Tahun ajaran baru dimulai dan akademi Ridge dipenuhi oleh siswa yang berdatangan dari seluruh penjuru negri dan juga luar negri. Sebagian besar pelajar memilih tinggal di apartment dari pada di asrama. Alhasil, asrama Koko tidak mendapatkan penghuni baru. Sedikit kecewa karena mereka harus bertahan dengan anggota yang sudah ada. Namun mereka harus tetap melanjutkan itu. Lagi pula tinggal bersama membawa banyak keuntungan untuk mereka.
"Shopie, apa kau lihat ikat rambutku?" Tanya Alicia dengan tangan yang sibuk mengobrak-abrik laci mejanya.
"Itu yang kamu jadiin gelang apa?" Shopie menunjuk lengan Alicia yang dililit karet hitam.
"Oh iya." Cengengesan Alicia.
"Hehe." Ledek Shopie dengan wajah yang dijelek-jelekkan.
Shopie memakai seragamnya yang berwarna putih dengan almamater hijau cerah. Dia menanggalkan sebuah tongkat ramping di pinggulnya. Sementara Alicia memakai seragam biru ala tentara dan pinggangnya dihiasi oleh sebilah pedang yang tersimpan rapi dalam sarungnya.
"Seragam? Cek! Perlengkapan? Cek! Penampilan? Cek! Siap berangkat!" Seru kedua gadis itu sebelum keluar dari kamar mereka.
***
Ruang kelas sudah dipenuhi oleh para pelajar berserta partner mereka. Para pelajar duduk dikursi masing-masing, sementara partner mereka menunggu dibelakang kelas. Suara mereka yang memenuhi ruangan langsung hilang begitu seseorang masuk ke dalam ruangan bersama partnernya. Wanita itu terlihat behitu menawan dengan rambut keritingnya yang pirang.
"Selamat pagi semua. Saya Miss Evan, wali kelas kalian." Sapanya, lalu membenarkan posisi kacamatanya. Partnernya, Delphox, setia berdiri disampingnya. Ia melihat wajah muridnya 1 per 1, lalu membuka buku absen. "Silahkan perkenalkan diri kalian berserta partner kalian saat kupanggil. Alicia."
Alicia berdiri dan memperkenalkan dirinya. "Aku Alicia dan partnerku Charmeleon. Aku berlatih untuk menjadi kesatria yang hebat."
"Jack."
"Aku Jack dan partnerku Lycanrock. Kami berlatih untuk menjadi pemburu." Kata seorang pemuda disamping Alicia.
"Lucy."
"Aku adalah Lucy dan partnerku Scissor. Kami ditakdirkan untuk menjadi kesatria." Kata gadis itu dengan sedikit angkuh.
"Wally."
"A-aku Wally dan p-partnerku Kirlia. Kami sedang b-berusaha menjadi kesatria." Wally benar-benar gugup saat ini.
Dan terus seperti itu hingga 20 murid selesai memperkenalkan dirinya. Miss Evan duduk dikursinya dan membuka sebuah buku tebal yang ada disudut mejanya.
"Kalian disini belajar untuk menjadi pelindung bagi negeri ini atau pun negeri asal kalian. Jika kalian hanya tau caranya bertarung, kalian bisa saya pastikan akan mati sebelum pertarungan. Maka dari itu saya akan mengajari kalian beberapa materi yang bisa kalian gunakan untuk bertahan hidup sedikit lebih lama." Miss Evan menyentuh gambar lingkaran yang ada dibukunya dan perlahan lingkaran itu berputar dan menjadi cahaya.
Semua muridnya terlihat begitu takjub dengan apa yang dilakukan Miss Evan. Delphox yang berdiri dibelakang Miss Evan mengambil tongkat kayunya dan membuat semburan api yang mengarah pada cahaya yang keluar dari buku itu. Cahaya itu terbakar dan berubah menjadi potongan kertas kecil yang tersebar ke setiap murid.
"Kumpulkan semua bahan yang tertulis disitu. Kalian bisa mencari bahan-bahan itu di gunung Ruby dan kalian punya waktu sebelum jam 5 sore." Kata Miss Evan sambil membereskan mejanya. "Sampai jumpa nanti sore di sini." Lanjutnya sebelum pergi meninggalkan ruangan.
"Eh?" Semua murid dibuat gelagapan karena tidak mengerti harus apa. Tidak ada peraturan. Tidak ada peringatan. Mereka semua harus berpikir sendiri.
