Jangan lupa tinggalin jejak kayak biasa yaa..
Sekalian komentarnya yaa
๐ธ Happy Reading All ๐ธ
๐ป๐ป๐ป๐ป๐ป
Bila bersamaku adalah menjenuhkan,
Apa dengan pindah kelain hati menjamin dirimu akan bahagia
๐ป๐ป๐ป๐ป๐ป
Lima hari setelah kandasnya hubungan antara Alfa dan Anggita. Selama lima hari itu pula, hubungan Alfa dan Gita merenggang. Keduanya kembali lagi seperti orang yang tidak saling kenal. Desas desus kabar kandasnya hubungan Alfa dan Gita sampai juga ke telinga Venus. Venus bertanya-tanya mengenai kabar itu. Saat Gita masuk ke dalam kelas, Venus terus memandangi Gita yang berjalan dengan wajah sumringah bersama Amel.
"Memangnya Gita punya pacar ya di sekolah ini?" tanya Venus pada Rubi, teman sebangkunya di kelas.
Rubi menoleh dengan bingung ke arah Venus,
"Lo gak tau siapa mantan Gita?" tanya Rubi.
Venus menggeleng polos.
"Masa sih elo gak tau? Gue kira elo udah tau, tapi cuma pura-pura gak tau doang, karena lo selama ini deket sama mantannya!" ucap Rubi jutek.
Rubi memang terkenal jutek dan ketus di kelas mereka, bicara apa adanya dan sedikit tomboy. Rubi sebenarnya juga cukup kesal melihat Venus selalu menempel pada Alfa saat seluruh sekolah tau jika Alfa adalah pacar Gita.
"Mantan pacarnya Gita ya, Kak Alfa. Masa iya sih lo gak tau? Atau jangan-jangan lo sengaja bikin mereka putus ya?" tuding Rubi pada Venus, Venus tercekat, kepalanya mendadak pusing menyadari kenyataan jika mantan pacarnya itu ternyata sebenarnya sudah punya pacar baru di sekolah ini sebelum dirinya masuk ke sekolah ini.
"Aku beneran gak tau," ucap Venus lirih.
Rubi hanya diam dan mengedikkan bahu tak peduli ucapan Venus. Venus menoleh ke arah Gita, ingin rasanya Venus bertanya pada Gita mengenai kebenaran hubungan antara Gita dan Kak Alfa-nya namun, niatnya harus tertunda karena guru sudah masuk ke kelas mereka untuk memulai pelajaran.
๐ป๐ป๐ป๐ป๐ป
Baru saja Venus ingin berbicara pada Gita, ternyata Gita sudah lebih dulu ke luar dari kelasnya menuju kantin, tempat yang jarang dikunjungi Venus. Pupus sudah harapan Venus untuk bertanya pada Gita. Namun, Venus mengambil ponselnya segera menghubungi Alfa agar segera menemuinya di belakang laboratorium.
Venus duduk lantai, tubuhnya bersandar di dinding dan pandangannya lurus menatap rimbunnya pepohonan. Derap langkah sepatu yang begitu dikenali Venus, membuat gadis cantik itu menoleh dan mendongak dengan senyum tercetak dari bibirnya, wajah tampan Alfa tanpa ekspresi muncul dihadapannya. Alfa mengelus puncak kepala Venus lembut.
"Kenapa? Kamu gak ke kantin?" tanya Alfa dan dijawab dengan gelengan kepala Venus.
"Sini Kak, duduk sini. Jangan berdiri, Ve pegel ngeliat kakak berdiri." kata Venus pada Alfa sambil menepuk lantai di sebelahnya.
Alfa menuruti perkataan Venus, kini Alfa duduk bersebelahan dengan Venus dan pandangannya lurus ke depan.
"Kak Alfa pacaran yah sama Gita?" tanya Venus to the point.
Hening, tidak ada jawaban apapun yang ke luar dari mulut Alfa, membuat Venus menghela napas seakan mengerti arti diamnya Alfa.
"Kenapa Kakak gak bilang dari awal kalo Kakak sudah punya pacar di sini." tanya Venus lagi.
"Tidak perlu dibahas lagi, semuanya sudah selesai. Gita berhak bahagia dengan pilihannya." kata Alfa singkat.
