Shopie sedang membereskan kamarnya dengan bantuan dari Luxio. Hatinya sedikit gelisah karena langit sudah gelap dan Alicia belum juga pulang. Ia berhenti membereskan kamar dan berjalan keluar menuju ruangan Tuan Wattson. Disana Ia melihat Emy yang sedang berbincang dengan Tuan Wattson.
"Permisi, apa anda melihat Alicia, Tuan?" Tanya Shopie begitu masuk. Raut wajahnya menunjukkan rasa khawatirnya. Sangat jelas terlihat dari dahinya yang berkerut.
"Jessie, Alicia dan Wally belum kelihatan dari tadi." Kata Wattson yang diakhiri dengan hembusan nafas berat. "Aku takut kalau mereka benar-benar pergi ke hutan Emerald. Sebaiknya kita tunggu hingga tengah malam. Jika mereka masih belum kembali, segera datang kesini lagi."
"Baik, Tuan." Jawab Emy dan Shopie.
"Kalau begitu kami permisi dulu." Emy mengajak Shopie keluar.
"Aku khawatir kalau mereka benar-benar kesana." Kata Emy saat mereka sudah berada diruang depan.
"Apa perlu kita mencari mereka?" Tanya Shopie yang duduk dihadapan Emy.
"Kalau hanya mencari dikota, itu adalah ide yang bagus. Tapi kalau maksudmu adalah mencari mereka ke hutan Emerald, itu adalah ide yang buruk." Emy menarik nafas sejenak. "Jika kita kesana, yang ada kita akan ikut menghilang dan menambah beban Tuan Wattson."
"Aku akan pergi ke danau Shappire untuk mencari mereka." Shopie bergegas pergi, tetapi ia di cegat oleh perkataan Emy.
"Jangan berpikir untuk masuk ke hutan Emerald." Kata Emy dengan penekanan pada setiap katanya.
"Hm, aku hanya akan berjalan disekitar danau Shappire. Tenang saja." Langkah Shopie dibarengi oleh langkah kaki Luxio yang mengekor dibelakangnya.
***
Taman sepi yang hanya diterangi oleh lampu taman dan cahaya bintang menjadi tempat Shopie dan Luxio berada saat ini. Mereka berjalan mengelilingi taman yang tak begitu luas itu dengan langkah yang sedikit gemetar. Udara dingin terus berhembus dari arah danau dan itu membuat Shopie merapatkan jaket bludru yang ia kenakan. Dari ujung mata Shopie, ia melihat seseorang sedang duduk bersama partnernya. Shopie mengabaikan orang itu karena tujuan utamanya adalah mencari temannya yang tak kunjung pulang. Jam yang berada ditaman berdentang dengan suara yang cukup keras hingga mengagetkan beberapa pokemon burung yang tidur di sekitar taman.
"Sudah jam 11. Kita sebaiknya kembali ke asrama sekarang." Shopie dan Luxio berlari kecil dalam perjalanan mereka.
***
Diruang depan sudah berkumpul semua penghuni asrama kecuali mereka yang dikabarkan menghilang. Wattson tengah sibuk menghubungi petugas keamanan akademi. Sementara keempat siswa kelas 3 sibuk mempersiapkan sesuatu seperti perlengkapan mereka.
"Kak Vivi sedang apa?" Tanya Shopie saat Ia sudah duduk disalah satu sofa.
"Kami akan masuk ke hutan Emerald besok pagi jika petugas keamanan tidak menemukan mereka malam ini." Kata Vivi sambil mengencangkan tali pada gagang pedangnya.
"Apa aku bisa ikut?" Tanya Shopie lagi.
"Kau hanya akan merepotkan." Jawab Kelvin, salah satu murid kelas 3, yang sedang mencari sesuatu ditasnya. Suaranya begitu halus, tetapi kata yang terlontar dari mulutnya sedikit menyayat hati.
"Kasar sekali ucapanmu itu." Timpal L yang datang dari arah dapur dengan segelas minuman berasap ditangannya. "Tolong maafkan perkataan temanku yang kasar ini ya. Dia hanya tidak ingin kau terluka. Kuharap kau mengerti."
"Tapi, bukannya bahaya kalau pergi ke hutan itu?" Tanya Emy.