"Wally, ayo cepat." Alicia menarik tangan Wally dan bergegas keluar. Partner mereka segera berlari mengikuti mereka. Murid lain yang melihat kejadian itu segera tersadar dan pergi mengikuti mereka.
"Alicia, kita tidak perlu berlari." Wally menghentikan langkahnya. "Kirlia bisa teleportasi. Kami sudah pernah kesana sebelumnya."
"Kenapa tidak bilang dari tadi?" Cemberut Alicia.
"Kamu yang langsung lari." Wally memegang tangan Alicia dan Kirlia. Sementara Alicia memegang tangan Charmeleon. Dalam hitungan detik mereka sudah sampai di gunung Ruby.
"Jadi kita disuruh mengumpulkan 5 bahan. Bahan yang harus kita temukan adalah Aspear berry, Cheri berry, Chesto berry, Energy root dan Revival herb." Alicia membaca semua daftar yang tertulis.
"Itu revival herbkan?" Wally menujuk segerombalan tanaman hijau yang tumbuh dibawah pohon besar yang dipenuhi lumut.
"Disini tidak tertulis kita harus ambil berapa. Kita ambil masing-masing 1 saja." Alicia mencabut 1 pohon revival herb dan menaruhnya dalam kantung kain kecil yang ada dipinggangnya.
"Aspear berry biasanya tumbuh ditanah yang basah. Kalo tidak salah di dekat sini ada sungai." Wally memimpin jalan dan semakin jauh mereka berjalan, suara gemercik air mulai terdengar.
"Ah benar. Ada sungai." Kata Alicia saat mereka sampai didepan sungai.
"Lihat!" Wally menunjuk sebuah pohon rindang yang lebat buahnya serta bunganya.
Saat mereka berjalan mendekati pohon itu, beberapa pokemon melompat menghadang mereka. Lima ekor Froakie melihat mereka dengan tatapan serius mereka.
"Apa pohon itu milik kalian?" Tanya Wally dengan hati-hati.
Mereka berlima hanya mengangguk tanpa mengubah ekspresi wajah mereka.
"Bolehkah kami minta 2 buah berry kalian?" Tanya Wally lagi.
Kali ini salah satu Froakie menjawabnya dengan serangan water pulse. Kirlia yang cekatan segera menendang bola air itu agar tidak mengenai partnernya.
"Jadi kalian ingin bertarung ya." Alicia berdiri dengan tegap. "Metal claw."
Charmeleon segera berlari dan mencakar dua Froakie sekaligus. Froakie yang lain berhasil menghindari serangan itu dengan melompat kebelakang.
"Magical leaf!" Kali ini Wally yang bergerak.
Kirlia segera membuat daun berterbangan dan memgarahkannya pada ketiga Froakie yang menghindari serangan Charmeleon. Mereka terus melompat menghindari serangan Kirlia. Namun serangan Kirlia seperti misil yang terus mengejar mereka hingga terjatuh. Hanya butuh satu serangan dari Charmeleon dan Kirlia untuk menumbangkan 5 Froakie.
Dirasa sudah menang, Alicia berjalan mendekati pohon Aspear berry. Namun dia melangkah mundur saat seekor pokemon berwarna kuning dan hitam muncul. Vepiquen. Vespiquen memperhatikan kelima Froakie yang terkapar ditanah, lalu dia membuat suara yang cukup berisik. Tak lama sekumpulan Combee datang mengerumuni pohon Aspear berry.
"Ini masalah." Kata Wally dengan tangan yang sudah dikepalnya.
"Ya, ini masalah." Alicia menyeringai. "Masalah kecil." Lanjutnya dan setelahnya Charmeleon langsung menggunakan smoke screen ke arah gerombolan Combee. "Fire fang!" Kata Alicia penuh semangat.
Charmeleon berlari menuju Vespiquen yang berada lurus didepannya. Vespiquen terkena serangan Charmeleon dan terhuyung ke belakang hingga menabrak pohon Aspear berry.
"Menyerahlah." Kata Alicia yang muncul dari balik asap.
Vespiquen segera terbang menjauh diikuti oleh pasukan Combeenya. Setelah kepergian pokemon sarang lebah itu, Alicia dan Wally mengambik masing-masing 1 berry dan dimasukkan ke dalam kantung kain kecil mereka.
"Sekarang apa lagi?" Tanya Alicia.
"Nyari Energy root aja dulu." Wally membersihkan luka Kirlia dengan lap yang telah ia basahi disungai.
"Nyari dimana?" Alicia memperhatikan sekitar dan matanya menangkap 2 sosok wanita yang sedang berjalan didalam hutan. "Itu Glinda sama Bella kan?"
