Chereads / Aku Kamu dan Masa itu / Chapter 4 - Melepaskan sesuatu yang belum dimiliki

Chapter 4 - Melepaskan sesuatu yang belum dimiliki

POV BEY

Setting

Di depan sebuah gedung kos yang sudah beberapa bulan ini akrab untuk ketiga remaja siswi SMK, mereka akhirnya menyelesaikan tugas kerja lapangan

-

-

-

Aku menoleh ke belakang sekali lagi, melihat jelas rumah dengan cat yang kian memudar. Langit senja kali ini terlihat menguning, udara sore pun terasa berangin meninggalkan kehangatan siang hari

Aku menghapus airmata dalam diam. Kenangan itu belum pernah memudar dalam memori ku

Willa menarik tangan ku dengan sedikit memakai tenaga, diikuti Dina yang mendorong bahu ku. Mereka mendesak supaya aku segera meninggalkan pagar hitam dimana menjadi pembatas antara kita dulu

" yuk Bey ! mama sama papa kamu udah nunggu di mobil " ujar Dina

" Sini gue bawain " Willa merebut tas ku yang mungkin terlihat berat hingga menghalau langkah ku

Dina meraih tas sandang ku juga, dia segera berlari menghampiri mobil keluarga ku

Papa dan mama, mereka segera memeluk ku erat, pelukan rindu. Aku membalas pelukan itu, akupun rindu, bahkan kerinduan ku tak tau kapan akan berkurang, itu membuat ku menangis

Orang tua ku begitu rindu akan jarak kami yang terpisah, akan anak gadis manjanya yang bisa menjalani hari hari sendiri di sini menjadi anak kos, mereka begitu bahagia saat memelukku. Tapi aku, aku bukan tak merindukan mereka, papa dan mama, hanya saja..

Aku terisak dalam pelukan mama diantara kain halus blus Mama yang lembut. Mama dan Papa mengelus kepala ku berusaha menenangkan

Dina dan Willa ikut bergabung memeluk diri ku , hingga aku tertawa sambil menahan tangis, sebenarnya aku menangis karena rasa rindu ku pada pria itu, maafkan aku karena kalian pasti menyangka tangisan ini karena kerinduan ku pada rumah, pada kedua orang tua ku, tapi aku malah memikirkan orang lain

" bye bye kosan !! " Willa melambaikan tangan diikuti Dina, aku berjalan beberapa langkah mendekati kosan itu, menatap sekali lagi

Aku mengingat jelas malam itu, ciuman mu, pelukan mu dan bisikan mu

Kata mu kau menyukai ku

Kata mu kau menginginkan ku

Kau mencium ku memeluk dan mengambil hati ku

Kau mengisi semua cinta dalam hati ku

Mengambil semua harapan cinta ku

Aku tidak bisa lagi membendung sesak di dada ku, aku merindukanmu...

Aku ingin melihat mu, aku ingin menanyakan kabar mu, aku.... aakuuu.....

" huuuuu....huuuuu...huuuu... " Aku terisak dan kian menjadi, aku tak mampu membendung tangisan ku

Kudengar Willa dan Dina begitu cemas melihat tingkah ku, tangisan ini terlalu berlebihan untuk perpisahan dengan kamar kami yang begitu biasa, Dina dan Willa pasti meraut wajah bingung dengan tingkah berlebihan ku ini

Aku mengelap airmata ku dengan segera. Aku tidak ingin Mama dan Papa ikut khawatir, aku segera berbalik dan memaksakan bibir untuk tersenyum, aku tak mau mereka ikut cemas dengan perasaan tak terkontrol ku ini

" Ayo kita pulang " seru ku sambil berlari menuju mobil

Selamat tinggal Mario, selamat tinggal kenangan, aku tidak mampu mengabaikan memori itu, akan terus tersimpan dihati ku

Mario.. Aku menanti mu

*** *****

POV BEY

Setting

Di sebuah cafe di sisi jalan, Bey dan Willa sedang menunggu Dina yang terlambat datang dari waktu janjian mereka, keduanya bahkan sudah menghabiskan sepotong red velvet dan minuman segar

-

-

-

" Bey, Will, kenalin ini Sammy " Dina menghampiri meja makan sambil menggandeng lengan seorang cowok

" Aku Bey " sambut ku pada uluran tangannya

" Willa "

" gue Sammy " Aku bergantian dengan Willa menyambut tangan Sammy.

