Chereads / The Demon's Contract / Chapter 5 - Chapter 04: Bertemu Dengan Sang Mata

Chapter 5 - Chapter 04: Bertemu Dengan Sang Mata

***

Setelah berjalan jauh kedalam Hutan, Verlyn berteduh Di bawah pohon yang ada di dekatnya karena cuaca di Sekitarnya mulai mendung.

Dia menaruh Sylen di tumpukan Dedaunan yang sudah dia kumpul sebelumnya, lalu duduk melipat Kakinya di samping Sylen.

Langit pun mengeluarkan suara bergemuruh dan tak lama gerimis.

"Sial! yang benar saja"

Dengan cepat, Verlyn merobek bagian bawah Roknya dan menutupi Sylen agar tidak terkena hujan.

Sylen pun di gendong lembut Verlyn dan Dia mulai berlari lebih jauh kedalam hutan.

"..."

Hujan deras pun menampakkan dirinya— dan petir lalu bergemuruh.

BRAAAANG!!

"GWAAAAHH!!"

Sylen pun terkejut dan terbangun dari tidurnya, dengan cepat Verlyn menepuk lembut belakang Sylen.

"Tenang–lah Syl, Aku akan cari tempat teduh yang aman"

Ucapnya sambil ngosh-ngoshan, karena memang Dia tidak bisa berteduh di sembarangan tempat. Hujan deras ini membuat banjir Dimana-mana dan keadaan Verlyn juga sudah dipenuhi bercak lumpur dan basah kuyub.

Sylen pun berhenti menangis dan terdiam namun Dia tidak tertidur. Matanya masih terbuka dan menghisap Leher Verlyn dengan tiba-tiba.

"Gwah!"

Itu membuat Verlyn terkejut, hampir saja dia terjatuh bersama dengan Sylen karena tersandung akar pohon.

Verlyn lalu berteduh di di bawah pohon lalu menoleh ke arah Sylen. Tak dia sangka Sylen tertidur pulas sambil menghisap lehernya.

Walaupun sempat merasa geli, Verlyn langsung membiarkan Sylen melakukannya. karena tau, Sedari tadi Mereka berlari atau bahkan saat meninggalkan Elddy, Sylen dan Dirinya belum memakan apapun. Walaupun Verlyn bisa menahan rasa lapar ya, Sylen sendiri tidak bisa karena Dia masih bayi.

"Apa yang harus Aku lakukan, Aku tidak tau-"

"Hacchim!"

Sylen Tiba-tiba bersin dan itu membuat Verlyn sadar kalau Sylen sudah kedinginan, Dia lalu lanjut berlari pergi ke tempat yang tinggi.

Masih terus dalam keadaan berlari di tengah-tengah Hujan dan waktu yang mulai gelap. Verlyn sudah mencapai batasnya, wajahnya memucat, nafanya mulai menipis, dan Kakinya sedikit membengkak, Walaupun begitu Dia tetap berlari karena Sylen terlihat mengalami demam.

Dia melihat ke segalah arah, mencari tempat yang mana saja yang bisa dibuat Mereka berteduh...

Tak lama dari itu, Mereka keluar dari hutan dan melihat jalan besar di depan Mereka dan sebuah Mobil Bus yang berada di bawah sinar bulan.

"Mh-Mobil?-"

Perkataannya terhenti saat melihat arah dari lampu bus yang menunjukan beberapa mayat yang bertebaran disana.

"Aph-pha Mereka di serang jugha"

Ucapnya...

Dia langsung menggeleng-ngelengkan Kepalanya dan menghiraukan nasib dari mayat-mayat itu.

Demi keamanan Sylen, Verlyn rela berlari mendekati Bus itu bahkan sambil menginjak tubuh Mayat-mayat yang di lewatinya.

Verlyn menggendong baik tubuh Sylen di tangan Kanannya, lalu mulai membuka pintu Bus dengan tangan Kirinya.

Flussh~

Pintu bus pun terbuka-

Duk!

Tiba-tiba Sebuah Tubuh terjatuh di depan Mereka, namun beruntung nya itu bisa dihindari oleh Verlyn.

Tubuh mayat itu terlihat bolong di sekitar bagian jantung nya saja, sedangkan wilayah Tubuhnya yang lain masih utuh dan tidak terluka.

Walaupun begitu detail daging2 dan bagian tubuh yang mulai membusuk membuatnya tidak sanggup menahan mual.

"Ugh!"

Verlyn sedikit muntah nya tapi dia berhasil menelan kembali muntahnya itu, lalu dia melanjutkan langkah kakinya untuk berlindung di dalam bus.