"Aku jadi orang ketiga diantara kalian. Aku bersumpah Demi Tuhan, aku sama sekali tidak tahu mengenai hubungan kalian berdua. Jika dari awal aku tahu, aku tidak akan bersikap berlebihan pada Kakak," ungkap Venus.
Alfa mengelus puncak kepala Venus dengan lembut.
"Jangan menyalahkan dirimu, Ve. Ini sepenuhnya salahku. Aku tidak bisa memberi kepastian pada orang lain dan sikapku yang dingin membuat semua orang menjauh karena tidak tahan," jelas Alfa membuat Venus menoleh memandang wajah tampan Alfa.
"Kakak tidak sedingin itu. Kakak malah sangat perhatian, untuk orang yang belum mengenal kakak dengan baik, anggapan seperti itulah yang timbul. Tapi untukku tidak," kata Venus jujur.
"Pindah ke Jerman dan memutuskan hubungan kita yang sama sekali tidak memiliki masalah, membuatku sedikit frustasi ketika di sana. Aku kehilangan sosok yang selalu mengingatkan kepelupaanku, yang selalu mengajariku saat aku kesulitan mengerjakan tugas dan yang selalu ada saat aku membutuhkan. Aku ingin sekali untuk menghubungi Kakak, tapi aku sangat takut Kakak begitu kecewa kepadaku. Sampai saat ini, tidak ada orang lain yang mampu menggantikan posisi Kakak dihatiku. Ve sayang sekali sama Kak Alfa." Venus mengungkapkan isi hatinya pada Alfa dengan jujur, membuang rasa malunya sebagai seorang cewek.
Alfa menggenggam sebelah telapak tangan Venus dengan erat, menatap mata Venus dalam. Hal yang selalu Alfa rindukan dari Venus adalah ungkapan kejujuran dan ketulusan menerima dirinya apa adanya.
Venus adalah sosok wanita yang tidak pernah menuntut apapun dari Alfa. Perasaan nyaman inilah yang sebenarnya tidak Alfa rasakan saat bersama Gita, hal yang membuatnya selalu bersikap dingin. Hanya dengan Venuslah dirinya mampu menjadi diri sendiri dan banyak bicara.
"Jangan bersedih lagi. Kakak di sini bersamamu sekarang. Keputusan berpisahku dengan Gita sudah final, tidak ada yang perlu disesali lagi. Aku tahu, Tuhan pasti tahu apa yang terbaik untuk umatnya. Mungkin Gita tidak pantas untukku, mungkin kamu yang pantas untuk Kakak atau sebaliknya nanti dikemudian hari," ucap Alfa menenangkan Venus.
"Ve sayang Kak Alfa. Apa kak Alfa masih punya perasaan yang sama kayak Ve? Apa Kak Alfa mau kita kembali lagi bersama kayak dulu?" tanya Venus pada Alfa.
Alfa diam, menatap dalam kedua bola mata Venus. Venus menanti jawaban Alfa atas pertanyaannya.
"Hmm...," Alfa hanya bergumam sambil mengangguk, senyum manis yang selalu dirindukan Alfa di wajah cantik Venus terbit takkala hanya gumaman dan isyarat persetujuan yang diberikannya.
Alfa mengulurkan telapak tangannya ke depan wajah Venus, "Sebentar lagi Bel masuk. Ayo! Bergegas kembali ke kelas. Kamu harus belajar dengan giat, jangan jadi pemalas."
Alfa dan Venus berjalan berdampingan menuju kelas Venus, saat itu Gita sedang berlarian memukul tubuh cowok yang minggu lalu menunggui Gita memutuskan Alfa. Venus menoleh ke Alfa namun, karena wajah Alfa datar tidak berekspresi apa pun jadi Venus tidak bisa menebak apa yang ada dipikiran Alfa saat ini.
Yang Venus tahu jika Alfa saat ini kembali lagi menjadi pacarnya dan segera mungkin meminta maaf pada Gita mengenai ketidaktahuan dirinya mengenai hubungan Gita dan Alfa sebelumnya.
"Masuklah ke kelas!" perintah Alfa sembari berjalan menuju kelasnya tanpa menoleh lagi ke arah Venus berdiri.
Venus menghampiri Gita yang tengah terengah sehabis berlarian mengejar cowok yang dimata Venus cukup tampan juga.
