Chereads / Kesalahpahaman Tak Berujung / Chapter 31 - Nonton Bioskop (2)

Chapter 31 - Nonton Bioskop (2)

Kerumunan orang di gerbang bioskop tidak lagi ramai dan kekecewaan di mata Gu Yian semakin terlihat jelas. Mu Chuqing pun merasa khawatir, lalu dengan cepat dia membuka pintu.

"Yian!"

Gu Yian tiba-tiba mengangkat kepalanya. Pada pandangan pertama dirinya melihat Mu Chuqing yang berjarak hanya beberapa langkah, mata muramnya telah digantikan oleh kebahagiaan. Dia pun berjalan menghampiri wanita itu dengan langkah kaki yang sangat cepat.

"Kamu sudah datang," balas Gu Yian.

Selama bertahun-tahun, Mu Chuqing merasa bahwa ini adalah pertama kalinya dia melihat Gu Yian dapat tersenyum begitu cemerlang. Kebahagiaan di wajahnya tampaknya berasal dari dalam tubuhnya yang memancar keluar. Pria itu menundukan kepala menatapnya, senyumnya cukup lembut untuk mencairkan salju dan membuat bunga-bunga mekar di musim semi.

Hati Mu Chuqing terasa hangat, lalu dia mengangguk dengan pelan.

Gu Yian tiba-tiba menghelakan napas panjang dan wajahnya menjadi lebih lega. "Chuqing, terima kasih sudah datang."

"Ayo kiita nonton film dulu," ajak Mu Chuqing.

"Eh… Tunggu sebentar!" Gu Yian tiba-tiba memutar tubuhnya. Tak lama kemudian, dia kembali dengan memeluk satu bungkus besar popcorn dan cola.

"Ayo jalan!" kata Gu Yian.

Mu Chuqing tertegun beberapa saat, lalu dia tertawa sambil berkata, "Aku merasa kamu seperti seorang pria dewasa yang jatuh cinta untuk pertama kalinya…"

"..." Wajah putih Gu Yian langsung bersemu merah saat mendengar hal itu.

Mu Chuqing pun menghentikan kata-katanya dengan wajah canggung. Dia merasa tidak tahu harus bagaimana, lalu diam-diam menggigit bibirnya. Tiba-tiba, dia merasa menyesal dan bingung.

Gu Yian tersenyum, lalu menaruh popcorn dan cola di tangan Mu Chuqing. "Ayo jalan! Aku sudah memeriksa di internet, film yang akan kita tonton hari ini memiliki rating yang bagus. Dan yang paling penting adalah idolamu merupakan salah satu tokoh utamanya."

"Ah! Alan?" Mendengar ucapan Gu Yian, tiba-tiba Mu Chuqing bertepuk tangan dan berteriak dengan suara rendah. Dia menatapnya dengan ekspresi puas dan terus mengangguk.

"Aku tahu film apa itu. Ayo cepat!" Mu Chuqing sangat bersemangat. Satu tangannya memeluk popcorn di lengannya dan memegang coke, sementara tangan lainnya menarik tangan Gu Yian untuk masuk ke dalam bioskop.

Tema dari film ini adalah tentang perlindungan lingkungan. Komedi adalah nilai jualnya, lalu terdapat permainan perasaan juga di dalamnya. Sehingga ada tawa dan emosional, serta membuat orang untuk berpikir secara mendalam, sungguh film yang bagus.

Setelah menonton film, mereka keluar dalam suasana yang dingin dan lembap.

"Wah, baru saja turun hujan!" Mu Chuqing memeluk pundaknya dan berdiri di gerbang bioskop.

"Tapi sangat kebetulan sekali, hujan turun hanya selama film diputar."

"Benar..."

Melihat Mu Chuqing menggigil karena dingin, Gu Yian ingin melepaskan jasnya dan memakaikannya kepada wanita itu. Namun, sayangnya hari ini dia hanya mengenakan kemeja.

"Tunggu di sini, aku akan pergi untuk membeli dua cangkir teh susu panas," ucap Gu Yian.

"Ehm, baiklah," jawab Mu Chuqing sambil menganggukan kepala.

Saat melihat Gu Yian yang pergi dan tidak memerhatikan dirinya sendiri, tubuhnya tiba-tiba terdorong oleh orang-orang yang berlalu lalang. Hal itu membuat Mu Chuqing terdorong hingga ke jatuh lantai.

Lantai semen di depan gerbang bioskop tidak rata, di depan tangga juga terdapat genangan air. Sialnya, Mu Chuqing terdorong hingga ke genangan air dan membuat sepatunya basah. Pada saat yang sama, sebuah mobil kebetulan lewat dan memercikkan semua air ke tubuhnya dari kepala sampai kaki.

"Ahh!" Mu Chuqing terkejut.

Tiba-tiba, dari kerumunan orang-orang tersebut terdengar suara yang memanggil namanya, "Chuqing!"

