"Lo kok bisa gini sih sama Reza"
Tanya Oji yang terduduk diatas meja dengan sebatang rokok yang menyala ditangan kanannya.
Sebenarnya Oji tak rela bila Reza tak ikut kumpul lagi. Tak rela bila Reza tak ikut bolos bersama.
Mereka sudah melakukan masalah bersama - sama selama 3 tahun.
Namun kini. Ia keluar hanya karena ia telah mengganggu cewek.
Mars tak menjawabnya. Ia melamun kejadian tadi. Bukan kejadian disaat ia menggila. Namun disaat pelukan hangat itu terjadi.
Bahkan ia masih dapat merasakan kehangatan yang khas. Mars meraba pundaknya yang tadi menjadi tempat bersendernya kepala Ani.
Oji mengernyitkan dahinya. Melihat Mars dengan pandangan kosong dengan senyum manis.
Mata Mars kali ini berbeda. Oji sudah berteman sejak SMP dengan Mars.
Oji terkekeh. Ia menepuk keras pundak Mars.
"Bray. Ada yang jatuh cinta nih !"
Lamunan nya buyar. Wajah nya mendatar kesal.
"Apaan sih lo"
Mars berdecak kesal.
"Semua orang tau kali"
Oji menunjukan HP nya dengan video Mars dan Ani tengah berpelukan.
Mars menyambar nya. Dengan seksama menonton hingga akhir.
"Siapa yang rekam ?"
Tanyanya seraya mengembalikan HP itu.
"Mana gue tau." Ucap Oji singkat.
...
Mars menaruh kedua kakinya di atas meja. Bersantai di jam istirahat. Segelas es teh tersedia didepan meja. Mars memandangi kegiatan jual beli yang begitu ramain. Bahkan saking ramainya kerusuhan mudah terpicu.
"Mars... Lo kok bisa sih meluk - meluk Ani waktu upacara"
Chellyn terduduk disamping Mars. Memegang tangan Mars. Bertingkah manja.
Dina dan Ratna yang disebelah Chellyn ikut memijat bahu Mars yang begitu pegal.
Itu menguntungkan bagi Mars. Ketika seseorang sukarela memijat bahunya.
Namun sayang sekali tingkah Chellyn begitu menjijikan membuat geli perut Mars yang berkotak enam.
Oji datang dari arah depan. Setelah menyelesaikan tugas ia menyusul Mars di kantin. Ia bukan sosok seperti Mars atau Reza. Mereka memang teman baik. Malah dekat. Tetapi Oji sadar diri, kelakuannya sudah buruk maka nilainya jangan ikut buruk.
Mars memberi intruksi tanpa suara pada Oji untuk mengusir Chellyn.
Oji tersenyum tipis. Berjalan mendekat.
"Dah minggir sana, gue mau duduk hushh"
Oji mengusir Chellyn.
Oji menjatuhkan pantatnya disebelah Mars.
"Lo mah enak. Populer disekolah. Gampang cari pacar"
"Tapi kenapa lo nggak punya pacar ?"
Tamya Oji.
"Pilih - pilih lah. Gue jijik sama cewek sini"
Jawab Mars dengan wajah meyakinkan.
"Pesen makan sana. Males gue"
Pinta Mars mendorong lengan Oji untuk segera berdiri.
"Joko sembung bawa golok, gak nyambung goblok!. Gue lagi ngomongin cinta lo malah minta makan"
Sukses membuat Mars tertawa. Oji bangkit lalu dengan cepat menerobos masuk kedalam gerombolan manusia yang kelaparan itu.
Beruntung tubuhnya kurus.
...
Seperti biasa Lita, dan Caca tengah bergosip. Untuk saat ini Ani tidak lagi bergosip. Mungkin kata - kata Mars semua benar. Mulai dari Ani penakut sampai gosip itu hanya memicu perpecahan.
"Eh. Lo pacaran ya sama Mars"
Ucap Caca menyenggo - senggol lengan Ani yang sedari tadi melamun sendiri.
Ani mengerutkan dahunya. Menyekat rambutnya dan mengantarkan kebelakang daun telinga.
Kedua temannya kini berbatuk palsu. Seaakan mendukung Ani untuk segera berpacaran.
"Apaan sih !. Engga—"
Ucapannya terhenti ketika Caca menunjukan sebuah video Mars yang tengah memeluk Ani.
Banhkan video itu terlihat jelas bahwa itu Mars dan Ani.
"Kalian naik daun disekolah"
Ucap Caca. Menggeser sedikit video postingan itu diInstagram. Menunjuk sebuah tombol 'Menyukai' dengan angka 1000 disampingnya.
Napas Ani tersendat - sendat. Ia tak dapat membayangkan betapa bodohnya dia saat menerima pelukan selama itu dari seorang cowok.