"Git, bisa aku minta waktu kamu sebentar?" pinta Venus pada Gita, Gita menoleh dengan kerutan di dahinya.
Namun, otaknya segera mencerna ketika melihat isyarat yang diberikan Afkan padanya.
"Oh! Oke," jawab Gita santai.
Gita dan Venus berdiri sedikit menepi diantara kegaduhan koridor antarkelas. Gita berdiri sembari memandang Venus yang tampak gundah.
"Gita, aku minta maaf ya! Aku sungguh tidak tahu kalau kamu dan Kak Alfa sedang menjalin hubungan sebelum aku pindah ke sini. Aku pikir, kak Alfa masih sendiri. Maka dari itu, aku berani dekat-dekat lagi padanya. Aku benar-benar tidak berniat merusak hubungan kalian berdua,"ujar Venus.
Gita sedikit kaget ketika mendengar permintaan maaf yang diucapkan oleh Venus padanya. Ucapan Venus begitu tulus, Gita bisa menilai dari kedua bola mata Venus. Sedikit terenyuh, ketika rivalnya sendiri meminta maaf karena menyadari kehadirannya sebagai salah satu alasan putusnya hubungan Gita dan Alfa.
"Biasa aja. Gue udah maafin, selow aja, Ve,"
"Gue dan Kak Alfa itu kayak langit dan bumi. Kita bubaran juga karena memang kita gak pernah sepaham, gak sepemikiran. Tentunya lebih baik berpisahkan? Daripada dipertahankan," jelas Gita pada Venus.
"Alasan kamu mutusin kak Alfa, apa ada hubungannya sama kehadiran aku juga?" tanya Venus ragu.
"Iya!" Gita menjawabnya dengan lugas.
"Lo merupakan salah satu alasan kenapa Kami berdua bubar. Tapi meskipun begitu, gue gak menyalahkan lo. Gue udah gak peduli lagi sama hubungan gue dan kak Alfa. Bagi gue, Kak Alfa cuma masa lalu dan gue udah bahagia sekarang tanpa dia sekali pun," kata Gita.
"Gita, aku benar-benar minta maaf ya. Aku benar tidak bermaksud merusak hubungan kalian berdua. Hanya saja, perasaanku yang lama masih tersimpan dan ada sampai saat ini untuk kak Alfa," Venus menyuarakan isi hatinya.
"Kalo itu terserah elo berdua deh. Masalah elo jadi orang ketiga di hubungan gue sama kak Alfa juga lupain ajaa. Gue gak peduli lagi. Gak usah lo pikirin. Anggap aja gak ada kejadian apa pun," kata Gita sambil menepuk lengan atas Venus dan berlalu meninggalkan Venus.
๐ป๐ป๐ป๐ป๐ป
"Ya udah sih! Iya, tapi-- udah ah, gue mau ke kelas dulu, sebel gue sama elo!" jawab Gita sambil berlari menghindari Afkan yang tengah bersorai di belakangnya.
"Cieeee, pacar gue malu nih yeee. Pacar, jangan lari-lari nanti jatoh lagi. Dadah pacar," teriak Afkan dikoridor kelas membuat semua orang yang sedang berada di sana menoleh dan ikut tertawa melihat tingkah Afkan dan Gita, kecuali Venus dan Alfa yang terlihat bingung dengan jeritan Afkan tadi.
"Akhirnya yah, jadian juga. Yah! meskipun butuh waktu dua bulan sih baru bisa jadian. Gak kayak tetangga, baru putus udah jadian aja," ucap Amel dengan suara yang sedikit meninggi di dekat Alfa dan Venus berdiri.
"Kenapa gue ngerasa Gita lebih cocok sama Afkan ya, Mel?" kata Hazel salah satu teman sekelas Gita dan Venus serta Amel.
"Itu karena, Afkan lebih bisa bikin Gita bahagia. Afkan lebih tau gimana caranya bikin seneng anak orang. Gak didiemi atau dijutekin terus kayak dulu," Amel mengambil kesempatan untuk menyindir Alfa yang masih duduk didekatnya.
"Iya juga sih. Gita jauh lebih ceria beberapa bulan terakhir ini semenjak sama Afkan," ungkap Hazel jujur.
