Chereads / GUARDIAN OF DESTINY War Of History / Chapter 9 - masuk angin

Chapter 9 - masuk angin

Malam ini aku dan semua timku sedang menjalankan misi di pusat kota, diinformasikan bahwa terdapat phantom yang menculik setiap orang yang saat tidur lampu kamar dimatikan. Karena phantom benci cahaya dan lebih tepatnya menyerang saat gelap phantom itu menculik setiap manusia yang pada saat tidur lampu kamar mereka dimatikan, pemerintah sudah pernah menginformasikan kepada seluruh orang di kota ini untuk saat malam tiba lampu di dalam rumah maupun di luar rumah tidak boleh ada yang dimatikan.

Hujan yang di sertai angin membuat susah untuk mencari phantom itu dan beresiko sekali bahwa angin ini bisa memutuskan listrik kota ini, kami berkeliling dan menyebar ke setiap pusat kota baik termpat apartemen maupun rumah dan hotel. Hari mulai semakin gelap dan belum ada tanda-tanda phantom itu muncul dan aku memutuskan untum masuk ke sebuah gang kecil yang cukup sepi di daerah itu, tidak ada rumah yang mematikan lampunya tapi aku hanya curiga disitulah makhluk itu berada. Dingin saat ini tidak aku rasakan karena kekuatanku dan merasa percaya diri untuk menjalankan tugas hari ini, aku beristirahat duduk setelah membeli minuman di halte bus. Sepi sekali layaknya kota mati dan hanya terdapat suara rintihan hujan yang turun dari langit.

Aku sudah meminumnya sampai habis dan saat aku membuang kaleng itu ke tempat sampah aku melihat ada satu rumah yang satu ruangan itu lampunya dimatikan dan saat aku mendekat aku melihatnya, phantom dengan ukuran dua meter sedang berada di dekat jendela dan mencoba untuk masuk. Aku tidak tahu jenis apa itu namun phantom itu nampak bahwa pintar dalam mengendap-endap dan masuk ke ruangan itu, aku langsung saja kesana dan nampaknya phantom itu sudah berhasil masuk ke ruangan tersebut.

Suara teriakan terdengan dari dalam ruangan itu dan aku langsung saja meloncat dan masuk ke ruangan itu, benar bahwa phantom itu sedang akan memakannya dan wajah ketakutan keluar dari orang itu.

"TEKNIK HENING KE TIGA PEMBEKUAN TAK BERNYAWA"

Aku membekukan phantom itu dan phantom itu beku setelah aku sentuh, ternyata orang itu adalah seorang wanita yang nampaknya tidak mempedulikan pengumuman itu.

"Apa kau tidak apa-apa"

"Ya, terimakasih"

"Lain kali tetap nyalakan lampu saat tidur atau jika kau tidak bisa tidur karena cahaya itu kau bisa menggunakan penutup mata"

"Ya baiklah"

"Kalau begitu permisi"

Aku membawa phantom itu dan lalu membantingnya karena dia sudah kubekukan setiap cairan ditubuhnya jadi tidak ada beban sama sekali dan misi ini selesai, lalu sekarang waktunya pulang.

Hari sudah berganti dan kini pagi tiba dan kenapa tubuhku sangatlah lemas dan terasa sangat panas sekali, beserta dengan wajahku yang aku tatap lewat kaca sangatlah pucat seperti layaknya orang masuk angin. Tapi kenapa aku masuk angin aku inikan tahan dingin dan juga aku ini abadi lalu kenapa aku bisa sakit akupun tidak tahu. Aku memanggil Hana dan ingin tahu apa yang sedang kini aku rasakan, Hana berkata bahwa benar aku ini terkena masuk angin dan akan memanggil dokter yang berada di pasukkan pemburu phantom untuk mengecekku.

"Eh, apakah ada dokter itu"

"Ya ada dan kau tunggulah sampai dia datang lalu aku akan meminta izin ke pihak sekolah untuk tidak masuk hari ini"

Apa ini aku tidak boleh sakit dan sakit apa ini aku tidak merasa dingin sama sekali tapi tubuhku sekarang terasa panas. Hana menginformasikan bahwa aku terkena masuk angin dan tidak bisa menjalankan tugas untuk sekarang, semua anggotaku mengerti dan akan menjengukku nanti.

