Chapter 3 - 3

Sejak puttra kalah bertarung denganku, dia mengajakku untuk bersahabatan dan aku menerimanya dengan baik. Aku masih ada dua hari sebelum perpulanganku bersama Salia. Salia membisikkan sesutu ke Puttra dan Puttra tersenyum psati mereka merencanakan sesuatu. Benar perkiraanku aku di bawa ke dapur dan mereka berdua menyiksaku untuk memasak semua orang yang berada di kediaman puttra.

"Kalian bertiga aku mohon?"

"Kata kakakku kamu pandai memasak, jangan membantah ini perintah kami berdua."

Aku di perkerja paksa oleh ketiga orang tersebut salah satunya juga Salia, patnerku.

Makanan buatanku di sajikan dihadapan merka berdua, Salia tidak ikut dengan mereka berdua karena sudah pernah mencoba masakkanku sebelumnya.Hari perpulangan kami kembali ke sekolah untuk menghentikan DETA. Puttra juga sama tapi dia masih belajar seperti orang normal

Dua hari berlalu kami sampai di pulau yang isinya para pelajar militer, untuk menghentikan DETA yang terus menguasai bumi. Baru saja kami kembali ke pulau, kami mendengar perintah untuk semua orang berkumpul untuk bentempur dengan DETA dalam waktu satu jam. Aku menuju asrama bersama Salia, kami mengganti pakaian dengan pakaian sekolah. Seperti biasa kami menaiki kereta yang menuju markas. Di markas kami mengganti pakaian yang di sediakan di markas. Banyak orang berkumpul untuk berperang untuk melindungi wilayah jepang.

Tepat jam 12 siang semua orang yang berada didalam markas sudah siap untuk di berangkatkan ke pertempuran.

"Kapten Chris kirimkan kordinat kepada kami berdua!"

"Seharusnya kalian beristirahat, kaliankan sudah bertarung dengan adik Salia vi Azenal?"

"Tidak usah pikirkan ini demi umat manusia kapten?"

"...Baiklah kalian silahkan pergi dan ini kordinatnya."

Aku bersikeras untuk ikut berperang karena keinginan kami berdua. Pada akhirnya aku di izinkan.

Aku bersama Salia mulai berankat dengan cara berteleport, kapten kaget melihat kami berangkat dengan cepat. Tepat nya sekitar 5 km dari hadapan musuh yang terlihatdari kejahuan.

"Sejak kapan kalian sampai kordinat ini padahal sangat jauh dari markas."

"Itu tidak usah pikirkan. Aku minta tolong bagikan kekutanmu, aku terlalu berlebihan menggunakan magicku!"

"Manamungkin bisa membagi magic itu tidak ada pelajaran."

"Kumohon kepadamu Ownerku membutuhkanya."

"Baiklah silahkan ambil dari kami semua".

Pemimpin garis depan menerima permintaanku untuk mengambil sebagian kekuatann. Aku terlalu berlebihan menggunakan magic, aku mengakat tangaku di hadapan mereka yang sedang berkumpul.

"Trasfer magic boster."

"Bukannya ini sihir digunakan oleh generasi pertama?"

"Itu benar dan itu tidak masuk ke pelajaran kita yang bisa menggunkan hanya generasi pertama sedangkan generasi kedua dan ketiga hanya memberikan sihir ke patnernya. Sebenarnya kamu siapa?"

"Aku manusia seperti kalian yang memiliki kekuatan spesial."

Semua orang kaget melihat kekuatan sihir yang aku gunakan untuk menganbil sihir.

"Berapa lama lagi DETA akan datang?"

"Sekitar satu menit lagi."

"Ini terlalu cepat, aku minta tolong kepada pemimpin barisan, beritahukan kepada kapten untuk garis tengah membantu melindungi garis depan!"

"Aku akan hubungi"

Aku meminta ke pemimpin barisan untuk mengirimkan bantuan untuk menghalagi garis depan, garis depan sedang memberikan kekutan ke aku.

Tidak begitu lama datang garis tengah untuk membantu menghalagi gerakan DETA dalam waktu beberapa detik. Garis tengah merus menahan DETA untuk tidak menggalkan trasfer kekutanku.

Akhirnya selesai mengambil kekuatan dari garis depan, aku maju bersama Salia untuk membantu garis tengah. Garis belakang ikut membantu penyerangan kedua garis depan dan garis tengah.

"Aku minta tolong kepada kalian untuk menyerang berbagai arah, aku akan membantukalian untuk mencari inti dari kedua DETA!"

"Kami berteima kepadamu Satoshi kamu benar-benar pintar dalam membantu?"

Aku meminta untuk semua orang untuk menyerang semua arah ke DETA.

Semua orang membantuku karena kapten percaya kepadaku untuk mencari inti agar mempermudah penyerangan DETA. Aku terus membaca penyerangan tapi semua orang tidak berhasil menggores DETA.

"Salia bantu aku untuk melukai DETA walaupun tergorenya dia!"

"Baik Owner? Boster baseker."

salia meningkatkan kekuanya untuk bisa menggores DETA.

Ternyata kedua DETA itu kekutan pedang dan tombak kemungkinan bisa memenagkan karena Salia menggunakan boster.

"Saatnya kalian semua bantu Salia vi Azenal!"

"Baik kapten"

Kapten memrintahkan sebua garis penyerangan untuk membantu Salia.