Alfa hanya diam tidak berekspresi apapun seperti biasanya namun, mengapa tiba-tiba dirinya merasa tercubit atas kalimat sindiran Amel barusan yang mengatakan jika cowok yang bersama Gita saat ini lebih tahu caranya membahagiakan Gita ketimbang dirinya.
"Aku ke kelas dulu ya," pamit Alfa pada Venus tiba-tiba.
Venus mengangguk mengiyakan.
๐ป๐ป๐ป๐ป๐ป
"Ciye yang udah ada Bebeb!" sindir Amel pada Gita, wajah Gita mendadak berubah menjadi merah padam.
"Apaan sih lo, Mel," elak Gita malu.
"Finally ya, jadian juga lo berdua. Setelah sekian lama PDKT yang gak ada habisnya. Kocak banget cara nembaknya si Afkan," Amel turut bahagia melihat sahabatnya saat ini sudah tidak larut dalam kesedihan lagi.
"Afkan tuh konyol banget. Nembak gue gak romantis banget malah teriak-teriak lagi di koridor, kan gue malu, Mel," curhat Gita.
Amel menoyor pundak Gita dengan candaan. "Halah, malu sekaligus bahagia kan lo? ngaku aja deh?"
"Ya iyalah gue bahagia, sekarang kan gue gak jomlo lagi," Gita menjulurkan lidahnya ke arah Amel.
"Songong lo ya, mentang-mentang udah taken sekarang!" cemooh Amel pada Gita.
๐ป๐ป๐ป๐ป๐ป
"Ciye-- ayang bebeb sudah nunggui di depan kelas tuh," sikut Amel ke Gita.
Gita hanya tersenyum merona saat digoda Amel, sambil membereskan buku-bukunya.
"Eh, Git. Pacar sama mantan lo akur gitu. Dih, mereka ngobrol. Acieee... mantan lo mau jemput elo apa si planet?" kata Amel ambigu membuat Gita segera menoleh.
"Anjir! Ngapain si Afkan jijay bajaj ngomong sama gunung es," kaget Gita.
Gita bergegas mengambil tasnya dan berjalan menuju Afkan dan Alfa berdiri.
"Ayok pulang!" Gita melingkarkan lengannya pada lengan Afkan.
Afkan tersenyum manis memandang tingkah Gita, Alfa yang berdiri di sana juga ikut memandangi pegangan lengan Gita ke Afkan.
"Dih, agresif nih yah sekarang mentang-mentang udah jadi pacarnya Afkan Angelo," goda Afkan di depan Alfa membuat Gita menggebungkan pipinya berakting kesal.
"Apaan sih, Kan. Alay lo," Gita melotot sok garang pada Afkan yang tidak berefek apapun.
Afkan tertawa seraya mencubit pipi tembam Gita, membuat Gita mengerucutkan bibirnya semakin membuatnya terlihat menggemaskan.
"Nih-- , buat lo," Afkan menyodorkan mawar yang dipetiknya dari taman samping kelasnya.
"Anjir, ter-ngakak gue dapet mawar hasil nyolong," ucap Gita sambil tertawa menerima mawar pink dari Afkan.
"Besok-besok, gue kasih lo bunga bangkai aja biar romantis, ya Nggi!" kata Afkan membuat Anggita mencebikkan bibir.
"Kasih gue tahi kebo aja sekalian biar sama-sama bau, lo puas, Kan!" ejek Gita sembari nyelonong meninggalkan Afkan dan Alfa yang masih berdiri di depan kelas.
Gita senyum-senyum bahagia hanya dengan bunga mawar pink hasil nyolong yang diberikan Afkan.
"Cie, lo minta dikasih tahi kebo buat mupuk benih cinta kita ya, biar subur terus. Ide lo cemerlang, Bebeb Anggi. Gue padamu lah," Teriak Afkan yang dibalas dengan acungan jari tengah dari Gita.
Alfa hanya menjadi penonton atas tingkah absurd kedua makhluk Tuhan itu. Berjalan menyusuri jalan yang sama dengan Afkan dan Gita lalui saat Venus menghampirinya untuk pulang bersama.
๐ป๐ป๐ป๐ป๐ป
Makasih untuk jawaban beragam di part kemarin!
Kalo udah sering baca cerita Shin pasti tau Shin bakal bikin sesuatu yang beda dan mungkin yang paling beda yah dicerita ini ๐๐
Ailopyual โค๏ธ