Lita memegang tangan Caca untuk berhenti menggoda. Ia tahu betul Ani sedang begitu tertohok dengan fakta yang telah menyebar luas.
Lita bisa tahu hanya dengan melihat perilaku sahabat lamanya ini. Mereka sudah berteman sejak TK. Wajar saja.
"Gue mau ke toilet dulu"
Ani bangkit membuat deritan kursi terdengar kencang. Dengan kesal berjalan cepat menuju toilet perempuan.
...
Mencuci tangannya kemudian melihat sekilas dirinya. Mereka semua pasti salah paham dengan dirinya sekarang. Mereka semua pasti menganggap Ani tengah berpacaran dengan seorang Mars.
"Heh. Cebol !"
Panggil Chellyn dengan dina dan Ratna yang mengekoringnya.
Ani menoleh.
"Lo berani - beraninya pacaran sama Mars ya !!"
Suara Chellyn naik satu oktaf.
Matanya memerah marah.
"Gue nggak pernah pacara—"
Dina menuangkan air dari botol nya. Ani menyekat air diwajahnya. Mengusap rok dan baju nya yang basah.
Ratna memegang tangan kiri Ani Dina tangan kanannya.
"Lepasin !"
Ani menarik tangannya dari mereka. Namun mereka berdua, tentu saja tenaga Ani takan kuat.
Chellyn terkekeh kemenangan. Ia akan menyingkirkan satu per satu orang yang dekat dengan Mars.
Chellyn memegang rambut Ani yang ikal. Chellyn menarik sudut bibirnya. Dia akui rambut Ani memang indah.
"Rambut kamu bagus. Kuat. Tapi sekuat apa ?"
Chellyn berjalan. Kini ia tepat dibelakang Ani seraya memainkan rambutnya.
Chellyn mengeluarkan sebuah gunting berjalan memutari Ani. Melipat tangannya didada dengan salah satu tangan memutar - putarkan gunting dengan jari telunjuk.
Caca mendorong Chellyn hingga terjatuh. Beruntung Caca datang tepat waktu. Ketika ia sadar Ani terlalu lama untuk ukuran toilet.
"Lo jangan macem - macem ama temen gue !"
Tegur Caca. Menarik tangan Ani keluar
"Awas ya lo. Tunggu balasannya"
Chellyn terus menggerutu atas ketidak terimaan nya. Ini bukan kekalahan. Cewek pendek itu takan pernah menang dari cewek langsing, tinggi, dan cantik sepertinya.
Liat aja.
...
Mars terududk dimeja kantin paling pojok. Meja yang tak dapat dilihst dengan sekilas.
Meja yang tertutup semak semak.
Oji menghisap rokoknya.
"Galau lagi galau lagi. Bro !. Ada masalah ama pacar lo ?"
Tanya Oji mengebulkan asap rokoknya ke wajah Mars yang datar.
"Dia tu bukan pacar gue Ji !"
Mars merasa kesal dengan perilaku Oji.
Oji terkekeh melihat wajah Mars yang begitu tawar.
"Gak percaya gue... Buktinya lo peluk - pelukan ama dia"
Oji cengengesan. Ia menepuk pundak Mars.
"Pelukan bukan peluk - pelukan."
"Hiperbola"
Oji memainkan kedua alisnya.
"Sumpah. Gue bukan pacaran ama dia. Ya gue langsung peluk aja tanpa tanya"
Mars memutar bola matanya. Membuang wajah lalu mengambil bungkus rokok dari sakunya.
"Gila !. Lo nekat juga ye !."
Mars mendengus kesal. Ia tengah berada diposisi yang sangat membingungkan.
"Ajarin gue nembak cewek. Lo bisa gak ?!"
Ucap Mars dengan ketus.
Sukses membuat Oji kaget. Ini untuk kali pertamanya shabata tk nya ingin menembak seorang wanita.
Dengan senyum cengengesan.
"Apa ?. Gue gak salah denger tuh ?"
Oji mendekatkan telinganya kearah mulut Mars seakan tak mendengar ucapan sahabatnya.
"BACOT!!"
Teriak Mars tepat di lubang kuping Oji.
Oji meringkih kesakitan seraya menutupi kuping nya yang berdengung kali ini. Ia meringis kesal dengan teman disampingnya.
Ia sadar Mars tengah dilanda malu.
Mars membuang wajahnya begitu saja. Tak membiarkan batang hidungnya terlihat.
"Mau, mau. Enggak ya enggak"
Ketus Mars.
"Easy"
Jawab singkat Oji.
Oji memang terkenal mantan nya yang banyak. Ia terlalu mudah terpikat seorang perempuan. Ditambah ia tak pernah gagal dalam bidang PDKT.
Beruntung Mars punya teman seperti Oji.