Chereads / Retaknya Sayap Merpati / Chapter 1 - Perkenalan

Retaknya Sayap Merpati

🇮🇩silvaaresta
  • 412
    Completed
  • --
    NOT RATINGS
  • 358.6k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Perkenalan

********************

Ini Adalah cerita ke dua saya setelah (Secret In love) Saya membuat cerita ini untuk salah satu pria yang saya cintai namun tidak bisa saya gapai.

Sebagian cerita saya buat berbeda untuk menarik emosi pembaca, dan beberapa hal saya buat lebih mendramatisir agar kalian dapat menikmati dengan baik!

Jangan lupa tinggalkan komentar yang positif dan membangun! karena setiap komentar yang kalian berikan, pasti akan author baca satu persatu.

Nikmati ceritanya dan biarkan pikiran kalian mengambil alih, Happy reading dan sehat selalu untuk semua pembacaku!!

************************

Dihirup angin pagi yang menyejukkan hati, terbentang mentari yang bersinar indah..

Shubuh telah terganti, hati telah terpantri. Sajak-sajak tak gantikan ucap yang selalu berharap.

Bagaimana kabarmu pagi ini? Mata hitam dengan senyum yang menyejukkan, berkali-kali ku ucap rindu dalam doa, menye-mogakan dalam diam. Setiap sujud kuberharap. Laksana merpati yang terbang indah di langit biru.

"Nia ayo". Seseorang menepuk pundakku, aku tersenyum ke arahnya. Ia sahabatku, perempuan blasteran turki yang selama hampir 4 tahun ini menemaniku.

"hari ini bimbingan lagi sama asdos ganteng ya?" tanyaku jail.

"iyadong, karena rupawan nya mirip sama sang sastrawan Pan An dari Dinasti Jin Barat" ia tertawa terbahak-bahak, aku tersenyum dan menggelengkan kepala.

"siapa lagi itu paan?" aku memasukan buku bimbingan ke dalam tas dan berlalu membuka pintu apartemen.

"P-A-N- A-N dibaca Pan An nia, bukan paan. Sebel ishhhh" ia menggerutu bibirnya mengerucut tak jelas. Aku hanya tertawa pelan melihat tingkahnya.

"iya deh iya Riri sayang, jadi siapa lagi dia? Buku apa lagi yang lu baca semalem?" kami meninggalkan pintu apartmen dan berjalan menuju lift untuk menuju parkiran.

"jadi semalem gua abis baca sejarah pria tampan seorang sastrawan terkenal, ketampanannya terkenal seantero tiongkok kuno. Tapi gua belum baca sampe abis sih, soalnya gua udah keburu ketiduran" katanya cengengesan, kusentil jidatnya. Dia mengaduh tak terima.

"jadi gimana? Udah 6 bulan, lu masih belum ketemu sang calon suami yang disemogakan itu?" aku menyipitkan mataku pada Riri, kami berlalu keluar pintu lift dan berjalan kearah halte busway.

Terlihat banyak sekali penumpang yang sudah menunggu, kulihat jam dipergelangan tangan. 3 menit lagi busway nya baru akan datang, Batinku.

"ya gitulah, palingan gua Cuma liat statusnya di Instagram aja. Kalau gak liatin fhoto nya yang lagi senyum itu" kataku sambil membenarkan kerudung yang tertiup angin. "gak ada perubahan berarti sih, mungkin dia jijik kali ya sama gua" lanjutku.

Riri merangkul pundakku dan menepuknya beberapa kali. "semangat terus Na, doa disepertiga malam itu seperti anak panah yang tertembus. Tak pernah meleset dan gak akan kembali sia-sia, lu udah berubah banyak selama 6 bulan terakhir ini.

Gue percaya Allah lagi menguji kesungguhan hati lu aja, seberapa kuat lu dan hati lu" aku tersenyum ke arahnya dan menggenggam tangannya.

"lagian Na, menurut gua saat lu mengungkapkan perasaan lu secara baik-baik ke dia itu, lu udah menjadi perempuan berani yang pernah gue temui. Bahkan lu sanggup nerima keadaan saat dia juga menolak lu secara terang-terangan. Jangan putus asa, kalau dia jodoh lu. Semoga Allah satuin lu sama dia di hari dan di waktu yang tepat" lanjutnya.

"semenjak kapan mulut lu jadi manis banget Ri?" ledekku.

"ishhh kan kan, lu kalau di nasehatin sama pakar sastrawan gak di nikmatin dan pahami dalam-dalam". Katanya sebal.

"iya iya Riri sayang, yuk ah busway nya udah dateng" kataku tersenyum dan berjalan memasuki busway yang sudah berhenti.

Benarkah? Engkau sedang menguji kesungguhan hati hambamu ini?. Kadang hamba takut, hamba takut perasaan ini hanya siasat setan untuk menyesatkan hamba, terkadang aku ingin mengeluh, mengeluh pada hati yang terjatuh pada sosok yang tak ingin aku rindu, pada sosok yang dulu sangat aku benci, pada sosok yang melihatnya saja kemarahan-ku tak terbendung. Mengapa? Mengapa hari ini aku mencintainya. tanpa sebab? Tanpa pamrih? Dan tanpa lelah?.

Nia menghela nafasnya berulang kali dan menatap ke arah jalanan panjang di sampingnya, Busway yang mereka naiki hari ini berjalan lebih cepat dari biasanya. jalanan ibukota tidak seramai kemarin-kemarin, Jalanan saja bisa berubah.. kenapa perasaan dia padaku tidak bisa berubah?.

Nia dan Pria itu bertemu saat ada acara syukuran di rumah Romeo.. Romeo adalah Sahabat Nia yang sangat dekat, Romeo dan Riri bersahabat dengan Nia selama 4 tahun ini.

selama 4 tahun juga Nia bersama-sama dengan mereka, Sering bermain keluar sampai malam hari, berlibur ke luar kota berhari-hari. bahkan terkadang kami akan tidur di satu tenda yang sama bersama lelaki atau perempuan.

Tidak ada sekat dalam pertemanan itu, Tapi semenjak Nia menyukai pria Ini.. Pria yang sangat hangat dan tutur katanya begitu baik, Nia berusaha untuk menjadi wanita yang lebih baik lagi. pergi dari dunia malam dan belajar untuk berhijab, semua itu hanya demi satu tujuan..

yaitu bisa dekat dengan Pria itu, Walaupun Nia tidak yakin bahwa pria tersebut mau dengan Nia.. sebab selama ini dia tetap dingin dan susah untuk digapai.

Nia bahkan menjauh dari teman-temannya karena ini menjaga diri, merasa sedikit aneh dengan semua perubahan ini. Tapi mau bagaimana lagi? cinta ini seperti menuntun Nia untuk lebih baik lagi..

entah sesuatu yang salah atau bukan...

"Yuk turun, udah sampai." Suara Riri membuat Nia tersadar dari lamunannya, Nia dan Riri turun di dekat kampus mereka. mereka mulai menyebrang jalan dan memasuki taman kampus.

"Lu langsung ke Pak Bambang? ngajuin Skripsi kan?." Tanya Riri saat mereka sudah di depan ruangan dosen.

"Iya, sepertinya Gua langsung aja ke ruangan Pak Bambang, Lu ada pelajaran?." Tanya Nia.

"gak sih, gua mau ke kantin aja.. kabarin ya kalau udah selesai." Riri menepuk pundak Nia pelan, lalu berjalan meninggalkan Nia di depan ruang dosen.

Nia hanya menggelengkan kepalanya, lalu masuk ke dalam ruangan.