Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Pokemon Mix : Ridge Academy

🇮🇩mufamon
--
chs / week
--
NOT RATINGS
15.3k
Views
Synopsis
Alicia berhasil masuk ke Ridge Academy dan bersama partnernya Charmander. Mereka begitu bahagia hingga tidak menyadari kalau sesuatu sedang terjadi dan mereka harus melakukan sesuatu untuk menghentikan itu.
VIEW MORE

Chapter 1 - Ridge Academy

Alicia berjalan ditengah hutan bersama partnernya, Charmander. Mereka mengendap-endap dibalik pepohonan besar dan sesekali bersembunyi dibalik semak belukar. Alicia melihat ke arah seekor Sawsbuck yang tengah memakan rumput di lantai hutan. Ada beberapa Deerling yang bermain disekitarnya.

"Apa aku bisa mengalahkannya? Aku takut kau terluka, tapi kita butuh exp untuk membuatmu berevolusi." Alicia melihat ke arah Charmander. "Apa kau bisa mengalahkannya?" Tanya Alicia yang dijawab anggukan mantap oleh Charmander.

Mereka berdua melompat keluar dari semak belukar yang mengagetkan Sawsbuck dan sekelompok Deerling. Sawsbuck itu bersiap pada kuda-kudanya dengan tanduk yang diarahkan kepada Charmander.

"Smokescreen!" Perintah Alicia. Charmander menghembuskan asap hitam pekat ke arah Sawsbuck.

Sawsbuck yang tak bisa melihat posisi lawannya menyerang dengan sembarangan. Ia mengarahkan Energy ball ke arah pepohonan dan sekali ke arah Deerling yang berada di belakangnya.

"Ember!" Charmander yang mendengar perintah Alicia segera menyemburkan percikan api. Serangan ini sangat efektif dan mengakibatkan luka serius pada Sawsbuck.

"Sekali lagi Ember!" Alicia terus menggunakan Ember untuk mengalahkan Sawsbuck itu. Butuh 10 kali serangan sampai Charmander berhasil membuat Sawsbuck itu tumbang.

Deerling berlarian ke dalam semak belukar meninggalkan Sawsbuck yang tak berdaya lagi. Alicia melihat mereka kabur, tapi dia tidak mengejar mereka, karena tujuan awalnya sudah tercapai. Charmander mengeluarkan cahaya biru dari tubuhnya yang perlahan mengubah bentuk tubuhnya. Tak lama cahaya itu menghilang dan menampakkan Charmeleon yang terlihat lebih kuat.

"Bagaimana rasanya? Apa kau merasa lebih kuat?" Tanya Alicia pada Charmeleon yang masih memperhatikan dirinya sendiri.

"Char!" Charmeleon tersenyum ke arah Alicia.

"Ayo pulang. Aku tidak sabar memamerkanmu pada Ayah." Alicia menggandeng tangan Charmeleon yang memiliki cakar besar. "Oh iya, aku hampir lupa. Aku harus berterima kasih pada Sawsbuck yang sudah membantu kita tadi." Alicia berbalik dan memberikan 3 buah Oran berry kepada Sawsbuck yang baru saja sadar.

Mereka berdua berjalan pulang tanpa mengendap-endap seperti saat mereka mengincar Sawsbuck.

***

Sesampainya dirumah, Alicia menemukan Ayahnya yang sedang memperbaiki sebuah mobil di depan rumahnya. Ada seekor Raticate yang membantu membawakan kotak perkakas. Raticate yang melihat kedatangan Alicia segera memberitau partnernya yang sedang sibuk di kolong mobil.

"Oh, Alicia, lihat dia. Dia terlihat lebih kuat dari saat kau berangkat tadi." Kata Ayahnya yang berlumuran oli.

"Ya, dia memang pantas mendapatkan ini karena sudah berusaha teramat sangat keras." Alicia membusungkan dadanya.

"Kalau begitu masuklah dan siapkan makan malam untuk kami." Kata Ayahnya yang kembali ke bawah kolong mobil.

"Oh ayolah! Apa Ayah lupa soal perjanjian kita? Ayah berjanji jika aku bisa membuat Charmander berevolusi, Ayah akan menuruti 1 permintaanku dan tidak peduli apa pun itu." Omelan Alicia membuat Ayahnya keluar dari kolong mobil.