Tubuhku terasa panas dan aku tertidur karena itu lalu ada sesuatu yang dingin ada di keningku, ini sungguh nyaman dan membuatku merasa baikkan. Aku mencoba membuka mata dan yang aku lihat adalah Mai yang sedang ada disampingku, namun sekarang masih jam sebelas dan pelajaran seharusnya masih berlangsung namun apa yang dia pikirkan sampai membolos begini.

"Mai kenapa kau disini, sekarang waktunya sekolah dan juga ini terlalu pagi untuk pulang"

"Oh kamu sudah bangun ya, sebenarnya aku izin tadi setelah mendengar bahwa kau sakit dan akan merawatmu sampai sembuh"

"Apa yang aku katakan kamu juga harus belajar untuk menghadapi ujian yang akan dilakukan sebentar lagi bukan?"

"Iya tapi aku ingin merawatmu dan itu lebih penting dibanding hal yang lain"

Aku tidak mengerti apa yang dia katakan tapi aku berterimakasih telah mendinginkan kepalaku. Tepat pukul 12:00 semua anggota PINTO datang menjengukku dan tanpa mereka sadari bahwa ada Mai yang sedang merawatku.

"Apa kamu temannya Kei"

"Ya aku temannya sedari kecil"

"Beruntungnya kei dapat ditengok pacarnya saat sedang sakit"

"Haahh"

Mereka memberiku buah dan Mai mengupasnya untuk aku makan, lalu mereka berbincang di ruang tamu karena sekarang masih siang dan waktu bekerja masih lama.

"Aku minta maaf Mai, Glen memang bersifat begitu"

"Eh… tidak apa-apa menurutku"

Hana berkata bahwa dokter akan segera tiba dan kau bersiaplah, lalu menyuruhku untuk berhati-hati saat di dekatnya. Apa yang Hana katakan tadi dan kenapa aku harus berhati-hati karena dia hanya dokter saja bukan. Waktu menunjukan pukul 13:00 dan dia datang, dokter yang Hana panggil untuk memeriksaku. Setelah dia masuk ke kamarku aku terkejut melihatnya dengan postur tubuh yang sempurna dengan sifatnya yang juga seperti kakak perempuan ini akan memeriksaku.

"Jadi kau yang bernama Kei dan ini temanmu?"

"Ya, dia bernama Mai"

"Mai tolong bisakah untuk keluar kamar sebentar saat pemeriksaan ini berlangsung"

Eh, kenapa dia meminta Mai untuk keluar apakah yang dimaksud Hana tadi benar untuk aku berhati-hati saat di dekatnya memang apa yang akan dia lakukan kepadaku. Dengan memakai baju dokter dia nampak sekali seorang wanita idaman dan kini dia akan memeriksaku, namun apa yang akan dia keluarkan aku tidak tahu.

"Kei kamu terkena masuk angin dan aku punya obatnya"

"Obat yang seperti apa?"

Obat berbentuk pil yang dimasukkan kedalam lubang belakang yang harus aku rasakan kali ini, memang benar dia sangatlah berbahaya dan saat aku mencoba menolaknya dia menggenggam sangat erat tanganku dan dia menotokkan bagian belakang leherku sampai aku tidak bisa bergerak sama sekali.

"Apa yang kau lakukan, jangan-tolong jangan masukkan itu"

"Tenang saja ini hanyalah sebentar"

"Aaaaaaaaaa"

Benar yang Hana katakan dan suara teriakanku terdengar sampai keluar kamar, mereka menengokku dengan kondisiku yang sedang lemas dengan rasa bersalah seakan sesuatu yang istimewa hilang sekarang.

"Kei akan sembuh besok"

"Terimakasih dokter"

"Ini bukan apa-apa karena aku sangat suka yang muda"

"Heeeee"

Dokter itu pulang dan kini aku seakan sudah membaik saat malam hari namun Mai masih ada di sampingku, aku menyuruhnya pulang namun dia berkata bahwa sudah izin kepada orang tuanya untuk menginap di rumahku menjagaku sampai sembuh. Aku mengerti Mai sudah lama dan sifatnya memang begini, hari mulai malam dan rasa panas di tubuhku hilang.