Chereads / GUARDIAN OF DESTINY War Of History / Chapter 4 - roh kembar

Chapter 4 - roh kembar

Misi malam ini aku sendirian diperintahkan oleh ketua untuk mengunjungi ke bawah jembatan di pinggi kota sebelah barat, disana dikabarkan bahhwa sering sekali orang hilang tanpa di ketahui mayatnya. Aku kesana sendirian dan langsung saja mengecek jembatan itu, takut tentu tidak karena aku adalah pengguna roh tingkat SS+ saat ini. Aku melihat ke setiap sisi jembatan dari bawah maupun atas namun tidak melihat tanda-tanda adanya phantom disini, aku berpikiran untuk menunggu saja di jembatan itu serambi mendengarkan musik. Lalu entah dari mana angin ini datang, angin yang terasa dingin seperti ice milikku ini. Aku merasa agk ketakutan karena aku tadi siang melihat film horor tentang hantu jembatan yang menghantui para orang yang lewat, aku masih saja kepikiran akan hal itu dan sulit sekali untuk menghilangkannya apa lagi pas wajah hantu itu di todongkan ke arah kamera. Hal itu membuatku sangat takut sekarang dan mau bagaimana lagi aku sekarang sedang bekerja dan harus menekuni ini.

Angin itu karah kiri dan kanan dan terasa ini sangat dekat denganku, itulah pikiranku bahwa ini adalah hantu tapi hantu didunia ini tidak ada dan ancaman mengerikan kami adalah hanya phantom saja. Lalu saat aku melihat wanita di ujung jembatan sedang berdiri di sana, aku tidak tahu itu dan mendekat ke wanita itu. Namun saat aku mendekat aku menyadari kembali film itu bahwa hantu itu juga sama yaitu perempuan, rasa takutku kebali dan aku kini adalah pasukan pemburu phantom dan harus berani menghadapinya. Aku mendekat sedikit demi sedikit dan saat sudah sangat dekat dengan hal itu aku bertanya kepadanya.

"Apakah kau baik-baik saja?"

Dia tidak menjawabnya seakan dia ini sedang sedih dengan menundukan kepalanya, lalu aku memegang bahunya untuk memanggilnya karena aku berpikir bahwa dia tidak mendengarku dan saat aku memegangnya mulut yang besar sedang mengarahku untuk memakanku. Ya, itu adalah phantom dan wanita itu adalah tiruan manusia dari lidahnya karena phantom itu bernama "SIKIL" phantom yang mengelabuhi manusia dengan tiruan manusia melalui lidahnya. Phantom itu membuka lebar mulutnya namun hal itu nampaknya gagal karena aku sudah memegang bagian dari tubuhnya.

"TEKNIK HENING KE TIGA PEMBEKUAN TAK BERNYAWA"

"Aku minta maaf tapi kau sangatlah ceriboh karena membiarkan musuhmu menyentuhmu"

Phantom itu beku seketika dan sekarang kini tidak ada lagi teror di jembatan dan nampaknya semua ini sudah selesai. Aku kembali pulang karena malam sudah larut, aku mencoba untuk lewat ke sebuah lapangan di kota untuk mencari udara segar yang bagus disana. Karena lapangan itu cukup luas aku berasumsi bahwa disana banyak udara segar apalagi sekarang malam hari dan tidak ada polusi sama sekali. Aku lewat lapangan itu dan berhenti sejenak dengan meminum kopi hitam beserta roti lapis karena aku lapar saat ini setelah menyelesaikan tugas. Pemandangan yang bagus beserta banyak sekali angin berhembusan disini, setelah aku habis memakannya dan meminumnya aku membuang bungkusnya ke tempat sampah dan berjalan untuk kembali kerumah. Namun suara aneh dari lapangan itu terbunyi sangatlah keras dan aku tidak tahu bahwa tadi saat aku duduk disana suara itu tidak ada sama sekali dan kini suara itu ada dan membuatku terkejut. Suara besi yang saling berhantaman dengan besi seperti orang yang sedang bertengkar dengan bedangnya, aku yang mendengar itu mendekat ke arah suara itu namun yang aku lihat ini bukanlah kejadian biasa.

Aku melihat dua orang gadis sedang memakai sebuat senjata yang dinamakan katana sedang menyerang ke arah phantom yang seperti cancorang besar itu. Aku melihat mereka sangat ahli dalam memakai katana mereka dan phantom itu nampaknya sangat kuat dan aku simpulkan bahwa dia phantom jenis A+, serangan mereka tertuju kepada phantom itu namun nampaknya makhluk itu sangatlah cepat dalam merespon katana mereka. Percikan dami percikan api keluar dari setiap serangan mereka dan membuat ini semakin hebat, lalu nampaknya pertarungan itu akan diberhentikan oleh mereka berdua

"TEKNIK KETURUNAN KELUARGA HANASAKI TEBASAN MEMATIKAN"

itulah yang mereka katakan dan saking cepatnya aku tidk melihat mereka menyerang, tiba-tiba saja phantom itu terbelah menjadi empat bagian. Mereka sangatlah hebat dan aku tidak tahu mereka itu dsri kelompok mana karena akuhanya menonton mereka dari kejauhan, aku melihat mereka dan mereka nampak kelelahan sekali lalu hal yang mengejutkan terjadi. Phantom itu bukan hanya satu melainkan dua dan nampaknya mereka tidak tahu sama sekali akan hal itu, aku berlari untuk mencegah phantom itu menyerang mereka karena kondisi mereka nampaknya tidak cukup cepat untuk menghindar karena lelah yang mereka kini sedang alami.