"Ayah tidak lupa, tapi asal kau tau, kami kelaparan. Kalian berdua jugakan?" Lelaki itu menunjuk Raticate dan Charmeleon yang membalasnya dengan anggukan.

"Baiklah, setelah makan malam aku akan menagih janji yang telah Ayah buat." Alicia pun berlalu.

Alicia mulai memasak dan menyiapkan meja untuk makan malam. Charmeleon tidak hanya diam saja, Ia juga membantuk membawakan piring dan perlengkapan makan lainnya. Mereka menyelesaikan persiapan untuk makan malam itu dalam waktu singkat.

"Jadi apa yang akan kau minta dari Ayah?" Kata lelaki itu saat sedang menyantap makan malamnya.

"Jadi begini, sebentar lagi aku akan lulus smp dan berpikir untuk masuk ke akademi. Tapi aku tidak yakin apakah Ayah akan mengizinkanku lanjut atau tidak." Alicia mengaduk makanannya sambil berbicara dan mencoba untuk tidak melihat ke arah Ayahnya.

"Kalau itu kau tidak perlu bertanya, karena sudah pasti akan Ayah masukkan ke akademi. Jadi akademi mana yang kau pilih?"

"Aku sudah memutuskan untuk masuk ke akademi Ridge." Jawab Alicia dengan suaranya yang sedikit bergetar.

"Apa kau yakin? Akademi itu jauh dari rumah dan kau akan tinggal di asrama."

"Aku yakin dan akan belajar dengan giat." Alicia menjawab dengan mantap.

"Siapa itu Giat? Apa dia pacarmu? Kenapa tidak memberi tau Ayah soal dia?"

"Ayah, itu bukan nama orang. Ayolah cepat jawab."

"Hmm, bagaimana ya. Kau adalah putriku satu-satunya. Aku tidak tega melepaskanmu begitu saja."

"Aku janji tidak akan membuat masalah."

"Akan ayah pikirkan."

***

Keesokan harinya Alicia berangkat ke sekolahnya bersama Charmeleon. Di perjalanan Ia bertemu dengan sahabatnya yang sudah bersamanya sejak kecil. Yeah, karena mereka tinggal dilingkungan yang sama sejak mereka lahir.

"Selamat pagi, Shopie." Sapa Alicia dengan penuh semangat.

"Oh, ini sudah pagi ternyata." Kata Shopie kepada Shinx yang Ia gendong.

"Masih pagi dan kau sudah menyebalkan." Alicia membuang wajahnya dan berjalan sedikit lebih cepat hingga mendahului Shopie.

"Bagaimana aku tidak menyebalkan, hari ini hasil ujian kita akan keluar dan aku gugup hingga ke ubun-ubun." Shopie memeluk Shinx lebih erat. Merasa tertekan, Shinx mengeluarkan kejutan listrik yang cukup kuat hingga membuat rambut Shopie acak-acakan.

"O! Kau benar! Hari ini adalah harinya. Ayo, kita tidak boleh terlambat untuk mendengar pengumuman itu." Alicia menarik lengan Shopie dan mengajaknya berlari.

Sesampainya mereka didepan gerbang sekolah, mereka melihat sudah banyak siswa yang datang. Sekolah tidak pernah terasa sesesak ini saat pagi.

"Sudah banyak orang. Apa kita terlambat?" Shopie mengecek jam tangannya. "Ini masih jam 7. Apa ada acara?"

"Kurasa hari ini memang ada acara, tapi aku lupa acara apa. Sebaiknya kita ke kelas dulu. Siapa tau kita bisa mendapat informasi tentang ini." Alicia kembali menarik lengan Shopie dan Shopie yang ditarik kesana kemari hanya bisa pasrah karena Ia tidak cukup kuat untuk menahan Alicia.

"Kenapa tidak tanya dengan siswa yang lain saja?"

"Itu akan membuat kita terlihat bodoh. Lebih baik mencari tau dalam diam."

Selama dalam perjalanan ke kelas mereka, mereka mendengar obrolan siswa lain yang memenuhi koridor sekolah. Sebagian besar isi pembicaraan para siswa itu adalah tentang perekrutan siswa baru oleh akademi setempat dan beberapa akademi dari luar kota seperti akademi Ridge yang merupakan akademi nomor satu saat ini.

"Kau dengar itu? Hari ini akan banyak orang yang datang untuk melihat hasil ujian kita. Perekrutan artinya sekolah gratis." Mata Alicia berbinar saat mengatakan itu di dalam ruang kelas yang ricuh.

