Huo Weiwu melangkah mundur, ujung kakinya menabrak pinggiran ranjang. Ia mencoba untuk tenang, kedua tangannya memeluk dada, "Komandan, apa kau tak punya akal sehat? Kalau kau berhubungan badan dengan wanita yang sedang menstruasi, nanti kau terkena bakteri jahat."
"Benarkah?" Gu Gaoting menarik sudut bibirnya, berdiri dengan angkuh dan dingin di depan Huo Weiwu.
Gu Gaoting mengganti pakaian atasnya dengan kemeja sutra. Ukurannya yang pas membuat otot-otot tubuhnya terlihat dari kemeja sutra itu. Terasa aura seperti raja yang ingin menindas.
Huo Weiwu merasakan ada firasat buruk, ia agak mengerutkan alis.
Gu Gaoting mengulurkan tangan, ibu jarinya menyentuh bibir merah Huo Weiwu. Mata lelaki itu menyorot tajam penuh pesona yang sanggup membuat orang tersipu dan membuat jantung berdegup kencang.
Gu Gaoting melihat terlalu dekat, ia tampan seperti malaikat di surga. Kelima indranya yang tegas, guratan siluetnya yang tajam, dan temperamenya yang berbahaya mampu membuat sekelilingnya terdiam.
Hanya nafasnya saja yang berhembus ke wajah Huo Weiwu.
"Kau punya mulut lebih dari satu?" ujar Gu Gaoting tajam. Ketenangan membuatnya menjadi lebih percaya diri sesaat dan menatap Huo Weiwu, tatapannya ini seperti memandang rendah kelemahan orang.
Huo Weiwu merasa ada petir di belakang kepala, sehingga terdengar seperti mendengung. "Aku tidak bisa." Terang Huo Weiwu.
Gu Gaoting menundukkan kepala lalu mencium bibir Huo Weiwu. Ia uraikan lidahnya, semakin masuk ke dalam mulut Huo Weiwu.
Punggung Huo Weiwu kaku, tidak bisa bergerak.
"Lakukan." Perintah Gu Gaoting. Karena perintah itu diucapkan dalam mulut Huo Weiwu, nafas Gu Gaotingpun terasa sampai ke hidung Huo Weiwu.
Bibir Huo Weiwu gemetar, perlahan ia mengepalkan telapak tangannya. Sungguh, peristiwa ini kali pertamanya ia takut dengan seseorang. Lebih tepatnya, hanya pria ini saja yang dari kecil sudah membuatnya takut. Dialah mimpi buruk Huo Weiwu.
"Kakiku terkilir, tidak nyaman. Komandan juga tidak ingin menikmati hubungan sex sendiri, bukan?" Huo Weiwu menolak baik-baik.
Gu Gaoting mengangkat dagu Huo Weiwu, "Kau butuh berapa lama untuk sembuh?"
"Satu minggu." Huo Weiwu terdiam sejenak, matanya berkedip lalu mengganti perkataannya, "Karena lukanya adalah patah tulang, mungkin sekitar 100 hari saja."
"Bagaimana kalau aku menyuruh dokter datang kesini untuk memeriksamu? Kita lihat dia bilang kau butuh berapa hari…."
"Sepuluh hari." Ujar Huo Weiwu dengan cepat. Dia tidak ingin jika dokter malah mengatakan hal yang tidak ingin disampaikan pada pria ini.
"Huo Weiwu, saat menjadi pasanganku, kau boleh cerewet, kau boleh manja, kau boleh menikmati hak istimewamu, tapi aku tidak mengizinkanmu untuk menipuku. Kau sudah berjanji 10 hari kemudian kita akan melakukannya, paham?"
Huo Weiwu mengerutkan alis.
Kalau dari awal Huo Weiwu tahu Gu Gaoting suka gadis yang cerewet, ia seharusnya bisa menolaknya. Tapi sekarang, bisakah ia melakukannya sepuluh hari kemudian?
Huo Weiwu melihat monster kecil di bawah perut Gu Gaoting, memikirkan tentang hawa dingin, lalu ia mengalihkan pandangannya dari situ.
Gu Gaoting menatap dalam-dalam Huo Weiwu dan memintanya duduk.
Huo Weiwu melihat pria itu mengambil kotak obat yang ada di atas lemari samping kamar tidur. Lalu ia duduk di ranjang.
Gu Gaoting memindahkan pergelangan kaki Huo Weiwu ke atas pahanya. Perlahan ia memijat daerah pergelangan kaki Huo Weiwu, lalu menyemprot bagian itu dengan obat putih dari Yunan. Setelah itu, kaki Hou Weiwu diperban kaku.
Huo Weiwu tidak biasa saat ada orang yang memegang kakinya, terlebih lagi di daerah yang dipegang oleh Gu Gaoting. Kakinya tiba-tiba terasa panas terbakar.
"Sudah selesai?" Huo Weiwu memutar kakinya.
Tiba-tiba ia tak berhati-hati menyenggol 'milik' Gu Gaoting.
Huo Weiwu pun tak berani bergerak.
Gu Gaoting menatap tajam Huo Weiwu. Setelah ia memperban kaki wanita itu, ia berkata dengan serius, "Lanjut? Kenapa tidak bergerak lagi? Sengaja atau tidak sengaja?"
"Tidak sengaja!" jelas Huo Weiwu, lalu menarik kakinya kembali.
"Kalau begitu, pakailah otakmu saat melakukan sesuatu. Kau membuatku marah tapi kau tidak sanggup menanggungnya. Jangan menggunakan ketidaktahuanmu untuk menguji kesabaranku. Kalau kau membuatku marah besar, bantu aku untuk meredakannya, paham?" Kata Gu Gaoting dengan suara berat.