Apa mereka semua lemah tidak bisa menggores sedikitpun DETA hanya salia yang bisa menghancurkan perlindungan DETA.

"Aku menemukan intinya, Deta yang memiliki lengan seperti tombak memiliki inti di kepalanya sedangkan DETA lengan lebar memiliki inti di perutnya!"

"Bagamana bisa kamu mengetahui keberadaan inti?"

"Nanti saja Kapten tentang inti, saatnya aku membantu kalian semua mundur, biar aku dan Salia untuk menerang."

"Emang kalian berdua bisa belawan sendiri?

"Percayan kepada kami kapten?"

Kapten hanya memberikan isarat kepadaku untuk mempersilahkan menyerang DETA.

"Semua mundur ke ke belakan Satoshi dan Salia, mereka berdua akan mengakhirkan serangan DETA!"

Kapten memerintahkan kepada pasukan semua garus untuk mundur hingga berada di belakang kami berdua.

"Salia saatnya kita lakuakan bersama seperti sebelumnya!"

"Baiklah Owner."

"Boster tank, fire..."

Aku dan Salia menembak tepat sasaran sesuai perkiraanku. DETA itu hancur dan badan DETA berlubang karena serangan kami berdua.

"Misi selesai, kita kembali ke markas!"

Kapten memerintahkan semua orang untuk kembali ke markas. Setelah memerintah semua orang, kapten menghampiriku untuk bertanya kepadaku.

"Aku ingin bertanya kepadamu soal tadi?"

"Oh itu, aku juga tidak tahu tapi aku hanya mengcoba untuk merasakan sesuatu saja."

"Oh begitu, aku ingin bertanya lagi tentang kekutanmu yang bisa mengambil kekutan orang lain dan kami bisa ikut bertarung padahal kamu Owner."

"Aku tidak tahu tapi ayahku memberitahukan kepadaku tentang kekuatan itu."

"Ayahmu mengajarkan apa kepadamu?"

Kapten bertanya kepadaku tentang diriku sambil perjalan pulang. Wajah Salia cemberut karena aku sik dengan kapten.

"Perasaan di hati yang menyatu, itu termasuk kekutan dari asli sigma itu di buat apa lagi memiliki kekuan lebih besar dari kekutanmu itu sendiri."

"Terima kasih tentang kekuatan aku akan kembali ke pemimpin barisan."

Kapten menjahuiku untuk memasukki gerombolan para pemimpin barisan.

"Bodoh... maafkan aku soal waktu itu?"

"Tidak usah di pikirkan tentang itu, aku hanya ingin kamu kembali padaku."

"Terima kasih, aku akan terus bersamamu. Satoshi Kentaro."

Salia mencium bibilku dengan sangat lembut hingga para orang memehartikan kami berdua yang sedang saling jatuh cinta.

Setelah sampai di markas dan mengganti pakaian perang. Salia membawaku ke restoran, restoran itu didalan super market dan berbelanja keinginan Salia. Wajah nya begitu sangat bagia berbeda saat aku pertama kali bertemu. Bagiku bersama Salia sudah cukup tidak ada sekalipun tertarik orang lain tapi ada yang aneh di belakangku. Ada seseorang memerhatikanku bukan kami berdua. Badanku mulai begetar seperti ketakutan. Selesai makan Salia membawaku lagi ke toko pakaian wanita, ini tempat aku paling males datang kesana tapi terpaksa karena kami sudah berpacaran lagi.

Semakin ujung kesana aku diajak oleh Salia, sebentar ini kan... pakaian dalam wanita. Hei apa-apa ini maksudnya aku harus memilih pakaiannya hah. Aku sangat pasrah karena dia akan mengancaku kalo tidak aku akan di panggil kepala sekolah karena melakuan hal jauh perkirakan.

"Sebentar ya aku cari yang aku inginkan."

Salia sedang mencari pakaian yang dia inginkan, saatnya aku kabur dari sini.

Aku pergi meniggalkannya di toko pakaian secara pelan-pelan hingga pintu masuk toko tersebut. *whuss* ada sesuatu terdengar dari telinga kiriku hingga pipi kiriku berdarah.

"Kamu mau pergi kemana dan kamu sudah tidak kuat di sini?"

"Maafkan aku, karena aku laki-laki yang menyedihkan."

"Yos, yos, yoh...anak baik, sudah menurut dengan mama?"

Aku menuju Salia agar dia tidak melukaiku, sampai di hadapanya aku duduk dihadapannya dan dia mengelus kepalaku seperti anak kecil.

"Aku sudah memilih antara kedua, tinggal kamu memilih salah satunya?"

"Aku memilihnya di sebelah kirimu."

"Ohh figuran yang itu. Kamu sangat beraniya memilih untukku."

Salia meletakkan pajangan pakaian ketempat asalnya dan menuju ke penjaga toko untuk mengambil pakaian yang mirip dengan patung pajangan.

Bodoh, bodoh, bodoh. Bodohya aku kemnapa aku memilih itu. Terlalu tegas pakaian itu, pakaian itu terlalu lengkap, warna pakaian yang aku pilih hitam gelap dan sangat bercorak apa lagi sambungan talinya di tambah bentuk pita merah ini terlalu berani yang mengunakan itu ke pasangannya.

