Kimi sudah berdiri disamping G.A yang masih memandangi langit yang begitu cerah siang ini, dia melihat laki-laki itu tersenyum tanpa melihat ke arahnya.
"Sepertinya kamu sibuk sekali akhir-akhir ini " ucap kimi, "setelah beberapa hari hanya bersuara baru hari ini kamu muncul "
"Aku bukan mengawasimu saja " jawabnya.
Dia lalu menoleh ke arah kimi dan tersenyum, "jadi aku sengaja kesini karena ada nyonya sempurna yang ingin bertemu denganku dia sudah terlalu rindu padaku! "
Kimi tertunduk dan tersenyum, dia perlahan-lahan mendekat ke arah G.A yang dengan wajah datarnya berbicara di hadapan kimi. Kedua tangan kimi bersiap untuk melakukan sesuatu padanya tanpa di sadari oleh laki-laki itu. Dan sampai di leher dengan kulit yang lembut yang pernah kimi sentuh dan mencekiknya.
"Aku tidak peduli dosa besar yang aku lakukan karena menghilangkanmu!" kimi dengan sekuat tenaga mencekiknya, "kamu sengaja kan ingin membuat aku kembali mengingat seseorang yang sudah aku lupakan selama ini! "
G.A memang tidak dapat bernafas tapi dia terlihat menertawakan tindakan kimi padanya kali ini, wanita itu mungkin lupa kalua dia adalah mahluk yang tidak berpengaruh dengan kekerasan yang dilakukan kimi padanya.
"Kenapa kamu menghadirkan dia kembali!! " kimi masih saja melampiaskan kekesalannya itu dan terus mencekik lehernya.
Setelah beberapa beberapa detik berlalu dia melonggarkan cekikannya dan terlihat menudukan wajahnya, kimi menempelkan kepalanya di dada G.A dengan kedua tangannya yang memegang begitu erat jas hitam yang dikenakannya.
Tiba-tiba terdengar suara tangisannya yang begitu keras, dia menangis sejadi-jadinya di dada G.A yang beberapa menit yang lalu hendak dia lenyapkan karena telah membuatnya kesal.
Laki-laki itu terdiam, dia sama sekali tidak akan pernah menyangka bahwa wanita sombong yang ditemuinya kali ini akan kembali menangis hanya karena masalah kecil bertemu dengan seseorang yang pernah menjadi teman dekatnya semasa sekolah dulu.
Setelah kurang lebih menghabiskan waktu sekitar lima menit menempelkan kepalanya di dada G.A kimi mengangkat kepalanya dan memandangi wajah laki-laki tersebut.
"Sudah puas? " bentak kimi, "sudah membuat hidupku terlunta-lunta sekarang kamu mengorek-ngorek luka lamaku? "
G.A tertawa dengan menggelengkan kepalanya, "kamu memang wanita paling aneh yang pernah aku temui, sebentar-sebentar nangis kemudian marah-marah, kadang baik lalu berubah menjadi pemarah... "
"Tidak perlu komentar kalau tidak pernah mengerti kehidupan wanita " ucap kimi ketus, dia lalu terduduk di lantai dan memandangi langit.
G.A menghampirinya dan duduk disamping kimi dia pun melakukan hal yang sama memandangi langit yang cerah hari ini.
"Kamu sengaja tidak muncul dihadapanku karena kesal denganku kan? " tanya kimi tanpa memandangi wajahnya.
Lengkungan bibir membentuk senyuman terlihat di wajah G.A, "aku kan sudah bilang aku tidak hanya mengurusimu saja "
"Bukankah kamu wanita yang mandiri, kamu bilang bisa mengatasinya sendirian " sambungnya.
Kimi tersenyum, "aku memang ingin seperti itu, tapi ternyata aku membutuhkan seorang teman setelah merasakan kehidupan hanna yang selalu sendirian "
"Dia mengingatkan aku betapa setiap orang sangat berusaha keras untuk bisa diterima di lingkungannya " sambung kimi.
Lalu dia melirik ke arah G.A, "lalu apa maksudmu menghadirkan kenzi ke cerita ini? "
G.A tertawa dan mengacak-acak rambut kimi yang sudah tidak rapi karena angin di atas gedung yang begitu besar.
