Chereads / Sajadah Merah / Chapter 5 - Episode 5: pak tani bertopi

Chapter 5 - Episode 5: pak tani bertopi

Sajadah merah episode 5: Pak tani bertopi

Setelah mandi Fira merasakan tubuhnya lebih segar dan dia juga sudah wudhu jadi siap untuk melaksanakan sholat, tapi kakinya seperti menancap di atas lantai melihat pria yang kini menjadi suaminya menatapnya dengan tatapan lapar, ia mundur kebelakang untuk menghindari terkaman sang suami, dia tidak tahu saja kalau tatapan mata pria itu bukan lapar tapi ingin menerkam cicak yang entah dari mana bisa nemplok di dinding.

"Ja-jangan mendekat." Gadis itu mendadak gagap bahkan jantungnya berdebar tidak karuan, apa lagi bagian depan kemeja pria itu tidak dikancing hingga terlihatlah bentut tubuh sempurna.

Maulana menaikkan sebelah alisnya, ia sama sekali tidak mengerti kenapa gadis itu terlihat ketakutan seperti itu, melarangnya untuk mengambil cicak di dinding,"Ada apa?"

"Ingat ya! Aku tidak akan tergoda dengan tubuh sempurnamu itu." Fira meletakkan kedua tangannya di depan seperti perisai kalau bahaya datang mengancam. Pria itu semakin bingung, ia pun memperhatikan tubuhnya, biasa saja tidak ada sesuatu yang ditunjukkan hanya bagian tubuh atas itu pun juga masih tertutup kemeja meski tidak sempurna karena ketika mau ganti baju dirinya melihat seekor cicak jadi ingin mengambilnya, tidak ada yang memiliki niat untuk menggoda.

"Oh…"

Maulana tetap melangkah perlahan seperti mendekati istrinya padahal tidak hingga membuat gadis itu semakin tegang,"Berhenti! Jangan kira kau bisa menyuruh pak tani bertopi dipenuhi rumput itu masuk dalam goaku," teriak Fira sambil menutupi kedua matanya.

"Istriku, sebenarnya kamu itu kenapa? Kau seperti orang mau diperkosa saja, suamimu ini hanya ingin mengambil cicak itu untuk dibunuh, karena itu sunah.

Barang siapa yang membunuh cicak sekali pukul, maka dituliskan baginya pahala seratus kebaikan. Barang siapa memukulnya lagi, maka baginya pahala yang kurang dari pahala pertama. Barang siapa memukulnya lagi, maka baginya pahala lebih kurang dari yang kedua," (HR Muslim). Lalu apa itu pak tani bertopi dipenuhi rumput?" tanya Maulana tidak mengerti.

"Pak tani bertopi dipenuhi rumput itu bisa berdiri tegak kalau disentuh atau dibelai dengan lemah lembut, tapi seperti tak bersemangat dan sangat pendek kalau hanya didiamkan," jelas Fira sambil memalingkan wajahnya enggan memandang wajah sang suami bahkan mungkin tak mampu memandang karena tinggi mereka berbeda jauh. Tinggi Fira hanya 155 cm sedang Maulana 190 cm. Meski pria itu memiliki pengetahun cukup tinggi tapi kenapa istilah pak tani bertopi dipenuhi rumput itu sangat asing di telinganya.

"Sayang-." Belum sempat dia melanjutkan kalimatnya Fira sudah memotongnya terlebih dulu.

"Sudah-sudah! Bukankah tadi kau menyuruhku sholat berjamaah denganmu, sekarang ayo sholat! Kamu itu, bukannya seharusnya sudah siap malah masih menggoda gadis moda," omelnya dan langsung mengambil baju dalam kopernya.

"Ingat ya! Jangan balik badan, dosa tahu memandang wanita," lanjutnya.

Maulana menggelengkan kepala, ya kalau yang dipandang wanita bukan mukhrim, tapi gadis itu adalah istri sahnya jadi tidak ada salahnya kalau dirinya memandangnya bahkan menggaulinya juga bebas.

إن الرجل إذا نظر إلى امرأته ونظرت إليه نظر الله إليهما نظرة رحمة فإذا أخذ بكفها تساقطت ذنوبهما من خلال أصابعهما

"Apabila seorang suami memandang istrinya dan istrinya memandang suaminya maka Allah akan memandang keduanya dengan pandangan rahmat (kasih sayang). Dan jika suami memegang tangan istrinya maka dosa keduanya akan berguguran dari celah jari-jarinya. Itu ayat yang menjelaskan bahwa apa yang kau katakan tidak benar, istriku. Jika suamimu ini memandangmu meski kau tanpa sehelai benang itu tidak dosa justru akan mendatangkan rahmat bagi Allah, bukan hanya sekedar memandang bahkan mendangi istrinya dengan syahwat itu juga tidak dosa.

