"Eh!" teriak Ye Jiaqi. Sebenarnya, dia tidak ada perlawanan apapun, dia justru mencengkram erat-erat kerah baju Qiao Qinian. Bagaimana kalau laki-laki itu menjatuhkanku? batinnya dengan cemas.
Tapi, pada 3 detik berikutnya, Ye Jiaqi merasa itu tidak benar. Dia lalu melepaskan cengkramannya. Di saat itu juga, dia merasa kalau dirinya dan Qiao Qinian sangat amat dekat. Bahkan, dia juga mampu mencium parfum semerbak yang menempel pada tubuh Qiao Qinian.
Saat Ye Jiaqi mendongakkan kepalanya, dia langsung bertatapan dengan dagu Qiao Qinian yang runcing. Namun, Qiao Qinian hanya meliriknya, lalu kembali berjalan menaiki tangga. "Tuan Qiao… Kalau anda seperti ini bisa membuat orang lain salah paham." katanya.
"..."
"Tuan Qiao, aku tidak ingin mencampuri pernikahanmu."
"..."
"Tuan…"
"Banyak bicara!" bentak Qiao Qinian.
Mendengar itu, Ye Jiaqi pun langsung terdiam. Hatinya berdegup sangat cepat saat ini… Sedangkan, mereka yang saat ini sedang berada di tangga, seketika itu juga suasananya menjadi sangat hening. Bahkan, langkah kaki Qiao Qinian sampai bisa terdengar.
Karena musim panas, Ye Jiaqi kini hanya mengenakan rok putih yang terbilang cukup tipis. Dan karena posisinya saat ini, membuat rok tipisnya hampir menutupi kemeja hitam Qiao Qinian. Melihat mereka yang seperti ini, rasanya seperti hanya sedang terpisahkan oleh dua jenis baju yang berbeda.
Gestur, gerakan, dan semuanya terasa sedikit ambigu. Ye Jiaqi pun juga merasa tidak nyaman. Bagaimana tidak, Qiao Qinian sudah menikah, mempunyai anak pula. Lalu masih menggendongnya? Apa laki-laki itu tidak merasa dirinya sangat kurang ajar?
Berbeda dengan Ye Jiaqi, Qiao Qinian justru berpikir sebaliknya. Ketika menggendong perempuan ini, dia merasa kalau berat badan Ye Jiaqi turun sangat banyak. Dulu, Ye Jiaqi sangat suka bermain, dia juga suka melihat TV sambil duduk di atas sofa di ruang tamu. Sembari membawa camilan kesukaannya, dia lalu menonton TV hingga tertidur.
Ketika itu, Qiao Qinian lah yang menggendong Ye Jiaqi ke kamarnya ketika dirinya sudah tertidur. Bibirnya terlihat menutup dan tidak lagi membuat berisik di hidup Qiao Qinian.
Qiao Qinian sekarang sedang menggendong Ye Jiaqi hingga sampai ke lantai 3. Lalu, dia mendorong pintu kamar itu menggunakan kakinya, kemudian pintu pun terbuka. Begitu pintu itu terbuka, suasana familiar langsung terasa di benak Ye Jiaqi. Karena ini adalah suasana yang sangat dikenal oleh Ye Jiaqi dan Qiao Qinian.
Mata Ye Jiaqi terasa panas dan tidak lama, matanya pun memerah. Dia kemudian melihat sekeliling atmosfer di kamar ini. Semuanya, benar-benar tidak berubah. Tapi, kamar ini terlihat bersih, bahkan tidak terlihat debu yang mengotori setiap sudut kamar. Sinar matahari pun dengan leluasa menembus masuk gorden jendela, menyinari kasur.
Ye Jiaqi sedikit menyipitkan matanya karena sinar pantulan matahari yang terik. Qiao Qinian tampak melepaskan tangannya untuk menurunkan Ye Jiaqi ke lantai. Dia kemudian berjalan lebih dulu ke arah lemari baju. Setelah itu, dia membuka pintu lemari baju itu. Lalu ketika dibuka, dia melihat tumpukan baju lawas yang semuanya adalah baju yang dia beli 3 tahun lalu.
Laki-laki itu lalu mengernyitkan alisnya, Perempuan ini benar-benar tidak membawa sepotong baju pun? batinnya. Tidak berpikir lama, Qiao Qinian kemudian langsung mengeluarkan semua baju yang ada dalam lemari itu.
Lagi-lagi hati Ye Jiaqi berdebar ketika melihat beberapa baju yang dia kenali. Sejak awal, dia bukanlah bagian dari keluarga Qiao Qinian. Jadi… Sudah seharusnya kalau dirinya pergi. Kemudian dia pun berpikir, Laki-laki ini ingin memberikan kamar ini untuk ditinggali oleh istrinya? batinnya.
Qiao Qinian sekarang benar-benar tidak habis pikir karena baju-baju ini… Benar-benar sangat banyak. Tapi tidak ada satupun yang bermerek, semuanya jelek.
Sedangkan Ye Jiaqi masih berdiri di tempatnya dan tidak bergerak layaknya sebatang pohon yang sedang sibuk memperhatikan Qiao Qinian. Wajahnya sedikit bingung, takut, dan tercengang…
Layaknya badai, tidak butuh lama bagi Qiao Qinian untuk membereskan setengah dari barang yang ada di kamar Ye Jiaqi. Tapi, disaat dia membuka laci yang berada di depan kasur Ye Jiaqi, tiba-tiba tangan laki-laki itu terhenti. Di tengah laci itu terbentang sebuah gelang giok mutiara dengan tenang, menawan, berkelip-kelip, dan bening.
Ye Jiaqi juga melihatnya, seketika perempuan itu juga terdiam. Di masa lalu, mungkin hal itu sudah seperti tsunami besar yang mengguncang seluruh bumi. Sama seperti ketika dia mendapatkannya. Gelang ini mungkin satu-satunya barang pemberian, yang diberikan oleh Qiao Qinian padanya. Tentu saja, lebih baik dikatakan seperti ini kalau dia masih punya sungkan.
Ketika pesta perayaan ulang tahun Ye Jiaqi yang ke 20, Qiao Qinian tidak kembali. Saat itu dia terus menunggu kedatangan Qiao Qinian. Tapi, ketika semua temannya sudah pergi, laki-laki itu akhirnya baru menampakkan sosoknya ketika sudah larut malam.
Setelah memasuki rumah pun, Qiao Qinian tidak mengucapkan apa-apa. Hanya satu kalimat 'selamat ulang tahun' yang datar kepada Ye Jiaqi, lalu dia pun melanjutkan langkahnya ke lantai atas. Dia terlihat sama sekali tidak memedulikan Ye Jiaqi.
Tapi, bagi Ye Jiaqi, ulang tahun ke 20 hanya terjadi sekali seumur hidupnya. Entah karena dia tidak bisa menahan amarahnya, atau karena sedih yang terlalu berlebihan, dia pun mengikuti Qiao Qian masuk ke dalam kamarnya.
Saat itu Ye Jiaqi terlalu mabuk, dan semua kabur di matanya. Lalu, ketika dia mencoba meraih dan memeluk pinggang Qiao Qinian, tiba-tiba gelang indah itu jatuh dari saku jas Qiao Qinian...