Saat berada di dalam bus, dirinya terkejut akan keadaan Bus yang bersih walaupun ada sedikit bercak darah di kursi pengemudi—

Verlyn merinding saat melihat tangan pengemudi yang masih belekat pada setir bus, dia pun memalingkan pandangannya lalu berjalan ke kursi belakang dan melihat Satu Mayat yang tersembunyi di bawah kursi.

"Maafkan Aku"

Katanya, Verlyn lalu menaruh Sylen yang tertidur pulas di Kursi yang ada di dekatnya. Dan kembali berjalan ke kursi belakang, tempat Mayat tadi berada...

Verlyn pun memberanikan dirinya dan menahan Kaki mayat yang sudah dingin mengeras di lantai itu.

Kreek!

"Tersangkut?"

Tanya nya, yang mendengar Suara sobekan yang keluar dari mayat itu. Dia pun membaranikan Dirinya dan berjalan ke kursi di depan nya itu lalu mulai menjongkok, ternyata Oh ternyata siku dari mayat itu terjepit dan hampir putus karena lipatan kursi.

"Kenapa bisa begini sih?"

Omelnya, dan Verlyn pun menelan ludah nya dan memberanikan dirinya untuk kembali dan mendekati Mayat itu.

Verlyn lalu menahan tangan mayat itu yang terasa seperti kumpulan Daging Gilingan dan merapikan posisi tangan mayat tersebut tanpa melihat langsung.

"Bleh! Aku benci ini Nanny~"

Ucapnya yang masih terus merapikan posisi Tangan mayat itu.

Tak lama kemudian, setelah sudah merasakan Posisi mayat itu, Verlyn kembali berdiri dan menarik Kaki mayat itu, menyeret nya melewati Kursi-kursi penumpang dan akhirnya berhenti di samping kursi pengemudi.

Verlyn pun melepas menggenggamnya dari kaki mayat itu lalu membuka pintu dari Tuas yang berada di samping kursi pengemudi.

Flussh~

FYUSSSH!!

Pintu bus pun terbuka dan Angin kencang langsung masuk ke dalam bus.

"Cuaca di luar sangat dingin dan hujan belum berhenti, Aku harus cepat"

Ujarnya.

Verlyn lalu mulai melempar tubuh mayat itu keluar dari dalam bus bersama juga dengan tangan yang berada di setir mobil.

Tanpa berlama-lama Dia langsung menutup kembali pintu bus.

Flussh!

Pintu bus pun tertutup.

Verlyn berjalan ke tempat Sylen sambil melihat lagi sekeliling bus, dia lalu terkejut bahagia karena melihat Rak-rak diatas bus yang dipenuhi oleh beberapa tas dan sepertinya itu Barang-barang milik penumpang di bus ini.

'Semoga juga ada Makanan di sana'

Harap nya dalam batin.

Dia lalu berhenti di depan Sylen dan menengok ke Rak yang ada di atas Mereka, setelah terdiam cukup lama Verlyn pun naik ke kursi  dan menarik keluar Tas berukuran sedang. Walau agak kesusahan menariknya, pada akhirnya Verlyn bisa mengeluarkan Tas itu.

"Ghaa!"

Saat tasnya berada di ujung Rak, Verlyn langsung kehilangan keseimbangan dan Tas itu pun terlepas dari Genggaman nya.

DUG!!

Beruntung, Tas itu tidak mengenai Sylen.

Verlyn pun merasa lega dan mengelus lembut dadanya, Dia lalu turun dari kursi dan membuka tas tadi.

"Ya tuhan, syukurlah"

Ungkapnya, saat mengeluarkan benda-benda dari tas itu, dan melihat handuk, selimut, makanan bayi dan beberapa baju yang seukuran dengan Sylen.

Verlyn pun melihat kearah Sylen yang masih tertidur pulas sambil tersenyum dan mengambil sepasang baju bermotif Kelinci.

Verlyn lalu berpindah ke samping Sylen, membuka baju Sylen satu-persatu dan menggantikan Bajunya secara pelan dan halus.

Sylen sempat membuka matanya dan menatap Verlun namun Dia langsung kembali tertidur dan menghisap jempol nya.

Setelah selesai menggantikan pakaian Sylen, Verlyn mengambil pakaian Kotor tadi dan membuang nya di kursi depan. Dia lalu mengambil selimut dari tas tadi dan menyelimuti Sylen...

Setelah selesai, dia mulai merapikan barang-barang tadi dan menaruh tas tersebut di bawah kursi tempat Sylen tertidur.

"Aku juga harus mengganti pakaianku"

Ucapnya yang sekilas merasa kedinginan.

