Huo Weiwu tidak ingin menikah, tapi menikah sembunyi-sembunyi. Ia hanya tidak ingin mati dengan sebab yang tak bisa dijelaskan seperti ketiga tunangan Gu Gaoting sebelumnya.
Huo Weiwu mendorong Gu Gaoting. Karena tenaga pria itu terlalu besar. Sayangnya gadis ini bukanlah tandingan Gu Gaoting. ia membuka mata dan melihat dalam-dalam mata Gu Gaoting yang dingin.
Karena jarak mereka yang terlalu dekat, mata Huo Weiwu sampai juling melihat Gu Gaoting. Gadis ini menutup mata karena tidak tahan dengan pandangan tajam lelaki ini.
Gu Gaoting mengerutkan alis dan kembali melahap bibir Huo Weiwu. Di dalam mulut, ia bernafas ganas, giginya menggigit ringan, dan gatal ingin sekali menelan Huo Weiwu sampai ke perutnya.
Dulu, Gu Gaoting tidak peduli dengan latar belakang orang yang akan menjadi tunangannya, bahkan mereka mati dengan sebab yang tidak bisa dijelaskan. Gu Gaoting yang dulu, tidak memiliki banyak perasaan. Ia yang dulu adalah pribadi yang dingin, keras, dan tidak berperasaan. Ia benar-benar tidak peduli dengan tunangannya. Tapi sekarang, ia peduli.
Gu Gaoting melepas ciumannya pada bibir Huo Wiewu. Ia mundur sepuluh sentimeter, lalu berkata dengan dingin, "Ingat, pernikahan sembunyi-sembunyi juga pernikahan. Pernikahan tentara tidak boleh retak. Jangan melakukan hal yang membuat diri sendiri menyesal, paham?"
Huo Weiwu memandang Gu Gaoting dengan penuh ragu. Ternyata, pada akhirnya Gu Gaoting setuju menikah dengan cara sembunyi-sembunyi.
Tiba-tiba ada sesuatu yang datang, suaranya sampai membuat otak berdengung.
Suara berisik tersebut adalah suara mesin pesawat.
Huo Weiwu mengerutkan alis, "Kau mengirim helikopter ya? Mengganggu orang lain saja."
"Kalau tidak, bagaimana bisa mereka sampai dalam waktu 10 menit!" kata Gu Gaoting dengan cepat. "Kamar mandimu bisa digunakan, kan?" tanya Gu Gaoting.
"Hah?" Huo Weiwu melihat ke arah perut bawah Gu Gaoting.
Hanya saja, Gu Gaoting tidak memperlihatkan pada Huo Weiwu secara jelas. Ia pun berbalik badan kemudian membuka pintu kamar mandi Huo Weiwu.
Tidak lama kemudian
Bibi Long membawa dua orang pembantu masuk ke apartemen Huo Weiwu. Dengan cekatan, dua orang pembantu itu membersihkan apartemen.
Bibi Long mencuci apel, pear, anggur, pisang, kelengkeng, kemudian ia tersenyum sambil meletakkan buah-buahan itu di atas meja teh.
Huo Weiwu memetik sebuah anggur, lalu meletakkannya di bibir. Ia mengawasi Bibi Long yang menghampiri kulkasnya, lalu mengeluarkan bir dari dalam kulkas itu.
"Eh, jangan sentuh bir-bir itu." seru Huo Weiwu.
"Jangan hanya bir saja, tapi berikan juga mie instannya padaku. Biar kubuang." Pinta Gu Gaoting yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Gu Gaoting, kau seperti ayam yang mengambil sarang burung lain dengan paksa. Atas dasar apa kau membuang barangku?" Huo Weiwu menyangkal sambil melebarkan matanya.
"Ini semua makanan sampah yang tidak baik untuk kesehatanmu. Itu alasannya." Ujar Gu Gaoting serius.
"Kalau kau membuang semua itu, aku makan apa?!" Huo Weiwu menjawabnya dengan penuh emosi.
"Bibi Long akan merawatmu tiga kali sehari, atau kau ingin pindah ke rumahku juga boleh. Seharusnya, kau harus pergi denganku." Ujar Gu Gaoting dingin.
Huo Weiwu tertawa mencibir. ia tersenyum sinis sambil menutup mulut, bersandar di sofa, memencet remot, menyalakan TV. Suasana hatinya saat ini sungguh sedang kesal.
Gu Gaoting mengeratkan pakaian mahalnya. Sambil wajahnya tidak berekspresi, ia memerintah, "Aku akan kembali malam hari. Tunggu aku di sini. Aku pergi naik helikopter. Kutitipkan mobilku padamu."
Huo Weiwu tidak suka diatur oleh orang lain. Pandangannya hanya fokus mengarah pada layar TV, "Aku punya mobil." Singkat Huo Weiwu dengan cepat tanpa peduli.
"Fungsi keselamatan mobilmu sangat rendah. Aku harus memastikan dirimu aman." Gu Gaoting tidak mentoleransi penolakan Huo Weiwu.
Huo Weiwu tidak sabar, dengan sinis mengatakan, "Mobilmu yang itu tidak ada plat nomornya. Belum jauh aku mengendarainya, aku bisa ditilang polisi. Apakah aku akan aman jika mendekam di penjara?"
"Letnan Shang akan memberimu plat nomor. Kalau ada masalah, kau bisa hubungi aku." Ujar Gu Gaoting dengan sangat dingin, lalu membuka pintu dan pergi.
Huo Weiwu menendang tempat sampah sekuat tenaga, melampiaskan amarah yang tertahan dalam diri.
Bibi Long mengambil tempat sampat itu, ia tersenyum, "Nyonya jangan marah. Letnan Shang dan saya datang kemari benar-benar untuk membantu anda memasang plat nomor."
Melihat senyum Bibi Long, Huo Weiwu jadi sungkan, "Lain kali kalau aku menendang tempat sampah, biar aku sendiri saja yang membereskannya."
"Baik." Bibi Long mendapati cabai kecil ini terlihat jahat, tapi sebenarnya hatinya baik.
Huo Weiwu pergi melihat plat nomor yang dipasang di mobil Humvee itu. Di sana tertulis plat NB111.
Kenapa Gu Gaoting tidak menggantinya jadi 74110?! Huo Weiwu seketika memiliki rasa ingin memuntahkan darah.