Perut Salia mulai sedikit membesar, kami mendapat izin dari kepala sekolah untuk tidak berperang melawan DETA kecuali aku. Aku tidak bisa bersama Salia untuk berperang karena dia sedang hamil, untuk saat ini dia hanya berada di dalam asrama. Aku yang sekarang melawan DETA, saat ini kedatangan DETA sangat cepat dan tidak menentukan kapan dia datang yang anehnya DETA lalu mengarah sekolah Reizen. Aku terus berusaha melindungi perbatasan hingga aku bisa melihat anakku di lahirkan, aku tidak mau mati sebelum aku bisa meliahat seperti apa anakku itu.
DETA selalu mengeluarkan berbagai jenis yang mereka kelurkan hingga aku sangat kekelahan. DETA sudah memiliki dua Queen DETA berarti semakin banyak Queen DETA pasti akan cepat berperoduksi setiap DETA di lahirkan. Seminggu lagi akan kedatangan murid saat di musim semi. Aku berharap mereka lebih kuat dariku.
Sore hari saat matahari mulai tenggelam, Salia sudah menungguku di markas bersama Maria. Maria mau membantuku dan Salia karena keinginannya. Sekitar satu bulan yang lalu dia mememinta kepadaku untuk mengurusi Salia hingga anaknya sudah besar.
Seminggu setetah berperang dengan DETA datang murid baru datang sekitar 500 murid dan 10 murid pindahan. Sekiatar dari itu ada beberapa murid memiliki kekuatan generasi keempat yang sudah di kembangkan dengan cepat. Aku pernah mendengar rumor ada salah satu mereka mencari kekutan generasi pertama untuk melakukan kontrak dengan generasi pertama.
Aku sudah kelas dua saat ini, ada yang mengambil dari akademi dan militer, aku memilih militer karena aku bisa terus melindungi yang tidak enak dengan militer harus melatih kemampuan hingga bisa menghancurkan DETA. Setiap hari aku di latih kembali untuk memperkuat diriku.
Aku pulang dari latihan untuk bertemu Salia di asrama, di asrama Salia sudah menguguku. Aku selalu di sambut dengan hangat dan juga dia membuatkanku kopi hangat.
"Bagai mana latihannya suamiku?"
"Seperti biasa latihannya, saling tannding kekuatan."
"ohh begitu. Apa kamu terluka?"
"Tidak perlu di pikirkan, aku masih terus hidup sebelum anak kita lahir."
Salia tersenyum sepertibiasanya. Aku terus berusaha dia tetap tersenyum karena senyumannya membuatku merasa tenang.
Malam hari aku memasak untuk kebutuhan dirinya yang sedang mengandung. Aku membuat banyak sayur dan buah untuk orang hamil bagai manapun aku harus bisa dia bisa memakannya.
"Tolong makan saladnya Salia. Kata kamu, kamu ingin menagndung dirikukan? Seharusnya kamu memakan sayur untuk di kandungnganmu."
"Baiklah."
Akhirnya salia mememakan sayur saat aku membujuknya.
Kami selesai makan dan kami memulai tidur bersama di satu kasur sambil saling tersenyum. Kami saling terlelab secara bersa, aku melihat seorang gadis yang memeiliki kekuan setara Salia tapi bisa melebihi kekuannya. Dia selelu bertarung denganku dan dia membuat Salia selalu cemburu untuk menjauh kanku dengan Salia yang sedang mengandung.
Pagi di musim semi kedatangn murid baru dan murid pindahan. Aku diminta kapten kemarin untuk menjaga keamanan. Aku meliahat banyak murid baru kedatangan untuk datang acara sambutan kedatangan murid baru. Aku meliahat seorang gadis yang ada di mimpiku semalam.
"Apa kamu Satohi kentaro, dari generasi kesatu?"
"Iya aku Satoshi Kentaro, memang kenapa?.
"Mulai hari ini kamu akan menjadi Ownerku dan pasanganmu yang baru. Karena pasanganmu gagal menjadi pasangan. Ini perintah dari kedua kepala sekolah."
"Maaf aku tidak menngenalmu dan aku sudah memiliki patner yang sedang mengadung diriku."
"Tolong berikan ini kepada patnermu yang lama! Aku akan mengunjungimu nanti."