"Apakah yang dilihat hasil ujian?" Shopie membuka sebuah buku dan membaca daftar isi. "Selain nilai ujian juga ada adu tanding. Jika kau bisa bertahan hingga akhir, kau akan diterima menjadi siswa jalur undangan."

"Aku akan pastikan akademi Ridge merekrutku!" Tekad Alicia sudah bulat dan Shopie hanya diam memandangi sahabatnya yang memang tidak bisa diam.

"Baiklah semuanya, silahkan duduk di bangku kalian masing-masing." Kata seorang pria berpakaian rapi yang membawa amplop coklat yang cukup tebal. "Hasil ujian kalian akan saya bagikan, tapi... saya harap tidak ada yang menangis setelah melihat nilai yang amburadul." Sebuah senyum licik terukir diwajahnya yang membuat semua muridnya bergidik ngeri. Guru muda itu memberikan amplop coklat itu kepada partnernya, Mr. Mime. Mr. Mime membagikan isinya menggunakan telekinesis. "Setelah puas melihat nilai kalian, segeralah ke lapangan untuk mengikuti tes akademi. Bagi yang tidak ingin mengikuti tes silahkan pulang. Baiklah sampai jumpa."

"Bukankah ini pertemuan terakhir kita? Apa tidak ada salam perpisahan? Kenapa kita mendapat wali kelas yang seperti ini? Oh tuhan, kuingin makan tteokbokki." Kericuhan kembali terjadi di dalam kelas begitu guru muda itu pergi.

"Shopie, apa nilai ini cukup bagus?" Alicia memperlihatkan lembar nilainya kepada Shopie.

"Itu sudah cukup untuk mengikuti tes." Kata Shopie setelah memperhatikan lembar nilai Alicia.

"Tapi aku tidak dapat nilai A satu pun."

"Setidaknya tidak ada nilai C."

"Apa kau dapat nilai C?" Tanya Alicia yang dijawab oleh Shopie dengan memperlihatkan nilainya. "Astaga! Ini pasti keliru. Aku yakin pak guru salag isi. Kenapa semuanya A? Apa kau masih dalam keadaan sadar saat mengerjakan soal?"

"Itu biasa terjadi padaku. Akukan jenius." Kata Shopie sambil memperhatikan kukunya.

"Tch! Sudahlah. Sebaiknya kita ke lapangan sekarang."

Lapangan sudah dipenuhi dengan siswa yang ingin mendaftar di akademi pilihan mereka. Mereka semua berdiri berdampingan dengan partner mereka. Banyak yang terlihat gugup. Beberapa dari mereka mengajak bicara teman mereka atau memeriksa keadaan partner mereka untuk mengurangi rasa gugup.

"Shopie, aku tidak yakin bisa lulus." Alicia menarik lengan baju Shopie dengan tangannya yang basah karena keringat.

"Aku juga." Jawab Shopie dengan mata yang menerawang lurus ke depan.

"Tapikan nilaimu bagus semua." Alicia memiringkan kepalanya menunggu hingga Shopie mengatakan sesuatu.

"Maksudku, aku juga tidak yakin kalau kau akan lulus."

"Harusnya kau memberiku semangat disaat seperti ini. Menyebalkan."

"Akan ada 3 tahap tes untuk masuk ke akademi sebagai siswa jalur undangan. Pertama, pemeriksaan dokumen. Disini nilai menentukan segalanya. Kedua, wawancara. Disini kau berjuang sendirian. Partnermu tidak akan membantu. Terakhir, adu tanding. Disini mereka akan melihatmu dalam mengambil keputusan. Begitulah kira-kira." Penjelasan Shopie hanya dijawab anggukan oleh Alicia.

"Apa itu berlaku untuk semua akademi?"

"Hanya untuk Ridge akademi jurusan pertahanan. Sisanya tidak."

"Oh ya, jurusan apa yang kau pilih?" Tanya Alicia.

"Pertahanan. Aku tidak akan jauh darimu. Jadi tenanglah."

"Aa, so sweet." Alicia melompat dan memeluk Shopie. Kelakuannya membuat siswa lain disekitarnya merasa risih dan sedikit bergeser.

"Baiklah semuanya, silahkan berbaris dijalur yang telah disiapkan. Berikan hasil nilai kalian kepada petugas. Bagi kalian yang lolos akan dibiarkan lewat dan bagi yang tidak dipersilahkan untuk menepi." Kata seorang pria dari podium.

