***
"Hei"
(Aku berada disini lagi)
"Jadi... Kau takut akan kematian ya"
Bagaimana Kamu tau tentang itu, dan juga Apa yang Kamu lakukan padaku.
"Hahaha Kau sangat lucu loh, Aku selalu bersamamu dan itu juga karena Kau selalu Bersamaku"
Jadi maksudmu Bayanganku di bawah ini adalah dirimu?
"Kau benar namun Kamu juga salah, Ini Adalah Kita"
Kita?
"Iya Kita, Karena 'Kau' Juga 'Aku' Bagiku Jadi Semua yang ada Padaku ada juga Padamu"
Jadi maksudmu, Aku bisa Melihat Warna-warna Cahaya di tubuh Sylen karena Kita menyatu?
"Yup benar sekali"
"Kau melihatnya menggunakan Mataku dan itu gratis loh"
Tidak ada bayaran nya? Kamu adalah Monster kenapa Aku harus percaya Denganmu?
"Hahaha berhenti Memanggilku Monster, Aku sudah bilang Kita ini menyatu bukankah Kau juga Monster?"
Ugh! Jadi apa maumu?
"tidak ada, Lagi pula Kau yang Menangkapku kenapa Aku ingin sesuatu Darimu?"
Jadi begitu? Aku tidak tau kalau Monster sangat patuh dalam tata krama
"Hei ini hanya Aku loh, Kau tidak akan bertemu Monster yang Memiliki Perasaan seperti Ku lagi"
Kenapa hanya Kamu yang punya perasaan, dan juga jangan sok tau dengan Kehidupanku-
"Jika itu dulu mungkin Aku tidak akan berperasaan seperti ini, tapi seharian ini Aku Memperhatikanmu loh"
Omong kosong apa yang Kamu bicarakan, Bagaimana Monster Sepertimu bisa Melihatku sedangkan Aku tidak bisa Melihatmu?
"Tentu saja jawabannya karena Aku Matamu dan Mataku begitu juga Padamu"
"Karena Kau juga unik, Aku melihat Ingatanmu dan itu yang membuka pintu baru Bagi Monster Sepertiku...
Itu sangat kasihan ya Kau ditinggalkan Orang tua Mu, Kenalanmu bahkan Ayahmu juga–"
Baiklah Sudah cukup, Aku mengerti...
"Hey jangan bersedih seperti itu loh"
Aku tidak bersedih
"Hahaha begitu ya, ngomong-ngomong Kau harus tau, Karena Aku juga ada disini–"
Jadi?
"Jadi Bukan hanya Kau dan 'Adik' mu itu saja yang ada, Keberadaanku juga ada dan Tenang lah..."
Apa yang sebenarnya mau Kamu bicarakan—
"Aku selalu berada di Dekatmu jadi tidak usah takut akan kematian"
***
"Apa-apaan Monster itu"
Ucap Verlyn yang sedang duduk Di kursi dan meremas Dadanya.
Dia tersenyum tipis dan menoleh kesamping. Sylen masih tertidur sambil menghisap jempol ya sendiri...
"Nanti jempolmu bengkok loh"
Ucap Verlyn yang perlahan melepas jempol Sylen dari mulutnya.
"Heh jadi mata itu memang ada ya"
Sambungnya, yang melihat titik-titik cahaya putih di tubuh Sylen yang menyala terang dan Mereka sangat banyak.
"Aku harus mengerti warna dari cahaya-cahaya ini"
Katanya sambil menyentuh mata kanannya.
Verlyn lalu menoleh keluar jendela dan melihat matahari terbit dari sana.
"Sangat indah...
Kurasa bertahan hidup tidak ada salahnya, bahkan dengan adanya Mahluk ini, Aku harus bisa bertahan dan melindungi diri Kami dulu"
Jawabnya.
Verlyn lalu berdiri dari kursi itu dan berjalan menuju Kursi pengemudi, Dia memikirkan sesuatu dan mencari buka panduan pengemudi di laci yang ada di sana.