Beberapa berlalu tidak sampai 7 menit Salia membuka gorden ganti baju, dia terlihat benar-benar cocok apa lagi wajahnya memerah. Setelah melihat Salia mengenakan pakaian yang aku pilih aku mengucapkan "Itu sangat cocok denganmu." Salia kembali masuk kembali ke ruangan ganti dan keeluar setelah memakai pakaian biasa dia kenakan untuk bepergian. Di kasir Salia lupa membawa dompetnya, dompetnya tertinggal di asrama.

"Tolong minjamkan uangmu Satoshi?"

"Iya, Iya."

Aku membayar pakaian Salia yang telah di pilih olehku, wajahnya kembali senang lagi.

Setelah membelinya pakaia Salia, aku membawanya ke pembelanjaan untuk membeli bahan makanan untuk makan malam.

"Kamau aku buatkan apa malan ini, apa hamburger?"

"I..itu saja yang kamu katakan."

Sesuai perkiraanku pasti dia ingin makanan khas anak-anak jepang. Dia mau dibuatkan yang tadi aku bilang.

Wajahnya memerah setelah meminta kepadaku untuk membuatkan hamburger. Aku dan salia mencari bahan-bahan hambuerger dan beras. Berasku sudah habis karena Salia selalu menambah apa lagi dibuatkan makanan kesukaannya.

"apa kamu ingin aku buatkan salat?"

"tentu saja aku mau."

Salia mau membuatkan salad untuk makanan hamburger.

Selesai mencari bahan untuk membuat hamburger aku dan Salia menuju ke kasir. Di kasir aku membayar barang yang aku beli menggunakan uangku untuk saat ini, selesai membayar.

Aku melirik dari kejahuan menggunakan kekutan sigmaku untuk meliahat isi dompet Salia, bukannya Salia tidak membawa dompetnya saat makan di restoran.

"Katanya kamu tidak membawa dompet, sayangku?"

"E-eh Satoshi tidak kok, aku tidak membawa dompet. Dompetku ketinggalan di asrama."

"Jangan bohong aku sudah tahu kamu membawanya."

"Iya-iaya aku mengaku, aku membawa dompet. Bagai mana kamu tahu aku membawa dompet?"

"Mudah sekali, aku sudah memperlajari yang tidak ada di sekolah tapi ada di perpustakaan. Kalo kamu mau aku bisa pinjamkan."

Salia mengangguk tanpa berpikir panjang, dia ingin bisa sepertiku yang bisa berbagai kekuatan dia andalkan.

"Oh iya aku lupa membeli sesuatu. Sebentar aku akan kembali?"

Aku berlari menuju rak minuman untuk mencari minuman kesukaan Salia untuk hadiah karena dia berkata jujur kepadaku soal dompet.

"Tidak menyangka kamu selalu ingat minuman kesukaanku."

Aku hanya tersenyum dihadapanya agar dia cemberut kepadaku.

Salia membawakan minuman kesukaannya sedangkan aku membawa belanjaan yang aku beli. Salia mirip dengan anak kecil setiap dia mau aku pasti membelikan kesukaannya. Hanya aku yang mengetahui keinginan menggunakan kekutanku sendiri. Sebenarnya aku suka kepadanya karena aku mengetahui dirinya apa lagi pertama kali aku melihatnya dia seperti ibuku yang meninggal saat bertarung dengan Queen DETA.

Sampai di asrama aku metakkan belanjaanku di atas tempat masak untuk menaruh belanjaan kedalam kulkas bersama Salia, Salia memasukkan minumannya kedalam kulkas, karena dia sangat menyukai minuman dingin. Aku mengambil kotak untuk memasukkan daging, saat aku menganbil kotak yang berisi daging beku yang aku simpan. Aku menemukan satu kaleng minuman bir didalan freezer. Salia menuju sebelah tempat tidur dan menarik bantal duduk lalu mendudukinya.

"Maafkan aku Owner, sebenarnya aku suka meminum bir itu sejak aku kelas satu."

"Ini coklat untukmu."

"Terima kasih tuan?"

"Hei tunggu dulu janagan panggil aku Tuan, panggil aku aku Satoshi dan kenapa kamu mengenakan kalung anjing?"

"Woof,woof...woof."

Ini benar-benar aku tidak mengerti perilaku Salia sekarang semenjak dia menjadi budak oleh adiknya sendiri."

Aku mengambil kunci dan menguncinya di dalam asrama, Salia didalam kamar. Aku berlari menuju kamar Kei untuk bertanya permasalahan tentang Salia. Aku mengetuk pintu kamar Kei dan akhirnya Kei membukakan pintu kamarnya.

"kenapa mau tergesa-gesa ke kamarku?"

"Tentang Salia, patnerku?"

"Silahkan masuk Satoshi!"

Aku di perbolehkan masuk kekamar Kei. Didalam kamar Kei sudah ada patnernya yang sedang bermain vidio game.

"Coba kamu ceritakan!"

"Setelah pulang dari petampuran aku diajak ke toko pakaian wanita, kemudian pulang ke kamarku. Aku menemukan satu kaleng minuman bir dan dia menanggilku "Tuan" dan berperilaku seperti anjing."

Aku menceritakan kejadian tentang diri Salia ke Kei. Patner Kie kaget mendengar bir dan berperilaku anjing.

"Bir maksudmu?"

