Ada gitu ya, org yg cepet bgt ngerasain sakit hati, tapi cepet juga suka lagi sm org lain?
Jawabannya ADA! Contohnya aku sendiri yang nulis ๐๐๐ ku tipikal org yg gk bs berlarut2 dlm kesedihan karena kadar cintaku seadanya jaman bahela ๐๐๐
So, Anggita = Me !! ๐๐๐๐๐ป๐๐ป
(Jangan hujat akoooh)
Jangan lupa tinggalin jejak kayak biasa yaa..
๐ธ Happy Reading All ๐ธ
๐ป๐ป๐ป๐ป๐ป
Cinta kita sesaat dan hanya sekedar Kisah
Dimana Aku sebagai Pemeran Utama
yang Engkau buat Pilu
๐ป๐ป๐ป๐ป๐ป
Anggita berjalan tepat di belakang Alfa. Keduanya memilih untuk mencari tempat yang ebih privasi untuk berbicara empat mata mengenai kelangsungan hubungan mereka.
Meskipun Anggita dengan keras kepalanya menolak untuk mendengarkan penjelasan Alfa yang mungkin nantinya akan membuat hatinya semakin sakit. Namun, setelah mendengarkan perkataan Afkan, Anggita mendadak berubah pikiran.
Keduanya memilih duduk berdampingan namun, berjarak di kursi taman yang kini sudah tidak ada lagi yang melewatinya. Sebagian besar murid sekolah mereka sudah pulang dan sebagian lagi sibuk untuk mengikuti les di kelas yang telah ditentukan.
"Kamu pacaran sama cowok tadi?" tanya Alfa memecah keheningan diantara mereka berdua.
Gita menoleh ke arah Alfa dengan pandangan tak percaya, bukannya memberi penjelasan malah bertanya hal-hal yang tidak penting menurutnya.
"Kita ke sini untuk apa sih? Kakak mau interogasi gue? Kalo mau interogasi gue, mending gue pulang aja." kata Gita dengan nada sinis membuat Alfa harus bertindak cepat menarik lengannya agar tetap duduk di sampingnya.
Gita melotot melihat cengkraman tangan Alfa pada lengannya, Alfa melepaskannya dengan pelan.
"Aku cuma tanya karena aku gak suka lihat dia dekat-dekat dengan kamu," ucap Alfa akhirnya.
Ada perasaan bahagia dalam hati Gita mendengar ucapan Alfa barusan namun, lebih banyak kecewanya.
"Siapa Venus?" tanya Gita, mengabaikan ucapan Alfa tadi.
Alfa menyugar rambutnya dan menggosok wajahnya dengan kedua tangan. Raut frustasi terlihat di wajah Alfa, wajah yang biasanya datar tanpa ekspresi kini mendadak muram tidak seperti biasanya.
"Venus--, Dia mantan pacarku," Ternyata lebih sakit jika jawaban itu didengar dari mulut yang bersangkutan dibanding dari orang lain menurut Gita.
Alfa menoleh Gita yang sedang memandang lurus ke arah depan.
"Apa harus aku ceritakan masa laluku?" tanya Alfa polos pada Gita.
"Cerita aja, gue bakal dengerin," jawab Gita singkat tanpa ingin memalingkan wajahnya ke arah Alfa.
๐ป๐ป๐ป๐ป๐ป
Afkan,
Pria jangkung yang kini duduk sendirian di lantai depan laboratorium fisika, menunggu dengan sabar seorang gadis yang tengah menyelesaikan permasalahannya. Kisah cinta yang masih menggantung.
Anggita, nama yang belakangan ini selalu berseliweran di sekitarnya dan dihari-harinya. Gadis ceria, bawel dan ceroboh dalam satu waktu. Afkan membuka ponselnya yang menampilkan foto seorang gadis yang berdiri menyamping, wajahnya terlihat samar.
Foto yang diambil secara diam-diam oleh Afkan, saat mereka berpapasan secara tidak sengaja di sebuah Mall. Foto yang menjadi favorit Afkan sejak setahun terakhir. Cewek modis yang sama sekali tidak jaim di foto itu ternyata teman satu sekolahnya.