"Memang berbahaya, tapi kau akan belajar cara mengatasinya dikelas 2 nanti. Dan kami berempat adalah orang yang sudah terlatih untuk melakukan hal berbahaya seperti ini." Kata Vivi yang diakhiri dengan tawa sombongnya dan jangan lupa dengan kibasan rambutnya yang membuat siapa saja merasa sedikit tergelitik.
Lupin datang membawa sebuah nampan berisi 4 Lencana seukuran tutup botol yang berwarna kuning keemasan. Dia menyerahkannya pada keempat seniornya yang sudah siap untuk menjalanlan misi mereka sebentar lagi.
"Apa itu?" Tanya Shopie saat melihat keempat seniornya langsung memakai lencana yang diberikan Lupin.
"Ini lencana biasa. Hanya untuk tanda bahwa kau sudah memiliki izin untuk mengakses tempat yang dilarang. Seperti hutan Emerald misalnya." Drake memamerkan lencananya kepada Shopie. "Keren bangetkan."
"Tahun ajaran baru belum dimulai dan masalah baru sudah ada. What a nice year." Kata Wattson yang datang dari arah ruangannya. "Pihak keamanan akademi sudah berkumpul didepan hutan Emerald. Kalian berempat sebaiknya segera berangkat dan seret mereka bertiga kehadapanku!" Suara berat Wattson membuat semua penghuni asrama menggigil. Suara yang baru pertama kali didengar oleh Shopie.
"Siap!" Keempat orang yang dimaksud Wattson segera pergi menuju lokasi yang telah ditentukan. Mereka dan partnernya berlari ringan guna memanaskan tubuh di malam yang dingin ini.
***
Barisan manusia dan partner mereka tersusun rapi didepan hutan Emerald. Mereka menunggu arahan dari komandan mereka yang sedang sibuk dengan alat ditangannya. Dia sedang menunggu perintah dari kepala akademi dengan sabar berdiri di depan pasukannya.
"Regu A dan B, pergi ke arah barat dan sisir area itu. Regu C mencari direruntuhan yang ada di jantung hutan. Regu D menyisir hutan sebelah timur. Dan kalian berempat," komandan pasukan itu diam sejenak "kalian masuk ke dalam reruntuhan bersama regu D." Lanjutnya dengan nada yang lebih dingin dari udara malam ini.
Semua regu segera menjalankan tugas mereka. Mereka masuk kedalam hutan dengan teratur dan sangat tenang hingga tidak membuat gangguan terhadap pokemon yang tinggal dihutan itu.
Vivi dan ketiga temannya memilih pergi kereruntuhan ditengah hutan terlebih dahulu. Mereka berbeda dengan pasukan keamanan akademi yang berjalan. Mereka lebih memilih untuk melompati dahan pohon untuk sampai lebih cepat.
Sesampainya mereka didepan mulut reruntuhan, yang mereka dapatkan adalah udara dingin yang menusuk hingga tulang mereka menggigil.
"Kita masuk?" Tanya Vivi pada siapa pun yang ingin menjawab.
"Yes!" Drake berjalan mendahului yang lainnya. Tangannya dikepalkan dengan langkah hati-hati. Cahaya dari senter yang ada dipinggang mereka menjadi satu-satunya pencahayaan sekarang.
"Sebentar. Vivillon gunakan supersonicmu." Perintah Vivi saat merasakan sesuatu yang aneh.
Vivillon mulai membuat bunyi dari mulutnya dan getaran dari suara Vivillon menampakkan sekumpulan pokemon yang tadi berkamuflase diantara reruntuhan. Sekumpulan Phantump melayang disekeliling mereka. Pokemon-pokemon bertipe ghost & grass itu memperhatikan keempat orang itu dari atas sampai bawah.
"Kami adalah murid dari akademi ini dan kami mendapat izin." Kata Kelvin sambil menunjukkan lencananya.
Para Phantump itu mulai membukakan jalan dan menggiring mereka ke jantung reruntuhan. Obor yang tadinya mati menyala secara tiba-tiba dan membuat semua yang ada didalam reruntuhan terlihat. Di jantung reruntuhan mereka disambut oleh sekumpulan Trevenant dan seekor shiny Trevenant. Warnanya benar-benar membuatnya mencolok diantara yang lain.
"Bisakah kalian melepaskan mereka?" Tanya L kepada pokemon yang menghuni reruntuhan ini.
