[Suatu Tempat Paling Rahasia]
"Jadi, apa yang terjadi? Apa yang membuat para Master Besar sampai berkumpul?" Tanya Estera kepada seorang Pria yang berjalan menghampirinya.
"Laporannya harusnya sudah dikirimkan padamu." Jawab Landers Lavine.
"Aku tidak membacanya. Lebih cepat menanyakan langsung pada orang yang terlibat, kan? Jadi, Anak Iblis itu belum berevolusi? Bukankah kalian diperintahkan untuk mengurusnya?"
"Seseorang menghentikan pergerakan kami, Gion yang saat itu mengawal misi penculikan telah tewas ditempat. Ditambah Nigun pun tewas saat mencoba membalaskan dendamnya. Akhirnya kami pun terpaksa harus mundur."
"Sekuat itu kah?"
"Ya, dia sangat kuat."
"Apa dia seorang Pria?"
"Ya."
"Lalu, antara aku dan dia menurutmu siapa yang lebih kuat?"
"Tentu saja dirimu."
"Begitu ya, sayang sekali kalau begitu. Padahal aku ingin sekali bertarung dengan seseorang yang lebih kuat dariku.
* Estera Delova - Kapten #1 XGuard *
**
Di halaman Kastil Tua terlihat puluhan Prajurit milik Scarra sedang mengepung Ares dan Riku. Namun hanya belasan saja yang maju menyerang dan mencoba menangkap mereka.
Ares dan Riku mencoba melakukan perlawanan, dan pertarungan pun tak bisa dihindarkan.
Traaankk... Traankk... Treenkk...
"Riku, sekarang!
Bbooom.
"Tak bisa! Serangan Ku tak bisa menembusnya!"
"Cih, makhluk apa mereka! Tubuhnya keras sekali!"
"Ninja Evasion!"
Ares meningkatkan daya hindarannya, sehingga reflek dan kecepatan geraknya meningkat hingga 2x lipat.
"Ninja Clown!"
Ares menggandakan dirinya, dan memberikan setengah kekuatannya kepada bayangannya tersebut.
"Riku, ayo kita lakukan!"
"Baiklah, Sage Of The Darkness!"
Riku menggandakan pedangnya menjadi 10 bagian, dan masing-masing pedang tersebut menyerang setiap prajurit di hadapannya.
Ares dan bayangannya menyerang salah satu prajurit yang terlihat sangat kuat. Mereka berdua menyerang secara bergantian dengan sangat cepat dan terus menerus.
Traankk... Traannkk...
Prajurit tersebut menghempaskan pedang besarnya dan mengenai tubuh Ares. Namun tubuh Ares saat itu berubah menjadi sebuah balok kayu, dan kemudian dia muncul tepat di atas kepala Prajurit Raksasa tersebut.
"Kena kau!"
Btaaannkk.
Serangan Ares tak mampu menembus pelindung kepala Prajurit tersebut.
Di atas udara Ares memutarkan tubuhnya sambil mengayunkan pedangnya, dan mencoba menyerang lagi kepalanya untuk kedua kalinya.
Traannkk.
Bayangan Ares menyambutnya dengan menebas bagian kaki Prajurit tersebut.
Traannkk.
"Sial! Keras sekali!"
Prajurit besar tersebut terus bertahan dari serangan Ares yang sangat cepat, sambil sesekali berusaha melancarkan serangan balik kepadanya. Namun karena badannya yang besar membuat gerakannya menjadi lebih lambat. Dan hal itu menjadi keuntungan bagi Ares.
Ares dan bayangannya terus menerus menghilang dan menyerang seketika. Namun serangannya tetap saja tak mampu merobohkan sang Prajurit besar tersebut.
"Suicide Fall!"
Ares menendang kepala Prajurit tersebut dengan sangat keras, namun Prajurit itu masih tetap berdiri dengan kokoh. Dan dengan cepat dirinya langsung memegang kaki Ares, lalu kemudian membantingnya ke tanah.
Wuusshh...
Kembali, Ares menjadi sebuah balok kayu lagi.
"Corupt Ground!"
Riku mengeluarkan ratusan kawat hitam dari dalam tanah, dan mencoba menarik para prajurit yang ada di hadapannya.
Ccrraaak.
"A-Apa yang terjadi? Kawatnya... Tak sanggup menariknya!"
Tiba-Tiba salah satu Prajurit datang dari arah belakang, dan langsung mengayunkan pedangnya ke arah Riku.
Dduuarr.
