Nyonya Tua Bo meletakkan telepon, lalu menggosok tangannya sambil tersenyum dan menoleh ke Lai Rong. "Pergilah dan panggil Tuan Muda. Suruh dia kembali untuk menemaniku makan malam."
"Baik, Nyonya Tua," jawab Lai Rong sambil tersenyum. Ia berbalik dan pergi, masih sambil tetap tersenyum.
Shen Fanxing mengganti pakaiannya sebagai bentuk sopan santun karena ia akan bertemu seseorang. Hanya saja, pakaian yang disiapkan oleh Qingzhi untuknya masih baru. Namun, setelah tinggal berhari-hari di rumah sakit, ia belum benar-benar mandi dengan baik. Menyadari masalah ini, ia sedikit mengerutkan kening. Saat ia masih ragu-ragu, seseorang mengetuk pintu kamarnya dan memanggil. "Nona Shen, Nyonya Tua meminta saya untuk menjemput Anda."
"Baik! Tunggu sebentar!" jawab Shen Fanxing, lalu mempercepat gerakannya.
———
Shen Fanxing berjalan mengikuti Yu Song dan berjalan dari tempat terakhir kali ia bertemu dengan wanita tua itu. Ia tidak sadar sebelumnya bahwa ada pintu di pagar. Yu Song pun membukakan pintu itu dan membiarkan Shen Fanxing lewat terlebih dulu. Ia agak terkejut saat melihat sisi lain taman rumah sakit yang dipisahkan oleh pagar. Pohon-pohon tinggi di sekitarnya mengelilingi halaman besar. Tanaman hijau dipotong rapi dengan berbagai bunga dan tanaman yang ditanam secara teratur. Meskipun Shen Fanxing tidak tahu banyak tentang seni berkebun, ia tahu bahwa pengaturan tanaman yang tidak rumit ini pasti berasal dari tangan ahli berkebun. Ini adalah hunian yang sederhana namun sangat indah dan bijaksana.
"Apakah nenek itu tinggal sini?"
"Iya, Nona Shen."
Shen Fanxing berbalik dan melirik ke belakang. Tampak jelas bahwa bangunan rumah sakit tidak jauh dari sana, tapi sekarang ia hanya bisa melihat sebagian dari bangunan itu dari celah hutan.
"Ini adalah jalan pintas. Nyonya Tua merasa kesepian sehingga beliau memerintahkan seseorang untuk membuka pintu di sini. Kadang-kadang, Nyonya Tua akan datang ke taman rumah sakit untuk berbicara dengan orang-orang," terang Yu Song menjelaskan sambil membawa Shen Fanxing melalui jalan setapak di tengah-tengah tanaman hijau dan masuk ke vila. Setelah sampai, ia memanggil, "Nyonya Tua, Nona Shen sudah sampai."
"Cepat masuk!" sahut wanita tua itu dengan suara yang lembut dan bersemangat.
Shen Fanxing segera masuk dan ketika wanita tua melihatnya, ia segera menarik tangan Shen Fanxing. Tangan wanita itu sudah menjadi kasar karena usia, tapi suhu hangatnya sedikit menggetarkan hati Shen Fanxing. Setelah mereka masuk ke ruang tamu, Shen Fanxing melihat bahwa hanya ada beberapa pelayan yang bekerja dengan tenang dan metodis sehingga membuatnya semakin merasa bersalah dalam hati.
"Maaf, Nenek. Pertemuan kita tertunda sampai beberapa hari…"
"Tidak masalah. Aku sudah terbiasa. Kamu bisa datang menemaniku saja sudah bisa membuatku senang sampai beberapa hari."
Nyonya Tua Bo semakin kasihan pada Shen Fanxing setelah melihat rasa bersalah di wajah anak baik ini. Ia pun menarik Shen Fanxing ke sofa, lalu duduk di seberangnya dan memegang tangannya tanpa melepaskannya. Ekspresi Nyonya Tua Bo yang menunjukkan kepuasan dan rasa cinta membuat Shen Fanxing merasa tersanjung. Shen Fanxing tidak pernah diperlakukan dengan hangat selama bertahun-tahun dan sebaliknya, ia paling sering menghadapi rasa jijik dan penghinaan setelah orang mengetahui bahwa ia adalah putri sulung keluarga Shen.
"Bicaralah pada Nenek. Mengapa kamu dirawat di rumah sakit?"
"...Tidak ada. Tidak sengaja…"
Shen Fanxing tampak agak kaku, sehingga Nyonya Tua Bo memegang tangannya dengan erat dan berkata, "Mengapa kamu tidak mengatakan yang sejujurnya, Nak?"
Bulu mata panjang Shen Fanxing bergetar, seolah-olah ia tersentuh di bagian hatinya yang paling rapuh dan membuatnya merasa sangat sakit. Ia menoleh dan memandang ke luar jendela dengan acuh tak acuh. "Meski saya katakan… juga tidak ada yang akan percaya," katanya dengan suara yang agak dingin dan pahit. Jika sudah tahu bagaimana akhirnya, mengapa repot-repot menantikannya? begitu pikirnya.
"Anak bodoh, pikiranmu itu terlalu paranoid. Kamu hanya membiarkan dirimu sendiri terjebak dalam lingkaran setan itu dan hanya mengenal beberapa orang itu saja. Kamu harusnya benar-benar melompat keluar dari tempat yang penuh dengan kotoran itu. Mengapa kamu repot-repot bernostalgia?!"