Afkan sama sekali tidak tau, jika Gita merupakan salah satu murid di sekolahnya. Gita menarik perhatian Afkan mulai saat ia tidak sengaja bertemu di mall sampai detik ini.
Saat itu Gita berteriak lantang dan kuat memanggil temannya di tengah keramaian mall tanpa rasa malu. Sontak semua pengunjung di dalam Mall itu menoleh ke arah Gita namun, gadis itu cuek tidak menghiraukan tatapan sinis dan aneh dari orang-orang. Dari sanalah Afkan merasa jika Gita sungguh gadis yang unik dan menarik.
Afkan berterima kasih atas kejadian tidak sengaja di gerbang sekolah. Kejadian yang membuatnya lebih dekat dengan Gita dan lebih mengenal sosok gadis cantik itu.
Afkan mengelus layar ponsel yang menampilkan foto Anggita. Kabar mengenai hubungan Anggita dan Alfa juga turut membuat Afkan nyaris menyerah namun, memang selama ini, dirinya tidak pernah berusaha terlihat menyukai Gita. Afkan menyembunyikan perasaannya dengan sangat baik. Berusaha menahan diri untuk tidak bertegur sapa dengan Gita seperti dirinya bertegur sapa dengan murid kelas lain.
Seharusnya saat ini menjadi kesempatan emas bagi Afkan untuk merebut Gita dari Alfa, disaat hubungan mereka sedang merenggang. Namun, Afkan tidak mampu melakukannya. Baru beberapa hari mereka dekat dan juga sepertinya Gita masih begitu menyukai Alfa, apapun hal yang dilakukan Afkan selalu dibandingkan dengan Alfa tanpa Gita sadari itu semua. Saat ini, Afkan hanya berusaha menjadi memposisikan diri sebagai pendengar yang baik untuk segala keluh kesah Gita.
"Gue selalu berdoa yang terbaik buat lo, Nggi. Gue pengen elo bahagia, meskipun bukan gue yang jadi sumber kebahagiaan lo. Gak tau kenapa, kok gue sayang banget sama lo, Anggi." Gumam Afkan sambil menggosok layar ponsel yang menampilkan wajah Gita.
"Hmm... jadi secret admirer ternyata butuh jiwa dan hati yang kuat, untung gue kayak superman," Afkan bermonolog lagi sambil tersenyum kecil.
๐ป๐ป๐ป๐ป๐ป
"Venus itu mantan pacarku aku. Saat itu dia masih duduk di kelas IX. Kami bimbingan belajar di tempat yang sama. Dia anak yang baik dan sikapnya elegan, yah-- sejujurnya itu hal yang membuatku jatuh hati padanya," kata Alfa tanpa ekspresi, sedangkan Gita menahan perih dihatinya.
Bohong jika orang berkata tidak merasakan apapun ketika orang yang disukainya menceritakan kisah masa lalunya yang begitu manis. Kecewa, itu juga yang dirasakan Gita saat itu namun, Gita hanya diam mendengarkan penjelasan yang belum berujung itu.
"Menjalani hubungan selama 2 tahun namun, harus berpisah di tengah jalan karena dia harus ikut orangtuanya ke Jerman. Kami lost contact dan kini dia kembali lagi ke Indonesia." Cerita Alfa.
"Kenapa harus putus? Bukankah kakak bisa menjalani hubungan jarak jauh tanpa memutuskan hubungan kalian?" tanya Gita.
"Venus tidak menginginkan hubungan jarak jauh, aku sudah berusaha menyakinkannya bahwa semuanya akan baik-baik saja selama Kami berkomunikasi dengan baik. Tapi dia menyerah. Memilih merelakan hubungan Kami berakhir," ucap Alfa.
"Kenapa kakak terima usulan perjodohan kita? Bukankah kakak masih nyimpan perasaan sama Venus?" Gita menanyakan semua itu dengan ekspresi datar.
Alfa menghela napas berat dan kembali menyugar rambutnya."Tidak ada yang bisa aku lakukan selain menuruti ucapan Mami dan Papi. Aku yakin, apa yang mereka pilihkan tentu terbaik untukku--,"
"Meskipun dengan perasaan terpaksa?" sela Gita membuat Alfa menunduk dalam.