Gadis itu pergi memuju acara sambutan dam memberikan surat untuk menggantikan Salia dengan patner baru yang dia berikan.
Ini membuat Salia sedih kepadaku, aku tidak bisa membuat janji kepadanya karena aku harus menggantikan Salia. Nanti aku akan berbicara dengan kepala sekolah untuk membatalkan pergantian patner padaku. Acara sambutan akan dimulai jam 9 pagi sampai 10 pagi, saat ini sebentar lagi akan di mulai.
"Semua berkumpul ke lapangan latihan sekolah untuk memberitahukan yang akan masuk sebagai pegurus acara sambuatan."
Aku medengar pengumuman di pengeras suara salah satu orang yang membawanya.
Aku menuju lapangan yang di perintahkan tadi. Yang berjaga ikut karena ikut terpanggil juga. Di sana banyak yang ikut berjaga.
Sekitar sepuluh berlalu aku tidak di berikan tugas karena banyak yang bertugas makanya akan di kurangkan. Akhirnya aku bisa kembali ke asrama untuk bertemu dengan Salia. Aku akan memberitahukan tentang patner baru.
"Aku akan di gantikan denganmu, tapi aku akan bicara dengan kepala sekolah untuk membatalkan patnerbaruku Salia."
"Aku benar-benar senang, tapi…"
"Tapi apa?"
Salia bagun dari duduknya menuju ke hadapanku, tangannya meyentuh kedua pipiku dan mecium keniku, setelah mencuimku dia tersenyum.
Aku tidak bisa berbuat apa-apa denganya hinnga aku pasrah di hadapanya. Salia mejatukan diriku ke atas tempat tidur.
"Apa kamu lalkuakan kepadaku, Salia?"
"Aku akan melupakan ingatanmu seperti kejadian waktu itu."
Salia melakukan kepadaku untuk menghilangkan ingatan padaku."
Setelah menjatuhkan badanku Salia melepaskan pakaianku dan aku pun juga sama melepaskan pakaianya. Kami saling menyatuhkan tubuh kami secara bersamaan. Aku mendengar desahan Salia yang di kecilkan olehnya dengan menggiti bantalnya. Badanku diatas dirinya di belakang punggungnya.
"Aku akan terus bersamamu, Salia."
Aku tidak mendengar ucapanya karena bercampur suara sesahannya.
Aku melakuan penggerakanku sedikit cepat mengelurkan sesuatu ke dalam tubuhnya. Akhirnya aku mengelurkan sesuatu ke dirrinya . dirinya merasa kekelahan setelah kami lakuakan yang lebih jauh. Salia bagun dari tidurnya menuju atas tubunya seperti kejadian dua bulan yang lalu. Salia yang berada di atasku dan dia memasukkan dirinya ke diriku. Aku mengerakkan tubuhku dengan pelan. Semakin pelan aku melakuan lebih cepat untuk merasakan semsasi dari Salia.
Pagi hari aku mulai berangkat sekolah bersama Salia. Aku sudah menyiapkan bekal untuk kami berdua. Salia sudah di perbolehkan masuk sekolah oleh kepala sekolah. Semalam kepala sekolah meneleponya untuk bersekolah.
"Salia besok kamu sudah memulai sekolah sebelum kandunganmu membesar dan kami akan mengizinkanmu tidak mengikuti pertempuran dan jam pelajaran olahraga."
"Terima kasih kepala sekolah."
"Saya dan kedua wali kelasmu memutuskan kamu akan di gantikan dengan murid pindahan. Kami akan beritahukan dengan pasangamu."
"Baik. Terima kasih."
Salia menceritakan kepadaku semalam tentang dia yang mendapat telepon dari kepala sekolah.
Sampai di pintu masuk pintu sekolah aku dan salia berpisah di tangga sekolah. Aku dilantai kedua sedangkan Salia di lantai tiga. Sekitar setengah jam berlalu jam perlajaran dimulai, aku mengikuti pelajaran yang di ajarkan sekolah. Murid baru bukan dikelsku tapi di kelas lain.
Jam istirahat di kantin aku dan Salia makan bersama, kami saling menyantap makan yang aku buat tadi pagi. Ini baru pertama kali aku dan Salia makan bersama di kantin. Datang seorang gadis menuju ke arahku sambil membawa makanannya. Sebelum dia datang Salia sudah mengetahui kedatangannya.
