Chereads / BIBIR CANDU MRS.DEALOVA : Candu bagi Seorang Presdir / Chapter 9 - BERBAGI WAKTU DENGAN ADIL

Chapter 9 - BERBAGI WAKTU DENGAN ADIL

"Love, bangun..ada yang orang suruhan Bara menjemputmu." ucap Johan dengan wajah sedih.

Dealova membuka matanya, dan menatap wajah Johan yang tepat di depan wajahnya.

"Ini jam berapa? dan kenapa dengan wajahmu?" tanya Dealova mengusap wajah Johan yang terlihat semakin tampan.

"Jam enam pagi, aku tidak rela kamu ke sana Love." jawab Johan dengan jujur.

"Bukannya kita sudah sepakat kemarin Jo?" ucap Deloava menangkup wajah tampan Johan.

"Aku tidak bisa hidup sendirian tanpamu Love, aku sudah terbiasa dengan hembusan nafasmu dalam hari-hariku." jawab Johan dengan perasaan putus asa.

"Nanti aku menelponmu Jo." ucap Dealova kembali memberikan ciuman sayang di bibir Johan.

Dada Johan semakin terasa sesak ingin sekali menjadikan Dealova menjadi istrinya agar bisa memulai hidup baru yang bahagia bersamanya.

"Love, apa tidak ada terlintas dalam pikiranmu untuk mencintai orang lain dan menikah dengannya?" tanya Johan sambil menatap Dealova yang lagi berbenah pakaian.

Dealova menghentikan kegiatannya, dan melihat ke arah Johan, kemudian melanjutkan kembali berbenah pakaiannya.

"Kita bahas pertanyaanmu besok ya Jo, aku harus pergi sekarang...aku tidak mau ada masalah dengan Tuan Bara yang sombong itu." ucap Dealova yang terus terang hatinya berdebar-debar saat Johan melempar pertanyaan tentang perasaan dan pernikahan yang tidak pernah terpikirkan sama sekali.

"Aku ingin jawaban sekarang Love? katakan apa ada terlintas sedikit saja?" tanya Johan penasaran.

"Belum pernah terpikirkan Jo, apa kamu ada kepikiran ke arah situ Jo? apa kamu sedang mencintai seseorang?" tanya Dealova ingin tahu apa Johan ada keberanian untuk mengatakan tentang perasaannya.

"Ehh, aku juga belum berpikir ke arah sana, ya sudah kamu cepat berangkat, besok pagi kita bahas lagi." ucap Johan dengan semua rasa sesal karena belum berani mengungkap perasaannya.

***

Di bantu Pak Saleh, Dealova masuk ke dalam kamar yang cukup besar. Bagi Dealova kamar yang di tempatnya sudah sangat mewah untuk ukuran seorang baby sitter.

"Non Nita, di suruh Tuan Besar siap-siap untuk ikut mengantar Tuan muda ke sekolah.". ucap Bik Narti sambil menyerahkan baju seragam baby sitter.

"Bik Narti, mohon maaf saya tidak terbiasa pakai rok, saya lebih nyaman dengan pakaian yang saya pakai sekarang." ucap Dealova menolak secara halus.

"Tidak apa-apa Non Nita, tapi nanti kalau Tuan Besar marah bisa Non Nita jelaskan ya." ucap Bik Narti sedikit ketakutan.

"Ya Bik, Bik Narti tenang saja, sekarang di mana Tuan muda Bik?" tanya Dealova seraya mengambil tas kecilnya.

"Ada di ruang makan sama Tuan Besar Non." jawab Bik Narti kemudian keluar kamar di ikuti Dealova di belakangnya.

Sampai di ruang makan, Chelo yang mengetahui Dealova sudah ada di rumah, seketika loncat turun dari kursi dan memeluk Dealova.

"Horeee Tante Nita sudah ada di rumah, nanti malam temani aku tidur ya Tante?" ucap Chelo dengan tatapan penuh harap.

"Ya, nanti Tante temani Chelo tidur...tapi Chelo harus pintar di sekolah ya?" ucap Dealova sambil mengacak pelan rambut Chelo.

"Siap Tante cantik." jawab Chelo mengecup pipi Dealova. Dealova tersenyum sambil meraba pipinya yang habis di curi oleh Chelo.

Bara yang melihatnya menatap putranya dengan perasaan aneh, selama ini tidak Chelo tidak pernah mau memberikan ciuman pada siapapun bahkan pada Georgina maminya, Chelo hanya mau mencium dirinya saja itupun atas permintaannya.

