Ye Jiaqi kemudian mengambil baju yang ada di tangan Qiao Qinian dan kembali masuk ke ruang ganti.
Tatapan Qiao Qinian terlihat biasa saja. Tapi, baju yang dia pilihkan sekarang ini sedikit agak terbuka. Tidak ada lengan dan bagian belakangnya pun terbuka. Gaun berwarna hijau muda ini terlihat sangat formal. Lehernya yang bulat dengan berlian yang menghiasinya, dan desain dengan pinggang yang mengerucut, cocok sekali digunakan di acara-acara penting.
Ye Jiaqi mendorong pintu dan keluar dari ruang ganti.
Seketika Qiao Qinian mengangkat kepalanya, dan pandangannya lalu jatuh pada tubuh Ye Jiaqi. Ye Jiaqi yang berada di depannya kini benar-benar terlihat seperti orang kaya yang hangat dan ramah. Kulitnya putih, sepasang mata yang berkilauan layaknya bintang yang bersinar. Rambut hitam panjangnya menjuntai di samping pundak. Perempuan itu bagaikan bunga yang mekar di musim panas dengan senyumnya yang indah.
Dalam sekejap, Qiao Qinian terlihat tidak bisa mengalihkan pandangannya.
Ye Jiaqi yang merasa dirinya ditatap oleh Qiao Qinian tampak merasa tidak nyaman dan berkata, "Aku merasa ini kurang cocok denganku…"
"Apanya yang tidak cocok?" tanya Qiao Qinian.
"Terlalu formal, aku tidak terlalu terbiasa."
"Masih merasa kalau kamu anak-anak?"
"Aku juga tidak setua itu," jawab Ye Jiaqi yang merasa tidak senang.
"Aku akan memilihkan beberapa baju." kata Qiao Qinian yang kemudian berbalik badan, lalu dia kembali sibuk memilih baju di rak baju. Semua jenis baju tersedia di sini, mulai dari untuk pesta, pertemuan sosial, dan mungkin… Baju yang agak cocok untuk dipakai ke bandara.
Ye Jiaqi dengan segera berjalan ke depan dan bermaksud menolaknya, "Tuan Qiao, Tuan tidak perlu membantuku untuk memilih baju. Aku tidak kekurangan baju." katanya.
"Iya, kamu tidak kekurangan baju, tapi kurang stylist!" jawab Qiao Qinian dengan santai.
Ye Jiaqi segera menimpali, "Tuan Qiao, temanku pasti sedang menungguku di luar mall. Aku harus segera pergi. Kalau memang Tuan Qiao memiliki kebiasaan untuk membelikan perempuan sebuah baju, menurutku, di kota Jing ini akan banyak perempuan-perempuan yang ingin mengantri kepada Tuan."
Mendengar perkataan Ye Jiaqi, raut muka Qiao Qinian seketika berubah menjadi masam.
"Tuan Qiao, kita suda tidak pernah berkomunikasi selama 3 tahun. Terlebih lagi, sejak awal kita tidak memiliki hubungan apa-apa. Tuan tidak perlu bersikap baik kepadaku. Aku tidak bisa menerimanya." kata Ye Jiaqi lagi.
Qiao Qinian terus memperhatikan mulut kecil Ye Jiaqi yang tidak berhenti berbicara. Dia pun akhirnya meluapkan kekesalannya. "Ye Jiaqi, aku tidak pernah menemui perempuan yang tidak tahu terima kasih seperti kamu!" katanya.
"Apa yang Tuan katakan tidak salah. Tidak hanya tidak tahu terima kasih, aku juga tidak tetap dalam urusan percintaan. Tapi mau bagaimana lagi? Itu semua lebih baik dari pada dibandingkan dengan ketidak pedulianmu!" jawab Ye Jiaqi,
Perasaan sakit hati seketika merasuk di dalam Ye Jiaqi… Dia kembali teringat peristiwa 3 tahun yang lalu ketika Qiao Qinian mengambil anaknya. Bayi yang masih berusia 7 bulan dalam kandungannya, dan bisa-bisanya Qiao Qinian setega itu mengambilnya… Tidak peduli dirinya yang tidak tetap dalam percintaan, tapi tetap saja tidak bisa dibandingkan dengan kekejaman yang laki-laki itu lakukan.
Ye Jiaqi melihat Qiao Qinian. Laki-laki itu tampak marah dan mengepalkan tangannya dengan wajahnya yang garang. Ye Jiaqi lalu mundur dua langkah dan dengan cepat berjalan ke ruang ganti. Setelah menutup pintu ruang gantinya, dia segera menyandarkan tubuhnya ke tembok dengan napas yang tidak karuan. Kakinya lemas, rasanya sebentar lagi dia akan terjatuh saking tidak berdayanya.
Ye Jiaqi tahu, di kota Jing ini, tidak ada yang berani berbicara seperti itu kepada Qiao Qinian. Dia juga tidak berani, tapi entah kenapa dia tadi merasa marah. Setelah 3 tahun Qiao Qinian mendapatkan semuanya, memiliki kekayaan dan kekuatan, keluarganya bahagia, istrinya cantik, anaknya yang lucu. Sedangkan Ye Jiaqi, entah mengapa dia harus menanggung semua rasa sakit tiga tahun lalu.
Setelah beberapa saat, Ye Jiaqi mengambil bajunya yang tergantung di tembok. Dia membuka ritsleting yang berada di belakang bajunya dan bersiap untuk melepaskan gaun itu. Tapi, baru saja membuka ritsleting untuk melepaskan gaunnya, pintu ruang ganti tersebut tiba-tiba terbuka. "Ah!" gumamnya. Dia dengan cepat kemudian merangkul pinggangnya dan memasang kembali gaunnya. Tapi begitulah, tetap saja gaun itu hanya bisa menutupi separuh tubuhnya dengan pundak yang masih terlihat.
Qiao Qinian kali ini tidak memberikan Ye Jiaqi kesempatan untuk memberontak. Dengan menggunakan tangannya yang kuat, Qiao Qinian langsung mendorong Ye Jiaqi ke tembok. Wajahnya yang garang itu lalu mendekat ke wajah Ye Jiaqi. Seketika, jantung Ye Jiaqi pun berdegup kencang tidak karuan.
"Tuan Qiao, anda jangan seperti ini. Ini masih tengah hari…" kata Ye Jiaqi berusaha untuk mengingatkan.
"Aku tidak peduli katamu?" tanya Qiao Qinian sambil memicingkan matanya. Sorot matanya tampak tajam setajam sorot mata burung elang.
Qiao Qinian juga menahan kedua tangan Ye Jiaqi, dan tidak memperbolehkannya bergerak. Sedangkan kaki kirinya menahan kedua kaki Ye Jiaqi. Lalu, dada bidangnya terlihat terus mendekat ke dada Ye Jiaqi...