Gadis itu bertanya kepadaku soal bir. Sepertinya dia mengetahuinya.

"Iya, dia bilang "aku menyukai sejak kelas satu" aku kaget mendengar itu."

"Oh iya aku pernah pergi kekamarnya, dia selalu membeli bir dan aku pernah meliahat lebel seperti burung dan di depan dadanya berbentuk tameng dan memiliki lima lambang di tamengnya."

"Itu lambang Indonesia, aku pernah di beritahukan oleh adiknya saat aku menginap disana.

"Tidak salah lagi, mungkin dia steres karena adiknya. Dia pernah cerita kepadaku tentang adiknya, adiknya benar-benar menjijikan perilaku ke dirinya."

Patner Kei menceritakn tragedi yang dialami Salia kepadaku.

"Coba kamu menggodanya hingga dia tidak mengingat kejadian tersebut!"

"Bagai manacaranya?"

"Kamu harus melakuan hubungan paling jauh."

Aku kaget mendengar perkataan oleh patner Kei, dia menjelaskan cara untuk mehilangkan kejadian yang pernah di alami oleh seseorang.

"terima kasih tentang infonya, aku akan coba untuk menggodanya."

"Sama-sama."

Aku meninggalkan kamar Kei menujukembali ke kamar untuk melakukan sesuatu terhadap Salia yang sedang berperilaku aneh.

Sampai ke kamarku aku meliahat Salia duduk di tempat tidur yang menghadap meja belajar. Aku memasuki kamar salia berbalik menghadap jendela dan berbaring mengarah jendela. Aku mendekatinya untuk bertanya sesuatu kepadanya, tapi dia tetap menolak. Aku mencoba mengtiup teliganya tetap sajatidak bisa, aku mencoba untuk mengoles dengan jari telunjuk ke punggungnya.

"Bodoh, kau benar-benar menyedihkan."

"Maaf aku, aku hanya ingin bisa mengobrol denganmu."

Akhirnya Salia mulai berbicara kepadaku.Salia menepuk tempat tidur untuk mengajakku tidur bersama. Wajahku mulai bersedih derada di sebelahnya.

Salia mengusap air mataku menggunakan ibu jarinya. Dia menarik selimut hingga menutupi pundaknya.

"Aku ingin kamu, dirimu di dalan ini."

Salia menarik tangan kananku ke perutnya. Wajahku mulai memerah karena ingin sesutu kepadaku di dalam dirinya.

Salia bangun dari tidurnya dan duduk di atas diriku. Semakin lama salia mencium keniku dan diam-diam Salia menarik bajuku dari pingangku dan akhirnya bajuku dilepaskan olenhya. Pakaian tidur Salia yang dikenamkan olehnya dilepaskan sendiri. Kenapa badanku terasa ada yang mengikatku dari kedua tangan dan kakiku. Semakin lama Salia melepaskan pakaian hingga pakaian dalam aku juga begitu tapi Salia yang melepaskan pakaianku. Apa Salia mabuk gara-gara minuman yang dia simpan di dalam kulkas. Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku di hadapannya yang masih berada di ataku.

Semua pakaian yang Salia kenakan sudah terlepas semuanya, aku melihat tubuhnya begitu bersih dan tidak memiliki bekas luka sama sekali. Dia benar-benar ramping dari kakinya hingga lehernya apa lagi payudaranya cukup besar. Salia melepaskan celana dalamku dan menjatuhkan ke samping tempat tidur. Apa dia lalukan kepadaku dan apa dia mau lakukan kepadaku. Aku merasakan sesuatu yang menusuk bagian bawahku. Wajahnya berubah memerah dengan ditambah lagi dia menggerakkan tubuhnya.

"Aku ingin memiliki dirimu didalam diriku saja, ini baru pertakali aku melakuakan kepadamu, tubuhku hanya di sentuh oleh adikku. Sengaja aku melakuan ke padamamu untuk melupakan apa yang di lalalukan adikku kepadaku."

Salia melakuan ini untuk melupakan kejadian bersama adiknya, karena adiknya selalu melakuan hal buruk kepada dirinya.

Pagi hari sekitar jam 8 pagi yang hampir mendekati jam 9 pagi, malan kemarin kami saling bercumbu karena keinginan Salia bukan diriku yang memintanya. Ini terlalu kelewatan batas aturan sekolah. Aku tidak menyangka dari benihku masuk ke dalam diri Salia, karena Salia memaksaku saat melakuan bercumbu yang berlebihan.

"Satoshi, aku masukya?"

"Kei sebentar du...lu...."

"Oh, maaf menggangu kalian yang sedang bulan madu. Satoshi sudah kelewatan...."

Kei melihat diriku yang sedang tidak mengenakan pakaian sama sekali. Dia berlali keluar sambil membantingkan pintu dengan keras.

"Kenapa badanku ada lendir putih di bagian bawaku dan kamu kenapa telanjang...aku benar-benar telanjang?"

Wajah Salia kebigungan dan bercampur kaget karena kami saling telanjang.

Setelah saling membersihkan diri, kami membersihkan kamar karena kamar kami berantakkan. Beruntung sekarang hari sabtu, hari sabtu kami libur sekolah setiap seminggu. Hari libur yang dia adakan sekolah setiap seminggu sekali di hari sabtu dan minggu.