"Pasti ada buka panduan bus disini"
Ucapnya sambil mengacak-acak barang di dalam laci itu, Tangannya pun berhenti saat menyentuh benda yang diinginkan nya itu.
"Ini Dia!"
Dia mengeluarkan Buku itu dan mengangkatnya. Dia membuka buku itu dan perlahan membacanya—
"Tunggu dulu, ini bukan buka pengemudi"
Jawabnya, yang melihat isi dari buku itu dimana menunjukan Letak tempat-temlat aman dan senjata-senjata yang ada di dalam bus ini.
"Ini, Mereka seperti sudah mengetahui apa yang akan terjadi"
Verlyn pun dengan cepat mencari buku-buka lain dan benar saja, buka lain menunjukan Cara menembak dan tentang kesehatan.
"Siapa sebenarnya Orang-orang ini"
Verlyn mengambil ketiga buku itu dan menaruhnya ke dalam tas yang berada di bawah kursinya itu, Namun Dia tidak menaruh buku tentang Cara menembak.
"Siapa pun orang-orang ini, Aku berterima kasih pada Mereka"
Katanya.
Dia Pun mengambil buku itu dan Sniper yang berada di bawah kursi, dan keluar dari bus bersama dengan benda-benda itu.
"Aku harus mencobanya"
Ungkap Verlyn saat menginjak kaki di jalanan.
Dia Melihat ke arah hutan dan memfokuskan matanya...
'Matanya adalah mataku, Aku harus bisa'
Ucapnya dalam batin.
Verlyn menyulitkan matanya dan lebih fokus lagi...
"!!"
Tak lama dari itu, Beberapa titik cahaya merah muncul di pandangannya.
"Ini Dia!"
Ungkapnya.
Yang yakin akan cahaya merah itu, yang menandakan ada Mahluk yang hidup.
"Bertahanlah Dulu Sylen"
Ucapnya yang melihat kedalam bus.
Verlyn pun langsung membalikan pandangannya dan pergi ke dalam hutan.
"..."
Dia berlari menuju titik cahaya merah yang paling kecil, saat dekat dengan cahaya itu Verlyn pun mengintip dari belakang pohon, untuk melihat seperti apa Mahluk itu...
"!!"
Dia terkejut saat melihat titik cahaya merah kecil itu adalah seekor rusa dewasa, Jika titik kecil cahaya ini melambangkan Ukuran seekor rusa dewasa lalu bagaimana dengan Ukuran Mahluk yang memiliki titik cahaya merah yang besar...
'Ini bahaya'
Verlyn merasa khawatir dengan keadaan Sylen dan menginjak tanah dengan keras untuk berbalik ke bus—
Krak!
Tanpa Sengaja Verlyn menginjak sebuah batang, dan suara itu membuat rusa dewasa tadi berbalik kearah Verlyn.
"!!"
Verlyn yang melihatnya pun merasakan Hawa membunuh yang kuat dari Rusa itu.
"Apa-apaan ini, Gigi Rusa itu bertaring"
Tubuhnya bergetar namun dengan cepat, Verlyn menodongkan Senjata nya kearah Rusa itu. Disisi lain Rusa itu mengeluarkan asap dari mulutnya dan melihat Verlyn seperti melihat mangsa, Verlyn pun menekan pelatuknya dan secara bersamaan Rusa itu berlari kearahnya.
DOR!!
Burung-burung beterbangan di langit.
Keadaan yang terjadi pada Verlyn tidak terduga. Rusa itu berhasil menggigit jari telunjuk dan jari jempol Verlyn di tangan kirinya hingga putus, beruntung nya keadaan rusa itu sudah tidak bernyawa lagi, Peluru yang di tembakan masuk kedalam mulut Rusa itu saat Dia membuka mulutnya dan itu membunuhnya dari dalam...
