"Aku mau lihat teman-teman sekelas hanna " kimi memutarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas.
Dahinya berkerut, semua teman-teman hanna memang menakjubkan, tidak ada satupun dari mereka yang sedang membaca buku. Padahal pengumuman untuk diadakan test sudah diketahui oleh mereka semua.
"G.A, kamu pasti dengar aku kan? " tanya kimi dalam hatinya, "bisakah bantu aku sekali saja? aku lebih baik jadi pedagang atau pekerja saja. Melihat mahasiswa seperti ini aku jadi ingin menangis saja "
Dia melihat sekumpulan wanita cantik yang sepertinya sedang memperhatikan satu temannya yang lebih cantik dan modis berdandan.
"Kamu lakukan saja " jawab G.A, "semakin cepat kamu selesaikan semuanya kamu akan cepat kembali ke duniamu yang sempurna itu! "
"ya benar " kimi menganggukan kepalanya, dia lalu melihat ke arah di sudut kirinya dimana sekumpulan teman laki-laki hanna yang berkumpul dengan ponsel mereka masing-masing mereka terlalu mencintai permainan online mereka daripada harus bersulit-sulit memikirkan test yang akan dilaksanakan hari ini.
"Aku lupa ini bukan jamanku " lagi-lagi kimi berucap dalam hatinya, "kalian memang luar biasa "
"Jadi bagaimana caranya aku bisa mendapatkan uang dari mereka? " kali ini dia memikirkan sesuatu yang menjadi tujuan awalnya, mendapatkan sejumlah uang untuk kehidupannya kali ini.
Dia lalu melirik ke arah adelia yang sibuk dengan cermin dan lipstick yang berada dalam genggaman kedua tangannya. Dia memoleskan pewarna bibir yang memilik warna begitu menyala di bibirnya bahkan sepertinya kilau lampu syuting kalah telak oleh warna bibi adelia saat ini, dia memainkan bibirnya dan hal terakhir yang menjadi kewajiban adalah mengambil foto dengan ponselnya.
"Hanna, lihat jerawatku " adelia merengek padanya dengan menunjukan satu jerawat kecil yang sudah seperti sebuah dosa besar dan memalukan yang tertempel di wajahnya.
"Aku kan kelihatan seperti tidak bisa mengurus diri! " sambung adelia memencet jerawatnya dengan jari-jarinya.
Kedua alis terangkat, dia berkata seperti itu terdengar seolah-olah menyindir hanna yang memang terlihat tidak pernah mempercantik dirinya tetapi wajahnya sama sekali tidak memiliki jerawat.
"Kamu tahu menghilangkan jerawat ternyata mudah " ucap kimi, "hanya dua langkah saja "
Adelia membulatkan matanya, "sumpah itu cuma dua langkah? aku saja harus melakukan perawatan dengan berapa kali tindakan.. "
Tentu saja adelia tidak akan pernah mempercayai perkataan sahabatnya itu, karena dia sendiri tidak pernah melakukan perawatan apapun.
"Ya sudah aku tidak akan beritahu " kimi bicara dengan mengangkat kedua bahunya.
Adelia menyipitkan kedua matanya ke arahnya, lalu menatapnya tanpa berkedip sedikitpun dia seperti sedang menyelami pikiran kimi untuk melihat keseriusan perkataan yang diucapkannya tadi.
"Apa? katakan padaku, kitakan teman " akhirnya kimi berhasil menembus tingkat ketidakpercayaan adelia padanya.
Kimi tersenyum, dia lalu merogoh sesuatu dari tasnya dan terlihat membawa ponsel milik hanna.
"Kamu harus membeli ponsel sepertiku ini! " cetus kimi, "kita tinggal buka aplikasi foto ini "
Tangan kimi membawa wajah adelia untuk mendekat dengan wajahnya dan melihat ke arah kamera di ponsel miliknya.
"Kita cari filter maksimal, dan,,,, " kimi menekan tombol bulat merah di kamera ponselnya dan mengambil fotonya bersama adeli, dia tersenyum kuda ke arah sahabatnya yang masih menganga tidak berkutik telah dipermainkan olehnya.
"Cantik, tanpa jerawat " ucap kimi memperlihatkan foto wajah adelia tanpa sedikitpun jerawat terlihat di wajahnya, aplikasi hoax super yang menjadi aplikasi wajib yang harus dimiliki semua orang di ponselnya.
Adelia tertunduk mengusap wajahnya, sepertinya dia berusaha membuat dirinya untuk tenang ketika sahabatnya itu mempermainkannya, akan tetapi satu dari teman sekelasnya berteriak memberitahukan mereka bahwa dosen favorit mereka akan segera datang.
Seluruh penghuni kelas bersiap di kursi masing-masing, kedua mata kimi menoleh ke arah adelia yang merapikan dirinya agar terlihat cantik.
"Apa-apaan ini? " tanya kimi ketika melihat ada salah satu teman sekelas hanna yang sengaja menaikkan posisi rok yang dipakainya agar terlihat lebih seksi.
