Cerry Pov.
Terbangun dari mimpi. Hatiku bergetar ketika mendapatkan jika si penculik ku ternyata tuan Scott, bosku sendiri. Orang terakhir yang aku curigai mengingat watak dingin dan posisinya. Rasanya aku tidak bisa mempercayai penglihatanku dan berharap jika mataku sedang menipuku.
Tapi tidak, pria yang berada di depanku benar-benar tuan Scott Anderson sang CEO dari Anderson Corp. Bagaimana mungkin? dia adalah salah satu tokoh penggerak ekonomi di negara ini, posisinya bagai dewa di olimpus yang tak sembarangan orang bisa menemuinya. Ribuan wanita rela membuka pahanya lebar-lebar hanya dengan satu isyarat. Tapi kenapa ia menculik dan menperkosaku!
Mataku memburam karena genangan air mata, rasanya aku telah dikhianati oleh semua pemikiran positif yang aku miliki. Bagaimana tidak, dia adalah simbol pria yang aku puja karena tidak tergoda pada tubuhku. Dia juga adalah bos yang aku idam-idamkan selama ini karena tidak membuatku khawatir terhadap pelecehan seksual yang selalu membayangi ku ketika aku bekerja. Aku memujanya melebihi pemujaanku terhadap uang.
Tapi ternyata pria ini lebih agresif daripada pria lain disekitarku. Dia lebih berbahaya dan berkuasa. Bagus sekali, kini aku terjatuh dalam permainan kaum jetset lagi. Kaum yang selalu memberiku harapan sekaligus kekecewaan.
"Tuan, kenapa kau __,"
"Sttth, diamlah Cerry. Kita lakukan permainan selanjutnya, " jawab Scott. Seringai yang ia tunjukkan padaku membuat tubuh bergetar karena takut sekaligus memuja.
Kembali aku mempertanyakan kewarasanku yang sempat memuja saat dia tersenyum. Bahkan mataku memindai wajah dan tubuhnya tanpa bisa aku kendalikan. Terbesit dalam otakku untuk melihat tubuhnya yang sempat menindih dan bergerak di atasku malam itu. Merobek -robek pakaian sialan yang menutupi otot tubuhnya yang membuatku gila. Ingin aku ucapkan ribuan kutukan karena pakaian yang menyebalkan itu.
"Katakan apa yang kau inginkan? " Scott berbisik ditelinga sensitif ku. Nafas hangatnya menyalurkan getaran merinding dan menimbulkan masalah dalam pengendalian hasrat yang seharusnya tidak berkobar saat ini.
"A -aku, aku." Oh God. Dia menjilat telingaku, bagian tubuh yang terkenal sensitif bagi siapapun.
Tubuhku semakin memanas, mataku menggelap dan aku mulai berpikir liar.
"Aku mau dirimu, aku menginginkan mu!?" jawabku dengan berteriak. Aku sudah tidak perduli lagi dengan drama penculikan ini. Aku juga tidak perduli siapa orang yang ada didepanku dan segala teori yang sempat terpikirkan di otak cantik ku.
Yang kuinginkan sekarang adalah bercinta dengan keras dengannya. Merasakan dirinya berada di dalam tubuhku dan menghentakku dengan kekuatan penuh. Andai tangan ini tidak terikat maka akulah yang menyerangnya.
Aku kini merasakan nafasku mulai memburu. Keringat juga menetes karena hasrat yang berkobar ini. Perlahan aku menjilat bibirku seolah aku adalah pemburu yang menemukan mangsa.
"Gadis pintar, aku menyukai ekspresi mu itu," jawabnya. "Jadi kau bisa mendapatkan hadiah mu sekarang. "
"Akh! " Akhirnya aku merasakan dirinya memenuhi keinginanku. Membawaku kedalam keindahan yang pernah aku rasakan sebelumnya.
Kerja bagus.
Luar biasa.
Ini hebat.
Dia adalah ahlinya, segalanya begitu hebat hingga aku tidak bisa menggambarkan betapa hebat miliknya bekerja di bawah sana. Jika mungkin aku ingin memberikan penghormatan pada permainan cantik yang ia lakukan sekarang.
Terkutuklah tali yang mengikat ini. Sebuah bentuk pengekangan terhadap keinginanku untuk meraba tubuhnya, merasakan kontraksi otot bisep yang indah.
Aku bisa meyakini jika sedang menjadi korban dari permainan surga dunia yang ia mainkan. Bukan lagi korban penculikan yang menyedihkan. Sekarang aku menarik kembali semua sumpah serapah padanya. Justru aku mulai mensyukuri drama penculikan yang terjadi padaku. Semoga tidak ada yang mengacaukan ini semua. Karena aku rela menjadi boneka seks untuknya.
"Ah, Scott lanjutkan bakatmu. You are the man. "
Cerry Pov End.
Scott Pov
Aku sedang bercinta dengan seorang dewi, menjeratku dengan pesonanya. Membuatku gila dengan lekukan tubuhnya. Menenggelamkan jiwa dengan mata hijaunya yang cantik.
Ini adalah kesempurnaan bercinta yang menjadi impian setiap pria. Seluruh pori-pori tubuhnya seolah bereaksi dengan sedikit hentakan, mereka seperti menjerit menginginkan hal yang lebih dan lebih. Bahkan gigitan dan ciuman yang datang bertubi-tubi tidak mampu memuaskan dahaganya.
Wanitaku yang cantik, bermata sayu namun penuh gairah. Patner sempurna yang mampu mengimbangi gerakan ku dalam posisi apapun. Tak peduli tangannya terikat, ia dengan patuh bergerak dan menjadi boneka cantik untukku. Hanya untukku.
Scott Pov End.
Normal Pov.
Pria itu menindih dan bergerak dengan liar di atas wanita yang terus menjerit penuh kesenangan. Mereka bagaikan binatang buas yang sedang bercinta. Hanya ada tujuan mereka malam ini yaitu mencapai klimaks sebanyak mungkin, sehebat mungkin. Tak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan, sangat wanita seolah menantang sang pria untuk memacu miliknya. Dan tantangan itu dijawab dengan keras oleh sang pria. Mereka bergelut dalam jaring kegilaan yang Scott sebarkan.
Di penthouses milik John, seorang wanita tengah berada di atas pria tanpa busana. Wanita itu berusaha memuaskan bosnya agar mencapai puncak bercinta.
John menatap kejam pada sang sekretaris. Dia ingin wanita itu bergerak lebih cepat. Dia ingin sekretarisnya bergerak liar seperti Cerry dan Scott. Dalam CCTV yang ia saksikan, mereka berdua begitu tenggelam dalam dunia mereka sendiri hingga efeknya menular padanya.
Akhirnya dia harus melampiaskan hasrat pada wanita yang kebetulan berada di dekatnya. Kebetulan saat ini yang menjadi wanita beruntung itu adalah sang sekretaris.
tbc