Chereads / The Demon's Contract / Chapter 10 - Chapter 09: Pedang Besar

Chapter 10 - Chapter 09: Pedang Besar

Manusia itu berpaikaian seragam lengkap, seperti seorang polisi...

Dia terlihat kelelahan melawan monster yang mengincarnya, dengan letih dia bangun lalu mengingkirkan debu2 dari bajunya.

Tak lama monster itu menampakan diri lalu mencoba berjalan ke arah lelaki tersebut.

Langkahnya lalu berhenti sesaat dia melewati Verlyn, Monster itu lalu mengarah ke arah Verlyn yang membuat lelaki di sana langsung terkejut.

"MENJAUH DARI SA—"

Tapi Monster itu menghiraukan Verlyn, mata dari si monster mulai berubah menjadi gelap, seakan tidak melihat Verlyn dan Sylen yang berada di sana.

Lelaki itu pun tersentak lalu memundurkan langkahnya saat dia menyadari bahwa Verlyn merupakan komplotan Alien.

"Tch!"

Dia pun bersegara bangun dan mencoba berlari menjauh dari mereka.

Sesaat berhasil, Monster tadi tiba-tiba langsung berada di sampingnya dan mencoba memukulnya ke tanah.

*BRAAAK!!

Saat Monster itu mengangkat Tangannya, keberadaan lelaki tersebut tiba-tiba menghilang.

Pandangannya lalu menuju ke arah Verlyn yang ternyata, Verlyn telah menyelamatkan nyawa laki-laki itu.

Sontak Monster itu mengamuk, tanpa berlama-lama dia langsung berada di dekat verlyn dan mulai menyerang Verlyn dengan Duri2 yang di cabut dari punggungnya.

"Dia Adalah Santapanku!"

Seketika Langit berubah menjadi gelap di sekitaran mereka, Jalanan di sekitar mulai banjir dan mata2 pun bermunculan di langit.

Sang Monster lalu memundurkan langkahnya, Melihat ketakutan si monster, lelaki itu pun menoleh ke arah Verlyn dengan wajah kebingungan.

Itu karena dia tidak bisa melihat apa yang terjadi pada si monster itu, namun matanya tertuju pada langit yang menampakan Gemuruh petir.

(Hujan?! Mustahil, kami sudah mencegah Hujan terjadi di kota ini)

Gumamnya dalam batin.

"!!"

Dia lalu tersadar dengan kepalan tangan si monster yang mengarah ke arah mereka, sesaat itu Verlyn meraih tangan si monster lalu—

*BANG!!

Tubuh sang monster meledak, membuat lelaki itu terkejut lalu dia merayap mundur menjauh dari Verlyn.

"Apa-apaan kamu ini?"

Ujarnya sambil mengarahkan Claymore ke arah Verlyn.

Verlyn pun mendekati lelaki itu sambil tersenyum namun tatapannya datar.

Pria itu mencoba bangun tapi dia tidak sanggup, dengan tenaga terakhirnya dia menunjuk ke arah Verlyn.

"BLAST!!"

*FYUUUSSH!! *BAANG!!

Sebuah Api tiba-tiba meroket ke arah Verlyn, namun Verlyn hanya memiringkan kepalanya untuk menghindar, Api itu pun meledakan sebuah bangunan di belakangnya.

Tak lama tangannya meraih pria itu, membuatnya langsung menutup mata.

(Sial!)

Umpatnya dalam batin.

"Anda seharusnya tidak menutup mata di depan bahaya"

Ujar Verlyn.

...

Dia pun mulai menyadari kesunyian di sekitarnya, saat lelaki itu membuka matanya, dia menyadari bahwa Verlyn tidak ada...

"Ha?"

Dan Senjatanya juga.

***

Tak lama, anggotanya yang lain datang menghampirinya.

"Marcus kamu tidak apa-apa?"

Seorang wanita berseragam sama mendekatinya lalu menahan lembut wajah lelaki itu.

Sang Wanita menyadari Bola mata dari prianya yang menggelap, seakan berada dalam hipnotis.

*PLAAAK!

"MArcus?!! Kamu apa yang terjadi padamu!?— Di-Dimana monster itu?"

Marcus pun menatap wanita itu dengan wajah keheranan, dia lalu melihat keadaan di langit.

"Di mana anak itu?"

Pertanyaan itu langsung membuat temannya keheranan.

"Anak apa?!"

Balasnya dengan pertanyaan penuh khawatir.

"Kamu tau ini adalah zona merah kan? Kita sudah lama mengungsikan orang2"

Serentak lelaki itu terkejut.

"Benar juga, Anak itu tidak terlihat seperti manusia normal... Senjataku di ambil olehnya"

Balasnya.

Wanita itu pun mengarah ke sekitar dan tidak melihat senjata Marcus di sekitar mereka.

"Marcus—"

"HEEEEEEY!!"

Seseorang pun meneriaki mereka dari jauh. Membuat Marcus dan temannya secara spontan menoleh ke sana.

Ternyata Anggota timnya yang lain datang menghampiri mereka.

Marcus lalu melihat temannya.

"Tolong rahasiakan apa yang barusan aku katakan padamu"

Ujarnya dengan ekspresi khawatir.

Wanita itu lalu menggenggam tangannya dan mengangguk, mereka berdua pun menghampiri teman2 mereka yang lain.

*Di sisi lain...

Verlyn terlihat berdiri di atas bangunan tinggi dan melihat mereka dari jauh sambil memberikan Sylen susu botol.

"Cup! Cup! Adek pintaarr"