"ternyata kamu sudah mengetahui kedatanganku. Aku akan mengambil Ownermu dan dia akan menjadi pasanganku selamanya."
"Aku tidak akan memberikan kepadamu, asal tahu saja dia akan melakukan sesuatu kepadaku."
Salia bagun dari duduknya dan langsung berhadapan dekat dengan gadis yang baru menghampiriku.
"Bagai mana kita bertarung dan siapa yang bisa mendapatkan maupun melindunginya?"
"Aku terima tantanganmu."
"Salia jangan lalukan itu, aku takutnya perutmu bermasalah. Aku akan sedih kehilangan didalam dirimu."
"Aku akan menjanya dengan baik percayakan padaku."
"Baiklah kalo kamu bilang begitu, aku tidak bisa melarangmu."
Aku tidak bisa menolaknya karena wajahnya sangat serius untuk melindungiku dari rebuatn dengan gadis.
Selesai makan siang, aku dan Salia pergi ke tempat latihan. Tempat latihan yang kunjungi seperti yang aku datang bersama Kei.
Salia dan gadis itu bertarung dengan kekuan singmanya.satu sama lain saling memukul hingga mereka kelehanan, gadis itu memulai menendang perut salia aku menahanya dengan kekuatanku sendiri agar kandungan Salia terjaga dan aku berdiri untuk menghampirinya.
"kalian berhenti bertarung!"
"Satoshi?"
"Ohh namamu Satoshi?"
"Iya."
Gadis itu baru mengetahui namaku saat salia memanggil namaku.
"Salia maafkan aku, aku tidak bisa bersamau lagi, aku harus mengikuti oerintah mereka. Aku akan menjadi patnermu dan jangan pernah menyentuhnya sama sekalipun."
Aku menerima menjadi patner gadis itu dengan permintaanku untuk tidak menyentuh Salia.
"Aku adalah owner barumu sebagai generasi keempat aku memerintahkan kamu lepaskan konterak dengan Salia Miyuki vi Azenal menjadi Rin Zei atas nama Dewa-kun. Kamu adalah mudakku sekarang!"
"Melepaskan kontrak dengan Salia Miyuki vi Azenal menggantikan kontrak dengan Rin Zei. Kontrak diganti selesai. Aku akan selalu bersama nyonya.
Aku melepaskan seluruh kuatanku yang bersama Salia di sigmaku. Saat ini singmaku tdak memiliki kekuatan.
Aku pergi meninggalkan Salia dan menikuti Rei dari belakang. Salia menagis karena sedih aku meingglkanya. Aku tidak memiliki apapun dengan Salia. Rin membawaku ke asramanya. Di perjalanan banyak orang memperhatikan Rin dan aku pun juga begitu sejak aku berpisah dengan Salia.
"Ini kamar barumu dan kita akan tidur bersama."
Rin menunjukkan kamar baruku dan aku akan tinggal di kamarnya hingga seterusnya.
Rin memasak makan malam untuk kami berdua. Aku menunggu dia selesai masak, dia masak seperti orang perofesional berbeda denganku. Selesai makan malam aku dan Rin tidur bersama di satu tempat tidur. Tempat tidurnya sangat mewah dan empuk berbeda denganku.
"Besok kamu itut latihan mulai pagi hingga soere hari aku sudah izinkan kamu untuk tidak ikut belajar."
"Aku akan kesana."
Aku menutup handphonku, aku mendapat telepon dari kapten untuk latihan besok.
"Telepon dari siapa?"
"Dari kapten, aku di minta latihan besok. Latihannya cukup lama."
Rin hanya mengangguk setelah bertanya denganku tentang latihan.
Aku kembali ke tempat tidur untuk tidur, besok aku harus latihan. Latihannya sangat lama.
Pagi sekitar jam 7 pagi aku sudah sampai di tempat latihan. Aku dilatih kembali kemampuanku dengan melakukan saling bertarung. Aku mengeluarkan magic baseker sedangkan dia yang dipilih bertanding denganku, dia memilih magic asasin.
Aku mengerang dengan kekerasan yang aku buat untuk mengalahkanya dengan mudah akan tetapi saat aku berhasil memukul perut bagian samping menggunakan pedang kayu dia berhasil menghindar dariku. Dia menyerangku secara berputar dan memukulku pedang kayunya hingga badanku terjatuh. Dia benar-benar kuat menggunakan magicnya sedangkan aku belum.
