Keesokan harinya di pagi buta,
Matahari yang belum menampakkan dirinya secara sempurna, terlihat Ye Jiaqi yang sudah ditarik oleh You Pianran untuk pergi ke bandara. Udara pagi sungguh segar. Rambut Ye Jiaqi pun terasa lembab karena kabut pagi.
"Jiaqi, sebentar lagi Bei Ying dan orang agensinya, Kakak Lan akan jalan lewat sini. Sampai saat itu, kamu bantu mereka untuk membawa kopernya, membukakan payung, dan berjalan berdekatan dengan Kakak Lan," kata You Pianran yang membimbing Ye Jiaqi sambil berjalan.
Fang Lan… batin Ye Jiaqi sambil membuka matanya dan melihat sekitar ke area VIP.
"Eh, Jiaqi, kamu kok tidak bersuara, sih? Tidak semua orang bisa datang di tempat ini. Aku akan mencari si tengik Liang Haotian itu di pintu belakang. Kamu harus tersenyum, ya!" kata You Pianran yang mengingatkan sekali lagi.
"Eh? Kamu sudah baikan dengannya?" tanya Ye Jiaqi sambil tertawa.
You Pianran mendengus dan berkata, "Tidak, tapi dia setuju untuk menambah uang kerjaku. Siapa yang tidak tertarik dengan uang, iya kan?!"
"Lalu, kamu akan pergi menemani dia minum?"
"Lihat situasinya. Katanya, dia tidak akan menyuruhku minum banyak-banyak. Tapi aku tidak terlalu percaya." kata You Pianran sambil menekuk mulutnya. Huft. Liang Haotian adalah seorang yang selalu dipuji-puji oleh orang lain. Tapi, baginya nama laki-laki itu saja sama sekali tidak layak untuk disebut.
"Jiaqi, aku lihat-lihat, raut wajahmu tidak terlalu bagus. Kamu belum sadar, ya?" tanya You Pianran sambil menatap ke Ye Jiaqi dan melihat sesuatu yang aneh dari sahabatnya ini.
Ye Jiaqi menggeleng. Sebab, dia takut kalau tujuannya akan ketahuan oleh You Pianran. "Nggak, mungkin angin pagi ini agak kencang. Jadi aku merasa dingin." katanya.
Hari ini Ye Jiaqi kebetulan mengenakan gaun yang kemarin dia beli. Tapi, bukan gaun yang dipilihkan oleh Qiao Qinian. Harga gaun itu sungguh fantastis, bahkan mencapai 6 digit di belakangnya. Jadi, mana berani dia mengenakannya?
Pandangan Ye Jiaqi lalu terfokus pada lajur penumpang, dan dia menunggu kedatangan Fang Lan. Dia belum pernah bertemu dengan Fang Lan. Tapi, suara perempuan itu, dirinya yakin kalau dia tidak salah dengar. Fang Lan dan Fang Ya, sebenarnya ada hubungan apa dengan Qiao Qinian… batinnya.
Ye Jiaqi lalu buru-buru bersembunyi dan tertawa, "Jangan bergerak, deh!" katanya.
"Jiaqi, tunggu kalau kita sudah beres dengan urusan ini dan kamu sudah mendapatkan pekerjaanmu, aku akan mengenalkanmu seorang pacar." kata You Pianran.
"Pacar? Seperti apa?" tanya Ye Jiaqi.
"Kamu mau yang seperti apa?" You Pianran tertawa.
"You Pianran, kalau kamu tidak setuju, kamu naik ke mobil."
"Hahaha, tidak mau. Aku sepolos ini tau!"
Ye Jiaqi dan You Pianran sekarang sedang larut oleh bercandaan mereka. Tanpa disadari, waktu sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Matahari sudah menampakkan dirinya dari ufuk timur. Kabut pagi pun perlahan menghilang, lalu suhu udara juga perlahan naik.
Seluruh lajur penumpang VIP dibatasi oleh lajur pembatas. Kedua sisinya dibatasi oleh ruang kaca. Dari situ, seseorang bisa melihat dengan jelas semua yang ada di luar.
You Pianran kemudian melihat jam tangannya dan berkata, "Masih sepuluh menit lagi. Kakak Zhou juga akan muncul. Nanti kita berjalan bersama Kakak Zhou."
"Oke," jawab Ye Jiaqi. Dia semakin memperhatikan lajur penumpang. Kedua tangannya bergetar karena dia sedang menantikan kedatangan Fang Lan.
Menit demi menit berlalu. Bagi Ye Jiaqi, sepuluh menit ini sungguh berjalan dengan sangat lambat. You Pianran sama sekali tidak tahu. Dia masih terlalu senang ketika menunggu kedatangan Be Ying.
Dengar-dengar Bei Ying sangat cantik. Tapi, You Pianran sama sekali belum pernah melihat orangnya secara langsung. Dia selalu ingin sekali bertemu dengan Bei Ying. Tapi, berbeda dengan Ye Jiaqi, perempuan itu justru terlihat menggigit bibirnya dengan pandangan gelisah.
Pukul 7 lewat 10 menit, sekumpulan orang akhirnya keluar dari lajur penumpang VIP.
"Jiaqi, ayo! Itu Bei Ying dan Kakak Lan!" kata You Pianran sambil menarik siku Ye Jiaqi dan segera berlari mengikuti.
Ye Jiaqi mengangkat kepalanya. Tidak heran, terdapat beberapa pengawal yang berjalan di posisi paling depan. Sedangkan di tengah, terlihat seorang perempuan mengenakan gaun panjang berwarna biru safir dan kaca hitam, dengan rambut panjang menjuntai di pundaknya. Dia berjalan dengan menunduk, benar-benar rendah hati. Perempuan itu juga mengenakan sepatu hak tinggi berwarna nude. Tubuhnya tinggi indah semampai...