Atmosfer yang berada di ruang ganti itu terasa sesak. Mereka berdua sangat dekat, amat dekat sehingga rasanya napas mereka pun tersangkut.
Perasaan Ye Jiaqi naik turun, wajahnya memerah, matanya pun berkaca-kaca. Tapi, semakin dia ingin pergi, Qiao Qinian juga semakin tidak membiarkannya pergi. Qiao Qinian menahan tangan Ye Jiaqi yang terangkat di atas kepalanya, dan wajah laki-laki itu perlahan semakin dekat dengannya. Hembusan napas hangat Qiao Qinian jatuh di wajahnya. Dia pun langsung memalingkan wajahnya, dia benar-benar sangat ingin pergi dari sini.
"Tidak," kata Ye Jiaqi dengan samar-samar. Dia benar-benar tidak berani menatap Qiao Qinian.
Qiao Qinian terlihat tersenyum sinis dan bertanya, "Iya atau tidak? Ye Jiaqi, apa kamu berpikir kalau aku tidak cukup ramah? Kamu ingin aku ramah yang bagaimana, hmm?"
Dada bidang Qiao Qinian menahan tubuh perempuan itu. Lalu, dia mengangkat salah satu tangannya dan mengelus wajah Ye Jiaqi. Pelan-pelan, tangan laki-laki itu menyusur kecantikan Ye Jiaqi, tengkuk yang mulus, lalu pundaknya...
"Qiao Qinian, kalau ada sesuatu kita bisa bicarakan baik-baik! Jangan main tangan dan main kaki!" bentak Ye Jiaqi.
Ye Jiaqi tidak bisa terima hal seperti ini. Dia pun gemetaran. Alisnya tampak menyatu, dia benar-benar merasa sangat jijik saat ini. 3 tahun lalu, Qiao Qinian tidak pernah melakukan hal yang sangat intim seperti ini. Terlebih, ketika dia menggodanya, laki-laki itu justru bersikap dingin seperti es. Tapi sekarang...
"Kalau tidak main tangan dan kaki, lalu main apa… Kasih tahu padaku!" goda Qiao Qinian.
Ye Jiaqi lalu memalingkan wajahnya dengan marah dan memaki, "Binatang!"
"Apa aku binatangmu? Kalau ingatanku tidak salah, bahkan bajuku saja juga kamu tarik." kata Qiao Qinian.
Wajah Ye Jiaqi semakin terbakar, Sialan! Semua itu sudah 3 tahun lalu, buat apa dia mengingat ini dengan jelas! batinnya.
Pakaian musim panas ini begitu tipis, hingga bisa membuat Ye Jiaqi bisa merasakan jantung Qiao Qinian yang berdetak dan hembusan napasnya. Sedangkan gaun yang dia pakai hanya menutupi setengah badannya yang semakin menambah dirinya terlihat menawan. Di saat inilah, pikirannya terbesit akan sesuatu.
"Tuan Qiao, aku tidak tahu apa yang membuatmu tertarik padaku. Kalau tuan menginginkanku, Tuan bisa menginginkannya. Lalu, aku tidak akan menolak. Lagi pula, Tuan sudah merawatku selama 12 tahun, jadi seluruh hidupku ini adalah milikmu. Selain itu, bukankah kita pernah tidur bersama? Jadi, aku tidak perlu untuk genit kepadamu. Tapi, dengarkan baik-baik, aku sudah tidak menyukaimu! Tidak menyukaimu, Qiao Qinian!" kata Ye Jiaqi.
Ye Jiaqi tampak menutup matanya, suaranya juga terdengar bergetar. Bahkan, pundaknya pun juga ikut bergetar. Dia takut.
Seketika, gerakan tangan Qiao Qinian terhenti. Raut wajahnya semakin lama semakin memanas. Sorot mata amarah dari kedua matanya terlihat terpancar ketika memandangi Ye Jiaqi.
Ye Jiaqi sudah merasakan sesaknya udara di sekitarnya. Sangat dingin. Bahkan, seluruh aliran darahnya mengalir dengan cepat. Dia juga merasakan, dalam sekejap kaki dan tangannya dingin membeku… Dia pun tidak berani untuk membuka matanya. Tapi, dia tahu kalau Qiao Qinian sangat marah saat ini.
Salah satu tangan Qiao Qinian saat ini menekan pundak Ye Jiaqi. Dia seperti ingin mematahkan Ye Jiaqi, kuat sekali.
"Ye Jiaqi, katakan sekali lagi!" perintah Qiao Qinian dengan suara rendah tapi membentak. Dalam sekejap, tatapannya berubah seperti tatapan seekor singa buas yang akan menyantap mangsanya. Matanya yang tajam itu jatuh pada tubuh Ye Jiaqi. Tangannya pun terlihat semakin kuat menekan.
Ye Jiaqi mulai merasakan sakit di pundaknya. Tapi, perempuan itu tidak takut untuk tetap menantang Qiao Qinian, "Sungguh ingin aku bicara sekali lagi?" tanyanya sambil mengangkat salah satu alisnya.
"Keluar!" bentak Qiao Qinian yang kemudian menghempaskan tangannya. Raut wajahnya sangat marah.
Sambil memegang pinggangnya, Ye Jiaqi kemudian bergegas mengambil baju miliknya dan berlari keluar. Dia sama sekali tidak menoleh ke belakang dan terus berlari. Bahkan, sepatunya saja dia lupa untuk memakai. Tapi, siapa yang peduli? Ketika dia bisa keluar itu saja sudah cukup. Dia pun berlari di atas lantai yang dingin tanpa beralas kaki. Bodo amat! Dia juga tidak memedulikan penampilanku saat ini, batinnya. Dia hanya terlihat mengangkat gaunnya dan berlari.
Sedangkan, aroma parfum Ye Jiaqi masih memenuhi ruang ganti itu. Qiao Qinian terlihat mengepalkan tangannya, matanya memerah, dan dadanya sesak. Dia merasa dadanya seperti sedang terbakar...