"Boster Assasin mode baseker."
"Apa tidak mungkin kamu bisa melebihi batas pengguna magic?"
Dia kaget mendengar perkaanku saat mengubah kekutanku. Aku menghampirinya dengan kecepatan.
Aku mengdorongnya dengan lengan kananku hingga dia terpental jauh dariku. Aku menghampirinya dengan kecepatanku dan mekulnya di samping kepala kirinya.
"Bagaimana menurutmu."
"aku terkesan padamu. Kamu melebihi kemampuan semua orang."
"Ini berkat dari kemampuan patner lamaku."
Dia tersenyum padaku dan aku mengulurkan tanganku di hadapannya. Dia menggenggam tanganku dan aku menariknya hingga dia berdiri.
"Rupanya kamu di siniya. Kamu orangnya tidak berbohong."
"Rin?"
"Di sini ada dua orang penguntip."
"Salia Maria?"
Rin datang mengunjungiku saat aku sedang istirahat. Salia dan Maria menguntipku yang sedang latihan di ketahui oleh Rin.
Mereka bertiga menghampiriku untuk melihatku yang sedang melatih kemampuanku. Rin kagum denganku saat meliahat latihan tandingku dengan murid lainya. Aku tidak suka di lihat oleh mereka bertiga, hingga aku tidak fokus melihat seranganku.
Sekitar siang hari mereka masih melihatku yang sedang latihan kemampuan. Sekitar jam 12 siang aku pergi menuju mesin minuman yang tidak jauh dari tempat latihan. Salia memberikan bekal miliknya kepadaku. Aku membeli minuman dan memakan bekal yang di berikan Salia. Saat aku memakan bekal tersebut aku merasakan seseatu yang aku pernah rasan perasannya yang sangat menyukaiku.
"Terima kasih makanannya."
Salia hanya tersenyum sedih saat aku memberikan tempat bekalnya dan aku pergi ke kantor kepala sekolah. Di depan kantor kepala sekolah aku mengetuk pintu hingga aku di perbolehkan masuk ke ruangannya.
"Silahkan masuk Satoshi dan kenapa kamu kemari?"
"Aku ingin memutuskan kontak patner Rin Zei dan kambali ke kontrak dengan Salia Miyuki vi Azenal."
"Itu saja. Itu tidak mudah Satoshi. Dia generasi keempat memiliki aturan untuk mengambil dirimu dari generasi dua baru. Mereka lakukan untuk menyelesaikan generasi kelima."
"Apa maksud generasi kelima?"
"Generasi kelima adalah generasi penutup sebagai yang paling terakhir. Mereka menginginkan anak dari generasi empat yang menyatu dengan generasi satu. Untuk melawan Queen DETA. Apa kamu mengetahui Queen DETA?"
"Aku sudah mengetahui dimana mereka dan ada berapa Queen DETA."
"Bagai mana bisa kamu mengetahui lebih jauh tentang DETA?"
"Aku bisa melihat dari inti mereka. Mereka memakan masuia saat mereka menipu orang Amerika dan mereka berubah bentuk mereka sendiri menjadi DETA. Dan lokasi mereka…maaf."
"Lokasi mereka dimana?"
"Aku bisa memberitahukan kepada kepala sekolah asalkan anda hapus kontrak ku dengan kontrak dengan Rei Zen dan kembalikan kontrakku dengan kontrak Salia Miyuki vi Azenal. Salia saat ini dia sedang mengandung anakku, apa kamu tahu itu?"
"Aku tahu itu, Baiklah aku terima negosiasimu. Aku akan mengubah kontrakmu menjadi Salia dengan cara permanen dan tidak akan berubah sama sekali."
Akhirnya aku selesai negosiasi dengan kepala sekolah. Aku memberikan informasi dariku saat aku mengetahui dari asal inti DETA.
Aku memberikan informasi DETA ke kekpala sekolah untuk memberikan ke dua pemerintah. Kepala sekolah langsung menelepon ke dua pemerintah untuk memberitahukan kepada kedua pemerintah.