" Cieee... peje dunk ! " gurau Willa, pundaknya menyentuh pundak ku. Aku cuma bisa tersenyum melihat tingkah pasangan baru yang sedang kasmaran itu. Dina dan seorang pria

" makan-makan, tar gue biarin.." Dina dan Sammy kompak tertawa, Willa membalas dengan mencibir

Triiing...

" eh, Vino nelp... " Willa buru-buru mengangkat ponselnya

" buruan yang, kita uda kumpul... ya biasa, ada si jomblo juga! " Dina dan Sammy terkekeh mendengar percakan Willa dan Vino dari seberang sana. Semua paham betul apa maksud dari kata si jomblo.Aku memonyongkan bibir, pura-pura marah karena kalimat Willa terhadap ku.

" hehee.... becanda "

" jahat lu Will, liat tuh muka si jomblo jadi berlipat " Dina ikut menimpali guyonan Willa. Aku memukul pelan lengan Dina, mereka sama saja. Semua tertawa. Aku tidak pernah bisa marah terhadap mereka. Justru mereka selalu membuat ku tertawa

Akhir-akhir ini kami jarang bisa berkumpul seperti ini. Sejak menjadi maba aktivitas selalu saja padat. Dan saat bertemu dengan mereka seperti ini. Mereka sepertinya lumayan cepat berubah. Willa yang makin stylist dan hubungannya dengan Vino semakin dekat

Dina juga semakin dewasa dan tetap saja humoris. Pantas saja Sammy yang cool dan populer bisa jadi gandengannya. Mereka terlihat serasi

Aku melihat senyum Willa yang riang menyambut kedatangan Vino (baca novel : bukan salah jodoh ) yang berjalan dari parkiran. Tangannya melambai pelan

" siiiniiii beeeebb.... " teriak Willa. Aku menggoda Willa dengan mendorong bahunya. Willa menatapku sambil berdesit meminta aku untuk menjaga sikap. Hah!

" sstt.. Vino tuh dingin banget, gue masih cari cara buat lelehin doi " bisik Willa membuat aku meraut bingung. Dina ikut menoleh ke arah kedatangan Vino. Auranya sangat berbeda. Seketika sosok pria dewasa dengan dandanan parlente lengkap dengan tunggangan mesin besi yang dia bawa. Wah sungguh luar biasa. Mobil limitied edition. Willa bisa menemukan permata dimana. Mataku tak percaya melihat raut dingin pria Willa dan tunggangan mahalnya.

" hahahaaa... makanya cari pacar " lagi-lagi Dina mengolok ku. Dia menyadari tatapan bengong ku pada pria Willa. Kalimat Dina membuat mata ku segera tersadar dari wajah dingin gebetan Willa. Sammy mengusap wajah Dina, hingga gadis itu menghentikan kalimat ledekannya

" jangan gt ah... " bisik Sammy mengingatkan Dina

" ga papa, Dia mah kebal " balas Dina sambil mencibir pacarnya. Sammy terlihat gemas melihat tingkah Dina. Dia menarik ujung hidung Dina dengan gemay. Mereka sengaja pamer dihadapanku ya !

" kayaknya, Aku harus pergi " aku memeluk Willa dan Dina bergantian. Tentu saja aku memilih meninggalian mereka yang kasmaran. Aku tak seharusnya mengganggu kencan ganda mereka. Toko buku di seberang sana lebih menggoda dan cocok untukku

Aku meraih minuman ku dan berlalu. Meninggalkan suara dan tawa mereka di belakang. Aku bahagia dengan kalian. Selamat menikmati hari-hari menjadi mahasiswa.