Shiny Trevenant mengatakan sesuatu dan salah satu Trevenant memasuki arena ditangah ruangan. Trevenant itu menunjuk Cacturne yang berdiri didepan L.
"Jadi aku harus berduel dulu. Ya sudah, ayo." L berdiri diposisinya di arena dan Cacturne segera memasuki arena.
Semua Phantump dan Trevenant yang tak ikut bertarung duduk dibangku penonton. Vivi dan yang lainnya pun ikut menonton. Sementara shiny Trevenant menjadi juri mereka. Pokemon pohon bertubuh putih dengan daun merah itu mengangkat tangannya dan menjatuhkannya dengan cepat. Pertandingan pun dimulai.
Trevenant menggunakan feint attack dan serangan ini tak terhindarkan. Cacturne yang terkena serangan itu terhempas kebelakang. Namun ia segera berdiri dan menyiapkan serangan balik.
"Sucker punch!" Kata L dengan suaranya yang sedikit samar.
Trevenant kembali menggunakan feint attack dan setelah serangannya mengenai Cacturne, ia mendapat serangan balasan. Serangan bertipe dark itu sangat ampuh untuk Trevenant yang bertipe ghost. Trevenant terengah-engah karena damage yang cukup besar.
"Energy ball." Cacturne yang mendengar perintah dari partnernya segera mengumpulkan kekuatan dikedua tangannya.
Trevenant menyerang Cacturne dengan leech seed dan biji yang ditembakkan Trevenant itu tumbuh menjadi akar yang mengikat Cacturne. Cacturne melemparkan bola energi berwarna hijau dari tangannya yang bergerak lurus menuju tubuh Trevenant. Damage yang diterima Trevenant cukup besar. Namun dari serangannya yang tadi, Trevenant mendapatkan sedikit energi dari Cacturne.
Cacturne tidak memberi Trevenant kesempatan untuk pulih. Dia kembali melemparkan bola energi ke arah Trevenant. Trevenant yang sudah tidak mampu bertahan pun akhirnya tumbang.
L dinyatakan menang oleh shiny Trevenant. Beberapa Phantump melayang ke arah sel yang mengurung Wally, Jessie, Alicia dan partner mereka. Pintu sel dibuka dan membiarkan semua tahanannya keluar.
"Apa kalian baik-baik saja?" Tanya Vivi yang melompat dari arah bangku penonton.
"Kami tidak apa-apa, tapi partner kami kehilangan kekuatan mereka." Kata Jessie sambil mengelus lengan besar berbulu yang dimiliki Ursaring.
"Lain kali kalian jangan membantah larangan Tuan Wattson ya." Vivi menunjuk Ursaring, Kirlia dan Charmeleon, lalu memberi arahan untuk merapatkan diri mereka. "Aromatherapy."
Vivillon pun segera mengepakkan sayapnya dan menebarkan serbuk berwarna merah jambu ke arah ketiga pokemon yang sedang kelelahan itu. Perlahan tubuh mereka kembali bertenaga dan sudah tak nampak kusut lagi.
"Hanya karna kebodohan kalian bertiga pihak keamanan akademi sampai diterjunkan ke dalam hutan ini. Benar-benar merepotkan." Kelvin mendengus kesal.
Tanah sedikit bergetar dan para pokemon mulai berlarian keluar dari reruntuhan. Shiny Trevenant mengatakan sesuatu sambil menunjuk-nunjuk pintu keluar. L yang menyadari maksudnya itu pun segera memberi tau yang lain untuk segera meninggalkan reruntuhan ini. Semuanya pun bergegas pergi dari dalam reruntuhan.
Sesampainya mereka diluar, mereka melihat langit yang sudah dipenuhi asap. Kebakaran hutan, tapi apa yang memicunya? Suara ledakan kembali terdengar dan asapnya menjadi tanda asal ledakan itu.
"Kita keluar dari hutan ini sekarang!" Perintah Drake dengan suara beratnya.
L dan Vivi berjalan didepan dan dibelakang mereka ada Jessie, Wally dan Alicia, lalu diurutan paling belakang ada Kelvin dan Drake. Mereka berjalan setengah berlari. Sesampainya diluar hutan, mereka disambut oleh pasukan keamanan akademi.
"Apa yang terjadi?" Tanya L saat mereka sudah berada diluar hutan.