Dan tidak hanya itu, semua teman-temannya telah menyimpan sebuah kertas kecil. Sepertinya sebuah kertas contekan yang sengaja mereka buat untuk test kali ini. Kimi menggelengkan kepalanya dengan pemandangan yang yang berada dihadapannya saat ini.
"Sesuai janji saya, hari ini kita akan melakukan ujian kecil " suara seorang laki-laki dewasa terdengar di telinga kimi dari arah belakangnya.
Lalu berjalan sesosok laki-laki dengan kemeja pendek putihnya membelakangi kimi, dia sedang menghampiri meja tempatnya menyimpan tas miliknya. Dan kali ini berbalik ke arah semua panghuni kelas dengan senyumannya yang hangat.
Kimi tertegun memandangi wajah laki-laki yang menjadi dosen hanna sekarang ini, seorang dosen yang menjadi idola para mahasiswa karena selain dia belum memiliki pasangan ternyata laki-laki itu memiliki wajah tampan.
"Kenzi " ucap kimi dalam hatinya, dia tidak dapat mempercayai apa yang sudah dilihatnya sekarang ini. Dihadapannya telah berdiri seseorang yang sangat dikenalnya, dia hanya bisa memandangi laki-laki itu dengan kedua mata milik hanna.
"Welcome to the memories " tiba-tiba suara G.A terdengar dengan tawanya di telinga kimi, "bagaimana dengan bonus yang aku berikan nona sempurna? bertemu dengan cinta pertama yang tidak bisa dilupakan itu "
Kimi menggertakkan giginya dia berusaha tenang, "G.A kapan aku bisa melihatmu? "
"Untuk apa kamu ingin melihatku? "
"Aku sebenarnya lebih merindukan wajah tampanmu, daripada bertemu dengan mantanku. Kamu tahu sepertinya sekarang ini aku justru merindukanmu " jawaban kimi terdengar memiliki niat tersembunyi.
Tidak ada jawaban sedikitpun dari pemandunya itu ketika kimi mengucapkan kata-kata basi kepada seorang laki-laki yang memang berwajah tampan.
"Temui aku di lantai atas setelah kamu selesai ujian " lalu terdengar jawaban G.A di telinga kimi.
Senyuman miring tampak terlihat di wajah kimi, dia akan berkonsentrasi terlebih dulu pada ujian hanna kali ini agar dia bisa dengan cepat menyelesaikannya dan melihat wajah orang yang baru saja dia pujian.
"Ingat taruhan kita " adel memelototi kimi.
"Tentu saja " kimi memberikan jawaban dengan kedipan satu matanya ke arah adelia.
Dosen tersebut tepat berdiri disamping kimi, dengan wangi khas yang tidak pernah berubah sama seperti dulu dia masih bersama kimi ketika SMA dulu. Dia tahu betapa setianya laki-laki dengan apa yang sudah dipakainya sejak lama. Yang berubah hanyalah penampilan culun yang kini berubah menjadi sesosok lelaki gagah dan berwibawa.
"Tapi sebelum kita memulai test nya " dia terlihat berjalan dan kali ini tepat berada di depan kimi, "Kumpulkan tas kalian di depan "
Dalam waktu seketika kelas menjadi riuh seolah-olah meneriakkan protes mereka, tapi tak ayal mereka lakukan juga perintah sang guru.
Dia tersenyum ke arah wanita yang terduduk disamping kimi, "getha "
"Iya bapak sayang " jawaban dari seseorang yang dipanggilnya itu membuat seisi kelas meneriakinya.
"Buka jam tanganmu " dia kembali berucap.
Wanita bernama getha itu memonyongkan bibirnya, dia harus melepaskan jam tangannya yang di dalamnya sengaja dia selipkan kertas kecil berisi contekan.
"Wah, hebatnya " kimi menertawakan tingkah wanita yang terduduk di sampingnya itu.
"Boy " lalu dia memanggil lagi seorang muridnya.
Laki-laki yang terduduk di belakang kimi pun tampak telah mengangkat kedua tangannya, dia sepertinya mengerti dengan apa yang sudah diucapkan gurunya itu.
"Di sabukmu! " guru tersebut tersenyum ke arahnya seraya mengulurkan satu tangannya ke arah boy yang menjadi penguasa kelas hanna sekarang ini.
"Gak asik nih bapa " diapun dengan berat hati harus memberikan semua catatan yang telah dibuatnya dengan susah payah.
Lalu kemudian satu persatu meja dihampirinya, termasuk meja kimi. Dia telah berhasil mengetahui tempat persembunyian harta karun berharga yang telah teman-temannya buat dengan susah payah.
"Kerjakan dengan kemampuan kalian sendiri " dia pun membagikan masing-masing siswa lembar jawaban dan pertanyaan yang telah dia siapkan.
"Yang mendapatkan nilai baik akan menjadi penanggung jawab kelas di mata kuliah ini " sambungnya, "dan maaf sekali untuk yang mendapatkan nilai buruk kalian akan mendapatkan tugas dari ibu putri "
Dan semuanya riuh ketika mendengar nama ibu putri yang diucapkan tadi, kimi sedikit menyimak dengan dosen bernama putri itu. Sepertinya semua teman-teman di kelas termasuk hanna sendiri begitu menghindari mendapatkan hukuman dari dosen tersebut.
