu merah dan setinggi pinggang. Anjing itu melangkah keluar dengan amarah. Saat anjing itu melihat Yang Liwei yang berdiri di luar pintu, anjing itu tiba-tiba menggonggong dan menyeringai hingga menunjukkan taring-taringnya. Anjing itu langsung melompat dan seakan jika tidak diperhatikan, anjing itu akan melompat ke arah Yang Liwei dan menggigitnya hingga mati. Ia pun mengambil beberapa langkah mundur dan memegang dadanya dengan wajah yang memucat. Namun, tepat di saat itu, ia melihat pelayan yang satunya lagi meletakkan sepanci bubur beras di depan anjing itu. Kemudian, anjing itu mengendur bubur tersebut dan memakannya.

Sangat memalukan! pikir Yang Liwei. Ia semakin marah sampai wajahnya semakin merah. Ia hanya bisa berdiri terpaku di sana, memegang dada, dan benar-benar tidak tahu mau berkata apa. Lalu, ia segera berbalik dan berjalan ke mobil. 

Setelah menonton adegan yang memalukan tadi dan melihat Yang Liwei mendekat, Jiang Rongrong bertanya dengan suaranya yang berat, "Apa yang terjadi?"

"Aku tidak tahu. Katanya, kita menyinggung calon bos wanita mereka... Tapi, siapa yang kenal calon bos wanita mereka?"

Jiang Rongrong langsung mengerutkan kening dan bertanya, "Apakah terjadi kesalahpahaman?" Ia berpikir, Bagaimana mungkin mereka bisa menyinggung orang?

"Kalau itu, aku tidak tahu!" jawab Yang Liwei. Ia sekarang merasa terkejut, takut, dan marah. Bagaimana bisa mengurus hal-hal seperti ini menguras begitu banyak energi?

Jiang Rongrong berkata sambil berpikir, "Sudahlah! Naiklah ke mobil! Hari sudah menjelang siang, jadi lebih baik kita pergi ke toko lain untuk membeli sesuatu untuk dikirim ke Qianrou! Harusnya ada beberapa kesalahpahaman di sini!"

Bagaimana mereka bisa menyinggung orang tanpa alasan? Jika hal itu benar terjadi, mereka takut bahwa Shen Fanxing yang membuat masalah dan tidak ada yang tahu kapan ia menyinggung orang lain. Berapa banyak sorotan buruk dan lelucon yang bertahun-tahun ditanggung keluarga Shen untuk Fanxing? pikir Jiang Rongrong. Memikirkan hal ini membuat kemarahan muncul di hatinya.

  (✪ω✪)