Chereads / The Demon's Contract / Chapter 8 - Chapter 07: The Walker

Chapter 8 - Chapter 07: The Walker

Sudah seminggu kami berada di sini.

Setelah membaca buku2 itu dan mempraktekannya pelan2, Aku mulai menguasai ke ahlian menembak dan bertarung jarak dekat dengan Pisau daging.

Setelah kehilangan kedua jari di tanganku oleh monster rusa itu, aku perlahan memahami beberapa tipe monster yang ada di sekitar sini, dan menamai mereka sendiri.

Contohnya seperti rusa yang waktu itu, aku menamainya sebagai "Rabies Coklat", lalu aku memanfaat keberadaan monster2 kelas bawah seperti dia, si gorila, kelelawar, dan katak.

Ke empat monster itu yang paling banyak populasinya di pegunungan sini, aku juga memanfaatkan keberadaan mereka sebagai targetku dalam berlatih menembak.

Karena Rusa dan katak yang paling lincah, aku sering berhadapan jarak dekat dengan mereka.

Aku juga mulai menguasai Kekuatanku ini, seperti titik2 yang sering ku lihat, aku menamainya sebagai "Aura" karena aku bisa melihat kekuatan dan emosi mahluk2 lain dengan mataku ini.

Aku juga bisa melihat beberapa detik ke masa depan, tapi aku tidak tau kapan hal itu akan terjadi, seperti apa yang ku kihat malam kemarin.

Sylen—

Sylen mulai belajar merangkak lebih awal, umurnya sudah mulai dua bulan tapi dia cepat belajar, dia tidak menangis lagi saat melihat darah di sekitar ku.

Waktu makannya juga mulai teratur, kadang kami berdua turun ke kota untuk mencari makanan.

Tapi aku mulai khawatir dengan keadaannya, karena apa yang kulihat malam tadi adalah keadaan kakinya yang patah.

Perasaan ini membuatku menduga akan ada orang yang datang menemui kami, karena ada tangan yang menggendongnya.

"Tapi siapa—"

Seketika aku melihat 4 Aura yang berada di ujung kaki jalan, mereka sedang menaiki tanjakan.

Dengan bergegas aku turun dari atap bus, senapan mulai ku siapkan di badanku, lalu aku mulai memegang pisau dagingku.

Dengan cepat dan sunyi aku mengendap ke sebuah mobil yang berdekatan dengan tanjakan.

Selang 10 menit menunggu, ke empat orang itu pun sampai di jalan pegunungan.

Aku bersembunyi di bawah mobil kecil dan melihat kaki2 mereka, dari sepatu yang mereka pakai sepertinya mereka orang dewasa.

"Kamu yakin ini tempatnya?"

Tanya seseorang yang bersuara seperti wanita, aku pun menggunakan kekuatanku untuk melihat wajah2 mereka.

Dari 4 orang itu, ada 1 perempuan dan 3 laki2 di sana seperti berantakan terluka parah dan mereka berpakaian senjata lengkap.

"Iya aku yakin, suara tembakan 4 hari yang lalu berada di sekitar hutan di ujung sana, kamu tau kan timku di tugaskan di sekitar sana"

Mendengar balasan orang di dapam kelompok itu, membuatku tersadar dengan keanehan yang aku alami sebelumnya.

(Pantas saja, aku mendengar suara tapi tidak melihat Aura mereka)

Ke 4orang itu hanyalah manusia biasa, mereka tidak seperti aku maupun Sylen.

"!!"

Serentak aku dan orang2 di sana terkejut dan mendengar suara tangisan.

"Sial- Sy—"

"Anak bayi?!"

Kaget wanita itu.

"Cepat cari, bisa saja dia masih selamat"

Perintah salah seorang pria yang terlihat seperti pemimpin di antara mereka.

Tanpa berlama-lama aku pun menampakan diri dan menodongkan senjata ke arah mereka, sesaat mereka ingin mencari Keberadaan Sylen.

"BERHENTI DI SANA!!"

"!!"

Mereka pun terkejut melihatku menodongkan senapan ke arah mereka.

"Anak kecil!?"

Seorang pria maju ke depan dan mencoba mendekatiku.

"KATAKU BERHENTI, JANGAN BERGERAK SEDIKIT PUN! AKAN KU TEMBAK KALIAN!!"

"Tenangkan dirimu nak, kami hanya mencari perbekalan"

Ujar pria itu.

"Tidak ada makanan di sini"

Balasku dengan kasar.

"Ha?! Kamu tidak mempunyai makanan? Anak ini, ada bayi denganmu bukan? Kamu membiarkannya kelaparan?!"