Shopie dan Alicia berdiri dibarisan Bridge akademi. Antrean disini tidak sepanjang antrean di akademi yang lain. Mungkin karena akademi ini terlalu jauh dari sini atau karena penilaian yang tinggi. Setelah menyerahkan dokumen mereka, mereka dipersilahkan lewat.

Sekarang lapangan tidak sesesak tadi. Semua yang lolos seleksi dokumen berbaris dalam barisan yang lebih kecil didepan sebuah tenda yang akan menjadi tempat wawancara mereka.

Shopie duluan, tapi partnernya, Shinx tidak diperbolehkan ikut kedalam dan harus menunggu diluar tenda. Alicia yang melihat itu merasa keringat dingin mengucur disekujur tubuhnya. Ia meraih tangan Charmeleon dan menggosok-gosoknya. Hangat. Pokemon tipe api memang mampu menghangatkan hati disaat gugup seperti ini.

Shopie terlihat keluar dari tenda dan langsung diarahkan ke lapangan yang kosong dibagian belakang tenda. Alicia dipanggil untuk masuk dan Ia segera melangkah ke dalam tenda untuk sesi wawancara.

Dalam ruangan sempit ini hanya ada satu meja kecil yang menjadi penghalang antara Alicia dan si pewawancara. Kacamatanya membuat Alicia meneguk saliva dengan susah.

"Dari yang kulihat, kau punya nilai yang rata." Kata pria berkacamata itu. "Apa kau sengaja mendapatkan nilai B disemua mata pelajaran?"

"Tidak. Saya berusaha untuk mendapatkan nilai yang lebih baik, tapi saya hanya mampu mendapat nilai B."

"Apa kau yakin bisa mendapatkan nilai yang lebih baik?"

"Ya, saya yakin saya bisa jika belajar lebih giat."

"Duduklah dengan tegap." Kata pewawancara itu sambil memperbaiki kacamatanya. Alaicia pun mematuhi perintah pria itu. Pria itu menutup dan membuka matanya. Kacamata yang Ia kenakan membuatnya bisa melihat ke dalam isi kepala Alicia dan setelah beberapa detik, Ia mengangguk. "Kau lulus. Silahkan pergi ke tahap selanjutnya."

"A- ya. Terima kasih." Alicia segera keluar dan mencari Shopie dan Charmeleon.

"Alice, sebelah sini." Teriak Shopie begitu melihat Alicia keluar dari tenda.

"Setelah ini, apa yang akan kita lakukan?"

"Kita harus menunggu semuanya selesai wawancara. Setelah itu, kita akan masuk ke tahap 3." Shopie melihat barisan siswa yang sudah banyak berkurang. Ia melihat banyak yang gagal.

"1.000, 100, lalu 10." Kata Alicia samar.

"Hmm? Apa kau bilang sesuatu?"

"Aku hanya bergumam." Jawab Alicia dengan cepat. "Berapa orang yang akan diterima sebagai siswa undangan?" Lanjutnya.

"Untuk akademi Ridge, mereka hanya menerima 3 orang."

Setelah menunggu selama 30 menit, akhirnya tahap 2 selesai. Hanya ada 8 orang yang berhasil lulus dari tahap 2 ini. Lapangan berubah jadi arena pertarungan. Mereka yang tidak lulus dipersilahkan untuk pulang atau menonton pertandingan dari kursi penonton. Lapangan besar itu terbagi menjadi 10 lapangan kecil dan masing-masing akademi memiliki 2 lapangan untuk digunakan.

Mereka yang lulus ke tahap 3 akan melakukan adu tanding melawan seorang pelatih dari akademi. Namun mereka tidak akan melakukan 1 lawan 1 melainkan 2 lawan 1. Para siswa diberikan waktu 15 menit untuk membentuk tim dan membuat strategi. Alicia dan Shopie sudah bersama dan mereka hanya perlu menyusun strategi.

"Sepertinya kita sudah tau strategi kita akan seperti apa. Aku yang menjadi fighter dan kau menjadi supporter." Alicia memberikan oran berry kepada Charmeleon untuk digunakan dalam pertandingan nanti.

"Yah, kita sudah sering memakai strategi itu."