"Benar katakamu, saat ini DETA memiliki dua Queen DETA dan lokasinya di ibu kota amerika. Kata mereka sedang mengincar kelahiran generasi ke enam. Tapi mereka sudah selesai membuat sigma generasi ke empat saat ini meneliti generasi kelima."
"generasi sigma harusnya selesai, kenapa mereka masih membuat yang baru dan siapa yang akan lahir generasi ke enam? Tidak mungkin Salia."
Aku kaget mendengar pekataan dari kepala sekolah dan aku mengingat siapa yang akan lahir generasi ke enam.
Aku pergi meninggalkan gedung sekolah menuju ke tempat latihanku tadi. Aku melanjutkan pelatihan kekuatan hingga sore hari. Aku kembali ke asrama Rin untuk mengambil barangku yang tinggal disana. Selesai mengambil barang datang Rin sebagai pemilik kamar.
"Kamu mau kemana?"
"Aku akan pindah kamarku yang lama."
"Aku tidak biarkan kamu pergi."
Rin berusaha keres untuk tidak biarkan aku keluar dari kamarnya. Aku terus berusaha bisa keluar dari kamarnya.
Aku dan Rin terus saling mengejar seperti kucing dan tikus, aku seperti kucing dan sedangkan Rin sebagai kucing. Aku hampir tertangkap olehnya, aku menggunakan dari sigma yang aku pelajari saat latihan. Akhirnya aku sampai di depan kamar lamaku yang di isi Salia.
"Aku pulang."
Saat aku masuk kekamarku tidak ada orang sama sekali. Aku mengecek seluruh isi kamarku, tidak ada orang sama sekali.
Aku tertidur di kamarku hingga tengah malam. Di tengah malam aku terbgun dan meliahat Salia yang sedang tidur bersamaku. Aku kembali tidur setelah dari kamar mandi.
"Terima kasih, kamu sudah memilihku?"
"Salia bukannya kamu tidur tadi?"
"Aku terbagun saat kamu tidak ada di tempat tidur. Aku merasa senang sekali kamu kembali kepadaku."
"Aku berusaha demi dirimu tidak untuk Rin."
Akhirnya kami tidur bersama di satu tempat tidur, kepala Salia berada di lengan kiriku.
Pagi ini aku tidak mendapat telepon dari kapten. Perut Salia semakin membesar dan semakin dia tidak di perbolehkan masuk sekolah karena sedang hamil. Setiap hari aku terus memperhatikan dirinya yang sedang hamil dan membuat makanan untuknya.
"kamu tinggal ambil di tempat masak dan nasi sebelahnya jangan makan cemilan sebelum kamu melahirkan!"
Aku meingglkannya untuk ikut bertempur dengan DETA dan aku menitipkan makanan untuknya agar kehamilannya sehat hingga melahirkan.
aku sampai di markas dan sudah ganti baju. Aku mengikuti perintah dari kapten. Kapten meminta semua orang yang ikur bertempur DETA harus kuat bertahan dari serangan DETA.
Di daerah perbatasan di samudra ada dua DETA yang datang. Aku terus mencari DETA yang lain untuk mempermudah serangan ke DETA. Sesuai perkiaanku saat mencari DETA, mereka membawa bantuan di bawah laut.
"Kapten aku menemukan dua DETA di bawah laut, jaraknya sekitar 5 km."
"Terlalu dekat dengan lokasi serangan kita. Baris tengah dan belakang menuju yang di katakan Satoshi!"
Aku memberitahukan kordinat kepada pemimpin kedua barisan dan mereka menuju sesuai kordinat yang aku berikan.
Aku bertarung dengan DETA dengan sigmaku yang tersisa, aku terlalu banyak menggunakan sigma saat latihan. Datang Rin membantuku untuk melawan DETA. Ternyata dia lebih kuat dariku dan dia berhasil membuat pertahanan DETA semakin lemah. Memang kekuatan sigma generasi ke empat.
"Aku adalah patnermu, seharusnya kamu meminta padaku?"
"Maaf,bolehkah aku minta sebagian kekuatan sigmamu?"
"Bisa tapi aku punya permintaan kepadamu."
"Apa kamu inginkan?"
"Aku bisa berdampingan denganmu dengan gadis mengandung."
"Baiklah aku terima permintaanmu, asalkan kamu mau menerima dirinya."
"Aku terima."