Akhirnya kamar sudah selesai dibersihkan dan seluruh pakian sudah di culi oleh aku sendiri. Salia keluar dari kamar tampa izin dariku. Dia sepertinya pergi ke taman untuk mengingat kejadian semalan. Sambil menunggu pakaian kering aku mendengarkan musik sambil memasak air untuk membuat kopi dan roti selai. Biasanya Salia selalu menugguku untuk sarapan, tapi sakarang dia pergi keluar untuk meneangkan dirinya. Air sudah medidih saatnya aku mematikan kompor dan menuangkan beberapa sendok kopi dan gula, setelah memasukan semuanya aku mengaduk hingga merata. Aku meminum sambil memandangi asrama yang berseblahan denganku. Benar-benar hari yang sangat tenang bagiku.aku melhat sebelah kanan ada Salia yang sedang duduk di bangku taman. Depan gedung asrama ada taman yang sangat luas, biasanya di gunakan murid di asrama untuk berolahraga dan berkumpul.

Aku mendengar suara dari mesin cuciku sudah berbunyi saatnya aku mnegjemurkan cucianku di balkon, karena balkon sudah penuh dengan cucianku aku masuk ke kamarku lagi sambil membawa kopiku. Salia sudah kembali dari taman aku memberikan beberapa lembar roti untunya yang telah aku berikan selai coklat, coklat baginya dia sangat menyukai coklat apapun untuknya aku selalu berikan coklat.

"terima kasih Satoshi?"

Aku hanya tersenyum sambil membeikan piring yang berisi roti selai coklat.

"Kamu masih ingat kejadiam semalam?"

"Aku tidak mengingat sama sekali saat aku pergi ke taman, memang kenapa kamu tanyakan."

"Tidak juga kok"

Aku menghelanapas panjang karena Salia tidak mengingat kejadian semalam.

Salia menyantap makana dengan begitu senang dan benar-benar melahapnya. Aku seperti ayah ayng selalu baik kepada anaknya apalagi menuruti permintaanya. Salia memberikan piring kosong kepadaku dan aku menaruhnya di atas tempat cuci piring.

"Aku masih Mau roti selai coklat."

"Dasar anak kecil, baiklah aku buatkan lagi."

"Hihihihi..."

Salia meminta kepadaku untuk membuatkan rori selai coklat.

Aku mengoles lagi roti sekitar 6 potong roti yang diberikan selai coklat. Roti yang aku beli kemarin sudah habis oleh Salia, ini sebagian roti terakhir yang dia makan. aku kelupaan untuk memberikan minuman kesukaannya. Salia sudah merasakan kenyang dan sudah menghabiskan minuman kesuaannya, dia menuju tempat tidur untuk beristirahat karena kekenyangan.

"Kamu mau pergi kemana?"

"Aku mau membeli roti kesukaaku saja dan membeli susu untuk besok."

"Susu coklat belikan donk!"

"Kamukan masih punya coklat dingin."

"Cih...pelit."

Aku menolah permintaanya karena Salia masih memiliki minuman kesukaannya

Sampai di supermarket aku mencari roti isi kacang merah dan susu. Aku mencari setiap rak makan di dalam supermarket, akhirnya aku menemukan roti isi kacang merah. Aku mengambil roti isi kacang merah sekitar sepuluh bungkus dan mengambil roti potong yang berisi 12 potong, dua bungkus. Aku menuju lagi ke rak minuman untuk mencari susu yang tidak memiliki rasa yang di campur. Selesai membeli aku bertemuu Kei di taman.

"Kei."

"Satoshi, bagai mana semalam?"

"Bukannya kamu sudah mengetahuiku saat pagi tadi."

"Oh iya. Apa benar perkataan teman satu kamarku itu terjadi."

"Benar perkataan patnermu, sejak salia bagun dan pergi keluar. Dia sudah tidak mengingat kejadian semalam. Aku takutnya dia mengandung anakku sejak melakukan semalam."

"Itu hal sudah wajar tapi itu melawati batas aturan disini."

"Aku sudah tau tapi bagai mana…dia tidak mengungat kejadian semalam."

"Semagat aja pasti ada jalan."

"Ya sudahlah. Terima kasih Kei?."

Selesai mengobrol dengan Kei, aku kambali menuju asramaku untuk menaruh susuku dan roti kedalam kulkas.

Di asrama Salia sudah tertidur pulas di tempat tidur. Aku tidak tega untuk membangunkannya saa tmenikmati tidurnya. Aku mengambil bahan untuk membuat hamburger dan memasak nasi, sebelum itu aku memasak nsai kalo tidak aku budah lupa pilih yang mana untuk masak.. selesai memasak nasi aku lengsug membuat hamburger, aku mengcincang daging tersebut hingga sesuai aku buat. Selesai cincang aku menambahkan bumbu untuk daging cincang dan menambahkan sesutu bumbu lagi untuk merekatkan hingga berbentuk bulat pipih yang cukup tebal. Aku mengorengnya dengan minyak sedikit sambil memunggu matang aku membuat untuk kuahnya, kuah yang aku buat dari coklat kare.

"Ada yang masak di asrama sepertinya?"

"iya coba kita kesana!"

Aku nendengar percakapan dari balik pintu, setiap dapur di asrama berjarak tiga meter dari pintu masuk makanya masalkkanku bisa tercium tajam.

Aku mendengar pintu kamarku ada yang mengetuk, aku membukanya dan melihat banyak orang di balik pintu asramku.