Lonceng berbunyi sebagai tanda bahwa pertendingan akan segera dimulai. Semua peserta sudah berdiri diposisi masing-masing. Alicia dan Shopie bertarung di gelombang pertama di lapangan nomor 7. Lawan mereka adalah seorang ahli dengan partnernya, Krookodile.

"Dilihat dari tipenya, kita tidak punya kesempatan untuk menang." Kata Shopie saat melihat Krookodile yang bertipe Ground dan Dark.

"Tapi kita tetap harus menang." Alicia menggenggam tangan Shopie dengan erat. Berharap kekuatan mereka dapat bersatu dan mengalahkan musuh yang lebih kuat itu.

"Aku yang akan menjadi wasit kalian. Peraturan pertandingan ini sederhana saja. Jika kalian bisa mengalahkan pelatih disana, maka kalian lulus. Jika salah satu dari kalian berhasil mengalahkan pelatih disana, maka kalian lulus. Namun jika kalian berdua gagal mengalahkan pelatih disana, maka kalian gagal. Jika kalian berdua bertahan hingga detik terakhir, maka kalian lulus." Wasit itu menaikkan bendera yang ada di tangan kanannya sebagai dimulainya pertandingan.

"Charmeleon, iron claw." Alicia memulai pertarung sesegera mungkin.

"Terima serangan itu dan tunjukkan pada mereka perbedaan kita." Kata pelatih itu kepada Krookodile.

Charmeleon berlari dan melompat, lalu mencakar Krookodile dengan cakar besinya. Serangan itu mendarat diwajah Krookodile. Namun, Krookodile tidak bergerak sedikit pun dari tempatnya.

"Shinx, charge!" Selagi Alicia sibuk menghadapi Krookodile, Shopie mempersiapkan Shinx untuk menyerang.

"Krookodile, embargo." Krookodile segera menggunakan jurus embargo yang dapat mengunci lawan agar tidak menggunakan barang yang mereka bawa.

"Charmeleon, ember." Semburan bara api diarahkan ke wajah Krookodile dan itu membuat Krookodile meringis kesakitan.

"Krookodile, crunch." Krookodile membuka mulutnya yang besar dan menggigit Charmeleon dengan giginya yang besar. Ia menyabet tubuh Charmeleon dengan ganasnya dan melemparnya hingga terpental jauh. Charmeleon tidak bisa berbuat apa-apa dan tubuhnya membentur tanah dengan keras.

"Baby-doll eyes!" Shinx segera berlari mendekati Krookodile dan menunjukkan matanya. Krookodile menurunkan penjagaannya dan Shopie melihat peluang itu. "Tackle!" Shinx meloncat dan menyerang Krookodile. Krookodile berhasil dipukul mundur hingga beberapa langkah.

"Ember!" Teriak Alicia segera setelah Ia melihat Krookodile akan menyerang Shinx.

Shinx dan Charmeleon dengan bergantian menyerang Krookodile, tapi monster buaya itu tetap berdiri kokoh dengan kedua kakinya. Shinx membuat jarak antara Charmeleon dan Krookodile untuk memberi kesempatan pada Charmeleon menggunakan oran berrynya. Namun serangan Krookodile, embargo, membuatnya tidak bisa memakan oran berry yang telah diberikan oleh Alicia.

"Dig!" Krookodile masuk ke dalam tanah dan meninggalkan 2 pokemon lawannya di atas arena.

"Charge dan berlarilah mengelilingi lapangan!" Shinx mulai mengumpulkan energinya dan segera berlari mengelilingi lapangan.

"Charmeleon, siapkan iron claw dan serang dia begitu keluar." Tangan kanan Charmeleon terbalut cahaya dan berubah menjadi tangan besi.

Krookodile keluar dari lubang untuk menyerang Shinx, tapi serangannya berhasil dihindari dan dia mendapat serangan balasan dan Charmeleon. Krookodile berhasil dipukul mundur sekali lagi.

"Pertandingan selesai! Pemenangnya Charmeleon dan Shinx. Kalian dinyatakan lulus karena bisa bertahan hingga detik terakhir pertandingan." Wasit itu berjalan menuju Alicia dan Shopie. Ia membawa 2 surat dengan stample yang menyegel surat itu. "Selamat karena telah berhasil menjadi siswa jalur undangan untuk akademu Ridge." Ia memberikan kedua surat itu kepada kedua gadis yang ada dihadapannya.

"Ridge akademi, kami datang!" Sorak keduanya.