"Kerjakan selama satu jam kelima puluh soal tersebut "
Dia lalu terduduk dan menyibukkan dirinya dengan melakukan pemeriksaan pada kertas-kertas yang di pegangnya, lalu terdengar sebuah ponsel yang berbunyi. Semua mata menoleh ke arahnya, karena ponselnya yang berdering, dia lalu membawa ponselnya dan keluar dari kelas.
Dalam seketika suasana kelas penuh dengan bisik-bisik yang terdengar gelisah, mereka saling melemparkan permintaan jawaban dari soal-soal yang sudah mereka pegang.
Kimi seperti mendapatkan ide cemerlang dari situasi ini, dia pun tersenyum licik dan memberanikan diri untuk berdiri dihadapan semua teman-teman hanna.
"Aku bisa membantu kalian supaya tidak mendapatkan hukuman " kimi memberikan pengumuman dengan suara yang sangat pelan, dia tidak ingin membuat dosennya yang di telpon seseorang itu curiga.
"Tapi sayang sekali ini tidak gratis " lalu kembali berucap, membuat semua mata-mata teman sekelasnya memandang remeh padanya.
"Sepuluh ribu untuk satu jawaban, dan kalian bisa membayarnya setelah nilanya di umumkan " lalu dia kembali berucap, dan menunggu reaksi dari teman-temannya itu.
Dan ternyata tidak satu pun dari semua temannya yang mempercayainya, mereka hanya terdiam memandanginya.
"Baiklah, kalau kalian mau meminta bantuanku cukup batuk saja " kimi tidak akan menghiraukan semua tanggapan dari penghuni kelas, dia hanya akan berusaha terlebih dulu.
"jika aku menunjuk satu jari itu berarti jawabannya A " kimi memperlihatkan jari telunjuknya, "dua untuk jawaban B, tiga untuk jawaban C dan seterusnya "
"Kalian pertimbangkan saja baik-baik, terima atau di hukum ibu putri? " dan kali ini kimi terdengar menakut-nakuti semua orang, "terima kasih '
Dia lalu terduduk kembali dan kembali fokus pada pertanyaan yang berada di kertasnya, adellia menyikutnya dari kursi disampingnya.
"Aku hanya minta nilai B saja " bisik adelia padanya, "dan aku akan menjadi pengabdimu yang setia "
Kimi memperlihatkan senyumannya ke arah adelia dengan acungan jempol yang diperlihatkan olehnya pada adelia.
"Aku tidak percaya melakukan ini dengan baik " ucap kimi dalam hatinya.
Dia dan adelia dapat bekerja sama dengan baik untuk saling bertukar jawaban sesuai dengan targetnya yaitu mendapatkan nilai B yang diimpikan oleh adelia. Sepertinya semua teman-temannya memang tidak akan mempercayai perkataanya karena sampai dengan saat ini tidak satupun dari mereka menerima proposal yang diajukannya tadi.
Sampai ketika waktu hampir berlalu setelah setengah jam, ada satu temannya yang mengikuti petunjuknya. Karena kimi belum mengenal nama dari sahabat-sahabat hanna dia hanya akan mengingat wajah dari mereka dan menuliskannya di meja tempat dia duduk dengan tanda khusus sehingga dia tidak akan lupa dengan hitungan yang akan dibuatnya.
"Baiklah waktunya sudah habis " suara itu memberikan perikan peringatan kepada semua siswa untuk berhenti mengerjakan soal dan mengumpulkannya.
"Hanna, bantu saya mengumpulkannya " sambungnya, "kalian bisa melihat nilainya satu jam kedepan di papan pengumuman kantor kemahasiswaan "
Dia terkejut dan sekaligus merasakan perasaannya yang begitu bahagia muncul secara tiba-tiba ketika dia dimintai pertolongan untuk mengumpulkan semua kertas jawaban.
Sepertinya ini adalah kebahagiaan melihat secara langsung dari sosok mantan terindah yang tidak dapat di ketahui karena dia tengah berada di dalam tubuh orang lain.
Setelah kimi selesai mengumpulkan semua lembar jawabandan menyimpannya di meja dosen idola satu kampus, dia melihat ke arah jarum jam ditangannya.
Dia harus harus ke lantai sepuluh untuk menemui G.A yang telah dia berikan pujian tadi, kali ini ada hal yang akan dia selesaikan kembali dengan pemandunya itu.
Dia membuka pintu dan mendapati sosok G.A yang tengah berdiri membelakanginya, kimi tahu dia akan menyadari kehadirannya. Lalu dia melangkahkan kakinya perlahan-lahan ke arah sosok tersebut.
"Akhirnya kamu muncul juga setelah berhari-hari hanya bersuara saja! " ucap kimi dalam langkah kecilnya untuk lebih dekat pada G.A yang masih berdiri selayaknya sebuah patung pancoran yang berdiri tegak dan kokoh...