"Apa nama msakan…mu. Cold woman kenapa dia di kamarmu?"

"Dia sudah menjadi patnerku karena ulah dari seseorang, kalian boleh ikut denganku untuk memasak kalo kalian mau?"

Sekitar lima orang memasukki kamarku untuk ikut memasak dan menuggu makanan jadi.

Satu orang dari mereka membantuku masak Hamburger, aku meminta kepadanya untuk mengawasi makanan matang sedangkan aku membuat lima hamburger lagi. Sebenarnya aku tidak mau menghabiskan daging karena aku sangat menukai dagingnya, tapi aturan sekolah ini aku bisa bekerja dan mendapatkan uang dari pertemburan DETA. Uangnya cukup besar berbeda aku bekerja di Tokyo maupun Kawasaki.

"Yei hamburger Kalian…kalian kenapa ada disini?"

"Hehe maafkan aku Salia. Mereka datang untuk menyantap masakkanku?"

"Terserah kau saja, asalkan kamu selingkuh dariku di antara mereka."

"Aku tahu."

Salia sangat membenci orang yang mendekatiku apa lagi aku menjalin hubungan dengan orang lain.

Akhirnya sekian lama selesai juga memasak hamburger sangat melelahkan. Semua orang menyantap makanan buatanku, aku pun juga begitu. Semua orang merasasakan makanan sambil mengancungkan ibu jari mereka bersama.

"Apa ini kare semalam?"

"Tidak kok, aku hanya memnambahkan bumbu dua hari yang lalu."

Salia bertaya tentang bumbu kare yang aku buat. Sebenarnya kare sudah habis dua hari yang lalu.

"Terima kasih makananya Satoshi, ini benar-benar enak berbeda dengan buatan kantin. Kantin juga tidak memiliki menu kare dan hamburger."

"memang sengaja mereka tidak buat, karena mereka tidak ingin merasakan masakan anak kecil. Sebenarnya aku sudah terbiasa sejak kedua orang tuaku tidak ada."

"maafkan kami tidak tahu, tapi kedua orang tuamu menjadi penyelamat dan sebagai orang pertama menggunakan sigma pertama."

"Terima kasih, kalian membuat orang tuaku senang?"

Mereka tersenyum padaku dan pergi ke asrama masing-masing.

Sore hari sekitar jam 4 aku dan salia saling bersandar di atas tempat tidur untuk menyatukan hati, untuk menghasilkan kekutan yang lebih besar untuk melawan DETA selanjutnya.

Kami selesai melakukan penyatuan hati sekitar 2 jam. Aku memberikan separuh kekutanku untuknya sehigga aku bisa mengawasi pertarungannya. Menjelang tengah malam aku tidak bisa tidur karena aku bermimpi kejadiam masalalu Salia. Aku menuju taman untuk mehilangkan mimpiku yang terus berulang. Di taman aku melihat bintang-bintang bersinar terang dan bulan ikut bersinar ada bintang dekat dengan bulan yang memiliki arti saling satu sama lain memiliki rasa cinta.

Akhirnya minpi itu sudah hilang saatnya aku kembali ke asramaku untuk tidur. Aku pikir lebih lama lagi di sini sambil membeli sekaleng kopi di mesin minuman, tempatnya yang aku pertama kali membekikan untuk Salia. Semakin lama aku duduk dan membeli beberapa kaleng kopi hingga uang koinku habis. Koin yang aku bawa sudah habi saatnya aku kembali ke asrama untuk beristirahat.

Hari senin pagi aku bersiap untuk berangkat sekolah bersama Salai, sebelum itu aku menyipakan sarapn untuk kami berdua. Aku memasak daging panggang, telur dan nasi. Sarapan yang aku buat akhirnya selesai tanpa lama. Selesai sarapan sekitar 15 menit dan aku selesai mmbersihkan tempat makan, untuk bekal aku sudah meniapakan.

Jam peelajara dimulai 8:30, seluruh murid mengucap hormat kepda guru dan mulalah pelajaran. sekarang tentang kekuatan sigma ada yang bertanya tetang kekuatanku, kekuatanku berbeda denga mereka.

"Itu sulit di jelaskan tapi yang memiliki kekutan tersebut hanyalah generasi pertama sedagkan generasi kita tidak di melakukan karena takutnya terlalu membuang energi para penggunannya dan juga spesial penggunanya bisa mengedalikan kekutan kedua kekuatan."

Guru itu menjelaskan kekutan generasi pertma. Keuatan geerasi pertma lebih spesial dari kedua generasi.

Semua murid memperhtikn pelajarang, sekitar jam 11 siang guru itu memberikan latihan untuk melatih pengetahun para murid. Sebenarnya aku agak malas mengerjakan yang di berikan guru tersebut. Latihn yang diberikan susah di mengerti olehku.

Akhirnya selesai juga pelajaran sigma hingga jam 12 siang saatnya makan siang. Seperti biasa aku bersama Kei makan di kantin kami selalu membahas tentang diri masing-masing maupun masalah yang di alami. Selesai makan aku dan Kei mendengar informasi tentang kedatangan DETA .

"Seluruh pasukan harap menuju ke Markas dan pemberitahuan calon wakil kapten baru."

Aku dan Kei menuju ke markas karena ada perintah untuk para pasukan DETA.