"Iya, itu mereka." Timpal Wally yang berdiri disamping Alicia. "Sebaiknya kita menghindari murid lainnya."
"Kenapa? Bukannya kita bisa saling membantu?" Alicia mengerutkan keningnya saat mendengar perkataan Wally.
"Karna peraturan yang dipakai ditugas pertama kita ini masih kelabu. Sebaiknya kita menghindari kemungkinan buruk." Tutur Wally dengan mata yang terus melihat gerak-gerik kedua gadis yang tengah sibuk didalam hutan.
"Kalau begitu kita pergi ke seberang sungai saja." Alicia dan Charmeleon pergi duluan dengan melompati bebatuan yang ada disungai.
Wally masih sibuk melihat kedua gadis yang tengah bercengkrama dibawah bayangan pohon rindang. Sedikit curiga karena partner mereka tidak terlihat bersama mereka. Sentuhan tangan Kirlia menyadarkan Wally dari lamunannya dan mereka pun menyusul Alicia yang sudah berada diseberang sungai.
"Sekarang kita mau nyari apa?" Tanya Alicia saat Wally sudah berada disebelahnya.
"Lah, kitakan mau nyari energy root. Masa udah lupa?" Wally memegang dagunya dan berpikir sejenak.
"Metal claw!" Teriak Alicia dan Charmeleon segera berlari ke arah Wally. Menargertkan serangannya pada sesuatu yang ada dibelakang Wally. Wally segera menunduk dan membiarkan Charmeleon melompatinya.
Seekor Bewear terkena serangan Charmeleon. Beruang berwarna blackpink itu terlihat marah dan memcoba memukul Charmeleon. Namun Charmeleon yang lincah mampu menghindari semua pukulan Bewear.
"Confusion!" Kirlia segera mengarahkan kedua tangannya ke kepalanya dan mengeluarkan gelombang ke arah Bewear. Serangan Kirlia sangat efektive dan Bewear terkena efek samping serangan Kirlia.
Bewear yang pusing menyerang ke sembarang arah dan sesekali melukai dirinya sendiri. Melihat peluang menang, Alicia memerintahkan Charmeleon untuk menyerang beruang itu dengan fire fang. Charmeleon pun berlari untuk menggigit Bewear dengan gigi apinya. Namun, sebuah serangan bubble beam membuat Charmeleon terpental dan tersungkur ke tanah. Serangan itu cukup efektive dan membuat Charmeleon menerima beberapa luka.
Bewear tersadar dan memcoba memperbaiki posisinya. Ia menatap ke arah Charmeleon yang sedang menahan sakit. Bewear mengangkat tubub Chamerleon dan melakukan brutal swing. Charmeleon makin terluka dan setelahnya Ia dihempaskan oleh Bewear ke tanah.
"Confusion!" Kirlia kembali menggunakan jurus yang sama. Kali ini dengan jangkauan yang lebih luas dan mengenai kedua lawannya.
Bewear dan Poliwrath sama-sama mendapat luka. Namun, tidak ada yang kehilangan kendali. Keduanya terjatuh diatas lutut mereka karena serangan Kirlia.
"Heal pulse." Kirlia mengarahkan tangannya ke arah Charmeleon dan menyembuhkan sebagian luka Charmeleon.
"Baiklah, selarang fire fang ke arah Bewear." Kata Alicia saat Charmeleon sudah berdiri dengan sangat siap.
"Kirlia, fokuskan serangan ke Poliwrath, magical leaf." Wally menunjuk Poliwrath dan membiarkan Kirlia menghujam Poliwrath dengan serangan daun warna warninya.
Kedua lawan mereka tumbang ketika menerima serangan terakhir dari Kirlia dan Charmeleon. Perlahan tubuh Charmeleon membesar dan tumbuh sayap di punggungnya. Mulutnya menyemburkan api pada saat perubahannya selesai.
"Berevolusi? Ini sungguhan? Wahahaha." Alicia melompat kegirangan dan memeluk Charizard yang berada didepannya.
"Sebaiknya kita segera melanjutkan misi ini. Aku sudah lelah." Wally berjalan mendahului Alicia dan kedua pokemon yang pergi bersama mereka.
Mereka berjalan menuju daerah yang sedikit kering. Banyak pepohonan yang sudah mati didaerah ini. Terlihat beberapa Aaron dan Trapinch yang berkeliaran disekitar sini. Sekali, mereka juga bertemu dengan Absol yang sedang lewat.