"TEKNIK HENING KE DUA PELINDILUNG ICE"

"TEKNIK HENING KE ENAM TUSUKAN SATU JARUM"

Aku berhasil membunuh phantom itu dan mencegah mereka terluka, namun nampaknya mereka kaget melihatku. Mereka mengarahkan katana yang mereka pegang ke arahku dan bertanya aku ini siapa dan apa, aku menjawab dengan jujur bahwa aku anggota PINTO dan pengguna roh ENTENSE SKY roh yang dianggap cukup kuat. Aku mengatakan kepada mereka dan nampaknya mereka masih curiga kepadaku, aku menanyakan siapa mereka dan kenapa dia memakai jurus seperti yang biasa pengguna roh lakuakan. Mereka memperkenalkan diri

"Aku bernama HANASAKI LISA DAN INI ADIK KEMBARKU BERNAMA HANASAKI LINA, kami pengguna roh yang juga roh itu memiliki wajah yang sama seperti kami dan kami berdua ingin memanfaatkan kekuatan itu untuk membasmi para phantom. Tapi kami tidak memiliki kelompok dan hanya melakukan ini jika tidak bekerja"

Kembar mereka adalah anak kembar dan juga memiliki roh kembar juga dan yang dia katakan bahwa mereka bisa melihat wajah dari roh mereka namun kenapa aku tidak bisa melihatnya.

"Apakah kalian hidup sendirian?"

"Ya, kami hidup sendirian tanpa memiliki orang tua. Dulu kami tinggal bersama kakek kami tapi setelah dia meninggal kami bekerja sendiri dan kondisi biaya hidup kami sangatlah minim"

Melihat mereka yang sama sepertiku dulu aku tidak tahu harus bagaimana sekarang dan akupun melaporkan hal ini kepada ketua bahwa aku menemukan pengguna roh dengan wajah yang sama. Ketua menyuruhku untuk datang kemarkas untuk melaporkan mereka berdua, aku membawa mereka dengan alasan bahwa jika mereka ingin bekerja silahkan saja ikut aku ke markas. Mereka sama sepertiku dulu dan mempercayai hal itu karena butuh uang, sesampainya dimarkas mereka memperkenalkan diri sekali lagi. Ketua terkejut akan hal yang aneh terjadi ksrena ketua baru pertama melihat roh yang sama langkanya sepertiku, roh kembar hanya satu dibawah tingkatan kekuatanku namun hal ini sangatlah langka apa lagi ditambah mereka adalah anak kembar. Sifat Lisa yang pemberani bercakap kepada semua orang tapi kebalikan dengan sifat Lina adiknya yang sangatlah pendiam dan nampaknya dia ketakutan dipandang banyak orang. Ketua menyurh mereka untuk bergabung ke pasukan kami PINTO untuk memberantas para phantom, mereka menyetujuinya karena mereka bisa menghasilkan uang yang cukup untuk menggantikan pekerjaannya saat ini. Ketua mempekenalkan satu persatu kembali anggota dari PINTO dan menyuruhnya untuk bersikap biasa saja kepada kami. Sama sepertiku waktu bergabung dengan PINTO dulu, LISA sangat cepet akrab namun Lina itu sangatlah ketakutan. Sudah beberapa kali didorong keberaniannya untuk memperkenalkan diri oleh Lisa namun nampaknya Lina masih saja berlindung dibalik kakaknya itu, umur mereka nampak sama sepertiku dan denganumur yang masih remaja ini sangatlah dibutuhkan untuk pasukan ini. Kini PINTO menjadi 11 anggota dengan tampahnya dua perempuan di kelompok ini, aku berpikir bahwa kini seperti kelas yang dipenuhi banyak sekali wanita di bandingkan lelaki.

Waktu sudah semakin larut dan apa yang aku katakan tadi itu benar bahwa mereka itu masih sekolah dan harus bangun pagi untuk bersekolah besok, dimana sekolahnya aku tidak tahu tapi nampaknya dia dari sekolah FUJUTSU di area barat kota. Aku juga harus pulang karena juga harus bersekolah besok dan perkumpulan ini dibubarkan oleh ketua. Saat pulang aku bertanya kepada mereka tentang dimana letak rumahnya dan Lisa berkata bahwa dia dari desa KIDI di sebelah barat kota ini. Mereka hidup sendirian dengan rumah seadanya yang ditinggalkan oleh kakeknya dulu dan sekarang tidak usah khawatir lagi karena mereka sudah bekerja sebagai aggota pemburu phantom dengan banyak orang baik didalamnya. Aku mencoba bertanya kepada Lisa namun nampaknya dia masih malu atau takut aku tidak mengerti namun nanti juga dia akan berkata sesuatu kepadaku dan memberanikan dirinya. Malam ini cukup panjang bagiku dan aku pulang lalu mandi dan setelah itu tidur saja, itulah yang aku rencanakan setelah samapi dirumah.