"Haffuh~ Aku Beruntung"
Jawabnya yang sedang bergemetaran.
Dia melepaskan Genggamannya dan memeluk Tubuhnya dengan erat sambil melihat Rusa yang terbaring di tanah itu...
"B-bahkan Hewan biasa pun menjadi Monster"
Jawabnya dengan gugup.
Dia lalu mengingat sesuatu dan berlari kembali ke bus bersama dengan Sniper nya.
Saat berada di luar hutan, Dia langsung melihat bus yang keadaan masih seperti biasa...
"Syukurlah"
Ucapnya.
Verlyn pun berjalan perlahan masuk ke dalam bus dan membuang Senjata nya ke kursi paling depan.
Dia mengambil kotak P3K dan menyiram jarinya yang masih meneteskan darah itu dengan Alkohol—
"Khugh!"
Rasa Sakit di Rasakannya, Namun Verlyn menahan rasa sakit itu.
'Ini sangat sakit- SIAL!!'
Teriaknya dalam batin.
Setelah itu Verlyn mengambil perban dan membalut Kedua jarinya itu, Saat sudah selesai membalut Tangannya, ujung perban pun digigit dan Dia mulai mengikatnya dengan tangan kanannya.
"Kurasa ini sudah cukup"
Ucapnya sambil menggerakkan tangannya kearah Sylen masih tertidur.
"Mulai sekarang Aku harus berwaspada, Jika itu seekor kucing pun Aku harus berwaspada, melihat Rusa itu membawa ketakutan sendiri Padaku—"
***
Verlyn menutup matanya dan mulai berkonsentrasi. Dia menarik dan membuang nafasnya perlahan dan mengulangnya terus menerus, hingga kemudian Dia mulai tenang dan berpikir...
"Setidaknya Aku harus bisa mengendalikan kekuatan ini untuk melindungi Kami berdua"
Jawabnya pada diri sendiri, yang kemudian Dia melihat kedua tangannya dimana Dia telah kehilangan 2 jari dari salah satu tangannya itu...
"Aku harus menjadi Kuat agar tidak kehilangan sesuatu yang lebih penting dari ini lagi"
Verlyn pun berdiri dari bangku nya dan mulai berjalan keluar bus, tapi sebelum itu Dia membuka kaca jendela baris ke tiga. Saat sampai diluar Dia mulai naik ke atap bus dari jendela yang di bukanya tadi.
Setelah sampai diatap Bus, Verlyn duduk menyilang kakinya disana dan mulai menutup matanya...
'Fokus'
Dia mulai membayangi aliran-aliran darahnya mengalir ke matanya, secara perlahan dan perlahan...
Tak lama dari itu, Titik-titik merah mulai di lihatnya dan bentuk semula dari titik-titik itu mulai merubah bentuk nya...
"!!"
Verlyn terkejut, saat titik-titik itu menunjukan bentuk asli mahkuk-mahluk tersebut.
Mahluk yang paling dekat dan paling banyak di lihat nya adalah cahaya yang berbentuk gorila, Rusa, dan manusia namun tangan Mereka berbeda, lalu yang paling sedikit dan berada jauh adalah mahkuk yang bentuknya tidak bisa dikonfirmasikan oleh Verlyn sendiri.
"Tidak! Aku dan Sylen tidak bisa berlama-lama disini"
Jawabnya.
Dengan cepat dia melompat dari atas Bus, yang kemudian rasa sakit mulai dirasakan olehnya-
"Geuhk!! Cerobohnya Aku"
Katanya. Lalu Dia Pun berjalan ke dalam bus dengan pincang dan mulai membuka pintu bus, setelah itu dirinya duduk di samping Sylen dan menetapkan keinginan untuk membaca Ketiga Buku tadi, setidaknya sampai Dia Bisa memahami semuanya-
"Bwabwabha"
"Ah- Syl? Benar juga"
Tapi sebelum itu, mengisi perut Sylen adalah hal utama.
Bersambung...