Setelah aku dan Rin negosiasi akhirnya aku mengambil separuh kekuatan sigmanya.
Aku dan Rin bersama bertarung melawan DETA dengan satu kekuatan. Mulai berpencar untuk membingungkan serangan DETA. Semakin sedikit pecahan pelindung DETA dan semakin lemah penyerangannya, aku menemukan inti DETA.
"Saatnya Rin!"
Aku dan Rin menemukan inti DETA dan menuju inti yang berada di perutnya dan akhirnya bisa mengalahkan mereka berdua.
Aku memuju ke garis tengah dan garis belakang untuk membantu sedangkan garis depan mengikutiku setengah dari garis depan. Sampai di sana aku meliahat garis tengah yang sedang terluka berat bersama garis belakang. Aku mencoba melawan DETA tersebut tapi dia sepertinya mahluk baseker secara bersama dan jenisnya aku baru pertama kali meliahatnya. Jenisnya kembar apa lagi gerakkannya bersama pantas garis tengan dan garis belakang kalah melawannya.
Aku melawan DETA tersebut hingga aku kehabisan darah karena serangan dari kedua DETA baseker. Rin hanya melihatku dari kejahuan, saat aku meminta bantuannya baru dia datang sudah perkiaanku dia hanya keinginan sendiri. Aku mencoba mengarah secara bersamaan menyerangnya dan gerakannya dapat di baca olehku. Aku dan Rin mengulang gerakkan melawan DETA sebelumnya. Akhirnya selesai melawan DETA, aku kembali ke asramaku yang di tempatin Salia.
Salia menyambutku dengan senang dan memelukku. Perutnya sudah membesar aku tidak sabar melihat di dalam dirinya. Pagi saat hujan yang sangat deras dan hari ini aku masuk sekolah tapi sekarang hujan bagai mana aku mau beranhgkat. Aku memikikan cara ke sekolah tapi pikiranku selalu ke Salia dan bersama seharian penuh dengannya. Saat kami sedang berdua di kamar aku mendengar ketukkan pintu, aku menuju pintu untuk membuka pintu.
"Kamu rupanya disini, pantas saja kamu tidak mau tinggal denganku."
"Aku tinggal di sini untuk melakukan tanggung jawab atas tindakkanku."
"Baiklah, aku baru ingat kamu sudah memutuskan hubungan kita sebagai patner?"
"Iya, ini jalan satu-satunya yang aku pilih demi diriku dan Salia."
"Baiklah kamu memilih dia aku tidak akan terus memperhatikanmu dan ada sesuatu aku hanya menolong sedikit."
Rin pergi meniggalkan kamrarku, menuju kamarnya. Sebenarnya aku menyesal tapi ini pilihanku satu-satunya.
Aku seharian dikamar bersama Salia, aku merasa tenang dan bahagi apa lagi perilakunya seperti anak-anak. Rin hanya merebut diriku dari Salia karena dia perintahkan dari pendetanya. Aku mengtahuinya saat aku mengambil separuh kekuatan sigmanya.
"kamu tidak usah memaksakan dirimu ini sudah tugasmu."
"Tapi aku terus berusahan untukmu saja."
"Aku tahu itu, kamu tidak perlu berlebihan kepadaku tapi kamu harus perduli dengan orang lain."
Aku tersenyum kembali dan menundukkan kepalaku untuk berterima kasih kepadanya. Aku pergi keluar dari kamarku menuju ke Rin.
Akhirnya aku menemukan Rin yang berada di depan pintu kamarnya. Aku menghampirinya dan meminta maaf kepadanya. Dia menerima maafku dan dia memintaku untuk menginap di kamarnya. Aku menerima permintaanya dengan senang hati. Salia sudah mengerti apa yang aku harus lakukan untuk orang lain yang mebutuhkanya. Pada akhirnya aku menginap di kamar Rin walaupun aku masih belum menerima menjadi patnernya.
Beberapa hari berlalu aku menginap di kamar Rin, Rin selalu memasak untukku apa lagi dia membuat cemilan seperti kue kering. aku di panggil lagi untuk latihan lewat handphoneku beruntung Rin sudah pergi duluan aku menuju tempat latihan. Disana Salia sudah menungguku untuk melihat aku yang sedang latihan. Aku terus melatih kekutanku tapi kekuatanku masih kurang cukup untuk melawan DETA nantinya.