Setelah ganti pakaian dan menuju ruang berkumpul di ujung koridor. Aku mendengar taktik penyerangan DETA hingga selesai.

"Saya kapten semua garis mencalonkan Satoshi Kentaro menjadi wakl kapten."

"Apa"

Aku kaget mendengar pemberitahuan dari kapten, aku di pilih menjadi wakil kapten.

"Ada yang setuju silahkan angkat tangan!"

Banyak orang yang mengangkat tangan sedangkan Salia, Kei dan kelompok Maria tidak mengangkat tangan.

"Salia seharusnya senang mendengar kalau Patnermu menjadi wakil kapten?"

"Aku tidak mau, Aku sudah mengetahui Tugas Kapten. Ownerku akan kesulitatn untuk menganangi permasalah."

"Ok, bagai mana nenurutmu Satoshi?"

"Aku benar-benar minta maaf, aku tidak bisa menerimanya sebagai wakil kapten. Aku harus melindungi patner buan untuk menjadi pemimpin.

Aku menjelaskan ketidak mauanku menjadi wakil kapten. Wajah kapten bersedih dan memikitkan taktik kembali.

Semua orang berangkat betempur, aku juga ikut bertempur. Sampai di sana kapten memerintahkan garis depan untuk memulai penyeranagan DETA. DETA yang sekarang berbeda dengan bebelumnya dan ukurannya cukup lebih besar dari sebelumnya.

"Semua pasukan hadapi DETA janagan sampai mendekati perbatasan!"

"Iya."

Semua orang berteriak untuk menerima perintah dari kapten. Semua garis tengah dan melakang ikut bertempur.

Aku mencari inti DETA dengan cara mendekati sambil mengetahui jenis DETA. Tidak menyangka jenis DETA yang aku lawan ternyata jenis Baseker, jenis ini sangat sulit untuk para pesukan.

"Semua dengar aku? Jenis DETA ini berbeda dengan Jenis sebelumnya. DETA yang kita hadapi jenis Baseker."

"Jenis apa itu Satoshi?"

"Baseker, jenis terkuat setelah dari King DETA."

Semua orang terkejut mendegar perkaanku tentang DETA. Banyak orang begertar karena ketakutan.

Semua orang tidak ada yang berani apa lagi Salia, Salia juga ikut ketakutan dengan jenis DETA Baseker. Aku sendiri menghadapi DETA bersama kapten. Aku tidak bisa memanggil Salia karena masih ketakutan.

"Boster baseker DETA."

"Apa kamu bisa sekuat DETA itu?"

"Aku tidak tahu hal itu, tapi aku akan mencoba."

Aku mengelurkan magicku setara dengan DETA agar aku bisa mengalahkan dengan cepat.

Aku mencari titik kelemahan DETA bersama kapten. Sambil mencari titik kelemahan DETA aku melirik Salia yang masih terdian. Aku menggenggam tangan kapten karena kapten basih belum bisa bertahan dari serangan DETA. Aku terus melawan dengan cara barbar tapi tetap saja aku tidak bisa menyerangnya.

"akkgg."

Aku tertusuk dari belakang dan siapa yang menukku dengan tombak, sepertinya DETA jenis lancer. Pastinya DETA menolong temannya yang sedang bertarung denganku.

"Semua mundur, DETA datang?"

Kaptem memerintahkan semua pasukan untuk mundur karena DETA yang lain datang.

Kapten membawaku ke markas untuk menyembuhkan lukaku yang cukup parah dari lemparan tombak dari Deta. Di markas aku di bawa ke ruangan operasi untuk menyembuhkan lukaku. Sekitar 5 jam aku di operasi di bagian punggungku dan ada satu tombak menembus perutku. Apa aku akan mati lagi di saat Salia sedang mengandung anakku walaupun dia tidak mengetahui tentang hal itu. Sebenarnya aku melihat anakku sebelum aku mati.

"Satoshi ini kami, bagunlah kamu harus menyelesaikan tugas dari kami berdua."

Aku mendengar suara ibuku dihadapanku bersama ayahku dan aku bagun dari tidurku.

Aku melihat padang rumput yang sangat luas di hadapanku ada kedua orang tuaku saling mendekatiku dan memelukku. Ini benar-benar hangat seperti aku tinggal di rumah bersama kedua orang tuaku. Mereka berdua tersenyum dihadapanku dan aku membalas senyumannya.

"Bukan saatnya kamu mati, kamu harus bertanggung jawab atas tindakkanmu.kami sudah terlau jauh."

"Aku sudah tahu, tapi aku belum siap menjadi ayahnya."

"Kamu harus siap kapan pun yang akan terjadi."

Orang tuaku memintaku untuk melatih diriku untuk kedepannya nanti.

"Saatnya kamu harus melakuan hal yang terbaik. Kami akan mendukungmu"

Kedua orang tuaku pergi meniggalkanku, saat aku mengucapkan terima kasih mereka melambaikan tangannya dan akhirnya aku bagun dari tidurku.

"Satoshi, akhirnya kamu kembali hidup. Maafkan aku, aku benar-benar telah meninggalkanmu saat berperang seminggu yang lalu.

"Maaf aku masuk?"

"Ehh Maria memang ada apa kemari?"

"Aku ingin minta maaf soal beberapa bulan yang lalu, aku akan membantumu melawan DETA."