"Kalau aku beritahu nanti ceritanya selesai sampai disini! " jawabnya, "kamu itu cerdas tapi sedikit melenceng "
Mata kimi membulat, "kamu mau bilang aku gila karena terlalu cerdas? "
"Kamu yang mengatakannya sendiri... "
Dia terdiam memandangi kimi yang masih menatap kosong dengan pemandangan yang berada dihadapannya. Satu tangannya dia sembunyikan dari kimi memegangi dadanya yang tiba-tiba terasa seperti tertusuk yang begitu dalam, rasa sakit itu dia rasakannya selintas ketika memandangi wajah kimi yang tidak memandang ke arahnya sama sekali.
"Ada apa? " tanya kimi.
Dengan cepat dia menutupi rasa sakitnya dengan senyuman dan berpura-pura tidak ada satu hal pun yang terjadi.
"Bolehkan aku bercerita tentang kenzi? " lalu kimi bertanya kembali.
"Kamu percaya padaku? bukankah kamu membenciku? "
Kimi tersenyum, "karena hanya kamu saja teman baikku sekarang ini, walaupun sedikit menyebalkan tapi tidak masalah bagiku asal kamu bersedia mendengarkan ceritaku "
"Tapi tidak untuk mengomentari hidupku! " kimi kembali berucap.
"Baiklah, ceritakan saja "
"Kenzi laki-laki pertama yang menjadi pacarku, dan dia orang yang paling bisa menerima pola pikirku yang keras seperti ini. Tapi karena aku sudah menyakitinya karena lebih memilih laki-laki yang berharta daripada memiliki cinta aku harus kehilangan dia... "
G.A tertawa kecil, "apa yang kamu dapat dari pria berharta itu? "
Kimi tertunduk dan tersenyum sebelum akhirnya dia menoleh ke arah G.A dan menunjuk ke arah pipi kanannya.
"Sebuah tamparan " jawabnya, "karena di dunia ini ternyata sedikit laki-laki berharta yang belum mempunyai istri, aku mendapat tamparan dari istrinya dan malu yang begitu besar karena selain menampar dia juga menarikku di depan banyak orang "
"Ternyata itu yang membuatmu hidup penuh dengan keegoisan, sudah menyakiti seseorang lalu dibalas telak disakiti orang lain dan akhirnya membuat kamu menjadi pribadi yang keras kepala " G.A menanggapi cerita kimi.
"Aku tidak suka dikomentari " ucap kimi.
"Tapi aku diciptakan untuk mengomentari seseorang " G.A memberikan jawaban yang membuat mata kimi melotot.
"Kamu itu keras kepala tapi cengeng " dia kembali melontarkan sindirannya.
"Tidak " kimi tidak dapat menerimanya, dia menutup kedua telinganya dan menutup matanya.
Tiba-tiba terlintas wajah kenzi yang tersenyum dihadapannya di sebuah tempat yang dipenuhi oleh pepohonan yang menjulang tinggi, dia berdiri dihadapannya dengan satu tangannya yang mengulur ke arah kimi.
"Aww,,, sakit sekali! " cetus kimi tidak dapat melanjutkan penglihatannya bersama kenzi yang terlintas begitu saja karena sakit di kepalanya yang begitu hebat.
G.A mendekat ke arah kimi dan mencoba untuk memberikan usapan padanya, akan tetapi seperti dia menghentikan niatnya.
"Sepertinya kamu sudah dicari oleh semua teman-temanmu " ucap G.A
Kimi terperanjat, "benar juga, aku harus tahu hasil kerja kerasku belajar semalaman "
Dia lalu beranjak dari duduknya, menggeliatkan kedua tangannya di atas kepalanya. Dia tersenyum manis ke arah G.A yang masih memandanginya.
"Terima kasih karena sudah mau menemuiku " ucap kimi, dia lalu melambaikan tangannya segera melangkahkan kakinya meninggalkan G.A.
"Iya " senyuman terlihat di wajah G.A
Dalam waktu seketika dia merasakan kembali kesakitan di dadanya yang muncul secara tiba-tiba, membuatnya membungkukkan badan untuk dapat menahan rasa sakitnya itu.
Sepertinya dia masih harus melakukan kembali meditasi untuk memulihkan rasa sakitnya.
Kimi segera berjalan menuju ke arah kerumunan teman-temannya, dia ingin tahu hasil keuntungan yang akan dia dapatkan hari ini untuk dia dapat bertahan hidup. Kedua matanya memandangi sebuah nilai yang tertempel di sebuah papan pengumuman, bibirnya merapat tidak dapat mengatakan apapun saat ini dan dia hanya terdiam tanpa suara sedikitpun...