"Tidak ada hal yang terpaksa aku lakukan. Aku percaya, dengan berjalannya waktu perasaanku pasti bisa teralihkan kepadamu." kata Alfa.
"Jadi, apa Venus tau, jika kakak sudah dijodohin?" tanya Gita lirih.
Alfa meraih telapak tangan Gita dan menggenggamnya erat. Airmata Gita menetes begitu saja tanpa bisa dicegah.
"Aku berjanji akan segera memberitahunya tentang hubungan kita. Semua butuh waktu dan aku membutuhkan itu darimu." Kata Alfa sambil menatap Gita lekat dan menggenggam tangan Gita erat.
Gita mengangkat kepalanya dan menoleh pada Alfa, memberikan senyuman manisnya yang dirindukan Alfa beberapa hari terakhir.
๐ป๐ป๐ป๐ป๐ป
"Kan, ayo!" Teriak Gita tiba-tiba pada Afkan, membuat cowok yang tengah asik bermain games diponselnya itu berjengkit kaget.
Afkan meneliti wajah Gita yang sumringah, sangat berbeda dengan saat dia baru pergi tadi.
" Lo gak kesambet kan, Nggi? Girang amat muka lo," kata Afkan.
Gita menggembungkan pipinya saat mendengar ucapan Afkan.
"Paan sih lo! Gue waras dan baik-baik aja." jawab Gita.
"Hayoo, Kan. Anterin gue pulang, yaelah lama sih lo!" Gita menarik ujung kerah kemeja sekolah Afkan karena posisi Afkan sedang duduk di lantai dan menyandar di tembok.
"Sabar, elaaah, Nggi." ucap Afkan.
Afkan berdiri sambil menepuk-nepuk celana sekolahnya dan Gita mengulurkan telapak tangannya ke depan Afkan. Afkan mengeryitkan dahinya bingung.
"Lo mau minta ongkos pulang?" tanya Afkan polos.
"Ck! Bego banget sih lo ini! Sebel gue, Kan!" Gita menghentakkan kakinya dan berjalan mendahului Afkan.
"Lah, lah... Kok nyelonong, gue ditinggalin!" Gumam Afkan melihat Gita berjalan cepat meninggalkannya.
Afkan sedikit berlari kecil agar bisa menyamai langkah Gita dan meraih lengannya. Otomatis Gita berhenti saat lengannya ditahan Afkan. Gita membuang muka menghindari tatapan Afkan padanya. Afkan menatapnya bingung dan penuh tanda tanya.
"Anggi, gue beneran gak ngerti. Maksud elo nyodori tangan tadi. Gue beneran gak maksud becandain elo, tapi emang gue gak ngerti. Suer!" Afkan mengancungkan kedua jari telunjuk dan tengah di depan Gita.
Gita bersedekap tangan di depan dada sambil menatap Afkan tajam.
"Kenapa sih cowok gak ada yang peka!" keluh Gita.
"Bukannya tadi elo minta gue milih Es kepal milo apa Kepal tangan elo, ya terus tadi gue jawab gue mau kepal tangan elo, OGEB alias BEGO!" Gerutu Gita sambil berjalan meninggalkan Afkan yang berdiri mematung mendengar ucapan Gita.
Cowok itu mengorek-orek kupingnya, takut salah pendengaran, tapi menyadari Gita pergi meninggalkannya membuat Afkan sadar akan satu hal lalu tersenyum.
"Anggi... Woii... tunggui gue!!!" Teriak Afkan melihat Anggita berlari menjauhinya.
"Anggi, ini tangan gue!" jerit Afkan ikut berlari mengejar Gita di depannya.
๐ป๐ป๐ป๐ป๐ป
Terkadang, Disaat Aku mencintaimu
Aku lupa untuk mencintai diriku sendiri
sehingga membiarkan diriku merasakan patah hati berkali-kali
- BebbyShin -
๐ป๐ป๐ป๐ป๐ป
Menurut kalian, Anggita ngomong apaan sih ke Alfa? Dan Kira-kira kelanjutan Hubungan Anggita-Alfa gimana ya?
Udah gak penasaran lagi kan sama perasaan Afkan ke Gita kayak apa??