Willa dan Dina sahabat SMK ku. Sahabat yang selalu bersama dengan ku, tapi ada rahasia yang belum aku ceritakan pada mereka. Mungkin ini belum saatnya, melihat mereka bisa memiliki pasangan dan menghabiskan waktu seperti remaja lainnya membuat ku ikut senang, walau..

Aku menarik nafas dalam, ah.. aku harus melupakan dia

Triiiiinggg.....

pesan singkat dari Dina

Bey, nomor ponsel lu gue kasiin Sammy, doi punya temen oke bingits...😘

Aku membalas hanya dengan emot senyum. Baik Dina ataupun Willa sudah beberapa kali mencoba mengenalkan ku pada pria tapi sampai saat ini.

Mataku melihat ke bawah ternyata tali kets ku terlepas. Aku membenarkan tali sepatu di sisi jalan

Bahkan sampai saat ini aku masih jelas mengingat mu

Mario

Badannya yang tinggi, punggungnya yang lebar, bahunya yang tegap. Senyumnya, raut wajahnya, sikap yang tidak mampu ku tebak. Sentuhannya, ciumannya, bibir dan pelukan mu

Aku merinding, hanya dengan mengingat mu saja

Dulu dada ku sering sesak dan tangis ku selalu pecah saat malam tiba, saat mengingat malam singkat kita

Tapi kini, aku bisa mengenang mu sambil tersenyum. Sambil menikmati hangat nya matahari. Sejuknya angin siang yang menerpa rambut ku membuat hatiku merasa lebih lega

Aku melihat diriku dalam cermin toko. Bayangan ku yang telah berubah. Aku sudah bukan gadis kecil lagi. Rambutku yang memanjang, wajahku yang menegas. Aku memang bukan gadis kecil lagi

Aku memoles sedikit liptint dan mengulumnya. Aku mencoba tersenyum lebar. Seseorang melambaikan tangan dari dalam toko. Sepertinya dia memperhatikan tingkah konyol ku yang terlalu percaya diri

Aku mempertegas penglihatan ku. benar saja, seseorang sedang memperhatikan ku dari dalam. Wajahnya cengengesan melihat tingkah ku. Wajah ku jadi panas, aku menutupi wajah dengan kedua tangan ku

" malu bangeet.. " gumam ku sambil berlalu. Aku berlari kecil memasuki toko buku. Menghilang dari tatapan mata pria asing tadi.

Baru saja aku mencoba untuk percaya diri eh hanya dengan lambaian kecil pria asing itu sudah membuat kepercayaan ku down. Haduh, aku malu sekali. Aku menggelengkan kepala mencoba melupakan kejadian tadi

" ah lebih baik segera cari buku " gumam ku berusaha melupakan kejadian kecil tadi. Aku mulai menyusuri rak demi rak, mencari bacaan yang sangat aku gemari, cerita romantis remaja

Triiing..

Aku melihat nomer tak dikenal di layar HP ku. Ah pasti pria yang dimaksud sahabatku tadi, begitulah pikir ku

" Hay Bey, Aku Milo temennya Sammy... " aku membaca sekilas. Itu tidak mencuri perhatian, maafkan aku Din. Sesegera mungkin aku taruh ponsel ku dan meneruskan pencarian buku-buku baru

Aku terlalu sibuk mencari buku. Menarik dan meletakkan. Sampai tidak sengaja menjatuhkan satu buku di samping ku. Ketika tangan ku ingin meraih buku itu. Seseorang mendahului ku. Dia lebih dulu menggapai buku yang jatuh ke lantai

Aku hanya bisa melihat ujung sepatu pantofelnya yang licin. Perlahan pandangan ku mulai naik. Sepertinya aku harus mengucapkan maaf dan terima kasih padanya yang sudah membantuku.

