Qiao Qinian kemudian terlihat mengangkat bibirnya, Perempuan itu sedang menggunakan kartuku? batinnya. "Putar balik. Kita pergi ke Mall Heng Tong." katanya.
"Baik, Tuan." jawab seorang sopir yang dengan segera memutar balik laju mobilnya.
Awalnya mereka akan mengunjungi salah satu Grup Qiao Shi. Tapi, sekarang Tuan Qiao tiba-tiba ingin pergi ke mall. Untung saja, tempat mereka saat ini tidak jauh dari mall tersebut dan hanya butuh perjalanan 10 menit saja.
Setelah mobil terparkir dengan baik, Qiao Qinian kemudian langsung pergi ke VIP Lounge.
"Tuan Qiao." sapa seseorang.
Orang-orang yang berada di dalam langsung berdiri dan memberi salam kepada Qiao Qinian. Mereka sama sekali tidak tahu kalau Tuan Qiao akan datang seperti ini. Kalau saja ada pemberitahuan terlebih dahulu, mereka pasti bisa melakukan persiapan. Apa jangan-jangan Tuan Qiao datang untuk inspeksi mendadak? batin mereka bertanya-tanya.
Qiao Qinian segera berjalan menuju ruang monitor, lalu melihat-lihat. Ternyata memang ada Ye Jiaqi dan seorang temannya di dalam mall itu. Di tangannya, Ye Jiaqi sedang membawa barang belanjaan. Tapi, wajahnya tidak yang begitu gembira. Bibirnya pun terlihat tergulung seperti sedang mencibir seseorang.
Qiao Qinian terus menatap ke arah monitor. Wajahnya dingin, tatapannya juga terlihat dalam seperti air sumur kuno. "Kosongkan tempat," perintahnya dengan dingin kemudian. Lalu, manajer utama yang berdiri di belakangnya dengan segera mengangguk.
"Baik, Tuan!" jawab si manajer utama. Kelihatannya, Tuan Qiao benar-benar akan melakukan inspeksi dadakan. Kalau tidak, mengapa tiba-tiba menyuruh untuk mengosongkan tempat? batinnya.
Meskipun mall ini adalah milik Tuan Qiao, tapi sekali mengosongkan tempat seperti ini bisa menimbulkan kerugian hingga puluhan ribu RMB. Namun, manajer utama itu tidak berani untuk berkata 'tidak'. Dengan segera dia pun berlari keluar dan memerintahkan semua bawahannya untuk segera menyelesaikan tugas dari Qiao Qinian.
Kebetulan, saat itu Ye Jiaqi dan You Pianran lah yang terakhir ada ditempat. Mereka pun terlihat kaget.
"Eh, mall sebagus ini kok tiba-tiba dikosongkan sih!" ucap You Pianran sambil menggerutu.
Ye Jiaqi lalu melihat ke sekitarnya dan tidak ada orang. "Apa mungkin ada artis besar sedang berbelanja?" tanyanya yang juga penasaran.
"Kayaknya bukan, deh. Ini mall pusat kota. Artis besar mana yang sebegitu norak berbelanja ke sini. Dan juga, tidak semua artis besar itu sama noraknya dengan Liang Haotian!" jawab You Pianran.
Ye Jiaqi pun tertawa ketika mendengar perkataan sahabatnya itu, "Sebegitu rendahnya ya Liang Haotian di hatimu?" tanyanya.
"Rendah, rendah rendah rendah sekali!" kata You Pianran terlihat bersungguh-sungguh.
Mereka asik mengobrol sambil berjalan keluar. Pengumuman dalam mall itu terus menerus menyuarakan kalau pintu mall akan segera ditutup. Tiba-tiba, ponsel Ye Jiaqi pun berdering, Eh? Tuan Qiao? Tuan Qiao menelponku? batinnya.
Ye Jiaqi tidak berani untuk tidak mengangkat teleponnya. Karena itu, dia langsung mengangkat telepon sambil berjalan keluar, "Halo…" katanya.
"Tunggu di situ selama semenit." perintah Qiao Qinian.
"Eh?"
Qiao Qinian lalu menutup teleponnya. Ye Jiaqi, tidak tahu apa maksud Qiao Qinian barusan. Perempuan itu lalu menoleh ke kanan dan ke kiri, namun dia tidak melihat sosok Qiao Qinian. Sedangkan kerumunan orang segera berlari keluar...
"Jiaqi, buruan. Habis ini pintunya akan ditutup," kata You Pianran sambil menarik tangan Ye Jiaqi.
"Tunggu sebentar. Aku ada… Eh, Pianran!" Ye Jiaqi yang belum selesai bicara, namun dengan cepat dia langsung ditarik oleh You Pianran dan sudah berada diantara kerumunan orang itu.
"Jiaqi, Jiaqi!" panggil You Pianran.
Ketika Ye Jiaqi akan keluar dari mall itu, kerumunan orang tersebut menyebar, lalu pintu utama yang berada di depannya tertutup. Semua pintu utama dalam mall itu pun dengan segera tertutup.
Mall yang baru saja ramai oleh pengunjung yang berdatangan, dalam sekejap berubah kosong dan tidak ada orang. Ye Jiaqi panik setengah mati. Dia kemudian melihat ke atas dan hanya ada dirinya seorang.
Ye Jiaqi lalu melihat ke samping kanan kiri, namun juga hanya ada dia seorang. Dia sangat takut. Sebab, dia tidak pernah menemui situasi yang seperti ini sebelumnya. Hatinya seperti seekor rusa yang berlarian. Meloncat, namun berdegup tidak karuan. Pas di saat itu juga, ponselnya kembali berdering dan masih panggilan dari Tuan Qiao.
"Tuan Qiao…" panggil Ye Jiaqi.
"Berbalik." perintah Qiao Qinian.
"Eh?"
"Berbalik."
Dengan tangan yang masih menggenggam ponselnya, Ye Jiaqi pun kemudian berbalik. Dari jarak 20 meter, terlihat Qiao Qinian yang menurunkan ponselnya dan memasukkan ke saku celananya. Lalu, dia berjalan ke arah Ye Jiaqi. Langkahnya tampak tegap dan penuh wibawa.
Mall yang kosong menjadi latar belakang Qiao Qinian. Pencahayaan mall tersebut menerangi sosoknya yang sedang memakai kemeja hitam dengan celananya yang lurus. Hal itu menambah kesan tenang dan berwibawa di diri Qiao Qinian...