"terima kasih, bagaima tentang DETA kemarin?"

"Mereka sudah menguasai negara Ausrtralia, karena kami kalah berperang dengan DETA."

"Andai saja aku tidak tertusuk oleh DETA, pasti aku akan menghancurkannya."

"Pastinya kamu paling terkuat dari sekolah ini. Semua orang sudah mengetahui kekuatanmu makanya kamu di pilih menjadi wakil kapten, tapi kamu menolaknya."

"Memang aku menolak karena aku lebih memilih pasanganku."

"Kamu terlalu egois, kamu lebih memilih pasanganmu."

"Aku tahu itu…Sebenarnya aku harus mengurusi di dalam Salia agar tidak masalah didalam dirinya."

"Maksudmu dia Hami…nanti kita bahas ini kalau dia tidak ada."

"Iya."

Setelah membahas tentang diriku dan DETA, saat ini ada Salia takutnya dia mengetahui soal dirinya yang sedang hamil.

Aku sudah sembuh dari lukaku aku menuju asrama untuk membersihkan lagi kamarku. Salia selalu saja berantakkan sejak aku tidak tinggal di asrama. Di perjalanan aku tidak bersama Salia, Salia sedang berada di sekolah. Aku meliahat Maria yang sedang menunggu seseorang, aku menghampirinya hingga berhadapan.

"Kenapa kamu masih di sini?"

"Aku ingin bertemu denganmu tentang Salia. Katamu Salia sedang hamil."

"Iya, aku mengetahui saat kami saling menggambungkan hati kami."

"ohh begitu, sejak kapan kamu melakukan itu?"

"Tiga minggu yang lalu, biasanya seminggu sudah merasakan sesuatu."

"mungkin saat kamu sedang dirawat dia tidak bilang sesuatu keapdamu."

"belum penah dia mengatakan kepadaku."

"Aku punya saran kepadamu, kamu jangan mengandalkan Salia. Kamu harus mengandalkan diri sendiri untuk melindungi didalam diri Salia."

"Terima kasih Maria?"

"Aku hanya membantumu saja."

Selesai mengobrol dengan Maria, Kami membahas tentang Maria yang sedang mengandung anakku. Aku pergi meninggalkannya.

Sampai di asrama aku meliahat isi kamarku sangat berantakkan lagi. Aku membersihkan kamarku dan memcuci pakaian yang berada di lantai. Sekitar satu jam lebih akhirnya aku selesai membersihkan kamarku yang benar-benar berantakkan. Setelah selesai membersihkan kamar aku tidur di tempat tidur untuk beristirahat. Tidak menyangka akhir ini aku bisa beristirahat, tapi aku belum di perbolehkan untuk ikut berperang karena sigmaku masih dalam perbaikan. Seminggu lagi akan dilakuakan pemasangan sigma baru di tubuhku untuk mengganti sigmaku yang rusak.

"Aku pulang, kamar sudah dibersihkanya?"

"Selamat datang, aku yang membersihkan. Kamu seharusnya bisa mengatur kamar."

Salia pulang dari sekolah sekitar jam 5 sore. Aku menyambut kedatangannya.

"Bagai mana keandaanmu?"

"Aku masih dalam perawatan…kenapa kau?"

"Aku ke kamar mandi sebentar."

Salia berjalan cepat menuju wastapel di kamar mandi. Dia sepertinya mengerluarkan sesuatu di dalalam dirinya.

Salia berjalan terhuyung menuju ke arahku dengan wajah pucatnya dam memelukku.

"Di sekolah aku selalu muntah dan badanku mulai lemas, saat aku pelajaran olahraga aku tidak bisa mengikutinya. Apa terjadi sesuatu padaku Satoshi?"

"Aku sudah mengetahuinya sebelumnya. Apa aku ceritakan kejadian kenapa kamu bisa kamu begitu?"

"Aku mau mendengarkan cerita kejadianku."

Salia mau mendengarkan kejadian dirinya yang sedang mengandung.

"Apa kamu mengingat perkataanmu saat meminta kepadaku?"

"Aku mengingat hanya sedikit, Aku ingin memiliki sesuatu di dalam diriku."

Aku meminta ke Salia untuk mengingat perkataanya agar mengingat kejadian.

"Sejak kamu sebelum pergi ke tempat tinggalmu di Indonesia, kamu sudah bilang kepadaku untuk mengandung anakku."

"Aku ingat kejadian itu tapi aku tidak melalakukan padamu lebih jauh."

"Memang lamu tidak mengingat, tapi aku mengingat kejadian itu. Pertama kali perjakaku hilang karena dirimu, kamu juga sama sepertiku.

Aku menceritakan sedikit kejadian kehilangan perjakaku karena Salia memaksaku untuk melakukan hubungan lebih jauh.

Salia mendengarkan cereitaku kejadian tiga minggu yang lalu. Wajahnya berubah memerah karena dia benar-brnar merasa malu karena perilakunya yang berlebihan. Salia meminta padaku untuk memaafkan perilakunya dan juga sudah senang dia sudah mengandung anak dari aku. Keinginanya terkabul saat itu juga dia tidak mengingat kejadian yang dia lakukan.

"Terima kasih kamu sudah mengingat kejadian untukku."

"Iya."

Kami mulai saling berpelukkan yang cukup lama dan kami jatuh cinta kembali.