Dia lalu berjalan ke kursi depan dan menunduk kebawa. Sebuah koper pun menarik perhatian nya...

Verlyn mengulurkan tangannya, mencoba meraih koper tersebut dan akhirnya pun dicapainya.

Dia lalu duduk dan membuka koper tersebut. Dan beruntung nya ukuran dari pakaian tersebut sama dengan nya. Namun sayang, Pakaian yang ada disana itu adalah Pakaian laki-laki.

"Sudahlah"

Ungkapnya dengan pasrah, karena mau tak mau dia harus memakainya, Lagi pula Verlyn sudah kelelahan dan dia sangat mengantuk, saking mengantuk ya sampai lupa untuk mencari makanan...

Verlyn lalu mengambil pakaian dalam, kemeja putih, celana jeans biru dan memakainya setelah itu dia mendouble bajunya dengan sweeter berwarna abu-abu.

"-_-"

Dia merasa aneh karena memakai celana dalam laki-laki ini, namun apa daya dirinya benar-benar tidak punya pilihan lain...

Setelah selesai merapikan Koper itu, dia mulai menyeret nya mendekat ke kursi Sylen berada dan menaruh nya disamping Tas Sylen.

"Kurasa ini saja dulu, Aku lelah"

Ujarnya pada diri sendiri.

Dia lalu duduk di samping Sylen dan tidur dalam posisi tersebut sambil menyentuh perut Sylen dengan tangan kirinya

"Malam Syl"

Ungkapnya sambil menyadarkan kepalanya dan tertidur.

***

"Hey"

"Kau tau? Aku mencarimu loh"

Suara siapa itu?

Dimana Aku?

"Hey!"

Kenapa semuanya terang?

"Hey! Apa kau tidak melihat ku?"

Siapa Kamu? Dimana?

"Hmm? Apa maksudmu? Kau yang 'menangkapku' dan Kau sendiri tidak tau?"

A-apa maksudmu?

Aku tidak mengerti

"Hmmm, bagaimana ini– Ah! Aku mengerti"

Hey Di mana Ini? Di mana Sylen?

"Ayolah! Kau lihatlah kesini"

Jangan bercanda denganku, Dimana Kamu!!

"Aku bilang, lihat kebawah"

...

Kebawah—

***

"!!"

Verlyn tiba-tiba kaget dan bangun dari tidurnya...

"Apa itu? Kenapa pantulan dari Diriku seperti itu?"

Tanya pada diri sendiri.

Dia lalu berdiri dari kursi nya dan melihat kearah jendela yang menunjukan Hari masih malam dan cuaca yang masih hujan.

Verlyn lalu mendekati jendela itu dan melihat pantulan dirinya yang terlihat normal.

"Kenapa? Padahal di mimpi itu Kepalaku bertanduk dan Mataku menyala merah terang, wajahku juga terkihat retak"

Dia kebingungan melihat wajah nya, Walaupun itu cuman mimpi tapi suara yang di dengarnya terasa sangat nyata.

Plak!

Verlyn menampar kedua pipinya dengan kuat dan menyadarkan dirinya. Dia pun kembali ke kursi nya dan menoleh kesamping melihat keadaan Sylen yang masih tidur dengan pul—

"A-"

Dia terdiam kaku, melihat beberapa warna cahaya yang berada di dalam tubuh Sylen.

"Apa yang terjadi?"

Dirinya semakin kebingungan dan sempat menyangka kalau Sylen lah yang berubah, namun itu terleset saat Dia kembali mengingat Matanya yang  menyala terang di mimpinya itu.

"Sebenarnya Apa Aku ini? Hiks-"

Matanya berkaca-kaca dan dia hampir menangis, namun dia tahan.

"Aku tidak bisa menangis terus, bagaimana kalau Sylen Melihat ku nanti hehe"

Tawanya sambil menyeka air matanya.

Dia terdiam dan menutup matanya dengan kedua tangannya...

'Berpikir lah Verlyn, mengapa Kamu seperti ini... Mahluk misterius muncul dan menyerang orang-orang di mansion, lalu Mereka mengatakan padaku untuk tidak kembali sekarang. Elddy juga mati dimakan Monster itu dan aku membunuhnya—'

Dia terkejut dan kembali berpikir...

'Benar, Aku menembak ya dengan pistol. Dan Suara di mimpiku juga mengatakan Aku menangkapnya, apa jangan-jangan ini seperti Tamer di Game MMORPG? Hahha lucu sekali Ver ini dunia nyata loh. Tapi kemunculan para Monster sangatlah nyata dan sudah tersebar di mana2, Orang-orang yang mati di sekitar bus ini juga nyata, Apa mungkin? Keberadaan Monster seperti mata itu ada untuk dihabiskan? Dan Aku yang mendapatkan kekuatan dari Monster itu harus menghabisi Mereka?'

