Chereads / wiro sableng 212 " rahasia lukisan telanjang " / Chapter 6 - RAHASIA LUKISAN TELANJANG

Chapter 6 - RAHASIA LUKISAN TELANJANG

"Gemuk! Lekas bantu aku!" teriak Iblis Kurus.

Mendengar ini Iblis Gemuk yang memang sejak tadi

sudah punya niat untuk mengeroyok si orang tua yang

sebelumnya telah menghajarnya segera cabut senjata dari

balik pakaian. Senjatanya ini berbentuk pedang tapi

bergerigi seperti gergaji. Karena senjata ini ditimpa dan

dilapisi emas murni maka sinar kuning kelihatan menderu

sewaktu pedang itu membabat ke arah punggung Si

Pelukis Aneh!

Si Pelukis Aneh yang tengah mendesak gencar Iblis

Kurus menjadi terkejut sewaktu merasakan sambaran

angin yang deras datang menerpanya dari belakang!

Didahului dengan satu lambaian tangan kanan yang

mendatangkan angin keras, maka Si Pelukis Aneh dengan

cepat memutar badan menghadapi serangan pedang

berbentuk gergaji di tangan Iblis Gemuk!

Kesempatan ini dipergunakan oleh Iblis Kurus untuk

melompat ke samping menjauhi tepi jurang batu lalu

dengan cepat mencabut pula senjatanya yang bentuknya

sama dengan yang di tangan Iblis Gemuk.

Melihat pengeroyokan curang ini, Wiro Sableng menjadi

penasaran. Segera dia hendak melompat dari atas puncak

batu untuk membantu si orang tua. Tapi tindakannya tak

jadi dilakukan karena pada saat itu dilihat si kakek telah

berkelebat dan kini di tangannya memegang pelepah

pisang yang berdaun lebar di mana sebelumnya dia

meletakkan cairan-cairan aneka warna yang dipergunakan

untuk melukis! Dengan mempergunakan benda ini sebagai

senjata maka si orang tua menghadapi kedua lawannya

dengan hebat luar biasa! Karena daun pisang itu lebar

sekali, ditambah dengan saluran tenaga dalam yang tinggi

maka setiap benda itu berkilat menderulah angin deras

luar biasa yang menerpa setiap serangan pedang Iblis

Gemuk dan Iblis Kurus!

Dua sinar kuning senjata pengeroyok bergulung-gulung

ganas. Agaknya Dua Iblis Dari Selatan itu mulai mengelu–

arkan jurus-jurus terlihai dari ilmu pedang mereka.

"Bagus! Bagus! Keluarkan seluruh kepandaianmu! Aku

mau lihat!" seru Si Pelukis Aneh. Daun pisang di tangannya

bergerak kian kemari melumpuhkan sama sekali setiap

jurus serangan yang dilancarkan.

Yang membuat Pendekar 212 Wiro Sableng jadi

leletkan lidah ialah karena tak sekalipun pedang-pedang di

tangan lawan sanggup membuat satu goresan pada daun

pisang. Dan yang paling luar biasa ialah meski digerakkan

demikian cepatnya dan dipergunakan sebagai senjata

namun cairan-cairan aneka warna yang ada di daun pisang

itu tidak satu tetespun yang tumpah atau meleleh! Benar-

benar luar biasa kehebatan Si Pelukis Aneh!

Dalam mengagumi kehebatan orang tua itu tiba-tiba

terdengar pekikan setinggi langit. Ternyata daun pisang di

tangan Pelukis Aneh telah menerpa dada Iblis Kurus.

Pedangnya mental sedang tubuhnya terpelanting sampai

beberapa tombak dan celakanya terus terguling ke tepi

jurang! Dengan salah satu tangannya Iblis Kurus coba

memegang sebuah batu runcing yang menonjol di tepi

jurang. Tapi pukulan daun pisang yang dialiri tenaga dalam

yang tadi menghantam dadanya telah melumpuhkan sama

sekali kekuatan Iblis Kurus. Meski dia berhasil memegang

batu runcing itu dan menahan dirinya agar tidak jatuh ke

dalam jurang namun sia-sia saja. Sesaat kemudian

pegangannya terlepas dan tak ampun lagi tubuhnya

melayang masuk jurang. Batu-batu runcing menantinya di

dasar jurang! Untuk kedua kalinya terdengar jeritan Iblis

Kurus. Yang sekali ini lebih mengerikan!

Melihat kakaknya yang berilmu lebih tinggi menemui

kematian begitu rupa, Iblis Gemuk jadi bergidik. Berdua dia

tak sanggup menghadapi Si Pelukis Aneh, apalagi seorang

diri! Maka tanpa pikir panjang dan tanpa tunggu lebih lama

Iblis Gemuk segera ambil langkah seribu!

Si Pelukis Aneh tertawa mengekeh. Diambilnya pedang

Iblis Kurus yang menggeletak di tanah.

"Orang jahat, matamu sudah tak layak hidup lebih

lama, Iblis Gemuk!" teriak Si Pelukis Aneh lalu lemparkan

pedang ke arah Iblis Gemuk yang tancap gas larikan diri!

Pedang itu menancap tepat di pertengahan punggung Iblis

Gemuk terus menembus sampai di luar ujung pada

dadanya!

Tamatlah riwayat Dua Iblis Dari Selatan!

Si Pelukis Aneh mengusap mukanya. Ditariknya nafas

dalam-dalam lalu dia duduk menjelapok di tanah dan

memandangi lukisannya. Kemudian tanpa palingkan

kepala dari lukisan itu, dia berseru, "Orang yang sembunyi

di atas batu tinggi harap turun!"

Kagetlah Wiro Sableng.

Pendekar ini garuk-garuk kepalanya. Lalu tanpa

sungkan-sungkan lagi keluar dari persembunyiannya dan

melompat turun.