Sorot mataku menangkap potongan pria dengan alas pantofel kulit, kemeja biru yang licin. Tangan terlihat kokoh dan tegap, urat nya jelas terlihat di punggung telapak tangannya. Aku meraih buku ditangannya tanpa melihat wajahnya

" terima kasih " ujar ku pelan masih terus menatap buku di tangan kami

" sama-sama " ujarnya juga pelan sedikit ke samping tubuh ku. Dia mendekati telinga ku. Dia mengulang kalimatnya sekali lagi. Suara itu ! sontak aku menengadahkan kepala. Wajahnya membuat mata ku seketika membesar. Aku tak percaya

Tidak mungkin! kaki ku sontak melangkah mundur hingga terdesak rak buku. Wajah itu wajah yang aku kenal. Suara itu mengingatkan akan bisikan yang tak mungkin aku lupakan

" Marioo " gumam ku dengan suara bergetar

Belum sempat dia menjawab ku. Seseorang melambaikan tangan dari arah kasir. Aku ikut menoleh dan sekali lagi aku tidak percaya

Wanita itu!

" Sofia.. " aku bergumam lagi dengan wajah kian terkejut. Mario menghampiri wanita itu. Tangan mereka saling bersentuhan. Sofia menggandeng Mario ? Aku tidak bisa percaya. Ada apa dengan mataku ? ada yang salah sepertinya dengan mata ku

Aku harus memastikan sekali lagi. Segera aku meninggalkan rak buku. Mata ini terasa amat panas. Airmata ku jatuh tanpa henti. Aku melihat jelas itu Mario dan Sofia, aku tak boleh menyanggah. Kenapa hati ini berdenyit sakit

Pandangan ku mengikuti mereka yang kian menjauh. Sofia yang bergelayut mesra, Mario yang membawa kantong belanja dan stroller. Itu kereta bayi! aku berlari mencari lagi sosok mereka yang begitu cepat berbaur di keramaian

" kemana.... " aku kehilangan sosok mereka

Aku terus berlari ke kanan, ke kiri, menyebrang jalan, memasuki pertokoan, menoleh ke segala arah berkali kali, semua seperti berputar dan mengapa jalanan hari ini begitu ramai ?

" mereka kemana... ? " aku mengelap keringat yang menetes di dahi dengan ujung lengan baju ku. Keringat mulai memudarkan makeup ku. Aku tidak peduli, aku ingin memastikan kalau tadi bukanlah Mario yang ku tahu. Wanita itu juga bukan Sofia

Aku berharap salah faham lagi

Aku tidak percaya melihat kereta bayi bersama mereka. Bukankah Sofia punya lelaki lain!

Bukankah Mario sepupunya? Bukankah Sofia dan Mario..

Tidak mungkin, aku tidak akan percaya. Mario jelaskan pada ku ! aku mulai terisak. Dada yang sesak memaksaku menumpahkan semua nya

Sudah tak terbendung lagi, aku cuma terus menangis. Aku terus berlari kecil menelusuri jalanan sambil menahan tangis yang terus turun. Kepalaku mulai sakit rasanya mau pecah. Walau aku mengabaikan rasanya tapi kian menyiksa. Dadaku sesak

Sakit.

Aku tidak mampu lagi menahan semua tentang mu. Aku benar-benar menyukai mu Mario!!

Mengapa kamu begini terhadap ku, mengapa semua misteri tentang mu, beri aku jawaban

Jelaskan pada ku!!

Jangan biarkan aku menanggung semuanya, aku tidak sanggup lagi. Aku menginginkan diri mu! Mario...

M.A.R.I.O

Benarkah aku kehilangan diri mu

***

terima kasih sudah membaca sampai disini..

terus dukung dengan memberi review dan komentar berikut 5bintang di depan..

Komentar tiap tiap babnya..

Kirim power stone sebanyak2nya

beri hadiah sebanyak banyak ya agar penulis terus bersemangat dalam berkarya