"Chelo ayo cepat, nanti terlambat sekolah." ucap Bara dengan perasaan tidak senang karena Chelo lebih sayang pada Dealova.

"Chelo, kamu tidak mencium Papi juga sayang? tuh lihat wajah Papi ingin minta di cium juga." ucap Dealova yang melihat wajah Bara terlihat tidak senang jika Chelo menciumnya.

Wajah Bara memerah, sambil memegang sendoknya dengan kuat.

Chelo menatap Dealova kemudian pada Bara, dengan setengah berlari Chelo menghampiri Bara dan memberikan sebuah ciuman di pipinya.

Bara terpana dengan ciuman Chelo yang tanpa dia minta, dengan perasaan haru Bara memeluk Chelo dan menciumi wajah Chelo dengan hati yang sangat bahagia.

"Hem,..Hem,..Tuan Bara bisa kah kita berangkat sekarang, nanti Chelo bisa terlambat sekolah?" ucap Dealova membalas ucapan Bara.

Wajah Bara bersemburat merah mendengar sindiran Dealova, ingin marah namun di tahannya dengan sabar karena berkat Dealova dia mendapat ciuman dari Chelo tanpa dia minta.

Tanpa bicara Bara keluar rumah di ikuti Dealova yang menggandeng tangan Chelo dengan sebuah tas ransel menggantung di pundaknya.

Sampai di halaman sekolah, Bara keluar dari mobilnya dan melihat Dealova yang penuh perhatian memegang tangan Chelo seakan tak ingin terlepas.

"Chelo ingat kata Papi, sebelum Papi datang menjemput Chelo tidak boleh keluar sekolah, mengerti Chelo?" ucap Bara dengan serius.

"Mengerti Papi." ucap Chelo kemudian menatap Dealova dan beranjak pergi.

"Chelo." panggil Dealova dengan tersenyum.

"Ya Tante?" tanya Chelo berbalik menatap Dealova.

"Kemarilah sayang." ucap Dealova yang tak lepas dari senyumannya.

Chelo kembali berjalan menghampiri Dealova dan sangat terkejut saat Dealova memeluknya dan memberinya sebuah kecupan di keningnya.

"Sekarang, cium Tante juga Papi ya sayang? jadi...kalau Chelo mau pergi atau pulang harus memberikan ciuman dulu, Chelo mengerti sayang?" ucap Dealova menangkup wajah tampan Chelo.

Chelo tersenyum, dengan cepat mengecup pipi Dealova kemudian menghampiri Bara dan mengecupnya juga.

Dua kali Bara meraba pipinya yang telah mendapat ciuman dari Chelo yang selama ini jarang di dapatnya.

Dengan berlari kecil Chelo masuk ke dalam kelasnya dengan hati yang bahagia.

"Nona Nita, ingat jangan terlambat saat jemput Chelo dengan pak Saleh." ucap Bara sebelum masuk ke dalam mobilnya.

Tanpa membantah Dealova masuk ke dalam mobil yang belakang.

Dealova duduk diam, sambil menunggu mobil Bara berangkat, namun sekian detik belum juga mobil berjalan.

"Maaf Tuan Bara, apa mobilnya ada masalah?" tanya Dealova dengan penasaran.

"Apa kamu tetap duduk di situ, dan menganggap saya sopir?" tanya Bara setelah hati kesal karena Dealova sama sekali tidak peka dengan sikapnya yang sudah diam dari tadi.

"Oh..lalu saya duduk di mana pak?" tanya Dealova yang ingin sekali mengerjai Bara.

"Duduk di atas mobil!! ya duduk di depan!! mau duduk di mana lagi?" ucap Bara sudah mulai kesal di buatnya.

Dengan tersenyum tertahan Dealova keluar dari mobil dan masuk ke dalam mobil di kursi depan.

Sekilas Bara menatap wajah cantik Dealova, kemudian kembali menatap ke depan dan menjalankan mobilnya untuk mengantar Dealova pulang.

Dalam perjalanan Dealova diam saja hanya menatap orang-orang yang lalu lalang di pinggir jalan.

"Bagaimana Nona Nita? hari apa saja kamu akan tinggal di rumah kami?" tanya Bara tiba-tiba.

" Senin, Rabu, Jumat, dan Minggu, tapi untuk hari Minggu saya hanya bisa dua kali saja karena saya harus berbagi waktu dengan pacar saya." Jawab Dealova yang tiba-tiba terkejut dengan mobil yang berhenti mendadak.