"Kami masih belum tau, tapi kalian terlihat baik-baik saja. Sebaiknya kembali ke asrama kalian. Kami akan mengatasi masalah ini." Kata komandan pasukan keamanan itu sebelum dia terbang bersama partnernya, Flygon.
Pihak keamanan yang partnernya bisa terbang menyisir hutan Emerald dari atas dan sisanya bersiaga diluar hutan. Malam ini benar-benar akan menjadi malam yang panjang bagi mereka.
"Apa lagi yang kalian tunggu? Ayo pulang." Ajak Drake. Mereka pun segera berjalan ke arah asrama mereka.
***
"Masuklah dan hangatkan diri kalian." Kata Wattson saat melihat anak-anak yang berada dibawah pengawasannya kembali.
"Aku membuat coklat hangat untuk kalian. Minumlah selagi hangat." Emy datang dengan nampan yang dipenuhi kepulan asap.
"Terima kasih, Emy." Kata Vivi yang menyambar salah satu gelas diatas nampan yang dibawa Emy.
"Apa kalian terlibat dalam duel?" Tanya Lupin saat melihat pokemon milik teman 1 asramanya memiliki goresan ditubuh mereka.
"Sedikit." Jawab L sambil melihat tubuh berduri Cacturne yang lecet dibeberapa bagian.
"Biar aku rawat dulu." Lupin membawa semua pokemon itu ke tempat yang lebih luas ditengah ruangan.
"Kalian bertiga harus membersihkan asrama ini selama seminggu penuh dan juga bertugas untuk menyiapkan sarapan, makan siang dan makan malam." Wattson berkata dengan nada bicara yang dingin. "Kalau sudah selesai segera bersihkan diri kalian dan tidur. Ini sudah hampir pagi. Selamat malam." Lanjut Wattson dengan nada yang ramah.
"Hukuman kita berat." Jessie meneguk coklat hangat itu seperti meminum air.
***
"Kami datang dari dalam bayangan."
"Membawa kegelapan malam yang misterius."
"Langkah kami menggetarkan setiap insan."
"Mimpi burukmu adalah impian kami."
2 orang berpakaian serba hitam muncul dari balik asap yang membubung tinggi ke langit.
"Kami tim rocket yang siap meluncur lurus menuju mimpi dan melampauinya." Ucap keduanya sebelum mereka terbang bersama balon udara. Dibawah balon udara itu ada sebuah jaring yang berisi pasukan keamanan akademi yang tadi ditugaskan untuk menyelidiki hutan Emerald.
"Tangkap mereka!" Perintah komandan dari atas Flygon.
Pasukan yang menunggangi partner mereka terbang mendekat dan mulai malancarkan serangan. Namun semua serangan mereka dipatahkan oleh seekor Woobuffet. Serangan yang terpantul itu berbalik kepada pasukan keamanan dan hasilnya mereka berjatuhan ke tengah hutan.
"Sampai jumpa." Kata wanita berpakaian serba hitam itu sebelum melempar sebuah bola kecil. Pedakan bola kecil itu menghalangi pandangan pasukan keamanan.
"Sial! Kita kehilangan mereka." Umpat sang komandan pasukan.
***
"Kami membawa banyak orang kali ini." Pria berpakaian serba hitam itu berkata pada seorang perempuan berjas putih.
"Masukkan mereka ke dalam sel dan mari kita lihat." Perempuan berjas putih berjalan mendekati jaring yang dipenuhi manusia. "Kita akan bersenang-senang nanti." Katanya sebelum menunjukkan seringai yang membuat bulu kuduk mereka berdiri.
"Kami hanya menangkap manusia sesuai perintahmu, Professor." Kata wanita berpakaian serba hitam.
"Cepat masukkan mereka ke dalam sel." Katanya untuk membuat kedua anak buahnya itu bergerak.
Mereka menekan sebuah tombol yang ada di dalam keranjang balon udara. Jaring yang menjerat pihak keamanan akademi itu berubah menjadi tali yang mengikat tangan mereka. Seperti hewan ternak, mereka digiring masuk ke dalam sel luas yang kosong. Lantai dan dinding yang berlapiskan besi membuat udara dingin semakin terasa didalam sini.
"Akademi Ridge, kisahnya akan segera berakhir dan aku akan menjadi penguasa kegelapan yang sesungguhnya. Aowkaowkaowk!" Professor itu tertawa dengan sangat lantang, hingga menggema didalam ruangan yang luas ini.