Ujar wanita berambut merah itu, dia terlihat marah dengan kata2ku.

"Tenang mia, dia hanya anak2"

Pria laij yang berada di sampingnya mencoba menenangkannya, tapi wanita itu menatapku dengan kesal.

"Benar kata temanku, kamu memiliki anak bayi, bagaimana cara kalian bertahan hidup? Musim dingin tidak lama lagi apa kamu ingin membunuh bayi itu?"

Pria itu berusaha mendekatku, tapi aku langsung menembakan peluru ke arahnya.

Nanny mengatakan padaku untuk jangan mempercayai orang asing, dan aku memegang erat nasihatnya.

"Hah! Ucap pembunuh seperti kalian"

Balasku.

Tembakanku itu mengenai telinga pemimpin mereka, dengan marah pria itu berlari ke arahku...

"Anak Ini! Jangan melawan kami mencoba membantu—"

Tangannya mencoba menarik rambutku tapi aku bisa menghindarinya dan memotong tanganya dengan pisauku.

"AHHHH!!"

Teriakannya itu pun membuat ketiga temannya mulai panik.

Salah satu teman pria di belakangnya mulai menembakan senjata api ke arahku.

*Dor dor dor dor dor!!

Tapi aku bisa menghindari serangan itu sambil mendekatinya dengan lincah, membuat dia terhentak kebelakangan dan terjatuh.

Aku mencoba mengincar tangannya tapi malah kepalanya yang kena, dia pun mati seketika dengan Pisau yang tertancap di kepalanya.

"AHHHHHH!! Anak ini beraninya!!"

Teriak wanita itu dengan rasa marah, dia kehilangan akalnya dan mencoba meraih tanganku.

Tapi aku menghindar dengan memundurkan langkahku, yang membuat wanita itu langsung terjatuh.

"Kalian bodoh sekali, jika aku menjadi kalian aku tidak akan berteriak"

Ujarku pada mereka.

"Benarkah? Jika aku menjadimu aku tidak akan memberontak"

Balas pria lainnya yang sudah berada di dekat Bus tempat Sylen berada.

Sylen masih tertidur nyenyak di gendongan pria itu... Benar lebih baik Sylen tidur saja lebih dulu.

Sontak aku pun terkejut bagaimana dia bisa berada di sana, apa aku terlalu sibuk menghabisi mereka lalu dia mengambil kesempatan untuk menculik Sylen?

Aku ingin menyelamatkan Sylen tapi aku langsung berdiam di tempat.

Wanita itu juga seketika ketakutan dan menunjuk ke arah temannya itu.

"El- Elios!! Di BELAKANGMU!!"

"!!"

Seaat pria itu membalikan pandangannya, kepalanya langsung tertusuk oleh Batu Runcing.

"TIIIDAAAK!!"

Kepala pria itu di tusuk oleh (Walker), mereka adalah tipe monster yang sejenis dengan Monster yang menyerang manor.

Monster yang berbentuk seperti manusia, tapi memiliki empat mata, mereka memiliki kemampuan untuk meniru senjata manusia, seperti tombak, pisau, parang, senapan dengan tangan mereka.

Ada juga beberapa yang bisa menumbuhkan sayap.

Wanita itu lalu menatapku dengan ketakutan sambil meneggenggam ujung kakiku.

"Kaaan... sudah ku katakan jangan berteriak"

Balasku padanya yang membuatnya terdiam membatu.

Walker yang tadi lalu menoleh ke arah kami, dan seketika berlari dengan cepat lalu menendang tubuh wanita itu hingga daging2nya terhempas ke mana-mana.

Pria yang menggendong Sylen lalu terjatuh di saat aku sadar, Sylen yang terjatuh di tanah mulai menangis, tapi aku berlari dengan cepat ke arahmya sebelum anak itu berteriak.

Kecepataanku juga setara dengan Walker, sesaat aku memeluk Sylen dan ku lihat kedepan aku menyadari keberadaan Walker yang sudah ada di depanku.

"!!"

Dengan cepat aku menatap kedua mata yang berada di dahinya.

Perlahan mataku berubah menjadi merah terang, dan wajah ku mulai memunculkan retakan.

Tanpa adanya angin, rambutku mulai berhembusan dengan sendiri, Aura milikku pun mulai menampakan dirinya.

Tak lama menatapnya, Walker itu pun pergi meninggalkan kami dengan sekejap seperti berteleportasi.

Pria yang tergeletak di tanah dengan tangannya yang buntung tadi merasa ketakutan dan terkejit melihatku.

"Sebenarnya.. Apa kamu ini!?"