Riku melompat dan menghindari serangan tersebut, sambil melakukan serangan balik dengan pedang-pedangnya.
Ledakan tersebut menarik perhatian Ares saat itu, dan dia pun melirik ke arah suara tersebut.
Saat itu, Riku terlihat sedang menghadapi belasan Prajurit sekaligus. Dirinya mengendalikan pedang-pedangnya dari jarak jauh, dan terus berusaha menjaga jarak dengan para prajurit tersebut.
Keringat dingin pun mulai terlihat bercucuran, dan itu tandanya dia hampir mencapai batasnya.
"Riku, kamu sudah mencapai batas mu, ya. Tidak ada cara lain, bagaimanapun kamu tidak boleh mati disini."
"Ninja Clown!"
Ares membuat sepuluh bayangan dirinya, lalu membagi rata kekuatannya kepada sepuluh bayangannya tersebut.
"Riku, pergilah! Biar Kaka yang tahan mereka!"
"Tapi Kak, Kakak bisa mati!"
"Pergilah! Kaka akan baik-baik saja, Kakak akan menyusul nanti!" Teriak Ares sambil menahan serangan dari belasan para prajurit tersebut.
"Berjanjilah!"
"Ya, Kakak janji!"
Riku pun berlari pergi dengan sangat cepat. Dan para Prajurit yang lain tidak mengejarnya, dan terlihat seolah seperti membiarkannya.
"Bagus." Ketika Ares melihat Riku telah pergi jauh dan bahkan tidak terlihat lagi, dia pun menggunakan Skill Hidden Shadow miliknya.
Skill ini membuat dirinya tidak terlihat dalam waktu yang cukup lama. Skill ini mirip dengan Skill Ghost Step yang terdapat dalam Class Samurai, hanya saja durasi menghilangnya lebih lama dibandingkan dengan Skill Ghost Step milik Class Samurai.
Dengan cepat Ares berlari meninggalkan Area Pertarungan. Kemudian dirinya melirik kebelakang. "Yosh, mereka tidak mengejar."
Bllaasstt...
Prajurit berbadan besar lainya tiba-tiba muncul di hadapan Ares, dan seketika langsung mencekiknya, lalu mengangkatnya keatas.
"Aarhh... Ke-Kenapa dia bisa melihatku?"
Prajurit tersebut mencekiknya dengan sangat keras, hingga membuat jumlah HP Ares saat itu terus menurun dengan sangat deras.
"Lepaskan!" Teriak Scarra dari kejauhan.
Serentak para Prajurit yang ada di sana bersujud, termasuk Prajurit yang saat itu mencekik Ares.
"My Lord!" Serentak.
Ares tergeletak kesakitan.
"Ada apa ini?"
"Manusia ini mencoba menyusup kedalam Kastil kita, My Lord. Dia harus di bunuh." Seorang Prajurit wanita mencoba memberikan penjelasannya.
"Yang memutuskan hal itu adalah aku, bukan kalian!" Teriak Scarra dengan ekspresi yang terlihat sangat marah.
"Maaf, My Lord!"
"Bawa dia kedalam!"
"Baik, My Lord!" Serentak.
Mereka pun membawa Ares ke sebuah penjara di ruang bawah tanah Kastil tersebut.
"Jaga dia! Aku akan pergi dulu sebentar." Saat itu Scarra mencoba mengumpulkan Maggie dan Cezar.
"Tatapannya, menyeramkan sekali." Ucap Prajurit Wanita yang saat itu sedang menjaga Ares.
"Benar. Lihat! Tanganku saja sampai sekarang masih merinding." Jawab penjaga yang lain.
"Siapa kalian?!" Teriak Ares dari dalam jeruji.
Para penjaga itu tidak menjawabnya dan hanya terdiam membisu.
"Kenapa kalian menangkap ku? Aku bukan penyusup! Aku hanya berniat beristirahat!"
Lagi-Lagi para penjaga itu mengacuhkannya.
"Jawablah! Tolong lepaskan aku!"
Kemudian Prajurit yang lain datang dan menjemput Ares.
"Lepaskan! Kalian mau membawaku kemana?"
Para Prajurit itu menghiraukannya dan terus menyeretnya. Hingga sampailah mereka di Singgasana Scarra.
"My Lord!"
Setelah para Prajurit meletakan Ares di hadapannya, Scarra pun menyuruh pergi para Prajuritnya tersebut.
Sambil tersujud, Ares memandang Scarra, Maggie serta Cezar yang saat itu berada di hadapannya.
"My Lord, Aku bukan penyusup!"
Bersambung.