Selesai latihan aku diam-diam menuju ke kamarku untuk bertemu Salia. Salia sudah menyambutku dan didalam kamarku sudah ada Maria. Maria memelikku dengan senang karena aku kembali bersamanya. Aku menyiapkan makan malam kesukaannya.
Selesai memasak aku menyajikan ke Salia dan Maria. Mereka meyukai masakakanku apa lagi Maria baru pertama kali merasakan makanan buatanku.
Tengah malam Maria kembali ke kamarnya, aku dan Salia tidur bersama di satu tempat tidur. Aku melihat Salia yang merasa bosan apalagi tanpa ada aku yang menemaninya dia pasti sangat bosan. Aku pergi mengajak kencacan pasti Salia sangat senang. Aku diam-diam pergi dari latihan untuk berkencan dengan Salia. Aku mengajak ke super market untuk membuat makanan kesukaannya.
Di super market, salia membalik badanya sambil membukuk dan tangannya di belakang badanya. Apakah dia sangat senang dengan kencanku tapi aku masih belum mengetahui kebagiaannya.
"Maaf saya ingin bertanya, ada tidak susu ibu hamil sekitar sebulan kahamilan?"
"kami masih memilikinya, silahkan ikut saya!"
Orang itu mengajak kami menuju rak susu, sampai rak susu dia meninggalkan kami.
Aku mengambil beberapa kotak susu yang berada di rak kedua tersebut. Setelah mengambil kotak susu salia mengajakku ke bahan makanan. Salia mengambil daging giling dan dia memberikan kepadaku.
"Baiklah aku buatkan, tapi ada syaratnya."
"Syaratnya apa Suamiku?"
"Kamu selalu memakan sayuran dan juga buah, hanya itu saja."
Salia mendekatiku dan memelukku dan mengucapkan sesuatu di pelukkannya.
Selesai membeli keperluan untuk membuat makanan, aku dan salia mampir ke seuah restoran tidak jauh dari super market. Salia memesan spageti dan sedangkan aku memesan ramen dagig sapi, biasanya toping ramen dari daging babi tapi aku membenci daging babi. Aku meminta pelayan restoran untuk menggantikan topingnya dengan daging sapi. Salia memakan spageti seperti anak kecil, makannya beran takakan apa lagi mulutnya hingga kotor. Aku membesilkan mulutnya dengan sapu tanganku yang di simpan saku belakang celanaku. Salia melanjutkan makan dan berhati-hati tidak kotor lagi mulutnya.
Aku dan Salia kembali ke asrama untuk beristirahat dan membawa belanjaan ke asrama. Tapi salia mengajakku lebih lama, Salia menarikku ke stasiun dan menaiki stasiun. Sampai di pinggir laut salia mendahuluiku yang menuju pembatas, dia membalikkan badannya dan rambutnya tertiup angin laut sore. Aku tersenyum di hadapannya sambil mendekati salia. Aku menunjukkan kotak yang berisi cincin, aku membka kotak itu dan wajah salia tersenyum bahagia sambil mengeluarkan air matan.
Saat aku mulai bilang ke Salia, Salia mengucapkan "Iya, aku menerima permintaanmu." aku memeluknya dengan erat lalu aku mencium bibirnya, bibirnya benar-benar lembut hingga aku tidak bisa menahan ciumanku ke salia.
Sudah hampir jam 7 malam saat aku dan Salia pulang ke asrama mendengar suara pemberitahuan kedatangan.
"Kamau kembali ke asrama, aku akan ke markas!"
Datang Maria yang sedang membawa kendaraan untuk menjemput Salia untuk membawa salia ke asrama.
Aku menuju ke markas menaiki kereta yang mengarah ke markas. Sampai di markas dan sudah mengganti pakaian aku menuju tempat berkumpul para peminpin garis penyerang dan aku sebagai pengarah penyerangan. Sekitar lima menit berlalu setelah kapten memberikan arahan taktik.
"Kita melawan sekarang berbeda, aku merasakan kekuatan DETA yang sangat kuat."
"semua kita harus berhati-hati yang di katakan Satoshi kentaro!"
"Iya kapten."
Setelah mendengar perkataan kapten dan aku, semua orang pergi menuju Kedatangan DETA.