Dari Abu Dzar Al-Ghifari, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

وَفِى بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ ». قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَأْتِى أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ قَالَ « أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِى حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيهَا وِزْرٌ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِى الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ »

"Hubungan badan antara kalian (dengan isteri atau hamba sahaya kalian) adalah sedekah. Para sahabat lantas ada yang bertanya pada Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam, 'Wahai Rasulullah, apakah dengan kami mendatangi istri kami dengan syahwat itu mendapatkan pahala?' Beliau menjawab, 'Bukankah jika kalian bersetubuh pada yang haram, kalian mendapatkan dosa. Oleh karenanya jika kalian bersetubuh pada yang halal, tentu kalian akan mendapatkan pahala." Perlahan Maulana melangkah mendekati istrinya, gadis itu terlihat kesusahan mengancingkan resleting bagian belakangnya, ia pun membantu sang istri tentu saja membuat gadis itu terkejut. Setelah bajunya selesai dikancing sepenuhnya, Fira membalikkan tubuhnya dan mengangkat tengan hendak menampar Maulana, tapi pria itu dengan lembut menangkap tangan istrinya lalu menariknya kedalam pelukannya lalu mencium keningnya dengan penuh kasih sayang.

قَلَّ يَوْمٌ – إِلاَّ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَدْخُلُ عَلَى نِسَائِهِ فَيَدْنُو مِنْ كُلِّ امْرَأَةٍ مِنْهُنَّ فِى مَجْلِسِهِ فَيُقَبِّلُ وَيَمَسُّ مِنْ غَيْرِ مَسِيسٍ وَلاَ مُبَاشَرَةٍ. قَالَتْ ثُمَّ يَبِيتُ عِنْدَ الَّتِى هُوَ يَوْمُهَا

"Jarang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak melakukan rutinitas menemui istri-istrinya, lalu mendekat ke mereka, mencium mereka, membelai mereka tanpa hubungan badan dan bercumbu. Kemudian beliau tidur di rumah istri yang menjadi gilirannya. (HR. Daruquthni 3781. " Matanya menatap Fira penuh kasih sayang, tidak sedikit ada amarah dalam pancaran mata pria itu.

Fira terdiam menerima semua perlakukan lembut suaminya tersebut, kenapa pria itu selalu memperlakukannya dengan sangat lembut meski dirinya selalu bersikap kurang ajar,"Memang benar jika seorang pria memandang tubuh wanita itu dosa, tapi itu untuk pria yang tidak memiliki ikatan darah atau ikatan kekeluargaan, sedang aku. Aku ini suamimu, aku bebas melakukan apapun terhadapmu, jadi jangan pernah lagi mengangkat tangan kecilmu ini untuk menamparku. Kau tidak mau bukan, tangan kesayangamu ini terbakar api neraka? Tapi boleh saja kalau untuk menampar pria hidung belang di luar sana." Maulana dengan lembut mengecup punggung tangan gadis itu.

"Baiklah, terserah kau saja. Sekarang aku mau wudhu lagi, kau juga segeralah pakai baju yang lengkap, jangan menampakkan aurat lagi di depanku," balas Fira membalikkan tubuhnya karena malu, wajahnya sudah memerah sempurna bahkan sialnya hidungnya ikut mengeluarkan darah sangking terpesonanya melihat tubuh sang suami padahal hanya sebatas dada hingga perut apa lagi kalau yang lain.

Maulana sekali lagi dibuat heran, aurat? Bukankah dia masih memakai celana lengkap? Kemejanya saja masih terpasang hanya tidak terkancing bagian depan, sebenarnya istrinya tahu atau tidak uarat seorang pria.

"Baiklah, aku ganti baju dulu lalu wudhu." Pria itu membalikkan tubuhnya lalu melangkahkan kaki masuk dalam kamar mandi.

Setelah suaminya tidak ada, Fira segera mengambil tisu lalu menutup lubang hidungnya, sungguh memalukan bagaimana mungkin dirinya yang seorang gadis bisa berpikir semesum itu terhadap seorang pri bahkan berpikir kalau mereka melakukan hubungan suami istri.