"Apa ini jalan yang benar?" Tanya Alicia yang sudah mulai kelelahan.
"Seharusnya begitu." Wally melihat ke arah Charizard. "Kenapa tidak kau tunggangi Charizard untuk melihat daerah di sekitar sini. Terbang jauh lebih mudah dari pada berjalankan."
"Oh!" Alicia baru menyadarinya. "Ide bagus." Ia segera naik ke punggung Charizard.
Charizard mulai mengepakkan sayapnya dan perlahan terbang. Namun, ini adalah pertama kalinya ia terbang. Ia terjatuh ke tanah dengan kedua kaki yang sigap menahan tubuhnya. Percobaan kedua dia berhasil dan mulai terbang perlahan mengelilingi wilayah hutan yang sudah mati ini. Alicia yang berada dipunggung Charizard memperhatikan setiap inci permukaan tanah.
"Ayo turun kesitu." Alicia menunjuk sebuah pohon mati yang sedikit berbeda dari pohon disekitarnya. Pohon itu lebih pendek dengan cabang dan akar yang lebih banyak. Akarnya bahkan sampai tumbuh keluar dari dalam tanah.
Charizard turun perlahan dan mendarat dengan mulus. Alicia langsung melompat dari punggung Charizard dan mengambil beberapa akar pohon itu dan memasukkannya ke dalam kantung.
"Ayo kembali. Wally pasti sudah menunggu kita." Mereka pun terbang kembali ke tempat Wally menunggu mereka.
Wally sudah terlihat, tapi Kirlia tidak. Ada seseorang didekatnya. Tidak, itu seekor pokemon. Wally sedang berhadapan dengan seekor pokemon dan tanpa bantuan dari Kirlia, pikir Alicia yang menyuruh Charizard segera mendarat.
"Wally!" Alicia melompat dan berdiri membelakangi Wally. "Apa dia menyerangmu?" Charizard sudah berdiri membelakangi kedua manusia itu dan menunjukkan wajahnya yang menyeramkan ke arah pokemon yang berada dihadapannya.
"Tenang dulu." Kata Wally dan berjalan mendekati pokemon asing itu. "Ini Kirlia. Dia tadi baru saja berevolusi." Kata Wally sambil memegang tangan pokemon itu.
"Melalui pertarungan atau apa?" Tanya Alicia yang sedikit bingung.
"Tadi dia tidak sengaja menginjak dawn stone dan berevolusi jadi Gallade. Kirlia yang kupunya adalah seekor jantan dan jika menyentuh dawn stone maka akan berevolusi menjadi Gallade." Jelas Wally.
Charizard menurunkan penjagaannya dan memperhatikan Gallade dengan seksama. Dia mengendusi kepala Gallade dan berjalan mengitarinya. Aromanya masih sama, pikir Charizard.
"Kukira bakal berevolusi jadi Gardevoir." Alicia mendekati Gallade dan memperhatikan tangan Gallade yang terlihat seperti pedang.
"Yeah, dia bisa berubah jadi Gardevoir jika kekuatannya cukup. Ini karna Kirlia yang kekuatannya cukup, tidak peduli jantan atau betina, akan berevolusi jadi Gardevoir. Tapi kalau Kirlia yang menyentuh dawn stone dan berubah jadi Gallade, hanya berlaku untuk yang jantan."
"Oh ya, apa ini energy root?" Alicia mengeluarkan akar yang tadi dia ambil.
"Iya, ini energy root. Kamu dapat dimana?" Tanya Wally.
"Ditengah hutan. Pohonnya beda sendiri jadi gampang nemuinnya." Alicia memberikan Wally setengah dari energy root yang ja dapat.
"Kalau gitu sekarang kita tinggal nyari cherry berry sama chesto berry ya." Wally melihat jam tangannya. "Tinggal 1 setengah jam lagi. Alicia, pergilah ke puncak gunung untuk mendapatkan cherry berry. Aku dan Gallade akan pergi ke tengah hutan untuk mengambil chesto berry. Kita ketemu di depan jalan keluar paling lambat setengah 5. Ayo!" Wally dan Gallade segera berlari memasuki hutan. Sementara Alicia menunggangi Charizard dan pergi menuju puncak gunung. Waktu semakin menipis dan masih ada dua jenis bahan yang harus mereka kumpulkan. Jika tanpa hambatan, mereka akan selesai lebih cepat. Namun, itu lain cerita jika mereka akan menghadapi pertarungan dengan pokemon liar atau trainer lain yang juga sedang menjalankan misi ini.