Pikir dirinya panjang lebar.

Verlyn pun menyadarkan kepalanya di kursi dan menyentuh perut Syeln.

"Lupakan itu, nyawa Kami berdua lebih penting"

Katanya, dan Dia pun kembali tidur...

Setelah berpura-pura tidur cukup lama, niatnya untuk mendengar suara itu lagi telah dia lupakan dan dia beneran tertidur pulas malam itu.

***

"BUHWAAAA!!!"

Pagi pun tiba dan diawali dengan Rengekan Sylen.

Verlyn yang mendengar tangisannya pun bangun dan mengucap matanya...

"..."

Dia menoleh kesamping dan melihat Sylen yang menggoyang-goyangkan kaki dan tangannya, Lalu pandangan Verlyn pun tertuju pada Cahaya abu-abu menyala terang di perut Sylen.

"Aku berharap ini mimpi atau mungkin akan bertemu suara itu lagi tapi lihatlah—"

Verlyn menyapu lembut perut Sylen dan menggendong Sylen di Pangkuan nya, Lalu Dahi Mereka bersentuh dan Verlyn meniup wajah Sylen.

Fyussh~

"Lapar ya Syl?"

Sylen membalas pertanyaan Verlyn dengan meremas hidung Verlyn.

"Auw jangan begitu"

Lalu Verlyn mengambil handuk yang dipakai untuk mengalas Sylen tidur semalam dan mengelap lembut wajah Sylen dengan handuk itu.

Setelah itu Dia menaruh Sylen di kursi dan menahan ya dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya menarik tas yang ada dibawah bangku Sylen.

Verlyn membuka resleting tas itu dan mengambil box biskuit bayi, mangkuk dan sendok lalu termos berukuran sedang yang juga ada disana, beruntungnya air tersebut masih hangat jadi masih bisa dia sajikan untuk sylen.

Sambil menahan Sylen dengan tangan sebelahnya agar tidak jatuh, Verlyn menaruh satu per satu benda yang tadi di kursinya. Dan mulai menaruh biskuit dan air di termos itu ke dalam mangkok, lalu mulai mengaduknya.

"..."

Posisi duduk Sylen pun dirapikan dan Verlyn mulai menyuapinya...

"Buka mulutmu Syl"

Perlahan Verlyn mendekatkan sendok ke mulut Sylen sambil membuka mulutnya sendiri juga, Sylen yang melihat mulut Verlyn terbuka pun ikut meniru Verlyn dan satu suapan masuk ke dalam Mulutnya.

Melihat Sylen makan dengan lahap membuat Verlyn tersenyum dan Sylen juga ikut tersenyum dan membuat makanannya tumpah di bajunya.

'Yahh tuh kan'

Ungkap Verlyn dalam batin.

Namun Dia menghiraukan itu dulu, Dia bisa mengganti pakaian Sylen nanti dan lanjut menyuapi Sylen hingga Suapan terakhir masuk kemulutnya...

"Wahh! Syl hebat loh"

Pujinnya sambil menepuk tangannya, Sylen yang melihatnya pun ikut tertawa dan menepuk tangannya juga...

"Adiknya kakak hebat ya"

Ucapnya sambil mencubit pipi Sylen.

"Bwababababa~"

Mendengar Suara Tawa Syeln pun membuat Verlyn bahagia...

Dia lalu menggendong Sylen dan memindahkan nya ke kursi lain, karena Kursi yang ditiduri Sylen semalam sudah terkena tumpahan makanan tadi.

Verlyn lalu menahan Sylen dengan tangan kirinya, lalu mengeluarkan Botol dan Susu Bubuk dari tas tadi, Dia menahan botol itu di kedua paha nya lalu mulai membuka penutup botol dengan tangan kanannya.

Verlyn pun menuangkan air hangat di sana lalu perlahan mulai mengocok-ngocok botol itu agat susu dan air hangat tercampur rata.

"Syl minum lalu tidur lagi ya"

Kata Verlyn sambil menggendong Sylen di Pangkuannya, Sylen yang sedang minum dan berada dipelukan Verlyn pun perlahan mulai menghabiskan minuman nya dan Matanya mulai berbinang-binang.

"Tidur ya Syl"

Ucap lembut Verlyn sambil mengeluh-elus Dahi Sylen, dan Dia pun tenggelam dalam

Tidurnya.

Bersambung...