Ketika Gu Yian datang dengan dua cangkir teh susu, dia melihat semua kejadian yang menimpa Mu Chuqing. Dia pun buru-buru berlari dan menariknya keluar dari genangan air. Dia pun langsung menyeka wajah dan kepala wanita itu menggunakan lengan kemejanya yang putih dan bersih.

Sambil menyeka, Gu Yian yang merasa sangat bersalah berkata, "Maaf, Chuqing, semua salahku. Seharusnya aku membiarkanmu menunggu di mobil. Tidak… Tidak seharusnya aku pergi membeli teh susu."

"Siapa yang tahu hal semacam ini akan terjadi? Banyak hal yang tidak terduga dalam hidup ini," jawab Mu Chuqing sembari menggelengkan kepalanya.

Gu Yian berhenti menyeka rambut Mu Chuqing dan menariknya ke dalam mobilnya. "Tidak, kamu bisa sakit jika seperti ini. Aku akan mengantarmu ke hotel terlebih dahulu, jadi kamu mandi air panas, lalu aku akan membelikanmu pakaian."

Hotel? Batin Mu Chuqing. Dia ingin menolak, tetapi melihat punggung Gu Yian, dia jadi berpikir. Pertama, pria ini adalah pria baik-baik, lalu kedua, karena urusan perusahaan dalam waktu dekat ini, dia sama sekali tidak boleh jatuh sakit.

Selalu ada hotel di dekat bioskop besar sehingga hanya dalam beberapa menit, Gu Yian sudah membawa Mu Chuqing yang terlihat menyedihkan itu ke kamar hotel. Dia tidak masuk ke dalam kamar tersebut, dia hanya membuka pintu dengan kartu yang diberikan, lalu menyerahkannya kepada wanita itu.

"Mandi lah dulu. Ngomong-ngomong, pakaian seperti apa yang kamu butuhkan?"

Mu Chuqing berterima kasih pada Gu Yian. Dia mengambil kartu kamar yang pria itu serahkan dan berkata sambil tersenyum, "Hanya butuh satu set pakaian olahraga. Terima kasih, Yian."

"Jangan berkata seperti ini atau aku akan makin merasa bersalah," kata Gu Yian. Matanya sudah penuh dengan rasa penyesalan.

"Baiklah…" jawab Mu Chuqing sambil mengangguk. 

Gu Yian menatap wajahnya yang cantik dan sedikit pucat itu, bibir merah Mu Chuqing terlihat sedikit keunguan dan di bawah kemeja putih yang basah itu terlihat samar-samar bra berwarna pink. Dia mengedipkan matanya dan langsung memindahkan pandangannya, lalu terbatuk dua kali.

"Cepat masuk, aku akan menyuruh pelayan mengirimimu pakaian saat aku telah membelinya."

Mu Chuqing kurang lebih menyadari tatapan mata Gu Yian. Dia pun langsung dengan gelisah menutupi dadanya dan menjawab dengan malu.

Setelah masuk ke dalam kamar, Mu Chuqing melepas pakaiannya. Tangannya memegang pakaian dalamnya yang telah basah, seketika wajahnya terlihat canggung.

Terdapat air kotor pada pakaian dalamnya, entah berapa banyak bakteri yang terdapat di sana. Jika ingin kembali memakainya lagi, maka harus dia harus mencucinya secara menyeluruh. Namun, dia tidak mungkin memakainya kalau basah.

***

Gu Yian membeli pakaian untuk Mu Chuqing, lalu dia pergi ke bioskop dan membawa mobil wanita itu ke hotel. Setelah keluar dari mobil, dia melihat kantong kertas di tangan dan tersenyum tak berdaya karena mobil wanita itu adalah model yang belum pernah dikendarai olehnya, remot mobil tersebut pun tidak fleksibel digunakan.

Gu Yian membawa kantong kertas di tangannya sambil menolehkan kepala untuk mengecek apakah mobil tersebut sudah terkunci atau belum. Ketika dia memutar kepalanya, dia bertabrakan dengan seseorang yang ada di hadapannya sehingga kantong kertas berisi pakaian di tangannya jatuh ke tanah.

"Maaf..." ucap Gu Yian.

"Tuan Muda Gu!"

Ketika Gu Yian akan membungkuk untuk mengambil pakaian yang berserakan tersebut, dia mendengar sebuah suara yang telah lama tidak didengarnya. Dia pun mendongak, lalu melihat Zuo Yi yang sedang berusaha memapah seorang pria asing yang bertubuh kekar. Wajah pria asing itu terlihat merah, kemungkinan orang tersebut sedang mabuk.

Di sebelah Zuo Yi adalah Sheng Yuchen yang mengenakan pakaian hitam. Di dalam pelukannya terdapat seorang wanita dengan rambut pirang panjang dan lembut. Meski wajahnya tidak terlihat, namun dapat diketahui dengan jelas bahwa wanita tersebut pun juga sedang mabuk. Saat ini, tangan wanita berambut pirang tersebut membelai dada Sheng Yuchen dengan gelisah.